Claim Missing Document
Check
Articles

DAYA HAMBAT OBAT KUMUR CETYLPYRIDINIUM CHLORIDE DAN OBAT KUMUR DAUN SIRIH TERHADAP PERTUMBUHAN STREPTOCOCCUS MUTANS Toar, Amelia I.; Posangi, Jimmy; Wowor, Vonny
Jurnal Biomedik : JBM Vol 5, No 1 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.1.2013.2639

Abstract

Abstract: Dental caries and periodontal diseases are still the major problems of oral health among the community. The microbes Streptococcus mutans that accumulate in plaques have an important role in the occurences of these two diseases. The control of plaque forming can be done chemically by using mouthwash. Cetylpyridinium chloride (CPC) and betle leaf (Piper betle Linn.), among others, are active ingredients that are added in the preparation of alcohol-free mouthwash. This study aimed to determine whether there was a difference between the inhibition of alcohol-free mouthwash containing CPC, and betle-leaf mouthwash to the growth of S. mutans. This was an experimental study with a post-test-only control-group design. The technique for testing inhibition used the Kirby Baurer disc diffusion method with samples of cultures of S. mutans The trial materials were commercial alcohol-free mouthwash and betle-leaf mouthwash; and aquadest as the negative control.  There were nine repetitions for each trial material group. The results of the Kruskal Wallis test showed significant differences (P <0.05) between alcohol-free mouthwash containing CPC, alcohol-free mouthwash containing piper betle Linn extract, and aquadest. The result of the Mann Withney test showed that there was a significant difference (P <0.05) between alcohol-free mouthwash containing CPC and alcohol-free mouthwash containing piper betle Linn extract. Alcohol-free mouthwash containing CPC had a wider zone of inhibition than the alcohol-free mouthwash containing betle leaf extract. Conclusion: Inhibition of the alcohol-free mouthwash containing cetylpyridinium chloride on the growth of S.mutans was significantly better than the alcohol-free mouthwash containing piper betle Linn extract. Keywords: cetylpyridinium chloride, betle leaf, mouthwash, Streptococcus mutans.   Abstract: Karies gigi dan penyakit periodontal  merupakan masalah bagi kesehatan gigi dan mulut di masyarakat. Streptococcus mutans dalam plak berperan dalam terjadinya kedua penyakit ini. Pengontrolan plak dapat dilakukan secara kimiawi dengan menggunakan obat kumur. Cetylpyridinium chloride (CPC) dan daun sirih merupakan bahan aktif yang ditambahkan dalam  sediaan obat kumur bebas alkohol. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan daya hambat antara obat kumur bebas alkohol yang mengandung CPC dengan obat kumur daun sirih terhadap pertumbuhan S. mutans. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan post-test only control group design. Teknik pengujian daya hambat menggunakan metode difusi cakram Kirby Baurer dengan sampel S. mutans. Bahan coba yang digunakan yaitu obat kumur bebas alkohol, dan akuades sebagai kontrol negatif. Jumlah pengulangan pada masing-masing kelompok bahan coba sebanyak 9 kali.  Uji Kruskal Wallis menunjukkan perbedaan bermakna (P <0,05) antara obat kumur CPC, obat kumur daun sirih, dan akuades terhadap pertumbuhan S. mutans. Uji Mann-Whitney menunjukkan perbedaan bermakna (P <0,05) antara obat kumur CPC dan obat kumur daun sirih terhadap pertumbuhan S. mutans. Obat kumur CPC memiliki zona hambat lebih besar dibandingkan obat kumur daun sirih. Simpulan: Sediaan obat kumur bebas alkohol yang mengandung cetylpyridinium chloride memilliki daya hambat terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans yang lebih tinggi secara bermakna dibandingkan sediaan obat kumur bebas alkohol yang mengandung ekstrak daun sirih.
NON-CALLIPHORIDAE-NECROPHAGOUS-DIPTERA SUCCESSION ON PIG CARCASSES IN MANADO, INDONESIA Wangko, Sunny; Sembel, Dantje T; Pinontoan, Oddi R; Posangi, Jimmy; Huijbregts, Hans
JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 4, No 1 (2012): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.4.1.2012.749

