Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Journal of Multidisciplinary Inquiry in Science, Technology and Educational Research

Peran Kepemimpinan Pangeran Sabakingking dalam Penyebaran Islam di Banten (1552-1570) Supendi, Usman; Suprianto, Sopian
Journal of Multidisciplinary Inquiry in Science, Technology and Educational Research Vol. 2 No. 1b (2025): NOVEMBER 2024 - JANUARI 2025 (TAMBAHAN)
Publisher : UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/mister.v2i1b.2702

Abstract

Banten Sultanate was an Islamic kingdom founded by Prince Sabakingking, another name for sultan Maulana Hasanudin in the 16th century on the west coast of Java. Banten Sultanate became one of the centers of Islamic power in West Java and played an important role in the spread of Islam in the archipelago. This research aims first, to know the history of the formation of Banten Sultanate, second, to reveal the strategy of spreading Islam in Banten during the leadership of Prince Sabakingking, third, to describe the development of Islam in Banten during the leadership of Prince Sabakingking. The method used in writing this article is using historical research method through four stages. The stages are heuristics, criticism (external and internal), interpretation, and the last is writing or historical reconstruction (historiography). This research found that the Sultanate of Banten, founded by Maulana Hasanuddin in the 16th century, was one of the important Islamic kingdoms in the archipelago. The sultanate's beginnings were linked to the expansion of the influence of the Demak Kingdom, which sought to control trade routes and end the dominance of the Sunda Kingdom. Pangeran Sabakingking played a central role in building the foundation of Islamic power in Banten, which was marked by the transfer of the center of government to Surosowan and the development of important infrastructure, such as the Great Mosque of Banten and a port that supported trade activities. Through a strategy of spreading Islam that involved ulama and strengthening the economy, Banten succeeded in becoming a center for international trade and the spread of Islam, as well as integrating Islamic teachings into the social and political structure of society.
Peranan Pasukan Sultan Agung dalam Penyebaran Islam di Garut Supendi, Usman; Sugiarto, Deri
Journal of Multidisciplinary Inquiry in Science, Technology and Educational Research Vol. 2 No. 1b (2025): NOVEMBER 2024 - JANUARI 2025 (TAMBAHAN)
Publisher : UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/mister.v2i1b.2712

Abstract

Penelitian ini mengkaji peranan pasukan Sultan Agung dalam penyebaran Islam di wilayah Garut pada abad ke-17. Menggunakan metode historis-deskriptif, penelitian ini mendalami kontribusi strategis Sultan Agung melalui pendekatan militer, sosial, dan budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasukan Sultan Agung tidak hanya berfungsi sebagai pengaman wilayah, tetapi juga sebagai agen dakwah yang mempercepat proses Islamisasi. Dengan mendirikan masjid, pesantren, dan memperkenalkan nilai-nilai Islam melalui pendekatan budaya lokal, pasukan ini berhasil menciptakan sinkretisme unik antara tradisi Sunda dan ajaran Islam. Dampak kehadiran pasukan Sultan Agung tidak hanya dirasakan pada aspek religius, tetapi juga pada struktur sosial dan politik masyarakat Garut. Sistem pemerintahan lokal bertransformasi menjadi lebih Islami, menggantikan tradisi Hindu-Buddha sebelumnya. Infrastruktur keagamaan yang dibangun menjadi pusat pendidikan dan dakwah yang berkelanjutan, menciptakan komunitas Muslim yang kokoh. Penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang dinamika penyebaran Islam di pedalaman Jawa Barat, serta menggarisbawahi peran kekuatan politik dan militer dalam mendukung misi keagamaan. Hasilnya menegaskan bahwa penyebaran Islam di Garut merupakan bagian integral dari strategi besar Sultan Agung untuk menyebarluaskan ajaran Islam di Nusantara.
Penaklukan Sunda Kelapa 1527: Peran Fatahillah Melawan Portugis Supendi, Usman; Nurhasanah, Via
Journal of Multidisciplinary Inquiry in Science, Technology and Educational Research Vol. 2 No. 1b (2025): NOVEMBER 2024 - JANUARI 2025 (TAMBAHAN)
Publisher : UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/mister.v2i1b.2719

