Claim Missing Document
Check
Articles

Uji efektivitas ekstrak melati (Jasminum sambac) pada penyembuhan luka insisi kelinci (Oryctolagus cuniculus) Jayalandri, Ni Luh G.L.; Nangoy, Edward; Posangi, Jimmy; Bara, Robert A.
e-Biomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i1.12487

Abstract

Abstract: Flowers and leaves of jasmine (Jasminum sambac) have chemical substances that contain phytoconstituents such as alkaloids, glycosides, saponins, terpenoids and flavonoids. Flavonoid, an antioxidant, plays some importnat roles in wound healing due to their antibacterial effect. This study aimed to determine the effectiveness of jasmine leaf extract on incision wound healing in rabbits. This was an experimental study using three rabbits as test subjects. Wounds of 0.3 cm depth, 5 cm length, and 0.5 cm widened at both ends of the wound were made on the right and left sides of the back. Incised wound on the left side was treated with jasmine leaf extract ointment meanwhile the wound on the right side was untreated and was covered only with sterile gauze. Wounds were observed for two weeks to evaluate the changes of macroscopical length. The results showed that wounds treated with jasmine leaf extract ointment shrank and their edges united with the surrounding tissues faster than the untreated wounds. Conclusion: Jasmine leaf extract ointment accelerated incised wound healing in rabbits. Keywords : wound healing, incision wounds, jasmine leaves Abstrak: Bunga dan daun melati (Jasminum sambac) memiliki kandungan kimia yang berpotensi farmakologi seperti alkaloid, glycosid, saponin, terpenoid dan flavonoid. Flavonoid berpotensi sebagai antioksidan dan mempunyai kerja yang dibutuhkan dalam proses penyembuhan luka seperti antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun melati pada penyembuhan luka insisi kelinci. Jenis penelitian ini eksperimental menggunakan tiga ekor kelinci sebagai hewan uji. Punggung kanan dan kiri kelinci diinsisi sedalam 0,3 cm dengan panjang 5 cm yang dilebarkan 0,5 cm pada kedua ujung sisi luka. Luka punggung kiri diberi salep ekstrak daun melati, luka punggung kanan tidak diberi perlakuan hanya ditutup kasa steril. Pengamatan selama dua minggu untuk melihat perubahan panjang luka secara makroskopik. Hasil penelitian mendapatkan bahwa luka yang diberi salep ekstrak daun melati lebih cepat mengecil serta memiliki permukaan luka yang rata dan menyatu dengan kulit sekitar dibandingkan luka yang tidak diberi salep ekstrak daun melati. Simpulan: Salep ekstrak daun melati memiliki efek untuk mempercepat penyembuhan luka insisi kelinci.Kata kunci: penyembuhan luka, luka insisi, daun melati
UJI EFEK DAUN ILER (Coleus atropurpureus [L.] Benth.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA KULIT KELINCI (Oryctolagus cuniculus) Tari, Rudianto; Posangi, Jimmy; Wowor, P. M.
e-Biomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i1.4602

Abstract

Abstract: Indonesia has a lot of herbs. One of the well-known and frequently used by people is miana. Empirical experience showed that miana is used to healing wounds. The chemical substances of miana leaves such as essential oil, flavonoid, tanin, and other active substances are expected to involved in the process of wound healing. The purpose of this reseach is to find out the healing effect of miana leaves to the insicion wound on rabbits’ skin. This research used an experimental method by using 5 rabbits as the experimental animals. Skin insicions were generated over  rabbits’  left and right back by 5 cm each. The wound on the left back is given miana leaves, and the wound on the right back without miana leaves. The wound healing was observed on third, seventh and fourteenth day, with the length, the superficial and the edges of the wounds as the evaluation criteria. The incision wounds on the rabbits’ back that given miana leaves are dry and heal faster than the rabbits without miana leaves. Using miana leaves for the rabbits’ insicion wounds can speed up the wound healing process. Keywords: miana leaves, wound healing, insicion wound.     Abstrak: Indonesia memiliki banyak tanaman yang berkhasiat obat. Salah satu tanaman yang berkhasiat, dikenal, dan digunakan masyarakat yaitu tumbuhan iler. Pengalaman empiris menunjukkan tumbuhan iler digunakan sebagai obat luka. Kandungan kimia daun iler seperti minyak atsiri, flavonoid, tanin, dan zat-zat aktif lainnya diduga terlibat dalam penyembuhan luka. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penyembuhan daun iler terhadap penyembuhan luka insisi pada kulit kelinci. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, dengan menggunakan lima ekor kelinci sebagai hewan uji. Kelinci diinsisi pada punggung kiri dan kanan sepanjang 5 cm. Luka pada punggung kiri diberi daun iler, sedangkan luka pada punggung kanan tidak diberi daun iler. Penyembuhan luka diamati pada hari ke-3, 7, dan 14, dengan kriteria penilaian panjang, permukaan dan tepi luka. Luka insisi pada kulit kelinci yang diberi daun iler terlihat lebih cepat kering dan menutup dibandingkan dengan luka yang tidak diberi daun iler. Pemberian daun iler pada luka insisi kulit kelinci dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Kata Kunci: daun iler, penyembuhan luka, luka insisi.
Uji daya hambat ekstrak bunga cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis Paliling, Agrianto; Posangi, Jimmy; Anindita, P. S.
e-GiGi Vol 4, No 2 (2016): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.4.2.2016.14159

