Claim Missing Document
Check
Articles

Cover, Editorial Board, Daftar Isi I Wayan Batan
Jurnal Veteriner Vol 24 No 4 (2023)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cover, Editorial Board, Daftar Isi
Laporan Kasus: Penanganan Feline Chronic Gingivostomatitis dengan Terapi Penyiangan (Scaling) Gigi Menggunakan Ultrasonic Scaler pada Kucing Kampung Ainaya Luthfi Anindya; Sri Kayati Widyastuti; I Wayan Batan
Jurnal Veteriner Vol 24 No 4 (2023)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/jveteriner.2023.24.4.552

Abstract

Feline Chronic Gingivostomatitis (FCGS) merupakan penyakit yang menimbulkanperadangan dan menyebabkan rasa nyeri pada rongga mulut kucing. Penyakit ini ditandai dengan peradangan mulut berkepanjangan dan dapat berlangsung berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Laporan ini bertujuan membahas FCGS pada kucing kampong/lokal, berjenis kelamin jantan, berumur tujuh tahun, dan bobot badan 4,5 kg. Kucing diperiksa di Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana. Kucing mengalami hipersalivasi disertai dengan penumpukan saliva di area mulut, disfagia, dan bau busuk tercium dari mulut. Pada rongga mulut ditemukan plak menempel pada gigi premolar, serta peradangan dan ulkus pada gusi, mukosa alveolar, lipatan palatoglosus (fauces), dan permukaan lidah. Pada pemeriksaan sitologi ulas mulut kucing ditemukan adanya bakteri Gram negatif berbentuk basil pendek. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan sitologi ulas mulut, kucing didiagnosis mengalami Feline Chronic Gingivostomatitis. Penanganan yang dilakukan berupa terapi simptomatis dan pembersihan plak gigi melalui penyiangan (scaling). Kucing diberikan antibiotik dan antiradang berupa amoxicillin 10 mg/kg BB (PO) dua kali sehari selama tujuh hari, dan dexamethasone 0,125 mg/kg BB (PO) sekali sehari selama tiga hari. Setelah terapi oral selama tujuh hari, dilakukan pembersihan plak melalui terapi penyiangan (scaling) gigi menggunakan ultrasonic scaler. Hasil dari observasi selama tujuh hari setelah penanganan, terjadi perubahan pada gigi yang ditandai dengan tidak adanya hipersalivasi, peningkatan nafsu makan, bobot badan, dan berkurangnya peradangan pada mukosa gingiva. Namun sayangnya, area palatoglosal masih mengalami peradangan. Pengobatan yang diberikan terhadap FCGS bersifat simptomatis, tidak secara kausatif. Pada pengobatan iniperadangan pada rongga mulut membaik tetapi karena penyebab pasti dari penyakit ini masih belum diketahui, maka ada kemungkinan gejala kambuh kembali.
Indeks Penulis dan Subjek Jurnal Veteriner 2023 I Wayan Batan
Jurnal Veteriner Vol 24 No 4 (2023)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indeks Penulis dan Subjek Jurnal Veteriner 2023
Adenokarsinoma pada Kelenjar Ambing Kucing Ras Himalaya: Tampilan Klinik, Penanganan dengan Mastektomi dan Hasilnya I Gusti Agung Gde Putra Pemayun; I Wayan Batan; Adrian Hasan Rahmatullah
Jurnal Veteriner Vol 24 No 2 (2023)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/jveteriner.2023.24.2.221

