Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 GURU LOMBOK KALAWAT Dajoh, Thessalonika Zeffanya; Malonda, Nancy S. H; Sanggelorang, Yulianty
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.44649

Abstract

Pertumbuhan dan perkembangan pesat selama masa remaja menuntut kebutuhan gizi yang optimal, namun berbagai faktor gaya hidup modern seringkali menimbulkan masalah status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dan intensitas penggunaan media sosial dengan status gizi pada pelajar di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Guru Lombok Kalawat. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif observasional analitik dengan desain cross-sectional yang dilaksanakan pada Juni hingga Agustus 2024. Sebanyak 91 siswa kelas 10 dan 11 dipilih sebagai responden menggunakan teknik systematic random sampling. Data status gizi diperoleh dari pengukuran berat dan tinggi badan (IMT/U), aktivitas fisik diukur menggunakan kuesioner International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) Long Form, dan intensitas penggunaan media sosial menggunakan kuesioner Social Networking Time Use Scale (SONTUS). Analisis data untuk menguji hubungan antar variabel menggunakan uji Fisher’s Exact Test. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan status gizi (p=0,001), di mana tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi berkaitan dengan status gizi yang lebih baik. Sebaliknya, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan media sosial dengan status gizi (p=0,319) pada populasi studi ini. Kesimpulannya, aktivitas fisik merupakan faktor penting yang berhubungan dengan status gizi pelajar di SMAN 1 Guru Lombok Kalawat, sementara intensitas penggunaan media sosial saja tidak menunjukkan korelasi langsung, yang mengindikasikan perlunya penelitian lebih lanjut mengenai peran kompleks media sosial dan faktor lainnya.
Pengetahuan Gizi dan Pola Makan pada SIswa SMA di Kabupaten Morowali Utara Tamehi, Vera Grisela; Malonda, Nancy S. H.; Sanggelorang, Yulianty
Jurnal Dunia Kesmas Vol 13, No 1 (2024): Volume 13 Nomor 1
Publisher : Persatuan Dosen Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v13i1.13028

Abstract

Pentingnya pengetahuan gizi seimbang terhadap pola makan seseorang didasari oleh fakta bahwa ilmu gizi seimbang mampu memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat untuk bisa memahami penggunaan makanan yang baik dengan tujuan memperbaiki nutrisi. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi seimbang dengan pola makan berdasarkan jenis, frekuensi dan jumlah makanan peserta didik di SMAN 1 Lembo Kecamatan Lembo Kabupaten Morowali Utara. Metode penelitian yang dipakai adalah survei analitik dan studi cross sectional yang dilakukan di bulan Mei-November 2021. Populasi adalah seluruh peserta didik putri kelas XI yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 88 orang. Instrumen yang dipakai yaitu kuesioner Semi-FFQ dan kuesioner pengetahuan gizi seimbang. Analisis data memakai uji Chi Square (α = 0,05). Hasil penelitian memperlihatkan nilai p-value = 0,702; p-value = 0,552; dan p-value = 0,684. Hasil penelitian menyimpulkan tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi seimbang dengan pola makan berdasarkan jenis makanan, tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi seimbang dengan pola makan berdasarkan frekuensi makanan, serta tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi seimbang dengan pola makan berdasarkan jumlah makanan.Kata kunci: pengetahuan gizi seimbang, pola makan 
PENINGKATAN KAPASITAS KADER POSYANDU TERKAIT PEMBERIAN MAKANAN BAYI DAN ANAK Kapantow, Nova; Sanggelorang, Yulianty; Rumayar, Adisti Aldegonda
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 8 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/tkrg.v8i1.644

