Claim Missing Document
Check
Articles

BIOAKTIVITAS EKSTRAK METANOL DAUN NAMNAM SERTA KOMBINASINYA DENGAN MADU TRIGONA La Ode Sumarlin; Agik Suprayogi; Min Rahminiwati; Achmad Tjahja; Dede Sukandar
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 26 No. 2 (2015): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.745 KB) | DOI: 10.6066/jtip.2015.26.2.144

Abstract

Namnam (Cynometra cauliflora L) and trigona honey are two natural ingredients that are potential to be developed in Indonesia. However, scientific evidence of its active compounds and bioactivity is still rarely found, particularly the combination of these two materials. Therefore, this research is to explore their active ingredients of combination of these two materials such as total phenolic, flavonoids, vitamin C and β-carotene and bioactive capabilities such as antioxidant activity and antibacterial activity. The analysis showed that antibacterial activity of methanol extract of Namnam leaves (EMDN) and trigona honey either in their sole form or combined form has antioxidant and antibacterial activity. The EMDN was more sensitive to Staphylococcus aureus (23.7±3.3 mm) than to Escherichia coli, while the Trigona honey (MT) more sensitive to Escherichia coli (32.6±4.4 mm) than Staphylococcus aureus (16.6±4.1 mm). Similarly, the combination of EMDN and MT was more sensitive to Escherichia coli (23±1.9 mm) than Staphylococcus aureus (17.6±2.6 mm). Analysis of the antioxidant activity also showed that EMDN provided the highest activity (IC50 0.0048±0.000 mg/mL), a combination EMDN and MT (IC50 0.0085±0.000 mg/mL) and MT (IC50 3.736±0.112 mg/mL). Moreover, this analysis also showed thatsole samples of MT and EMDN have total phenolic content, flavonoids, and vitamin C that were higher than the combination of MT and EMDN. However, the content of β-carotene in the combined form of MT and EMDN was higher. Thus trigona honey, methanol extract of leaves Namnam (Cynometra cauliflora L) in a single form or in a combination are potential to be utilized and developed as a source of antioxidants and antibacterial in the form of functional food.
Gambaran Nilai Hematologi Tikus Putih Betina Dara pada Pemberian Tombong Kelapa Sumiaty Aiba; Wasmen Manalu; Agik Suprayogi; Hera Maheshwari
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 4 No. 2 (2016): Juli 2016
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.14 KB) | DOI: 10.29244/avi.4.2.74-81

Abstract

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh tombong kelapa yang dicampurkan ke dalam pakan terhadap parameter kesehatan tikus putih betina dara melalui nilai hematologi lengkap. Parameter hematologi yang dianalisa meliputi hemoglobin, eritrosit, leukosit, hematokrit, dan diff erensial leukosit. Penelitian ini menggunakan 4 kelompok perlakuan dosis tombong kelapa 0 mg, 50 mg, 100 mg, dan 200 mg/ekor/hari, masing-masing terdiri dari 6 ulangan. Serbuk kasar tombong kelapa dicampurkan ke dalam pakan komersil dan dibentuk kembali menjadi pakan pelet. Dosis campuran tombong kelapa tersebut diberikan sebanyak satu kali/hari. Sampel darah diambil selama 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan, kadar hemoglobin tidak meningkat secara nyata (P>0,05). Jumlah Hb normal, yaitu 11.93-15.19 g%. Eritrosit dan leukosit, menunjukkan peningkatan dan penurunan secara nyata (P<0,05). Rata-rata jumlah eritrosit 6.03-8.96 juta/mm3, leukosit 7.18-15.77 ribu/mm3 terindikasi normal. Leukosit di minggu keempat pada dosis 50 mg, 100 mg, dan 200 mg/ekor/hari menurun dari batas normal, yaitu 6-10 ribu/mm3. Hematokrit tidak meningkat secara nyata (P>0,05). Diff erensial leukosit, yaitu limfosit minggu pertama, dan monosit minggu ketiga meningkat signifi kan (P>0,05). Netrofi l di minggu pertama terjadi penurunan secara signifi kan (P<0,05) dibandingkan kelompok kontrol. Eosinofi l menunjukkan perubahan secara signifi kan di minggu ketiga (P<0,05). Rata-rata nilai eosinofi l berada dalam jumlah normal, yaitu 1-4%. Basofi l tidak ditemukan pada pemberian diet pakan tombong kelapa. Kesimpulan bahwa, tombong kelapa tidak berpengaruh pada homoestasis darah. Dosis yang terbaik yaitu 50 mg, dan 100 mg/ekor/hari.
Penilaian Fungsi dan Dinamika Kerja Jantung melalui Ekokardiografi terhadap Pengaruh Kombinasi Anestesia Umum pada Babi Domestik (Sus domesticus) Arni Fitri; Deni Noviana; Gunanti .; Agik Suprayogi
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 3 (2020): November 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.8.3.22-30