Abstract

Adenokarsinoma kelenjar mammae adalah pertumbuhan sel-sel kelenjar yang tidak terkontrol dan tidak terkoordinasi umumnya dijumpai pada anjing dan jarang pada kucing. Adenokarsinoma mammae pada kucing bersifat malignant dan merusak jaringan kelenjar mammae secara progresif, sehingga berakibat fatal pada kucing. Seekor kucing Himalaya berusia 4 tahun, berjenis kelamin betina yang belum disteril, bobot badan 3 kg, warna bulu coklat tua, mengalami pembengkakan pada satu kelenjar mammae bagian belakang sebelah kanan dan tidak mau mengecil. Pemeriksaan dengan palpasi adanya massa yang menonjol cukup besar, terasa keras dan padat pada kelenjar mammae. Hasil pemeriksaan histopatologi jaringan tumor, kucing didiagnosa menderita adenokarsinoma ditandai dengan sel-sel kelenjar mengalami proliferasi tidak terkontrol, bersifat infiltratif, adanya proses angiogenesis, adanya sel-sel tumor pada pembuluh darah kelenjar, ductus, bentuk dan ukuran ductus yang bervariasi (pleomorfik). Penanganan dilakukan dengan pembedahan mastektomi yaitu pengangkatan kelenjar mammae yang terdapat jaringan tumor. Pascaoperasi kucing diberikan cefotaxime 20 mg/kg BB IV (q12h), dan tolfedine 4 mg/kg BB IM (q24h) selama tiga hari dan dilanjutkan dengan pemberian cefixime trihydrate 10 mg/kg BB (q12h), dan deksametason 0,08 mg/ kg BB (q12h) secara oral selama 5 hari. Kucing dinyatakan sembuh pada hari ke 14 pascaoperasi dengan luka operasi telah mengering, nafsu makan, minum baik, defikasi dan urinasi normal serta pemeriksaan radiografi, dan hematologi kucing dalam keadaan normal.
Kajian Pustaka: Kematian Massal pada Burung Gereja (Passer montanus) Akibat Infeksi Salmonella typhimurium Ida Bagus Ketut Indra Permana; Umi Reston; Ni Nyoman Widiasih; Makrina Weni Misa; I Wayan Batan
Jurnal Veteriner Vol 24 No 2 (2023)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/jveteriner.2023.24.2.254

Abstract

Kasus kematian massal burung gereja di Indonesia telah dilaporkan terjadi di beberapa daerah dalam beberapa tahun terakhir, yaitu di Gianyar (Bali), Sukabumi, dan Cirebon. Penyebab pasti dari kematian burung gereja yang terjadi di Indonesia hingga saat ini belum dapat diungkapkan. Dikarenakan kasus kematian massal burung gereja di Indonesia belum begitu banyak dilaporkan dan dibahas, sehingga parameter yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan agen dari kejadian kematian massal burung gereja di Indonesia dalam artikel ini hanya dari gejala klinis serta keadaan cuaca pada saat terjadinya kejadian kematian massal burung gereja di Indonesia. Kasus kematian massal pada burung gereja juga telah terjadi di dunia, dilaporkan setidaknya sejak pertengahan abad ke-20. Salmonellosis septikemik yang disebabkan oleh Salmonella enterica subsp. Enterica serovar Typhimurium (S. typhimurium) adalah yang penyebab utama kematian massal burung gereja di dunia. Bakteri Salmonella enterica adalah patogen yang bersifat zoonosis dan ditularkan melalui makanan. Patogen ini diperkirakan menyebabkan ratusan juta kasus penyakit setiap tahunnya. Gejala klinis yang terjadi pada kejadian kematian massal Burung Gereja di berbagai negara diantaranya lesi nekrotik di kerongkongan, hati dan limpa, kelemahan, kelesuan, ketidakmampuan untuk terbang, dan hipotermia dan mati setelah dua jam, kelesuan disertai dengan mata tertutup, bulu-bulu mengembang, keengganan untuk terbang, terisolasi dari kawanannya, dan melompat-lompat sekitar tampaknya tidak menyadari lingkungan, mereka juga menunjukkan diare dan tenesmus Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menggali informasi mengenai kasus kematian burung gereja yang terjadi di dunia yang kemudian dikaitkan dengan kasus kematian burung gereja yang terjadi di Indonesia. Sebanyak delapan laporan kasus Salmonella typhimurium pada Burung gereja dipilih dan dijadikan sebagai sumber informasi untuk kajian pustaka.
Cover, Editorial Board, Daftar Isi I Wayan Batan
Jurnal Veteriner Vol 25 No 1 (2024)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cover, Editorial Board, Daftar Isi
Pemanfaatan Tulang Sapi Bali Segar sebagai Bahan Kunyahan Gigi untuk Mengatasi Kalkulus pada Gigi Anjing Peranakan Kintamani Muazdzam Lil Abrori; I Wayan Batan; I Putu Gede Yudhi Arjentinia
Jurnal Veteriner Vol 24 No 3 (2023)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/jveteriner.2023.24.3.395