Abstract

Asupan makanan yang tidak adekuat merupakan salah satu penyebab malnutrisi pada anak. Sehingga menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan asupan makanan yang tepat dan sesuai untuk tumbuh kembang yang optimal. Pemberian makanan yang sesuai untuk bayi dan anak (PMBA) sejak lahir hingga usia dua tahun merupakan langkah awal yang krusial dalam upaya mencapai tujuan tersebut. Untuk mendukung upaya tersebut, Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini dirancang dengan tujuan meningkatkan kapasitas kader Posyandu terkait praktik PMBA yang tepat dan sesuai. Melalui metode penyuluhan langsung dan tutorial serta diskusi evaluatif, kegiatan PKM ini berhasil meningkatkan kemampuan kader Posyandu dalam PMBA yang optimal. Dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk keberhasilan upaya kesehatan, termasuk dalam implementasi praktik PMBA yang tepat. Dengan demikian, kegiatan semacam ini dapat menjadi salah satu langkah strategis dalam upaya preventif berbagai masalah gizi Inadequate food intake is one of the leading causes of malnutrition in children. Hence, it is crucial to ensure that children receive appropriate and sufficient nutrition for optimal growth and development. The provision of proper infant and young child feeding (IYCF) from birth to two years of age is a critical initial step in achieving this goal. To support these efforts, this Community Partnership Program (CPP) was designed with the aim of enhancing the capacity of Posyandu cadres in practicing appropriate and adequate IYCF. Through direct counseling methods, tutorials, and evaluative discussions, this CPP activity successfully improved the ability of Posyandu cadres in optimal IYCF practices. Support from various stakeholders is essential for the success of health initiatives, including the implementation of appropriate IYCF practices. Therefore, activities like this can be seen as a strategic step in preventing various nutritional problems.
OPTIMALISASI PERAN REMAJA DALAM PENCEGAHAN STUNTING MELALUI EDUKASI KESEHATAN DAN PENGKAJIAN STATUS GIZI Sanggelorang, Yulianty; Sebayang, F. Ari Anggraini; Rumayar, Adisti; Masengi, Angelina Stevany Regina
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/tkrg.v8i2.668

Abstract

Stunting, a manifestation of chronic malnutrition, affects cognitive abilities, academic performance, physical health, and economic potential. The persistence of stunting cases in North Sulawesi, particularly in North Minahasa Regency, becomes a significant issue that requires urgent attention. Health education for adolescents has been proven as an effective intervention in preventing various nutritional problems, including stunting. This Community Partnership Program (CPP) was conducted through health education and anthropometric measurements at SMP Advent Wineru and MTs Biharul Ulum, involving students from these two schools. The CPP activities comprised four stages: preparation, pre-test, health education and anthropometric measurement, and post-test. The education sessions covered basic concepts of stunting, related factors, and the role of adolescents in stunting prevention. Meanwhile, the anthropometric measurements, including weight and height, were conducted to determine nutritional status using the BMI-for-age index. A total of 57 students participated in the program. The results indicated a significant difference of students’ knowledge about stunting, before and after the health education (p-value < 0.05). The anthropometric measurements revealed that 73.7% of the students had normal nutritional status, although issues of undernutrition and overnutrition were still present. This PKM successfully enhanced adolescents' knowledge about stunting and specifically identified nutritional problems within the student population at both locations. Sustainable education and interventions are necessary to improve adolescent health and prevent stunting in the future. Stunting, manifestasi dari kekurangan gizi kronis, berdampak pada kemampuan kognitif, prestasi belajar, kesehatan fisik, dan ekonomi. Masih ditemukannya anak stunting di Sulawesi Utara, khususnya di Kabupaten Minahasa Utara, menjadi permasalahan yang perlu untuk ditanggulangi. Edukasi kesehatan pada remaja menjadi salah satu intervensi yang terbukti efektif dalam dalam pencegahan berbagai masalah gizi, termasuk stunting Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dilakukan melalui edukasi kesehatan dan pengukuran antropometri di SMP Advent Wineru dan MTs Biharul Ulum dengan peserta siswa dari kedua sekolah ini. Kegiatan PKM terdiri dari empat tahap: persiapan, pre-test, edukasi kesehatan dan pengukuran antropometri, serta post-test. Penyuluhan meliputi konsep dasar stunting, faktor terkait, dan peran remaja dalam pencegahan stunting. Pengukuran antropometri, berat dan tinggi badan, dilakukan untuk menentukan status gizi menggunakan indeks IMT/U. Sebanyak 57 siswa berpartisipasi dalam kegiatan ini. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan siswa tentang stunting pada saat sebelum dan setelah edukasi kesehatan (p-value < 0.05). Pengukuran antropometri menunjukkan bahwa 73.7% siswa memiliki status gizi normal, namun masih terdapat masalah gizi kurang dan lebih. PKM ini berhasil meningkatkan pengetahuan remaja tentang stunting dan mengidentifikasi secara spesifik masalah gizi pada populasi siswa di kedua lokasi kegiatan. Edukasi berkelanjutan dan intervensi diperlukan untuk meningkatkan kesehatan remaja dan mencegah stunting di masa depan
HUBUNGAN RIWAYAT IMUNISASI DASAR DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBOKEN Oktavia, Anggriani; Punuh, Maureen I.; Sanggelorang, Yulianty
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.48051