Abstract

Protokol perawatan kardiovaskular yang baru diusulkan harus diuji pada hewan laboratorium, sebelum diterapkan oleh obat manusia. Untuk tujuan ini, hewan laboratorium yang banyak digunakan adalah babi. Menggunakan babi dalam penelitian ini seringkali memerlukan prosedur anestesi. Alat diagnostik yang paling banyak digunakan untuk kardiovaskular adalah ultrasonografi jantung atau ekokardiografi. Ekokardiografi dapat digunakan untuk mengevaluasi aliran volume darah dan kemampuan kontraksi jantung dengan perhitungan ekokardiografi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemberian kombinasi injeksi anestesi umum untuk fungsi dan dinamika jantung babi dengan menggunakan ekokardiografi. Pengamatan meliputi detak jantung (kali / menit), curah jantung (L / mnt), volume stroke (ml / mnt), fraksi ejeksi (%), dan pemendekan fraksional (%). Dalam penelitian ini, digunakan 9 babi jantan dan betina, usia 3-4 bulan dengan berat 25-30 kg, dibagi menjadi 3 kelompok kombinasi anestesi (ketamin dan acepromazine (KA); ketamin dan medetomidine (KM); tiletamine-zolazepam dan xylazine (ZX)). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak satu pun dari tiga kelompok anestesi menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam kinerja jantung. Kombinasi anestesi ZX paling baik diterapkan untuk operasi jantung babi karena kombinasi anestesi ini menghasilkan frekuensi denyut jantung yang stabil dan rendah dibandingkan dengan kelompok KA dan KM tetapi masih menunjukkan volume stroke yang tinggi, curah jantung, fraksi ejeksi dan nilai sortasi fraksional.
Analisis Hematologi, Nilai Kecernaan dan Tingkah Laku Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Jantan Obes yang Diintervensi Nikotin L. M. Saniwu; Agik Suprayogi; sri supraptini Mansjoer
Jurnal Primatologi Indonesia Vol. 7 No. 1 (2010)
Publisher : Pusat Studi Satwa Primata LPPM-IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7643.153 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian ini dirancang untuk memperoleh informasi tentang hematologi, pengembangan nilai-nilai kecernaan, dan kondisi perilaku 15 kera ekor panjang pria obesitas, sebelum dan sesudah intervensi dengan nikotin. Studi dilaksanakan dalam dua tahap, tahap pertama adalah pengumpulan dari hematologikal, data kecernaan, dan pengamatan perilaku, sebelum intervensi dengan solusi nikotin. Tahap kedua terdiri dari koleksi dari hematologikal, data kecernaan, dan pengamatan perilaku selama periode intervensi dengan larutan nikotin (0,75 mg / kg bobot badan weight/12 jam). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap bersarang dalam waktu yang dianalisis dengan versi SAS 6.12. perangkat lunak, untuk menemukan hubungan perilaku dengan nilai-nilai hematologi dan kecernaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada penurunan yang signifikan (P
Evaluasi In Vitro Kemampuan Penyerapan Glukosa oleh Ekstrak Daun Namnam (Cynometra cauliflora) pada Otot Diafragma Tikus La Ode Sumarlin; Agik Suprayogi; Min Rahminiwati; Aryani Satyaningtijas
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Kimia VALENSI Volume 4, No. 1, Mei 2018
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.795 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v4i1.7345