Abstract

Abstract: Cloves (Syzygium aromaticum) are commonly found in tropical territory. Flower bud of cloves contains cloves essential oil with its main compound is eugenol. Porphromonas gingivalis is an anaerob Gram negative bacterium which is one of the normal floras in oral cavity. However, it has the ability to cause an infection such as periodontitis. This study was aimed to determine the inhibition effect of cloves flower bud extract on Porphyromonas gingivalis growth through the diameter magnitude of the inhibition zone. The category of inhibition zone was based on Davis and Stout. This was an experimental study using Kirby-bauer modification method. Cloves flower bud samples were obtained from Senduk Tanawangko and were extracted with maseration method using etanol 96%. Porphyromonas gingivalis bacteria were obtained from pure bacteria stock in the Laboratory of Microbiology Faculty of Medicine, University of Hasanuddin Makassar. The results showed that the average diameter of inhibition zone of cloves flower bud extract against Porphyromonas gingivalis was 13.01 mm. Conclusion: Cloves flower bud extract had a strong ability to inhibit Porphyromonas gingivalis growth.Keywords: cloves flower bud, Porphyromonas gingivalis, inhibition zone Abstrak: Tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum) merupakan tanaman yang banyak tumbuh di daerah beriklim tropis. Bunga cengkeh mengandung minyak atsiri (clove essential oil) dengan kandungan utama ialah eugenol. Porphyromonas gingivalis ialah bakteri anaerob Gram negatif yang merupakan salah satu bakteri flora normal dalam rongga mulut tetapi jika berlebihan dapat menyebabkan penyakit periodontitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak bunga cengkeh terhadap Porphyromonas gingivalis yang dinilai melalui besar diameter zona hambat yang terbentuk. Kategori daya hambat berdasarkan penggolongan Davis dan Stout. Jenis penelitian ialah eksperimental dengan metode modifikasi Kirby-Bauer menggunakan sumuran. Sampel bunga cengkeh diambil dari Desa Senduk Tanawangko kemudian diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Bakteri Porphyromonas gingivalis diambil dari stok bakteri murni yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin. Hasil penelitian mendapatkan nilai rerata diameter zona hambat ekstrak bunga cengkeh terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis sebesar 13,01 mm. Simpulan: Ekstrak bunga cengkeh memiliki daya hambat kuat berdasarkan kategori Davis dan Stout terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis. Kata kunci: bunga cengkeh, Porphyromonas gingivalis, zona hambat
PERBANDINGAN EFEK ANALGESIK PERASAN RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum Thelaide) DENGAN ASPIRIN DOSIS TERAPI PADA MENCIT (Mus musculus) Mantiri, Natalia Christine; Awaloei, Henoch; Posangi, Jimmy
e-Biomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i1.4593