Abstract

Abstrak. Penelitian mengenai suksesi Diptera nekrofagus non-Calliphoridae dilakukan di Manado, Indonesia pada tahun 2012. Tiga ekor bangkai babi domestik (berat badan 21-23 kg) dimatikan dengan tiga cara yang berbeda (dosis letal potasium sianida per oral, pukulan benda tumpul pada area osipital, dan tikaman benda tajam). Penelitian dilakukan selama 15 hari. Suhu udara ambien dan kelembaban, serta data suhu dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kayuwatu. Babi yang dimatikan dengan potasium sianida memperlihatkan perlangsungan dekomposisi yang lebih panjang (10 hari) dibandingkan dengan lainnya (delapan hari). Simpulan: Terdapat empat famili dan dua spesies Diptera nekrofagus non-Calliphoridae yang mengunjungi bangkai hewan coba: Sarcophagidae, Piophilidae, Ophyra, Phoridae, Musca domestica, dan Hermetia illucens. Sarcophagidae dan Ophyra telah ditemukan sejak hari ke-1. Dari keenam jenis serangga non-Calliphoridae yang berkunjung, hanya empat jenis yang berkolonisasi pada bangkai hewan coba, yaitu: Ophyra, Phoridae, Musca domestica, and Hermetia illucens. Kata kunci: nekrofagus non-Calliphoridae, babi domestik, suksesi, kolonisasi Abstract. A study was conducted on Non-Calliphoridae-Necrophagous-Diptera succession on pig carcasses in Manado, Indonesia, in the year 2012. Three domestic pig carcasses (weighing 21-23 kg) were killed by using three different manners (a lethal oral dose of potassium cyanide, a blow with a blunt material, and a stabbing with a sharp material). This study was conducted for 15 days. Ambient air temperatures and humidity, and temperature data of the Climatology Station, Kayuwatu were recorded. The pig killed with potassium cyanide showed a longer decomposition duration (10 days) than the others (eight days). Conclusion: there were four families and two species of Non-Calliphoridae-Necrophagous Diptera visited the carcasses: Sarcophagidae, Piophilidae, Ophyra, Phoridae, Musca domestica, and Hermetia illucens. The first visitors (day 1) were Sarcophagidae and Ophyra. From the six visitors, there were only four that colonized on the carcasses: Ophyra, Phoridae, Musca domestica, and Hermetia illucens.Key words: Non-Calliphoridae-Necrophagous-Diptera, domestic pigs, succession, colo-nization
EFEK EKSTRAK DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L.) PADA KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS WISTAR Posangi, Ira; Posangi, Jimmy; Wuisan, Jane
Jurnal Biomedik : JBM Vol 4, No 1 (2012): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.4.1.2012.750

Abstract

Abstract: Treatment using medicinal plants has already been applied before modern medicine. Soursop (Annona muricata L.) leaves have been used for the treatment of various diseases. The purpose of this study was to test whether the soursop leaf extract could lower the total cholesterol levels of wistar rats used as test animals. Prior to lowering the cholesterol levels, they first had to be raised, and to raise the level of total cholesterol, all test animals were induced by propyl thiouracyl (PTU). Rosuvastatin was used for positive control group F. Wistar rats were divided into six groups. Group A was the normal control group. Group B was given just PTU. Groups C, D, and E, after having been given PTU, were given respective doses of 50mg, 100mg, and 200mg/day of soursop leaf extract. Group F was given PTU and then rosuvastatin. The results showed that the total cholesterol levels in rats given soursop leaf extract or rosuvastatin were lower than rats that were not given soursop leaf extract or rosuvastatin. Conclusion: soursop leaf extract could lower the total cholesterol levels of wistar rats. Key words: soursop leaves, cholesterol Abstrak: Pengobatan menggunakan tanaman berkhasiat obat sudah lebih dulu diterapkan dari obat-obat modern. Daun sirsak telah digunakan untuk pengobatan bermacam penyakit. Tujuan penelitian ini untuk menguji apakah ekstrak daun sirsak dapat menurunkan kadar total kolesterol tikus wistar yang digunakan sebagai hewan uji. Untuk menaikkan kadar total kolesterol hewan uji diinduksi dengan PTU. Untuk kontrol positif digunakan rosuvastatin. Tikus wistar dibagi dalam 6 kelompok yang terdiri Kelompok A sebagai kontrol normal, Kelompok B diberikan PTU, Kelompok C, D, dan E diberikan PTU kemudian diberikan berturut-turut ekstrak daun sirsak dosis 50mg, 100mg, dan 200mg/hari, Kelompok F diberikan PTU kemudian rosuvastatin. Hasil penelitian menunjukkan kadar kolesterol total pada tikus yang diberikan ekstrak daun sirsak atau rosuvastatin lebih rendah daripada tikus yang tidak diberikan ekstrak daun sirsak atau rosuvastatin. Simpulan: ekstrak daun sirsak dapat menurunkan kadar total kolesterol tikus wistar.Kata kunci: daun sirsak, kolesterol
PREFERENSI NYAMUK AEDES AEGYPTI PADA BEBERAPA MEDIA AIR Wuwungan, Antje A; Lumanauw, Saartje J; Posangi, Jimmy; Pinontoan, Odi R
Jurnal Biomedik : JBM Vol 5, No 1 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.1.2013.2043