Abstract

Masalah gizi pada balita masih menjadi isu krusial dalam bidang kesehatan masyarakat di Indonesia, sekaligus mencerminkan tingkat kesejahteraan suatu bangsa. Salah satu aspek yang berperan dalam menentukan status gizi balita adalah riwayat pemberian imunisasi dasar. Ketidaktuntasan dalam pemberian imunisasi dapat meningkatkan risiko anak terserang penyakit infeksi seperti campak, tuberkulosis, dan difteri, yang berpotensi mengganggu proses penyerapan nutrisi dan menghambat pertumbuhan anak secara optimal. Oleh sebab itu, tercapainya cakupan imunisasi dasar yang memadai dianggap sebagai langkah strategis dalam upaya pencegahan gangguan gizi. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara status imunisasi dasar dengan kondisi gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Remboken. Studi ini yakni kuantitatif mempergunakan desain penelitian observasional analitik menerapkan cross-sectional study. Populasi di studi ini ialah balita 12-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Remboken, banyaknya sampel yakni 91 balita yang dipilih melalui teknik berupa probability sampling melalui metode sampel acak sederhana. Instrumen yang dipergunakan pada studi ini berupa kuesioner, pengukuran antropometri, serta data dari buku KIA. Analisis data di studi ini mempergunakan uji statistik chi square. Hasil studi memperlihatkan bahwasannya ada korelasi signifikan antara riwayat imunisasi dasar dan status gizi sesuai indeks BB/U (p = 0,039) serta PB/U atau TB/U (p = 0,012). Temuan dari penelitian ini mengindikasi terdapat hubungan antara riwayat imunisasi dasar dengan status gizi balita, berdasarkan indeks BB/U dan PB/U atau TB/U.
HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBOKEN Larobu, Eunike Sherenia; Malonda, Nancy Swanida Henriette; Sanggelorang, Yulianty
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.48145