Abstract

Anjing kasus merupakan anjing peranakan kintamani bernama Zazu berumur empat tahun dan terdapat kalkulus pada gigi ta ring, premolar, dan molar rahang atas dan bawah. Kalkulus pada gigi umumnya disebabkan oleh sisa-sisa pakan yang sifatnya lunak. Kesehatan gigi dan mulut perlu mendapatkan perhatian karena tingginya insidensi penyakit akibat kalkulus pada gigi. Keberadaan kalkulus pada gigi dapat menyebabkan lesi pada gusi yang bisa menyebabkan kesulitan dalam mengoyak pakan sehingga nafsu makannya berkurang. Berbagai cara dapat diterapkan dalam menangani kalkulus pada gigi hewan antara lain dengan cara konvensional berupa pemberian bahanyang bisa dikunyah guna menggerus kalkulus. Laporan kasus ini bertujuan mengungkapkan upaya mengurangi kalkulus pada gigi dengan memberikan kunyahan gigi berupa tulang sapi bali segar. Dalam kasus ini, anjing yang mengalami kalkulus pada gigi diberikan bahan kunyahan gigi berupatulang sapi bali segar. Tulang sapi bali yang diberikan adalah tulang paha. Tulang sapi bali segar diberikan setiap hari selama 14 hari dengan bobot sekitar 30 g. Guna mendapatkan bobot tulang sapi tersebut, tulang paha sapi dipotong secara melintang menggunakan gergaji. Tulang yang dipotong adalah pada bagian epifisis yakni pada tulang yang memiliki tampilan seperti spons, sedangkan bagian diafisisnya yang terdiri atas tulang masif tidak digunakan. Jika dalam satu hari, tulang yang diberikan tidak habis dikunyah, tulang sisa tersebut diambil dan diganti dengan ulang yang baru. Untuk menjaga kesegarannya, tulang-tulang yang telah dipotong tersebut disimpan dalam lemari es dengan suhu 4ºC. Peunah yang diamati setiap hari adalah pengurangan kalkulus yang terjadi pada gigi taring, premolar, dan molar. . Perubahan yang dinilai secara kualitatif itu dicatat dalam bentuk gambar (difoto) sehingga setiap hari bisa dibandinhgkan. Evaluasi dari hasil pemberian tulang sapi bali segar selama 14 hari menunjukkan hasil yang baik dengan berkurangnya secara nyata kalkuluspada gigi taring, premolar dan molar anjing peranakan kintamani. Disimpulkan bahwa pemberian kunyahan tulang sapi bali segar dapat mengurangi kalkulus gigi anjing.
Laporan Kasus: Penanganan Pyometra Tertutup Disertai Kalkuli Vesika Urinaria pada Anjing Pomeranian Berusia Tujuh Tahun Bravanasta Glory Rahmadyasti Utomo; I Gusti Agung Gde Putra Pemayun; I Wayan Wirata; I Gusti Made Krisna Erawan; I Wayan Batan
Jurnal Veteriner Vol 24 No 4 (2023)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/jveteriner.2023.24.4.573