Abstract

Abstract: This research purpose to compare analgesic effect from red ginger rhizome juice to therapeutic doses of aspirin. This research is an experimental research with treatment to aspirin group and red ginger rhizome juice mice as trial animals divided into 4 groups, each group contain of 3 mice. Four treatment groups contain of the group aspirin 0,4/20 gr BB and the group of red ginger rhizome juice in 3 different doses which are 4 mg/20 gr BB, 8mg/20gr BB, 16 mg/20 gr BB. Analgesic effect we could saw with counting mice responses likes jump and lick to decrease or release the pain. Before the treatment, all of mice fasted around 11 hours, and then gave the treatment. Studied of mice’s responses on the water bath take for 1 minute, on the 0 minute before treatment, and on the 30, 60, 90, 120 minutes after the treatment. Statistical analysis used ANOVA test and continued with LSD (Least Significance Different). Result from ANOVA test showed that there is real difference between the treatment groups. LSD test showed there are no real difference between the treatment group of aspirin to the treatment group of red ginger rhizome juice dose I. On the treatment group of red ginger rhizome juice dose II and dose III there is real difference to the treatment group of aspirin. The treatment group of red ginger rhizome juice dose II to dose III there is no real difference. Keywords: Analgesic, Aspirin, Red Ginger (Zingiber officinale var. rubrum Thelaide).   Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan efek analgesik perasan rimpang jahe merah dengan aspirin dosis terapi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan kelompok perlakuan aspirin dan perasan rimpang jahe merah. Mencit sebagai hewan coba sebanyak 12 ekor dibagi 4 kelompok masing-masing terdiri dari 3 ekor mencit. Empat kelompok perlakuan yaitu kelompok diberi aspirin 0,4 mg/20gr BB dan kelompok diberi perasan rimpang jahe merah dengan 3 dosis berbeda yaitu 4 mg/20gr BB, 8 mg/20gr BB, 16 mg/20gr BB. Efek analgesik dilihat dengan menghitung respon mencit berupa lompatan dan jilatan saat diberi rangsangan panas dengan suhu 550C . Sebelum perlakuan semua mencit dipuasakan kurang lebih 11 jam, kemudian diberi perlakuan. Pengamatan respon mencit pada water bath dilakukan selama 1 menit, pada menit ke-0 sebelum perlakuan, dan pada menit ke-30, 60, 90, 120 setelah perlakuan. Data dianalisis dengan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significance Different). Hasil analisis statistik dengan uji ANOVA menunjukkan ada perbedaan nyata antar kelompok perlakuan. Uji LSD menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata pada kelompok perlakuan aspirin terhadap kelompok perlakuan perasan rimpang jahe merah dosis I. Pada kelompok perlakuan perasan jahe merah dosis II dan III terdapat perbedaan nyata terhadap kelompok perlakuan aspirin. Kelompok perlakuan perasan rimpang jahe merah dosis II terhadap dosis III tidak terdapat perbedaan nyata. Kata Kunci: Analgesik, Aspirin, Jahe Merah (Zingiber officinale var. rubrum Thelaide).
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PASTA GIGI YANG MENGANDUNG SIWAK DENGAN PASTA GIGI TANPA SIWAK PADA PASIEN PASCA SKELING Sijabat, Eva A.; Posangi, Jimmy; ., Juliatri
e-GiGi Vol 3, No 2 (2015): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.3.2.2015.10488

Abstract

Abstract: Efforts to prevent gingivitis are indispensable; one of them is choosing toothpaste properly. Currently, many toothpastes are containing more than an active material. Additional of herbs in the toothpaste could hamper the growth of plaques. This study aimed to compare the effectiveness of siwak toothpaste and non-siwak toothpaste in reducing gingival index in post scalling treatment patients in Periodontology RSGM Sam Ratulangi University Manado. This was a randomized controlled trial group, which was performed to 30 patients. The subjects were divided into 2 groups: One group that used siwak toothpaste and another group that used non-siwak toothpaste. Gingivitis scoring was performed by using Gingival Index (GI) from Loe and Sillness on the day the patients got scalling treatment and then after two weeks. The collected data were analyzed by using Mann Whitney test. The results showed that there was a significant difference between using siwak toothpaste and non-siwak toothpaste in reduction the gingival index with a p value of 0.000 (p < 0.05). Conclusion: There was a difference between the use of siwak toothpaste and non-siwak toothpaste in gingival index reduction in post scalling patients.Keywords: toothpaste, siwak, non-siwak, gingival indexAbstrak: Upaya pencegahan terjadinya gingivitis sangat diperlukan. Hal yang dapat dilakukan antara lain dengan memilih pasta gigi yang tepat. Saat ini sudah banyak pasta gigi yang beredar dengan berbagai merek dan hampir semuanya mengandung lebih dari satu bahan aktif. Penambahan herbal pada pasta gigi dapat menghambat pertumbuhan plak penyebab terjadinya gingivitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas pasta gigi yang mengandung siwak dengan pasta gigi tanpa siwak pada pasien post skeling di Bagian Periodontologi RSGM Universitas Sam Ratulangi Manado. Desain penelitian ini ialah randomized controlled trial group terhadap 30 pasien pasca skeling. Subyek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok penyikatan gigi dengan memakai pasta gigi siwak dan kelompok penyikatan gigi dengan memakai pasta gigi tanpa siwak.Penilaian indeks gingiva menurut Loe dan Sillness dilakukan setelah pasien gingivitis mendapatkan perawatan skeling dan dua minggu setelah pemakaian pasta gigi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Mann Whitney. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penurunan indeks gingiva yang bermakna antara penggunaan pasta gigi yang mengandung siwak dengan penggunaan pasta gigi tanpa siwak dengan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05). Simpulan: Terdapat perbedaan antara penggunaan pasta gigi siwak dengan pasta gigi tanpa siwak pada pasien post skeling.Kata kunci: pasta gigi, siwak, tanpa siwak, indeks gingiva
UJI EFEK ANTIBAKTERI JAMUR ENDIFIT PADA DAUN MANGROVE Sonneratia alba TERHADAP BAKTERI UJI Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli ., Dwilestari; Awaloei, Henoch; Posangi, Jimmy; Bara, Robert
e-Biomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i1.7414