Abstract

Diabetes Melitus (DM) adalah kelompok gangguan metabolisme yang ditandai oleh hiperglikemia akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.  Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) mencapai 90-95% dari keseluruhan populasi penderita diabetes tersebut. Salah satu tanaman yang potensial sebagai alternatif obat antidiabetes adalah tanaman namnam (Cynometra cauliflora).  Pada penelitian ini kemampuan penyerapan glukosa oleh otot diafragma yang diisolasi dari tikus non diabetes Sprague Dawley oleh ekstrak metanol daun namnam (C. cauliflora) pada berbagai konsentrasi ditentukan.  Gugus fungsi senyawa dominan pada ekstrak  menggunakan FTIR (Fourier Transform Infrared). Hasilnya menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan penyerapan glukosa oleh diafragma ketika konsentrasi ekstrak daun namnam (C. cauliflora) meningkat dan tertinggi pada konsentrasi 450 mg/mL dengan serapan 0.4254 ± 3.23 mg/mL/30 menit dengan peningkatan sebesar 373.72% dibandingkan kontrol air.  Diduga kemampuan ekstrak tanaman C. Cauliflora menyerap glukosa disebabkan keberadaan golongan flavonoid. Oleh karena itu daun tanaman namnam (C. cauliflora) memiliki potensi sebagai obat antidiabetes DMT2 melalui mekanisme peningkatan penyerapan glukosa ke dalam sel.DOI:http://dx.doi.org/10.15408/jkv.v4i1.7345
Perbandingan Nilai Kardiorespirasi dan Suhu Tubuh Dugong Dewasa dan Bayi COMPARISON OF CARDIORESPIRATION RATES AND BODY TEMPERATURE IN ADULT AND BABY DUGONG Agik Suprayogi; Sumitro -; Megawati Iskandar; Rika Sudranto; Huda Salahudin Darusman
Jurnal Veteriner Vol 8 No 4 (2007)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.148 KB)

Abstract

A study to compare the physiological values (heart beat and respiration rate, body temperature, and electrocardiogram/ECG) between adult dugong (AD) and baby dugong (BD) was carried out. The dugong’s physiological values were examined by patient monitor. The results showed that heart beat rates of baby dugong (87.11+8.70 per minute) was higher than in adult dugong (45.73+4.10 per minute), but no significant difference was observed on the respiration rates between baby dugong (12.89+3.08 per minute) and adult dugong (10.11+3.44 per minute). The body temperature of baby dugong (29.26+0.77oC) was lower than that of adult dugong (31.42 + 0.41) oC. Regular heart beat rhythms was detected on Lead I, II, and III of ECG of both in baby and adult dugong. The ECG values of baby dugong was higher on voltages and shorter in duration (p<0.05) as compared than those of adult dugong. The axis values in adult dugong showed a position more on the right by (+ 90o)–(- 135o) with mean electricity axis (MEA) of +157,5o compared than axis value in baby dugong which appeared to be more on the left by (-32.7o)–(-76.7o) with mean MEA of -54.7o. The differences in cardiorespiration and body temperature values between adult dugong and baby dugong appeared to be due to differences in ages of the mammal, especially related with the differences on the metabolic rate and anatomical growth.
Sediaan Daun Katuk dalam Pakan Ayam Pedaging Menurunkan Lemak Abdominal, Kadar Lemak, dan Kolesterol Daging (SUPLEMENTATION OF VARIOUS PREPARATIONS KATUK LEAVES IN FEED CAUSING A DECREASE OF ABDOMINAL FAT, FAT AND CHOLESTEROL LEVELS TO CARCASS OF BROILER Zulvia Maika Letis; Agik Suprayogi; Damiana Rita Ekastuti
Jurnal Veteriner Vol 18 No 3 (2017)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.255 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2017.18.3.461