Abstract

Balita ialah kelompok usia yang rawan gizi, dikarenakan dalam pertumbuhan perkembangan kelompok ini membutuhkan lebih banyak zat gizi, sehingga jika asupan zat gizi kurang maka bisa berisiko mengalami gangguan gizi. Salah satu penyebab timbulnya gangguan gizi yaitu asupan makanan yang diberikan dalam hal ini tak sesuainya pemberian MP-ASI dengan usia beserta kebutuhan bayi yang bisa berdampak pada status gizi balita. Tujuan dari penelitian ini yakni guna mengetahui adanya hubungan antara pemberian MP-ASI dengan status gizi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Remboken. Sifat penelitian ini yakni observasional analitik disertai desain penelitian studi potong lintang (cross sectional study). Populasi penelitiannya mencakup 560 balita umur 12-59 bulan dengan total sampel 91 balita, dengan teknik pengambilan sampel berupa probability sampling melalui metodologi simple random sampling. Instrumen penelitiannya mencakup kuesioner Child Feeding Questionaire(CFQ) beserta pengukuran antropometri. Data penelitian dianalisis melalui uji statistik chi square. Hasil dari penelitian ini yaitu status gizi menurut indeks BB/U berkorelasi dengan pemberian MP-ASI disertai nilai p value = 0,000, dan menurut indeks PB/U atau TB/U dengan nilai p value = 0,000. Namun, status gizi menurut indeks BB/PB atau BB/TB tak berkorelasi dengan pemberian MP-ASI disertai nilai p value = 0,169.
Hubungan antara pola asuh dengan status gizi pada balita Payuk, Aprilyana Tandi; Sanggelorang, Yulianty; Punuh, Maureen Irinne
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 6 (2025): Volume 19 Nomor 6
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i6.1193

Abstract

Background: Nutritional problems remain a crucial public health challenge in Indonesia, including in the working area of Remboken Public Health Center, Minahasa Regency. Parenting practices, particularly feeding behavior and child care, are known to influence the nutritional status of toddlers. Purpose: To analyze the relationship between parenting patterns and the nutritional status of toddlers. Method: A cross-sectional study was conducted involving 91 toddlers selected through simple random sampling. Data were collected using a structured questionnaire to assess feeding and caregiving practices, and anthropometric measurements were performed to determine nutritional status based on z-scores: weight-for-age (W/A), height-for-age (H/A), and weight-for-height (W/H). Data were analyzed using Fisher's Exact Test and Chi-square test. Results: There was a significant relationship between feeding practices and nutritional status based on W/A (p = 0.044) and H/A (p = 0.000), but no significant relationship with W/H (p = 1.000). Similarly, caregiving practices were significantly associated with W/A (p = 0.030) and H/A (p = 0.000), but not with W/H (p = 0.092). Conclusion: The results highlight the importance of improving feeding and caregiving practices to enhance children's nutritional status, particularly in addressing underweight and stunting among toddlers. Suggestion: Parents, especially mothers, need to adopt more responsive feeding and caregiving practices. Meanwhile, public health centers are expected to enhance education and provide support to families at risk of stunting, focusing on nutrition, hygiene, immunization, and psychosocial support.   Keywords: Feeding Practices; Parenting Patterns; Toddler Nutritional Status   Pendahuluan: Masalah gizi masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat yang krusial di Indonesia, termasuk di wilayah kerja Puskesmas Remboken, Kabupaten Minahasa. Praktik pengasuhan, khususnya perilaku pemberian makan dan pengasuhan, diketahui memengaruhi status gizi balita. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan antara pola asuh dan status gizi balita. Metode: Studi cross-sectional yang melibatkan 91 balita yang dipilih melalui pengambilan sampel acak sederhana. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner terstruktur untuk menilai praktik pemberian makan dan praktik merawat balita, juga dilakukan pengukuran antropometri untuk menentukan status gizi berdasarkan z-score berat badan menurut usia (BB/U), z-score tinggi badan menurut usia (TB/U), dan z-score berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Fisher-exact dan uji Chi-kuadrat. Hasil: Menunjukkan hubungan yang signifikan antara praktik pemberian makan dan status gizi berdasarkan BB/U (p value = 0.044) dan TB/U atau PB/U (p value = 0.000), tetapi tidak ada hubungan yang signifikan dengan BB/TB atau BB/PB (p value = 1.000). Demikian pula, praktik merawat anak secara signifikan berhubungan dengan BB/U (p value = 0,030) dan TB/U atau PB/U (p value = 0.000), tetapi tidak dengan BB/TB atau BB/PB (p value = 0.092). Simpulan: Hasil penelitian ini menegaskan pentingnya peningkatan praktik pemberian makan dan merawat anak untuk meningkatkan status gizi, terutama dalam mengurangi masalah underweight dan stunting pada balita. Saran: Orang tua, terutama ibu, perlu meningkatkan praktik pemberian makan responsif dan perawatan untuk balita, sementara pusat kesehatan masyarakat diharapkan meningkatkan pendidikan dan memberikan dukungan bagi keluarga yang berisiko stunting dengan fokus pada nutrisi, kebersihan, imunisasi, dan dukungan psikososial.   Kata Kunci: Pola Asuh; Praktik Pemberian Makan; Status Gizi Balita.
Hubungan aktivitas fisik dengan status gizi pada peserta didik SMP Hullah, Muhammad Rosyad; Punuh, Maureen Irinne; Sanggelorang, Yulianty
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 7 (2025): Volume 19 Nomor 7
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i7.1246