Abstract

Abstract: The Aedes aegypti mosquitoes are the main vectors of Dengue virus which causes Dengue Fever and Dengue Haemorrhagic Fever. Their blood sucking activity occurs during the day and they rest inside houses (endophagic and anthropophilic). Ae. aegypti females prefer to lay eggs in man-made containers. The purpose of this study was to determine the habitat and development of Ae. aegypti in four types of water (rain water, well water, tap water, and soap water). The method of this study was random group design. The results showed that Ae. aegypti prefered black containers to white containers. Conclusion: The preference of the Ae. aegypti mosquitos in choosing the water media for laying eggs and their development whether in rain water, well water, tap water, or soap water were not significantly different. Keywords: Aedes aegypti, Dengue, types of water.     Abstrak: Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor Dengue utama yang mejadi penyebab Demam Dengue dan DBD. Aktivitas mengisap darah terjadi pada siang hari dan nyamuk dewasa cenderung beristirahat di dalam rumah (endofagik dan antropofilik).  Ae. aegypti lebih menyukai wadah buatan manusia untuk tempat berkembang biak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui habitat nyamuk Ae. aegypti pada empat jenis air. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode rancangan acak kelompok. Hasil  penelitian  menunjukkan bahwa Ae. aegypti lebih memilih  wadah  berwarna  hitam  dari pada  wadah  berwarna  putih. Simpulan: Preferensi  nyamuk  Ae. aegypti untuk meletakkan telur  pada  media air hujan, air sumur, air PAM, dan air sabun tidak memperlihatkan perbedaan bermakna. Kata kunci: Aedes aegypti, Dengue, jenis air.
PENERAPAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT X KOTA MANADO DALAM PERENCANAAN KETENAGAAN DAN PERALATAN MEDIK Tangkuman, Victor Yohanes; Ratag, Gustaaf; Posangi, Jimmy
KESMAS Vol 8, No 6 (2019): Volume 8, Nomor 6, Oktober 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (SI/TI) secara fundamental, memainkan peranan yang cukup penting bagi perkembangan organisasi di berbagai sektor, baik sektor pemerintahan, swasta, industri, dan kesehatan. SI/TI diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi organisasi. Pemanfaatan e-Health di instansi pelayanan kesehatan, selain untuk pencatatan data pasien, juga berkaitan dengan aspek standardisasi data, monitoring patient safety, serta beberapa hal yang dapat menunjang pelayanan dan manajemen. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis pengelolaan dan pemanfaatan sistem informasi Rumah Sakit X Kota Manado. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif bersifat investigasi secara mendalam terhadap 3 informan yang dilaksanakan di X Kota Manado pada September 2017 sampai Januari 2018. Sumber data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi lapangan diperoleh dari laporan dokumen yang ada di X Kota Manado. Hasil wawancara disajikan dalam bentuk narasi dan validasi data menggunakan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan dan pengembangan SIRS memberikan kemudahan mengakses sistem terintegrasi dengan hardware. Setiap permintaan data, terpusat langsung ke IT. Pencatatan dan pelaporan akses sistem mengarah satu platform. Rumah Sakit X Manado memiliki GWI yang ditetapkan 1 grup secara terpantau. Kegiatan operasional, pencatatan maupun pengeluaran keuangan menggunakan sistem. Pelaporan keuangan dilakukan bulanan maupun triwulan. Hasil pembinaan dan pengawasan diperoleh keuangan Rumah Sakit X Manado dipegang para pemegang saham. Pengauditan dilakukan sebanyak 3-4 kali setahun. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil penerapan sistem informasi rumah sakit X Manado dalam perencanaan ketenagaan dan peralatan medik sepenuhnya telah dijalankan dengan komputerisasi dan terkontrol dengan baik. Disarankan agar pihak rumah sakit mampu memberikan pemeliharaan dan peningkatan jaminan fasilitas yang menunjang penambahan tenaga kepada Sumber Daya Manusia khususnya terhadap ketenagaan kesehatan yang sesuai kualifikasi dan kompetensi di bidangnya dalam bekerja di rumah sakit dengan selalu memberikan pelayanan terbaik dalam mempercepat akses pencarian data pasien melalui sistem komputerisasi dengan software terbaru yang bisa mencakup semua akses di dalam rumah sakit dan pelatihan. Kata Kunci: Sistem Informasi Kesehatan, Ketenagaan, Peralatan Medik ABSTRACTInformation and Information Technology systems (IS/IT) are fundamentally playing an important role for the development of organizations in various sectors, both government, private, industrial and health sectors. Lately, information technology has developed rapidly in various aspects of people's lives. IS/IT are expected to provide added value to the organization. Utilization of e-Health in health service agencies, in addition to recording patient data, is also related to aspects of data standardization, patient safety monitoring, and several things that can support services and management. This research aim to analyze the management and utilization of the X City Manado information system. This research is a qualitative research that is in-depth investigation to 3 informants at X City of Manado from September 2017 to January 2018. Primary data sources were obtained through in-depth interviews and field observations from document reports in X City of Manado. Data are summarized in matrix form presented in narrative form and data validation using triangulation. The results showed that the management and development of Hospital Information Systems provides easy access to integrated systems with hardware. Every data request, is focused directly on information technology. System access recording and reporting leads to one platform. X Manado has GWI established by one group in a monitored manner. Operational activities, recording and financial expenditure using the system. Financial reporting is done monthly or quarterly. The results of the guidance and supervision obtained by the X in Manado are held by the shareholders. Auditing is carried out 3-4 times a year. The results of this research can be concluded that the results of the application of the X Manado hospital information system in medical planning and medical equipment have been fully computerized and well controlled. It is recommended that the hospital be able to provide maintenance and increase the guarantee of facilities that support the addition of manpower to Human Resources, especially for health personnel who are in accordance with the qualifications and competencies in their fields in working at the hospital by always providing the best service in accelerating access to search for patient data through a computerized system  with the latest software that can cover all hospital access and training. Keywords: Health Information System, Energy, Medical Equipment 
Perhitungan Biaya Satuan Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Komplikasi Ulkus Kaki Diabetik Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode September - November 2019 Rondonuwu, Yohanes Amazia Zet; Mambo, Christi D.; Posangi, Jimmy
JKK (Jurnal Kedokteran Klinik) Vol 4, No 1 (2020): JURNAL KEDOKTERAN KLINIK
