Pendahuluan: Rendahnya cakupan konsumsi tablet Fe dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, efek samping, serta dukungan keluarga dan tenaga kesehatan. Di Indonesia, cakupan konsumsi ≥90 butir selama kehamilan mencapai 81%, sementara di Kabupaten Aceh Besar tahun 2022 hanya 66,2%, dengan Puskesmas Peukan Bada terendah (48,8%). Metode: Penelitian Iini menggunakan metode cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III sebanyak 129 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu Total Sampling dan jumlah sampel sebanyak 56 orang. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 2 Februari sampai 6 Maret 2024. Analisa yang digunakan adalah univariat dan bivariate menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil dan Pembahasan: Penelitian ini memperlihatkan bahwa sebanyak 55,4% tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe, 51,8% memiliki pengetahuan kurang, 46,4% yang multipara, 53,6% yang tidak teratur melakukan pemeriksaan antenatal care 60,7% yang banyak mengalami efek samping dan 48,2% berpendidikan menengah, sehingga pengetahuan dengan kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan p value 0,001, paritas p value 0,003, antenatal care dengan p value 0,008, efek samping dengan p value 0,002 dan pendidikan dengan p value 0,016.Kesimpulan ada hubungan pengetahuan, paritas, antenatal care, efek samping dan pendidikan dengan kepatuhan konsumsi tablet Fe. Kesimpulan: Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan konsumsi tablet Fe meliputi edukasi yang lebih intensif, pendampingan oleh tenaga kesehatan, keterlibatan keluarga dalam mendukung ibu hamil, serta strategi untuk mengurangi efek samping, sehingga risiko anemia dapat ditekan dan kesehatan ibu serta janin lebih terjaga.