Abstract

Background: Adolescents are a group vulnerable to nutritional problems. The main factor behind this is that adolescence is a period of accelerated growth and development, often accompanied by changes in eating habits and lifestyle. Although each adolescent has different demands, activity levels begin to increase significantly as they approach junior high school. Adolescents' nutritional status is influenced by various factors, including eating habits, economic conditions, cultural background, and physical activity levels. Physical activity is defined as any form of bodily movement that increases energy expenditure, thus playing a role in maintaining energy balance and preventing the risk of excess weight. Purpose: To analyze the relationship between physical activity and nutritional status of students in junior high school. Method: This quantitative research with an analytical observational design employed a cross-sectional approach. The study was conducted from March to July 2025 at Pineleng 2 Public Junior High School, involving 77 respondents in grades VII and VIII. The research instruments included the International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) and the SECA height and weight measurement tool. Data were analyzed using univariate and bivariate methods, with Fisher's exact test for correlation between variables. Results: some respondents had active physical activity totaling 69 respondents and for good nutritional status totaling 58 respondents. Conclusion: There is a relationship between physical activity and nutritional status with a p value = 0.019 (p<0.05).   Keywords: Adolescents; Nutritional Status; Physical Activity.   Pendahuluan: Remaja termasuk dalam kelompok yang rentan terhadap masalah gizi. Faktor utama yang melatarbelakangi hal ini adalah masa remaja merupakan periode percepatan pertumbuhan dan perkembangan, yang sering kali diiringi dengan perubahan kebiasaan makan dan pola hidup. Meskipun setiap remaja mempunyai tuntutan yang berbeda, tingkat aktivitas pada usia remaja akan mulai cukup meningkat ketika mendekati usia Sekolah Menengah Pertama. Status gizi remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kebiasaan makan, kondisi ekonomi, latar belakang budaya, dan tingkat aktivitas fisik. Aktivitas fisik didefinisikan sebagai segala bentuk gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran energi, sehingga berperan dalam menjaga keseimbangan energi dan mencegah risiko kelebihan berat badan. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dan status gizi peserta didik di SMP. Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain observasional analitik menggunakan pendekatan cross sectional study. Penelitian dilaksanakan pada Maret–Juli 2025 di SMP Negeri 2 Pineleng dengan melibatkan 77 responden kelas VII dan VIII. Instrumen penelitian meliputi kuesioner International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) serta alat ukur tinggi badan dan berat badan merk SECA. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat, dengan uji hubungan antar variabel menggunakan uji Fisher’s Exact Test. Hasil: Sebagian responden memiliki aktivitas fisik aktif berjumlah 69 responden dan untuk status gizi baik berjumlah 58 responden. Simpulan: Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi dengan nilai p = 0.019 (p<0.05).   Kata Kunci: Aktivitas Fisik; Remaja; Status Gizi.
Kebiasaan sarapan dan status gizi pelajar SMP Makanoneng, Gwyneth Gwendellyn; Musa, Ester Candrawati; Sanggelorang, Yulianty
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 7 (2025): Volume 19 Nomor 7
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i7.1245