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrract One input in health service policy making. Diabetes mellitus type 2 (type 2 diabetes) is a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia, which is caused by abnormalities in insulin secretion, insulin action or both. Type 2 diabetes is an expensive and incurable cost that often causes complications. Diabetic foot ulcer (UKD) is a chronic complication of type 2 diabetes that is often found, requires large costs and longer treatment. More than half of cases will require protection and require hospitalization, and 20% of lower leg infections will end in amputation. This study discusses the calculation of the cost of type 2 DM units with complications in the diabetic foot at RSUP Dr. R. D. Kandou Manado. This type of research is an observational retrospective. Research samples were collected using a purposive sampling method and 47 samples were collected that met the inclusion criteria. Data includes patient demographic data, treatment reviews, and average direct medical costs and indirect medical costs. The results showed that the therapies used were antihyperglycemia, antibiotics, non antibiotics, fluid therapy, actions and investigations. The total cost of medicines is IDR 55,242,562, IDR 889,487,600 for action, supporting examinations IDR 220,250,890, IDR 1,712,000 administration and IDR 88875,000 accommodation. The total cost per patient is based on length of stay compared to BPJS claims because it can only meet all patient costs in financial data. Conclusion: In the treatment of type 2 diabetes mellitus complicated diabetic foot ulcers there are differences in more than 17 cases, while the difference is less found in 26 cases.Keywords: DM Type 2, Diabetic Foot Ulcer, Total unit cost, total cost, BPJSABSTRAK Perhitungan biaya satuan merupakan salah satu masukan dalam pembuatan kebijakan pelayanan kesehatan. Diabetes Melitus tipe 2 (DM tipe 2) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia, yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. DM tipe 2 merupakan salah satu menghabiskan biaya kesehatan yang besar karena tidak dapat disembuhkan dan sering menimbulkan komplikasi. Ulkus kaki diabetik (UKD) merupakan salah satu komplikasi kronik dari DM tipe 2 yang sering ditemui, memerlukan biaya yang besar dan perawatan yang lebih lama. Lebih dari setengah kasus ulkus kaki akan terinfeksi dan membutuhkan rawat inap, dan 20% dari infeksi ekstremitas bawah akan berakhir dengan amputasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perhitungan biaya satuan pasien DM tipe 2 dengan komplikasi ulkus kaki diabetik di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian ialah observasional retrospektif. Sampel penelitian dikumpulkan dengan metode purposive sampling berjumlah 47 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Data meliputi data demografi pasien, gambaran pengobatan, dan perhitungan rata-rata biaya langsung medis serta biaya langsung non medis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi yang digunakan yaitu antihiperglikemia, antibiotik, non antibiotik, terapi cairan, tindakan dan pemeriksaan penunjang. Total biaya untuk obat Rp.55.242.562, tindakan Rp.889.487.600, pemeriksaan penunjang Rp.202.350.890, administrasi Rp.1.712.000, dan akomodasi Rp.88.775.000. Biaya total per pasien berdasarkan lama rawat inap dibandingkan dengan klaim BPJS karena hanya menjamin keseluruhan tagihan biaya pasien pada data keuangan. Simpulan: Pada pengobatan DM tipe 2 komplikasi ulkus kaki diabetik terdapat selisih lebih pada 17 kasus, sedangkan selisih kurang ditemukan pada 26 kasus. tessssssssssssssssssssssssssssssssssssKata kunci : DM Tipe 2, Ulkus Kaki Diabetik, Perhitungan biaya satuan, biaya total, BPJS
GAMBARAN STATUS KARIES PADA SISWA SMP NEGERI I TOMOHON Mangkey, Elisa; Posangi, Jimmy; Leman, Michael A.
e-GiGi Vol 3, No 1 (2015): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.3.1.2015.6848