Abstract

Abstract: Endophytic fungi is a species of fungi which life on plant tissue system. Endophytic fungi can be isolated from the roots, stems and leave of the plant. Endophytic fungi can produce a substance potencial to be antibacteria. This research aimed to test the presence of antibacterial effect on an isolated leaf of mangrove plant Sonneratia alba towards Staphylococcus aureus and Escherichia coli. The method that is used for the antibacterial activity test, done by putting mycelia of endophytic fungi in combination media that has been smeared with Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Obtained from research that has been made, it conducted two species of endophytic fungi that isolated from mangrove plant leaf Sonneratia alba. Both endophytic fungi has effect as antibacteria against Staphylococcus aureus and Escherichia coli, but the second type of endophytic fungi has more effective and stronger antibacterial effect compare to endophytic fungi type I and positive control.Keywords: antibacterial, endophytic fungi, mangrove Sonneratia albaAbstrak: Jamur endofit adalah jamur yang terdapat dalam sistem jaringan tumbuhan. Jamur endofit dapat diisolasi dari akar, batang dan daun tumbuhan. Jamur endofit dapat menghasilkan senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya efek antibakteri jamur endofit daun Sonneratia alba terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Metode yang digunakan untuk uji antibakteri dilakukan dengan cara menempelkan miselia jamur endofit pada media agar kombinasi yang telah dioleskan bakteri uji. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh dua jenis jamur endofit yang diisolasi dari daun tumbuhan mangrove Sonneratia alba. Kedua jamur endofit memiliki efek sebagai antibakteri terhadap kedua bakteri uji akan tetapi jamur endofit tipe II memiliki efek antibakteri yang lebih baik dibandingkan dengan jamur endofit tipe I dan kontrol positif.Kata kunci: antibakteri, jamur endofit, daun Sonneratia alba
UJI EFEK PERASAN DAUN BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor) TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) Rumimper, Esther Ariny; Posangi, Jimmy; Wuisan, Jane
e-Biomedik Vol 2, No 2 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v2i2.5519

Abstract

Abstract: Medicinal herbs has been cultivated and utilized as treatments for diseases since ancient times. Among these medicinal herbs is redleaf amaranth that is mainly utilized for treatment of anemia. This study aims to determine the effect of redleaf amaranth decoction on Wistar rat’s hemoglobin level. This is an experimental study performed on Wistar rats. Readleaf amaranth was blend with water and its decoction was administered orally. Hemoglobin level was measured using blood sample taken directlu from the heart of the study animals. The result shows that redleaf amaranth decoction plays a role in elevating hemoglobin level on Wistar rats. Keywords: Redleaf amaranth, Hemoglobin     Abstrak: Masyarakat pada umumnya banyak mengenal bahkan memanfaatkan tanaman yang diyakini bisa menyembuhkan beberapa penyakit. Salah satu tumbuhan yang sering di gunakan adalah bayam merah yang dianggap bisa mengobati kurang darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari pemberian perasan daun bayam merah terhadap kadar hemoglobin tikus Wistar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang dilakukan terhadap uji berupa tikus Wistar. Daun bayam merah di blender dengan air dan perasannya diberikan secara oral terhadap hewan uji. Kadar hemoglobin diukur menggunakan sampel darah yang diambil langsung dari jantung Wistar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perasan daun bayam merah dapat meningkatkan kadar hemoglobin. Kata Kunci: Daun Bayam Merah, Hemoglobin.
Gambaran Evaluasi Terapi Antibiotik pada Pasien Bronkopneumonia di Instalasi Rawat Inap Anak RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Juli 2017 – Juni 2018 Polii, Erfand; Mambo, Christi D.; Posangi, Jimmy
e-Biomedik Vol 6, No 2 (2018): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v6i2.22175