Abstract

Pyometra adalah kondisi peradangan pada endometrium mengakibatkan akumulasi nanah di dalam rahim. Pyometra dapat terjadi secara kronis (pyometra terbuka) dan secara akut (pyometra tertutup). Pyometra tersebut harus segera mendapatkan penanganan karena sifatnya gawat darurat. Masalah kesehatan pada sistem perkencingan juga banyak ditemukan pada anjing, salah satunya adalah kalkuli vesika urinaria (VU). Kalkuli adalah kondisi terbentuknya urolith pada saluran perkencingan terutama di VU. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengungkap kejadian pyometra yang berlangsung secara bersamaan dengan kalkuli VU pada anjing. Anjing ras pomeranian, berusia tujuh tahun, jenis kelamin betina, dengan bobot 2,3 kg, dibawa oleh pemiliknya ke Laboratorium Ilmu Bedah Veteriner FKH Unud dengan keluhan terjadi pembesaran pada bagian perut. Berdasarkan anamnesis dan gejala klinis yaitu pembesaran abdomen serta keluarnya leleran berwarna putih dan berbau dari vagina. Pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan hematologi rutin, pemeriksaan biokimia darah, menunjukkan leukositosis dan trombositopenia yang parah. Pemeriksaan radiografi rongga abdomen, dan pemeriksaan ultrasonografi, menunjukkan hasil adanya penebalan dinding dan pembesaran uterus serta gambaran hipoekoik di dalam uterus, serta hasil radiografi memperlihatkan adanya massa radiopaque bulat pada VU, anjing menderita pyometra tertutup disertai dengan adanya kalkuli pada VU. Penanganan yang diberikan berupa tindakan pembedahan ovariohysterectomy untuk mengangkat rahim dan sistotomi untuk mengeluarkan batu dari dalam VU. Premedikasi yang diberikan adalah Atropine Sulfate dengan dosis 0,02 mg/kg BB secara subkutan dan kemudian diinduksi menggunakan kombinasi Xylazine 0,87 mg/kg BB dan Ketamin 4,35 mg/kg BB secara intravena. Selama operasi diberikan tambahan anestesi dengan dosis yang sama dengan dosis awal pemberian. Pada hari kedua setelah operasi kondisi anjing menurun dan akhirnya mati.
Laporan Kasus: Sparganosis dan Ankilostomiosis pada Kucing Lokal Burhan, Haris; Batan, I Wayan; Erawan, I Gusti Made Krisna
Indonesia Medicus Veterinus Vol 12 (5) 2023
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2023.12.5.713

Abstract

Sparganosis adalah penyakit zoonosis yang ditularkan melalui makanan yang disebabkan oleh larva plerocercoid (spargana) dari diphyllobothroid cacing pita yang termasuk dalam genus Spirometra sp.. Ankilostomiosis adalah penyakit zoonosis pada anjing dan kucing yang disebabkan oleh parasit yang termasuk dalam genus Ancylostoma sp.. Kucing kasus adalah seekor kucing lokal jantan berusia 3,5 tahun dengan bobot badan 4,1 kg. Pemilik mengeluhkan kucingnya kurang aktif dan tinja agak lunak serta belum pernah diberi obat cacing. Feses kucing kasus konsistensinya agak lunak, dengan skor 3,5. Pada pemeriksaan feses dengan metode natif ditemukan telur Spirometra sp. dan Ancylostoma sp.. Kucing kasus didiagnosis menderita sparganosis disertai ankilostomiosis. Kucing kasus diobati dengan menggunakan Caniverm® kaplet sebanyak 1/2 kaplet diberikan secara peroral dua kali dengan selang waktu tujuh hari. Evaluasi kucing setelah 10 hari pascaterapi terjadi perubahan feses dari skor 3,5 ke skor 2 terbentuk dengan baik dan tidak meninggalkan bekas saat diambil. Setelah 10 hari pascapengobatan dilakukan pemeriksaan feses dengan metode natif tidak ditemukan telur cacing. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan laboratorium dapat disimpulkan bahwa kucing kasus mengalami sparganosis disertai ankilostomiosis dengan prognosis fausta. Terapi kausatif dengan Caniverm® menunjukkan hasil yang baik. Pemeriksaan laboratorium pendukung lainnya yaitu hitung darah lengkap, yang menunjukkan bahwa kucing kasus tersebut mengalami trombositopenia. Dalam kasus ini tidak diberikan obat steroid yang membuat sistem kekebalan tubuh berhenti menyerang dan menghancurkan platelet, karena trombositopenia ringan bisa sembuh dengan sendirinya. Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk mendiagnosis dan mengetahui efektivitas pengobatan pada kucing lokal yang mengalami penyakit sparganosis dan ankilostomiosis.
Kajian Pustaka: Upaya Menelan Berlebihan dan Regurgitasi pada Anjing Penderita Akalasia Krikofaringealis Mahaputra, I Made; Juniartini, Wieke Sri; Bolla, Nelci Elisabeth; Nazara, Agustina Lesmauli; Robi, I Made; Batan, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 12 (4) 2023
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2023.12.4.619