Abstract

Background: According to the Global Nutrition Report, rates of malnutrition among adolescents have declined, but cases of obesity and overweight have increased significantly. In 2019, an estimated 15.1% of adolescents were obese, while 5.7% were classified as underweight. This situation creates a nutritional problem known as the "triple burden of malnutrition," a combination of undernutrition, overweight, and micronutrient deficiencies. Breakfast habits are one factor influencing nutritional status. Purpose: To determine the relationship between breakfast habits and nutritional status in junior high school students. Method: This quantitative, observational, and analytical study used a cross-sectional study design conducted at Pineleng 2 Public Junior High School, Minahasa Regency, involving 77 respondents. The variables in this study were breakfast habits and nutritional status. Data were collected through anthropometric measurements (weight and height) to determine BMI/A, followed by Z-scores and a non-sequential 2x24-hour breakfast habits and food recall questionnaire. Data analysis was performed univariately and bivariately using Fisher's exact test through the Statistical Program for Social Sciences to see the relationship between variables. Results: The majority of respondents (75.3%) had normal nutritional status, while 24.7% were categorized as abnormal (underweight, overweight, or obese). Ninety-four percent of students had frequent breakfast habits (≥4 times/week), and 5.2% had infrequent breakfast habits (<4 times/week). Students with good breakfast habits were mostly those with normal nutritional status (p=0.044) (p<0.05). Conclusion: There is a relationship between breakfast habits and nutritional status. Good breakfast habits are a determining factor in students' nutritional status. Regular and nutritious breakfasts help meet daily nutritional needs while maintaining ideal nutritional status according to body mass index and age. In addition to breakfast habits, other important factors influencing nutritional status include a balanced diet and general health. Suggestion: Future researchers are encouraged to conduct research on the factors influencing breakfast habits, macronutrient intake, and nutritional status of school students.   Keywords: Breakfast Habits; Lessons; Nutritional Status.   Pendahuluan: Berdasarkan laporan Global Nutrition Report, angka kekurangan gizi pada remaja memang menurun, tetapi kasus obesitas dan kelebihan berat badan justru mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2019, diperkirakan 15.1% remaja mengalami obesitas, sedangkan 5.7% tergolong kekurangan berat badan. Kondisi ini menimbulkan masalah gizi yang disebut "triple burden of malnutrition", yaitu kombinasi antara kurang gizi, kelebihan berat badan, dan defisiensi mikronutrien. Kebiasaan sarapan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi status gizi. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan sarapan dengan status gizi pada pelajar SMP. Metode: Penelitian kuantitaif yang bersifat observasional analitik dengan menggunakan desain atau rancangan cross sectional study yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Pineleng, Kabupaten Minahasa dengan melibatkan 77 responden. Variabel dalam penelitian ini adalah kebiasaan sarapan dan status gizi. Data dikumpulkan melalui pengukuran antropometri (berat badan dan tinggi badan) untuk mengetahui IMT/U, dilanjutkan dengan Z-score serta kuesioner kebiasaan sarapan dan food recall 2x24 jam secara tidak berurutan. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji Fisher’s exact test melalui program Statistical Program for Social Sciences untuk melihat hubungan antara variabel. Hasil: Sebagian besar responden 75.3% memiliki status gizi normal, sementara 24.7% termasuk dalam kategori tidak normal (kurus, gemuk, atau obesitas). Sebanyak 94.8% siswa memiliki kebiasaan sarapan yang sering (≥4 kali/minggu), dan sebanyak 5.2% siswa memiliki kebiasaan sarapan yang jarang (<4 kali/minggu). Siswa yang memiliki kebiasaan sarapan yang baik didominasi dengan status gizi normal (p=0.044) (p<0.05). Simpulan: Terdapat hubungan antara kebiasaan sarapan dengan status gizi. Kebiasaan sarapan yang baik merupakan salah satu faktor penentu status gizi siswa. Sarapan yang teratur dan bergizi membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian sekaligus mempertahankan status gizi ideal sesuai indeks massa tubuh dan kategori usia. Selain kebiasaan sarapan, faktor penting lain yang turut memengaruhi status gizi meliputi pola makan seimbang dan kondisi kesehatan secara umum. Saran: Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian terkait tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan sarapan pagi, asupan zat gizi makronutrien dan status gizi siswa di sekolah.   Kata Kunci: Kebiasaan Sarapan; Pelajaran; Status Gizi.
Analisis hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian wasting pada balita usia 6-12 bulan Manangkot, Regina Hanna; Sanggelorang, Yulianty; Malonda, Nancy Swanida Henriette
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 7 (2025): Volume 19 Nomor 7
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i7.1274