Abstract

Abstract: Bronchopneumonia is still one of the health problems worldwide due to its high mortality rate. The definitive treatment for this disease is antibiotics. However, the use of antibiotics in hospitals is 30-80% not for the right indication. This study was aimed to obtain the description of evaluation of antibiotic therapy in bronchopneumonia patients in the Pediatrics Inpatient Installation of Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado in the period of July 2017 - June 2018. This was a descriptive retrospective study with a cross-sectional design. Evaluation was done by using quantitative methods of DDD by WHO. The results of DDD/100-day evaluation using 41 samples were cefixime 141.63 DDD/100-day (48%), ampicillin 123.51 DDD /100-day (42%), cefotaxime 10.52 DDD/100-day (4%), gentamicin 8.88 DDD/ 100-day (3%), chloramphenicol 8.68 DDD/100-day (3%), and ceftriaxone 3.06 DDD/100-day (1%). Antibiotics included in 90% of the DU segment were cefixime and ampicillin. Conclusion: The most quantitative description evaluation of antibiotic therapy in bronchopneumonia patients was cefixime 141.63 DDD/100-day.Keywords: antibiotics, bronchopneumonia, DDD Abstrak: Bronkopneumonia menjadi salah satu masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya yang tinggi. Pengobatan definitifnya yaitu dengan pemberian antibiotik. Di berbagai rumah sakit, ditemukan 30-80% penggunaan antibiotik tidak didasarkan pada indikasi yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran evaluasi terapi antibiotik pada pasien bronkopneumonia di Instalasi Rawat Inap Anak RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Juli 2017 - Juni 2018. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif dengan desain potong lintang. Evaluasi menggunakan metode kuantitatif DDD oleh WHO. Hasil evaluasi antibiotik DDD/100-hari dari 41 sampel yaitu cefiksim 141,63 DDD/100-hari (48%), ampicilin 123,51 DDD/100-hari (42%), cefotaksim 10,52 DDD/100-hari (4%), gentamisin 8,88 DDD/100-hari (3%), kloramfenikol 8,68 DDD/100-hari (3%), dan ceftriakson 3,06 DDD/100-hari (1%). Antibiotik yang masuk dalam segmen DU 90% yaitu cefiksim dan ampicilin. Simpulan: Secara kuantitas gambaran evaluasi terapi antibiotik terbanyak pada pasien bronkopneumonia yaitu cefiksim 141,63 DDD/100-hari.Kata kunci: antibiotik, bronkopneumonia, DDD
ANALISIS AKTIVITAS DARI JAMUR ENDOFIT YANG TERDAPAT DALAM TUMBUHAN BAKAU Avicennia marina DI TASIK RIA MINAHASA Posangi, Jimmy; Bara, Robert A.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 2, No 1 (2014): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.2.1.2014.7345