Abstract

Krikofaringeal akalasia adalah gangguan menelan langka dari sfingter esofagus bagian atas pada anjing dan hewan muda lainnya. Tanda klinis yang umum terjadi pada anjing yang terkena krikofaringeal akalasia adalah disfagia, regurgitasi setelah berusaha menelan, batuk, hipersalivasi, refluks hidung, nafsu makan menurun sehingga pertumbuhan buruk. Krikofaringeal akalasia merupakan kondisi yang jarang terjadi pada anjing, tetapi harus dipertimbangkan sebagai diagnosis banding dalam kasus disfagia dan regurgitasi. Krikofaringeal akalasia merupakan salah satu penyebab disfagia orofaringeal yang langka ditandai dengan ketidakmampuan untuk melewatkan bolus ke dalam esofagus cervical akibat kegagalan membuka sfingter esofagus bagian atas. Kejadian krikofaringeal akalasia dapat disebabkan oleh hipertrofi krikofaringeal atau myositis atau atrofi yang menyebabkan ketidakmampuan fisik pada esofagus bagian atas. Secara histologis dari fragmen otot menunjukkan myositis neutrofilik fokal dan atrofi otot. Anjing penderita krikofaringeal akalasia dilaporkan memiliki penyakit penyerta seperti hipertiroidisme dan pneumonia. Penanganan krikofaringeal akalasia dapat dilakukan dengan pendekatan bedah myectomy dan pascaoperasi dapat diberikan opioid, antibiotika, dan dexamethasone. Prognosis dapat diberikan baik pada kasus krikofaringeal akalasia yang terdeteksi lebih awal dengan kondisi hewan yang baik. Sedangkan prognosis tanpa perawatan bedah biasanya buruk karena kesulitan dalam memelihara dan mengendalikan pneumonia aspirasi secara efektif pada hewan. Sebanyak lima laporan kasus krikofaringeal akalasia pada anjing dipilih dan rekam medisnya dijadikan sebagai sumber informasi untuk kajian pustaka.
Co-Authors - HERBERT Abdul Azis Nasution Abdul Azis Nasution Abdul Azis Nasution Abriansyah, Mohammad Ghaiz Adrian Hasan Rahmatullah Adryani Ris Agung, Mochamad Bale Aida Lousie Tenden Rompis Ainaya Luthfi Anindya Aisjiah Girinda Akbar, Muhammad Wilmar Al Ma'arif, M. Farhan Amar Wira Anindya, Ainaya Luthfi Annas Farhani Apsari, Ni Wayan Diah Archie Leander Maslim Ariandoko, Ariandoko Arief Boediono Azizah, Hidayatul Baiti, Nur baskaradwaja, i gede mardawa Berutu, Fazral Anshari Betharia Criselda Fanggidae Bhala, Anastasia Bibiana W Lay BIBIANA W LAY Bili, Maria Dolorosa Leta Bolla, Nelci Elisabeth Br Sembiring, Irene Cristina Bravanasta Glory Rahmadyasti Utomo Budiartawan, I Komang Alit Burhan, Haris Calvin Iffandi Calvin Iffandi Calvin Iffandi Caroline, Grace Christiani, Zefanya Coornelia, Gledys Daud, Richard Christian Dayanti, Marissa Divia Dharmawan, I Wayan Chandra Dhayanti, Ni Luh Evy Dhika, I Gede Abijana Satya Diana Mustikawati Diana, Kadek Leni Martha Distira, Luh Ayu Yasendra Ekowati Handayani Eldarya Envisari Depari Elpira Sukaratha, Elpira Emy Sapta Budiari Ene, Theresia Eustokia Yulisa Madu, Eustokia Yulisa FERDANIAR FAKHIDATUL ILMI Findri Andriani, Findri Firdaus, Muchammad Wildan Florensia, Dheadora