Abstract

This research was designed to determine the efficacy of various preparations of katuk (Sauropus androgynus L.) leaves on productivity and carcass quality of broiler chiken. This research used experimental methods of block randomized design. Experimental animals used in this study were 100 male broiler chickens (Ross) with body weight ±40 g. The chickens were divided into five experimental groups, namely: control group (control), katuk leaves powder (TDK), extract of dried katuk (EKK), extract of brewed katuk (EKS) and katuk juice (KP). Each treatment consisted of twenty chickens. The administration of feed treatment every day from the seventh days to 37th days-old chicken (age 1th to 5th) ad libitum. The results showed that the administration of preparation extract and juice (EKK, EKS and KP) leaves katuk able to improve carcass quality and prevent the decline in productivity growth in body weight compare with leaf meal preparation katuk (TDK) real body weight can reduce the growth of broiler chickens is 1645,80 g/individual (EKK), 1450,30 g/individual (EKS), 1472,50 g/individual (KP) and 1408,90 g/individual (TDK). The administration of various preparations of katuk had a positive response, especially in improving carcass quality characterized by the decrease in abdominal fat deposits, level of fat and cholesterol broiler meat. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai sediaaan katuk (Sauropus androgynus L.) terhadap produktivitas dan kualitas daging ayam pedaging/broiler. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 ekor ayam broiler jantan (strain Ross) bobot badan sekitar 40 g yang dikelompokan ke dalam lima kelompok perlakuan pakan, yaitu: kontrol, tepung daun katuk (TDK), ekstrak katuk kering (EKK), ekstrak katuk seduh (EKS), dan katuk perasan (KP). Setiap perlakuan terdiri atas 20 ekor ayam. Pemberian pakan perlakuan dilakukan setiap hari mulai usia hari ke tujuh sampai ayam berusia 37 hari(minggu ke-1 sampai mingu ke-5) ad libitum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian sediaan ekstrak dan perasan (EKK, EKS, dan KP) daun katuk mampu meningkatkan kualitas karkas dan mencegah penurunan produktivitas pertumbuhan bobot badan dibandingkan dengan sediaan tepung daun katuk (TDK) yang nyata dapat menurunkan pertumbuhan bobot badan ayam broiler yaitu 1645,80 g/ekor (EKK), 1450,30 g/ekor (EKS), 1472,50 g/ekor (KP), dan 1408,90 g/ekor (TDK). Pemberian berbagai sediaan katuk memiliki respons positif terutama dalam peningkatan kualitas karkas ditandai dengan penurunan deposit lemak abdominal, kadar lemak, dan kolesterol daging ayam broiler.
NILAI NORMAL ELEKTROKARDIOGRAM, FREKUENSI JANTUNG, RESPIRASI DAN SUHU TUBUH DUGONG DUGON NORMAL VALUES OF ELECTROCARDIOGRAM, HEART RATE, RESPIRATION RATE AND BODY TEMPERATURE OF DUGONG DUGON Agik Suprayogi; Sumitro -; Linda Tjhin; Rika Sudranto; Huda Salahudin Darusman
Jurnal Veteriner Vol 8 No 1 (2007)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dugong dugon yang merupakan mamalia laut, terdaftar sebagai spesies langka yang dilindungi. Sampai saat ini, belum banyak laporan yang tersedia tentang nilai fisiologis normal dari mamalia ini, sehingga menyulitkan dokter hewan dalam memeriksa dan mendiagnosis penyakit pada hewan ini. Oleh karena itu dilakukan studi tentang nilai normal elektrokardiogram (EKG), frekuensi jantung, respirasi, dan suhu tubuh dari seekor Dugong dugon dengan menggunakan alat pemantau pasien (Patient monitor). Parameter yang diukur adalah frekuensi jantung, respirasi, suhu tubuh, dan nilai EKG: gelombang P, komplek QRS, interval PR, interval QT, dan mean electricity axis (MEA). Hasil perekaman menunjukkan bahwa nilai normal frekuensi jantung, respirasi dan suhu tubuh berturut-turut adalah (45,73+4,10) denyut/menit, (10,11+3,44) inspirasi/menit, dan (31,42+0,41)0C. Tidak ada perbedaan yang nyata antara nilai EKG normal pada hantaran I (dada kanan) dan hantaran II. Sementara itu, pada hantaran III menunjukkan nilai voltase yang isoelektris (0 mV). Pada Lead II, gelombang P menunjukkan durasi (0,05+0,02) detik dengan voltase (0,03+0,01) mV, gelombang R menunjukkan voltase (0,07+0,02) mv dengan durasi QRS komplek (0,06+0,01) detik, interval PR (0,26+0,01) detik, interval QT (0,21+0,11) detik, axis jantung (MEA: +90 sampai -135 ) condong ke kanan, dengan irama jantung reguler. Nilai normal Dugong dugon ini menunjukkan karakteristik yang spesifik dibanding nilai normal pada anjing, hal ini mungkin karena adana perbedaan ekologis, struktur anatomi, dan ketebalan dinding thoraks pada kedua hewan tersebut.
Fraksi Heksan Daun Katuk Sebagai Obat Untuk Memperbaiki Produksi Susu, Penampilan Induk, dan Anak Tikus (HEXANE FRACTION OF SAUROPUS ANDROGYNUS LEAVES AS A MEDICINE FOR IMPROVING MILK YIELD, THE PERFORMANCE OF FEMALE, AND RAT PUPS) Agik Suprayogi; Nastiti Kusumorini; Syaprianti Evi Dame Arita
Jurnal Veteriner Vol 16 No 1 (2015)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.595 KB)