Abstract

Penelitian ini membahas penaklukan Sunda Kelapa pada tahun 1527 oleh Pangeran Jayakarta, peristiwa bersejarah ini sebagai perlawanan terhadap pengaruh Portugis di pelabuhan Sunda Kelapa. Penelitian ini juga membahas pengaruh penaklukan terhadap perkembangan Islam di wilayah Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami latar belakang, proses, dan dampak dari penaklukan Sunda Kelapa, khususnya dalam konteks pertumbuhan Jayakarta sebagai wilayah strategis dalam perkembangan Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, yang meliputi empat tahapan utama: heuristik (pengumpulan sumber primer dan sekunder), Kritik (Verifikasi sumber), interpretasi, dan historiografi (penulisan sejarah). Pengumpulan sumber-sumber tertulis seperti buku dan sumber internet seperti jurnal-jurnal yang relevan. Teori yang digunakan sebagai pisau analisis adalah teori Islamisasi yang dikembagkna oleh M.C. Ricklefs bahwa Islam masuk ke Jawa dan berkembang melalui perdagangan, hubungan politik, dan akulturasi dengan budaya lokal. Penelitian menemukan bahwa Pangeran Jayakarta memainkan peran dalam memimpin penaklukan Sunda Kelapa, yang berlandaskan aliansi antara Kerajaan Cirebon dan Kerajaan Demak. Penaklukan ini berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa, mengubah nama wilayah tersebut menjadi Jayakarta, dan menjadikannya pusat penyebaran Islam di wilayah Jawa Barat. Dampaknya terlihat dalam transformasi politik, ekonomi dan budaya di kawasan tersebut, sekaligus memunculkan Jayakarta sebagai simbol perlawanan terhadap kolonialisme di Nusantara.
Peran Keramat Pamijahan dalam Penyebaran Islam Syekh Abdul Muhyi (Abad 17-18) Supendi, Usman; Arsyad, M Fikri
Journal of Multidisciplinary Inquiry in Science, Technology and Educational Research Vol. 2 No. 1b (2025): NOVEMBER 2024 - JANUARI 2025 (TAMBAHAN)
Publisher : UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/mister.v2i1b.2724

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran Syeikh Abdul Muhyi dalam menyebarkan Islam di Priangan Timur pada abad ke-17 dan ke-18. Sebagai seorang ulama besar yang berasal dari dunia pesantren, Syeikh Abdul Muhyi memiliki pengaruh yang kuat dalam memperkenalkan dan mengembangkan ajaran Islam di daerah Priangan, Jawa Barat. Melalui pendekatan dakwah yang fleksibel dan penuh kecermatan terhadap budaya lokal, beliau mampu mengadaptasi ajaran Islam dengan kearifan lokal masyarakat Priangan. Hal ini memungkinkan dakwah yang dilakukan tidak hanya diterima, tetapi juga berkembang pesat, sekaligus mempengaruhi perubahan sosial dan budaya di wilayah tersebut. Syeikh Abdul Muhyi dikenal sebagai salah satu ulama yang memegang peranan penting dalam memperkenalkan ajaran tasawuf dan syariat Islam, serta memperkenalkan praktik-praktik keagamaan yang lebih mendalam, seperti ritual shalat, puasa, dan zikir. Metode dakwah yang dilakukan beliau mencakup pengajaran agama melalui majelis taklim, pembukaan pesantren, dan peran aktif dalam kehidupan sosial masyarakat setempat. Dengan pendekatan yang mengutamakan dialog dan kedamaian, beliau mampu menghilangkan ketegangan antara kelompok masyarakat yang sebelumnya berbeda pandangan dalam hal keyakinan. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dan analisis kritis terhadap berbagai sumber tertulis, termasuk manuskrip dan catatan sejarah terkait, untuk mengungkapkan pengaruh dakwah Syeikh Abdul Muhyi dalam proses Islamisasi di Priangan Timur.
Islamisasi dan Transformasi Sosial di Tatar Sunda pada Periode 1900-1942 Supendi, Usman; Hambaliana, Dandie
Journal of Multidisciplinary Inquiry in Science, Technology and Educational Research Vol. 2 No. 1b (2025): NOVEMBER 2024 - JANUARI 2025 (TAMBAHAN)
Publisher : UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/mister.v2i1b.2728