Freitas, Merlinde da Costa Ginting, Regina Bonifasia Br Harvani, Bq. Harvani, Bq. Harvani Herbert . Herbert . Hernomoadi Hoeminto Humaira, Sarah Hutagaol, Wanda Della Oktarin I Gede Soma I Gusti Agung Gede Putra Pemayun I Gusti Made Krisna Erawan I Ketut Gunata I Ketut Suada I Ketut Suatha I Made Kardena I Made Suma Anthara i Nengah Wandia I Nyoman Suarsana I Nyoman Suartha I Putu Cahyadi Putra, I Putu Cahyadi I Putu Gede Yudhi Arjentinia I Putu Sampurna I Wayan Syartama Hadi Nugraha I Wayan Wirata Ida Bagus Ketut Indra Permana Ihtifazhuddini, Fiqi Manaya Tibyana Imam Sobari imam sobari Indrawan, Hieronimus INNA RAKHMAWATI Islamiati, Feren Salsabila Ita Djuwita Juniartini, Wieke Sri Kadek Karang Agustina Kakang, Dorteany Mayani Ketut Adnyane Mudite Kusumaning Arumsari Wimbavitrati Lailia, Milda Lase, Linus Putra Jaya Lestari, Devi Latifah Puji Luh Putu Listriani Wistawan Made Suma Anthara Maha Arta, I Komang Wira Kusuma Maha Putra, Anak Agung Gede Wahyu Mahaputra, I Made Mahasanti, I Gusti Puji Ayu Mahindra, Aditya Try Makrina Weni Misa Maranata, Pieter Mbolo Margaretha, Aloysiana Mas ruroh, Mas Mesquita, Nelviana Minda Nealma Mochammad Imron Awalludin Mu'ayyanah, Siti Muazdzam Lil Abrori Narendri, Kadek Anggita Puspa Natalia, Grace Kristin Nazara, Agustina Lesmauli Ni Nyoman Sutiati Ni Nyoman Widiasih Ni Wayan Listyawati Palgunadi Ni Wayan Listyawati Palgunadi Ni Wayan Sri Wiyanti Nicolas Yarisetouw, Nicolas Ningrum, Ni Made Adinda Arya Nining Handayani Nining Handhayani Novianti, Syinthia Arya Nugraha, Elisabeth Yulia Nurmayani, Seli Nurrohman, Fahmi Galuh NURUL FAIZAH Nurul Faiziah Nurul Faiziah Nurul Masyita, Nurul Oktaviviani, Syafiana Fairizca Paramita, Putu Wahyuni Patabang, Denselina Lilis Permatasari, Serly Nur Indah PRANSIKA EKSY YONITA Pratama, Rendi Tegar Priharyanthi, Luh Komang Ayu Puteri Puri Prihatiningsih, Nur Liliana Purwitasari, Made Santi Pusparini, Ni Putu Dyah Prashanti Putera, I Gusti Ngurah Dwipayana Putra, Widihantoro Gunawan Putri, Dwi Aprilia Putu Ayu Sisyawati Putriningsih Putu Devi Jayanti Putu Wirat Qutrotu ain, Salsabila R, Ni Wayan Ayu Rasdi yanah Rasdiyanah . Rasdiyanah . Rastiti, Ni Made Remontara, Al Afuw Niha Resman, Martin Pedro Krisenda Ridwan, Isabella Anjari Riesta, Baiq Deby Aprila Riza, Devand Ainur Robi, I Made Ruslie, Sabella Ivana Sadipun, Elizabeth Liliane Sari, Yeni Ratna Sayu Raka Padma Wulan Sari Septianingsih, Rayni Septianira, Firnanda Silaban, Root Elisa Sousa, Rojelio Dias Trindade Sri Kayati Widiastuti, Sri Kayati Sri Kayati Widyastuti Sri Milfa Sri Milfa Sukoco, Hendro Supar - Supar . Suprabha, Kadek Dewi Suwartama, Beny Takariyanti, Dzikri Nurma'rifah Tama, Kevin Tri Tjokorda Sari Nindhia Umi Reston Utami, IGA Monica Rizki Utomo, Bravanasta Glory Rahmadyasti Utomo, Kurniawan Cahyo Wahono Esti Prasetyaningtyas Wahono Esti PrasetyoningtyaserB Wardani, Putu Intan Kusuma Wirawan, I Gede Yogiana, Wayan Yundari, Yundari Yunita Lestyorini Yunita Lestyorini