Abstract

Endofit dapat diartikan sebagai mikroba yang hidup berkoloni dalam jaringan internal tumbuhan tanpa menyebabkan efek yang merugikan secara langsung pada tumbuhan tersebut. Organisme endofitik memiliki potensi yang sangat besar untuk dieksploitasi dan menghasilkan  produk alami baru yang bermanfaat di bidang kedokteran, pertanian, dan industri. Pada sisi yang lain kebutuhan terhadap obat-obatan baru yang membantu umat manusia melawan pelbagai penyakit tidak pernah berhenti, hal ini disebabkan adanya resistensi bakteri, infeksi virus, insidensi infeksi jamur, berbagai jenis tumor, infeksi parasit dan protozoa, di dalam populasi dunia sekarang ini sebagai akibat ketidakmampuan kita untuk mengatasi tidak hanya problematika kesehatan. Indonesia sebagai daerah  tropis dengan keanekaragaman hayati yang cukup besar, di lain pihak, perlawanan endofit di ekosistem daerah tropis melawan organisme patogen dan predator cukup besar, sumber daya yang terbatas dan tekanan seleksi alam sangat tinggi. Hal ini menimbulkan kemungkinan besar bahwa endofit di daerah tropis seperti di negara kita merupakan sumber struktur senyawa baru dengan aktivitas biologis yang menarik untuk dikembangkan sebagai bahan obat baru. Penelitian ini merupakan penelitian untuk mencari kandidat obat-obatan baru yang difokuskan pada kandidat bahan obat yang memiliki potensi antibakteri dan antikanker. Tumbuhan bakau Avicennia marina diambil dari Pantai Tasik Ria. Jamur endofit diisolasi hingga diperoleh 2 isolat galur murni Aspergillus sp. dan Acremonium sp. Kedua isolat kemudian diuji aktivitasnya terhadap bakteri patogen Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan menggunakan metode ko-kultivasi. Acremonium sp. memiliki aktivitas antibakteri yang lebih kuat dibandingkan dengan jamur Aspergillus sp. terhadap bakteri S. aureus, sedangkan Aspergillus sp. menunjukkan aktivitas antibakteri yang tinggi terhadap bakteri E. coli.
UJI EFEK ANTIBAKTERI JAMUR ENDOFIT PADA TUMBUHAN KEMANGI (OCIMUM BASSILICUM L.) PADA BAKTERI UJI STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN ESCHERICHIA COLI Walewangko, Marfincy; Posangi, Jimmy; Yamlean, Paulina
PHARMACON Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : PHARMACON