Abstract

Study of Sauropus androgynus leaves fractions as a medicine for improving milk yield, the performanceof dam, and rat pups was conducted on five groups of lactating pregnant rats. Each group consists of 16rats, namely hexane fraction (FH), ethyl acetate (Fets), water (FH2O), ethanol crude extract (EEto); andcontrol group. The administration of fractions and crude extract were executed orally through feed aftereight days of mice gestation period. The average consumption dose was 57.5 mg/day, 40 mg/day, 209 mg/day, 297.5 mg/day, and 0 mg/day, respectively. The provision of treatment for 12 days gestation periodshowed no significant effect on the average daily feed intake. The FH administration did not demonstratedifferences of growth and body weight gain of dams in comparison to the control group. Whereas theadministration of FETs, FH2O, and EE to showed the growth inhibition significantly. The FH administrationshowed gradually increase of rat pups growth and body weight gain significantly in pups 7-10 days oldcompared to the control group. However, there were signs of growth inhibition on the other groups. The FHgroup revealed a positive response on the total milk yield for 10 days of lactation, compared to the othergroups. Hexane fraction has the potency as a remedy for improving milk yield without influencing the damand rat pups performance. This study also indicates side effect on growth inhibition, especially on theadministration of ethyl acetate and water fraction, and ethanol crude extract.
Kinetika Immunoglobulin Kuning Telur Antiparvovirus Anjing Pada Anjing (KINETICS OF ANTICANINE PARVOVIRUS YOLK IMMUNOGLOBULIN IN DOGS) I Gusti Ayu Agung Suartini; Indrawati Sendow; Ni Luh Putu Agustini; Agik Suprayogi; I Wayan Teguh Wibawan; I Gusti Ngurah Kade Mahardika
Jurnal Veteriner Vol 17 No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.941 KB)