Abstract

Background: Introduction: Wasting is a condition characterized by rapid weight loss or inability to gain weight, often reflecting acute malnutrition. Purpose: To identify and analyze the relationship between exclusive breastfeeding and wasting in toddlers aged 6 to 12 months. Method: This quantitative study used an observational analytical design and a cross-sectional approach. The population consisted of 90 toddlers aged 6-12 months living in Warembungan, Pineleng Satu, Pineleng Satu Timur, Pineleng Dua, and Pineleng Dua Indah villages. The sampling technique used total sampling. Data were collected using a questionnaire that explored exclusive breastfeeding history and anthropometric measurements to determine wasting status based on weight-for-height (BW/H) indicators according to WHO standards. Results: A total of 52.2% of toddlers were not exclusively breastfed, and 4.4% were wasted. Statistical tesing using the Fisher's Exact test showed a p-value of 0.3455 (p > 0.05), indicating no significant relationship between exclusive breastfeeding and wasting. Conclusion: Although exclusive breastfeeding did not significantly impact wasting in this population, other factors may play a significant role. These factors may include socioeconomic status, access to health services, and complementary feeding practices. Suggestion: Mothers with toddlers should participate more actively in routine Posyandu (integrated health posts) activities to monitor their children's nutritional status and consult with health workers if they experience breastfeeding difficulties.   Keywords: Exclusive Breastfeeding; Toddlers; Wasting.   Pendahuluan: Wasting adalah kondisi yang ditandai dengan penurunan berat badan yang cepat atau ketidakmampuan untuk menambah berat badan, yang sering kali mencerminkan malnutrisi akut. Tujuan: Untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara pemberian ASI eksklusif dan kejadian wasting pada balita usia 6 hingga 12 bulan. Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain observasional analitik dan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 90 balita berusia 6-12 bulan yang berdomisili di desa Warembungan, Pineleng Satu, Pineleng Satu Timur, Pineleng Dua, dan Pineleng Dua Indah. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang menggali riwayat pemberian ASI eksklusif dan pengukuran antropometri untuk menentukan status wasting berdasarkan indikator berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) sesuai standar WHO. Hasil: Sebanyak 52.2% balita tidak menerima ASI eksklusif dan 4.4% balita mengalami wasting. Uji statistik menggunakan uji Fisher’s Exact menunjukkan nilai p = 0.3455 (p > 0.05), mengindikasikan tidak adanya hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dan kejadian wasting. Simpulan: Meskipun pemberian ASI eksklusif tidak memiliki dampak signifikan terhadap kejadian wasting pada populasi ini, faktor lain mungkin memainkan peran yang penting. Faktor-faktor tersebut dapat mencakup status sosial ekonomi, akses terhadap layanan kesehatan, dan praktik pemberian makanan pendamping. Saran: Bagi ibu yang memiliki balita untuk lebih aktif berpartisipasi kegiatan posyandu secara rutin agar dapat memantau perkembangan status gizi anak serta berkonsultasi kepada tenaga kesehatan jika mengalami kendala dalam menyusui.   Kata Kunci: ASI Eksklusif; Balita; Wasting.