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT                                                                 Endophytic microbes are microbes that live in plant tissues. Endophytic fungi can produce various functional compounds in the form of anticancer compounds, antiviral, antibacterial, antifungal and plant growth hormones. Basil (Ocimum Sanctim L.) is the largest species both in fresh form or for the production of essential oils. Ethanol and methanol extracts, from Basil leaves is stated to have antibacterial activity. This study aimed to examine the presence or absence of antibacterial effects of endophytic fungi isolated from the stem and leaves of basil (Ocimum basilicum L.) against Escherichia coli and Staphylococcus aureus. The method used is an experimental laboratory by testing antibacterial activity. From the research carried out four endophytic fungi isolated from the stems and leaves of the Basil (Ocimum basilicum L.) plant. The four endophytic fungi have an antibacterial effect on the two test bacteria. Endophytic fungus from Basil stem 1.2 by 8mm which is categorized as medium and extract of Basil Stem 4.1 by 7mm which is categorized as medium and Basil Stem 1.1 by 17mm categorized as strong and Basil Leaf 2.1 by 22mm categorized as very strong. The conclusion is that endophytic fungi isolated from the Basil (Ocimum bassilicum L.) plant obtained from Lemoh Uner Village have antibacterial activity. Keywords: Antibacterial, Endophytic Fungi, Basil (Ocimum basilicum L.)  ABSTRAK Mikroba endofit merupakan mikroba yang hidup di dalam jaringan tumbuhan. Jamur endofit dapat menghasilkan berbagai senyawa fungsional berupa senyawa antikanker, antivirus, antibakteri, antifungi serta hormon pertumbuhan tanaman. Kemangi (Ocimum Sanctim L.) merupakan spesies terbesar baik dalam bentuk segar ataupun untuk produksi minyak esensial. Ekstrak etanol, metanol daun Kemangi dinyatakan memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya efek antibakteri jamur endofit yang diisolasi dari batang dan daun tumbuhan Kemangi (Ocimum basilicum L.) terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Metode yang digunakan ialah eksperimental laboratorium dengan menguji aktivitas antibakteri. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh empat jenis jamur endofit yang diisolasi dari batang dan daun tumbuhan Kemangi (Ocimum basilic um L.). Keempat jamur endofit memiliki efek sebagai antibakteri terhadap kedua bakteri uji. Jamur endofit dari Kemangi batang 1.2 sebesar 8mm yang dikategorikan sedang dan ekstrak Kemangi Batang 4.1 sebesar 7mm yang dikategorikan sedang dan Kemangi Batang 1.1 sebesar 17mm dikategorikan kuat dan Kemangi Daun 2.1 sebesar 22mm dikategorikan sangat kuat. Kesimpulanya jamur endofit yang diisolasi dari tumbuhan Kemangi (Ocimum bassilicum L.) yang diperoleh dari Desa Lemoh Uner memiliki aktivitas antibakteri. Kata kunci :  Antibakteri, Jamur Endofit, Kemangi (Ocimum basilicum L.)
Co-Authors Abdul, Jihan A. Achmad, Mardhita Nilamsari Alamri, Khairun N. H. Amelia I. Toar Anak Agung Istri Sri Wiadnyani Angela Christin Tiwa Angelina Stevany Regina Masengi Antje A Wuwungan Antonius R.B. Ola Arthur Mongan Ayu S. Gugule B H. R. Kairupan Bagaray, Evangelin Fresianly Bernat S. P. Hutagalung Budhi Setianto Christy N. Mintjelungan Citra R. Irianty Clara, Santi Daniel Febrian Sengkey Dantje T Sembel Dimas Prakoso Dina Rombot Dwilestari . Edward Nangoy, Edward Edward S. Oroh, Edward S. Elisa Mangkey Esther Ariny Rumimper Eva A. Sijabat, Eva A. Faidiban, Aqueline N. Falugah, Fathia Fatimawali . Febriana ., Febriana Frengki P. Menggelea Grace D. Kandau, Grace D. Grace Debbie Kandou Gresty Masi Gustaaf A. E. Ratag Hans Huijbregts Harmani Kalim Hasanuddin, Israyati R. Hendra Sandag Henoch Awaloei Herman Warouw IC Manoppo, Jeanette IC Ira Posangi Jane Wuisan Judo Prihartono Juliatri . Julio Lopez Aban, Julio Lopez Katuuk, Mario Esau Kipimbob, Eflentina Kurnia, Bonar Kurniawan Kurniawan Laurentius Rumokoy, Laurentius Lendombela, Ditya P. J. Lengkong, Gledys Tirsa Lesar, Imelda Lidia Lidia Iswanto, Lidia Linnie Pondaag Mamahit, Juliet Merry Eva Mambo, Christi D. Mambo, Christi Diana Manampiring, Aaltje Ellen Manannohas, Mouren Mantjoro, Eva M. Marthen Theogives Lasut, Marthen Theogives Masi, Gresty N.M. Maya Memah Mewengkang, Mario L. Michael A. Leman Minarma Siagian Mona P. Wowor Murdani Abdullah Nas Lokbere Natalia Christine Mantiri Ni Luh G.L. Jayalandri, Ni Luh G.L. Ni Wayan Mariati Nina S Widiarto Ning Irianti, Ning O. Mona Wowor Oddi R Pinontoan Oroh, Wenda P. Djufri, Moh Akbar P. M. Wowor P. S. Anindita Paliling, Agrianto Pandegirot, Juliana Sisca Pangouw, Excel Paulina yamlean Pemsi M. Wowor, Pemsi M. Pertiwi, Junita Maja Polii, Erfand Putri, Vita A.D Ramadi, Reza Pahlevi Rampengan, Nancy Ratag, Gustaaf Ristanti Pratiwi Robert A. Bara Rondonuwu, Yohanes Amazia Zet Roring, Natalia Megawati Rudianto Tari S. Surya, Welong S. V. Sinolungan, Jehosua Saartje J Lumanauw Santi Turangan, Santi Sarwono Waspadji Sirowanto Inneke Sondakh, Refrando M. Starry H. Rampengan Sunny Wangko Surya, Welong S. Suzanna Immanuel T. Lasut, Markus Tangkuman, Victor Yohanes Tansil, Alberta Y.M. Tarigan, Paulus B. Titi L. Faraknimella, Titi L. V. Rombot, Dina Venesia Pengan Vivi P. Santoso Vonny N. S. Wowor Vonny Wowor Walewangko, Marfincy Walewangko, Marfincy S. Warouw, Finny Warouw, Inggrid Welong, Seftian Surya Widya Astuty Lolo, Widya Astuty Wisie Lusia Toar, Wisie Lusia Y. Tangkuman, Yundi Y. Yolanda A. Kasi Yolanda Bataha Yulianty Sanggelorang