Abstract

The phenomenon of Islamization and social transformation that took place in Tatar Sunda between 1900 and 1942, a period that encompassed the Dutch colonial period and significant social changes in Sundanese society. Islam, which had entered the region since the 15th century, experienced rapid development in the early 20th century, especially amidst the political, social and cultural dynamics taking place in West Java. This study aims to explore the role of Islam in changing the social structure, as well as the interaction between religion, politics and economics in Sundanese society during this period. Using a historical and sociological approach, this article analyses the various factors that drove the Islamization process in Sundanese Tatar, including the role of local ulama, Islamic boarding schools, as well as Islam's involvement in the independence movement. In addition, the article also highlights how this Islamization process contributed to social transformations, such as changes in the education system, relations between social classes, and forms of resistance to Dutch colonialism. The results show that although the Islamization process did not take place in a homogeneous manner, Islam succeeded in shaping a more cohesive social identity of Sundanese society. Pesantren and the ulama network became the center of the spread of Islamic teachings that not only influenced religious practices, but also had an impact on the formation of the socio-political consciousness of the community. Overall, the 1900-1942 period was an important moment in shaping the character of Islam in Sundanese Tatar, which contributed to the resistance against colonialism and the formation of Indonesian nationalism.  
Tradisi Masyarakat Agraris di Desa Bojongsari dan Sukamaju Kecamatan Nyalindung Sukabumi Supendi, Usman; Sopiah, Eva
Journal of Multidisciplinary Inquiry in Science, Technology and Educational Research Vol. 2 No. 1b (2025): NOVEMBER 2024 - JANUARI 2025 (TAMBAHAN)
Publisher : UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/mister.v2i1b.2733

Abstract

In the existence of a cultured society, of course there are various kinds of customs or traditions that arise due to existing knowledge. Likewise with agricultural societies. Indonesia itself is the largest agricultural country ever in recorded Asian history. Especially in the rice agricultural sector. For hundreds of years, Indonesia has been the largest rice contributing country. Especially in Parahyangan or what we usually call West Java. This Sundanese people have implemented customs in the agricultural sector starting hundreds of years ago. Seren Taun is a traditional ceremony to commemorate harvest day. We can still find this ceremony and preserve it in traditional villages such as Kanekes Baduy Village, Ciptagelar Village in Sukabumi, Cigugur Village in Kuningan and other traditional villages. In this case, it turns out that we can not only find Seren Taun customs in villages or traditional villages, but we can still find them in inland villages. Examples are Bojongsari Village and Sukamaju Village in Nyalindung sub-district, Sukabumi district. The Seren Taun traditional ceremony held in Bojongsari and Sukamaju villages itself has significant differences from the Seren Taun custom in traditional villages. This traditional ceremony has gone through various kinds of acculturation, both in terms of social culture and religion.
Kearifan Situ Cisanti di Sungai Citarum KM.0 Bukti Sejarah Prabu Siliwangi Kerajaan Pajajaran: Kajian Folklor Budaya Sunda Supendi, Usman; Nurcahya, Yan; Thariq Syah, M Kautsar; Oksa Putra, M Zikril; Sugiarto, Deri
Journal of Multidisciplinary Inquiry in Science, Technology and Educational Research Vol. 2 No. 2 (2025): FEBRUARI-APRIL
Publisher : UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/mister.v2i2.3189

Abstract

Kearifan adalah pandangan hidup yang mengandung nilai-nilai kebijaksanaan, sehingga dapat menjaga identitas dan memecahkan masalah masyarakat. Kearifan juga dapat diartikan sebagai kebijaksanaan dan kearifan dalam suatu daerah atau tempat tertentu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan teknik studi pustaka. Metode pengumpulan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara membaca,  mengidentifikasi, dan wawancaracara. Dengan kajian foklor dalam sejarah yang menjadi warisan dari masyarakat sebelumnya ke masyarakat sekarang. Kita bisa mendapatkan bukti sejarah sebagai salah satu bukti yang dapat dijadikan landasan dalam memandang pikiran tentang suatu sejarah, terutama mengenai Sribaduga Maharaja Sejarah Kerajaan Pajajaran sebagai Perkembangan Budaya Sunda.