Abstract

Kinetic study on Anti CPV IgY has been performed on six dogs aged 5-10 months. The IgY was injectedintravenously at dose of 21.4mg /10kg body weight. IgY levels in the blood were determined by ELISA. Aresearch was conducted to find out the kinetics of Anti CPV IgY in dogs blood. The kinetics of IgY wascalculated by using regression analysis to determine the association on the levels of IgY in serum againsttime at injection. The results showed that kinetic parameters were calculated based on first order kinetics.The constant elimination rate of IgY was at the range between 0.007 to 0.015 / h. IgY concentration in thedogs blood was from 0.746 to 0.992 mg / mL. The half-life of IgY was from 1.65 to 4.01 / d. Volumedistribution of IgY was between 21.47 to 28,55 / mL. Total IgY in the dog bodies (AUC) was from 42,60 to142,00 mg / mL.h. The duration of the IgY in the dog’s body was 3.08 to 8.51 days. Clearance time of IgY was0.15 to 0.50 mL / h. In conclusion the kinetics of anti CPV IgY in dog’s body follow one compartment andfirst order model, which are only distributed in the blood with the half-life at 2.5 days, and IgY has lesspossibility to accumulate in the body compared to the IgG.
Co-Authors , Triadiati - Hernawati . Prastowo . Priyanto . Yudi A.S. Satyaningtijas Achmad Tjahja Afton Atabany Ahmad Tjahja Nugraha, Ahmad Tjahja Amrozi Andi Novita Aprilyana, Lia Ardiansyah Nurdin Ardilasunu Wicaksono Arifin B. Nugraha Arni Fitri Aryani Satyaningtijas Asep Yayan Ruhyana Asep Yayan Ruhyana Aswani, Tuti Damiana Rita Ekastuti Dede Sukandar Deni Noviana DEWI APRI ASTUTI Dewi Ratih Agungpriyono Dewi, Farida Ratna Edi Santosa Elsi Ramadhani Fachruddin Fachruddin Fadjar Satrija Ganjar Alaydrussani Gunanti . Hadri Latif Hajar Hajar Hamdani Budiman HERA MAHESHWARI Hernawati Hernawati Herwin Pisestyani Hidayaturrahmah Hidayaturrahmah Huda Salahuddin Darusman Huda Shalahudin Darusman I Gusti Agung Ayu Suartini I Gusti Ngurah Kade Mahardika I wayan Teguh Wibawan Ika Amalia, Ika Indah Wijayanti Indrawati Sendow Iqbal Ngabdusani Ira Agustina Dewi Gandasari Irfan Nurhidayat Isdoni Bustaman Jannatun Delvia Juang Gema Kartika Juli Melia Katrin Roosita Khairul Ihsan Koekoeh Santoso koekoeh santoso Koekoeh Santoso Kudang Boro Seminar Kukuh Santoso L. M. Saniwu La Ode Sumarlin La Ode Sumarlin Linda Tjhin Lynette Ong Huey Megawati Iskandar Meyliana Wulandari Mokhamad Fakhrul Ulum, Mokhamad Muhammad Ardiansyah Nurdin Muladno - Muslim Akmal NASTITI KUSUMORINI Nastiti Kusumorini Nelda Fliza Zora Ni Luh Putu Agustini Nofriyandi Hanif Novriyandi Hanif Pudji Achmadi Putri, Maritrana Rahmat Hidayat Rahminiwati, Min Razali R Ridi Arif Ridzki M.F. Binol Rika Sudranto Riki Siswandi Rina Aulia Barus Ritonga, Arya Widura Rivangga Yuda Hendika Ronald Tarigan Ronald Tarigan Ronald Tarigan Sattabongkoch Maneewong Saukhan, Ghiandra Naufal Syazily Sri Darwati sri murtini . Sri Supraptini Mansjoer Sri Wahyuni Sulistyaningsih, Yohana Caecilia Sumiaty Aiba Sumitro - Suryahadi (Suryahadi) Syaprianti Evi Dame Arita Tampubolon, Andre Rymma Tarigan, Ronald Teuku Reza Ferasyi Tuti Aswani Umi Cahyaningsih Wasmen Manalu Welly Sugiono Welly Sugiono Yasinta Ratna Esti Wulandari Yohana Caecilia Sulistyaningsih Yuliantoni Queen Yuliantoni Yuliantoni Yuliantony Queen Zulvia Maika Letis