Co-Authors abram, rani angraini Adam, Hilman Ade Individ Makal Adha, Tri Y. Adinda Waloni Adisti A. Rumayar Adisti A. Rumayar Adisti Rumayar Amisi, Marsella D. Angelina Stevany Regina Masengi Anugrah Maya Asep Rahman Asep Rahman, Asep Astriani Bawoleng Astrid Razkia Arbie Astried Carolina Mathindas Avelina da Gomez B H. R. Kairupan Bill Farel Timpal Billy Johns Kalangi Boseren, Agustinus Brevina Ostofin Tambuwun Christa Bidara Dajoh, Thessalonika Zeffanya Daniel Febrian Sengkey Daslety, Vindhy Dian Pratiwi Pasongka Diana Christin Dina Mariana Dingse Pandiangan Dingse Pandiangan Pandiangan Edward Nangoy, Edward Ester Candrawati Musa Ester Musa Eva Mariane Mantjoro1 F Ari Anggraini Sebayang Fatimawali . Florianus Hans Matheus Mawo Gerungan, Anastasia Emmy Grace Yurico Bawole Herlyanti Yuliana Anggraeny Bawole Hilman Adam Hullah, Muhammad Rosyad Jelsy Anggela Jelsy Anggela Jimmy Posangi Jootje Umboh Kairupan, Tara S. Kaisar Rompas Kapantow, Marlin Grace Kapantow, Nova Hellen Kawatu, Paul A.T Kawengian, Shirley ES. Lafita Gobel Larobu, Eunike Sherenia Lenette, Novranka Leviane Jacklin Lotulung Liando, Lestari E. Liu, Resi Moren Makanoneng, Gwyneth Gwendellyn Malonda, Nancy S H Malonda, Nancy S. H Malonda, Nancy S.H Malonda, Nancy Swanida Malonda, Nancy Swanida Henriette Mamahit, Juliet Merry Eva Mambo, Christi Diana Manampiring, Aaltje E Manangkot, Regina Hanna Mandagi, Chreisye K. F. Marcella Manoppo Marsela Dervina Amisi Marsella .D. Amisi Marsella D Amisi Marsella D. Amisi Marsella Dervina Amisi Marsella Dervina Amisi Marthen Theogives Lasut, Marthen Theogives Matali, Linda Agnes Maulydia, Nur B. Maureen I. Punuh, Maureen I. Maureen Punuh Mawitjere, Mikha C.L Maya Lumenta Mercy Taroreh Miracle Eukharistia Ampow Mita Prasetia Mandanusa Mita Videa Cantika Maengkom Molenaar, Emmanuela Ranita Muh. Hasan Basri Musa, Ester Candrawati Nancy Malonda Nancy S. H. Malonda Nancy S. H. Malonda Nancy S.H. Malonda, Nancy S.H. Nancy Swanida Hendriette Malonda1 Nancy Swanida Henriette Malonda Nova Hellen Kapantow Novita, Vidya Nurdjannah J. Niode Oktavia, Anggriani Ondang , Tesalonika Payuk, Aprilyana Tandi Pertiwi, Junita Maja Pondagitan, Alpinia Shinta Punuh, Maureen Irinne Rambing, Rosalina Rolany Rawung, Rivaldo J.H. Regina Manangkot Ribka F. Wowor Rorintulus, Shergina Junika Rosalina Rolany Rambing Rotty, Linda WA. Rumayar, Adisti Rumayar, Adisti A Rumayar, Adisti Aldegonda Sandala, Thania C. Sefanya Katanga Sefanya Katanga Selvi Selvi Stevanny Corputty Sulaemana Engkeng Sulaemana Engkeng, Sulaemana Sweetie Avril Regar Tamalumu, Aprilia Tamehi, Vera Grisela Trina E. Tallei, Trina E. Tukuboya, Vinasula T. Valenia Kereh Warouw, Finny Wongkar, Christy Geiby Woodford Baren Solaiman Joseph Wowiling, Majesty Wungouw, Herlina IS.