Abstract

Abstract: The most common oral disease in society is dental caries. Dental caries is a disease in hard tissue of tooth such as enamel, dentin, and cementum caused by microbiological activity inside fermented carbohydrate. SMP Negeri 1 Tomohon is one of the large junior high schools with students aged 11-14 years, and their parents’ social economy variated from low to middle class. Moreover, there are lot of snack counters around the school. Children’s habit of consuming cariogenic foods makes them susceptible to dental caries. This study aimed to obtain dental caries status on students at SMP Negeri 1 Tomohon. This was a descriptive research with cross sectional approach method. Population of this study was students in SMP Negeri 1 Tomohon with sampling using purposive sampling technique and there are 92 students became this research sample. Caries status was measured by using DMF-T index (decayed, missing, filling-teeth) which firstly acquainted by Klein H., Palmer CE, and Knutson JW in 1983. The result of this research showing DMF-T on SMP Negeri 1 Tomohon is D (decayed) scored 165, M (missing) scored 39, and F (filling) scored 4. The average result of DMF-T was 2.26. Conclusion: Caries status of SMP Negeri 1 Tomohon students was in the low category.Keywords: caries status, junior high school students, DMF-TAbstrak: Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak dijumpai di masyarakat luas yaitu karies gigi. Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi berupa email, dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. SMP Negeri 1 Tomohon merupakan salah satu sekolah yang cukup besar dengan siswa berusia 11-14 tahun, status sosial ekonomi orang tua yang bervariasi dari golongan rendah sampai menengah, dan terdapat banyak tempat jajanan di lingkungan sekolah. Kebiasaan anak mengonsumsi makanan kariogenik membuat anak rentan terhadap karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status karies pada siswa SMP Negeri 1 Tomohon. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini ialah siswa SMP Negeri 1 Tomohon dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan terdapat 92 siswa yang menjadi sampel penelitian. Status karies diukur menggunakan indeks DMF-T (decayed, missing, filling-teeth) yang pertama kali diperkenalkan oleh Klein H, Palmer CE, dan Knutson JW pada tahun 1983. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata indeks DMF-T pada siswa SMP Negeri 1 Tomohon yaitu 2,26. Simpulan: Status karies siswa SMP Neheri 1 Tomohon berada pada kategori rendah.Kata kunci: status karies, siswa sekolah menengah pertama, DMF-T
UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK SPONS LAUT (CALLYSPONGIA AERIZUSA) TERHADAP LARVA ARTEMIA SALINA LEACH DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST Sondakh, Refrando M.; Posangi, Jimmy; Wowor, Pemsi M.
eBiomedik Vol 5, No 2 (2017): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.5.2.2017.18312

Abstract

Abstract: Indonesia has a great potential of marine biological resources. One of the coral reef ecosystems is marine sponge Callyspongia aerizusa that contains compounds of steroid, alkaloid, flavonoid, and terpenoid. In order to develop those substances as components of drugs, it is necessary to perform initial screening of its acute toxicity potential. This study was aimed to obtain the acute toxicity potential of marine sponge extract using Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). This was an experimental study using the posttest only control group design. Samples were 180 larvae of Artemia salina Leach divided into 6 groups of 10 larvae. Each group was tested with three replications. The marine sponge extract final concentrations in the media which contained larvae consecutively in groups 1, 2, 3, 4, 5, and 6 were 1000 ?g/ml, 500 ?g/ml, 250 ?g/ml, 100 ?g/ml, 50 ?g/ml, and 0 ?g/ml as the negative control. The observation was focused to larvae that died 24 hours after the administration of the extract. LC 50 value of the marine sponge extract was analyzed by using probit analysis with SPSS 16.0. The results indicated that the extract final concentrations that killed the larvae were 1000 ?g/ml, 500 ?g/ml, and 250 ?g/ml. The result of probit analysis indicated that LC 50 value of marine sponge extract was 992.468 ?g/mL. Conclusion: The marine sponge extract had acute toxicity potential against Artemia salina Leach larvae according to BSLT with a LC 50 value <1000 ?g/Ml.Keywords: Acute toxicity test, BSLT, LC 50, Callyspongia aerizusa marine sponge Abstrak: Indonesia memiliki potensi sumber daya alam hayati laut yang besar. Salah satu ekosistem terumbu karang ialah spons laut Callyspongia sp. yang mengandung senyawa steroid, alkaloid, flavonoid, dan terpenoid. Diperlukan skrining awal mengenai potensi toksisitas akut untuk pengembangan bahan baku obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi toksisitas akut ekstrak spons Callyspongia sp. menggunakan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Jenis penelitian ialah eksperimental dengan posttest-only control group design. Hewan uji ialah 180 ekor larva Artemia salina Leach yang dibagi dalam 6 kelompok, masing-masing terdiri dari 10 ekor. Tiap kelompok dilakukan pengulangan percobaan 3 kali. Ekstrak spons laut diberikan dalam media yang berisi larva. Konsentrasi akhir ekstrak dalam media yang berisi larva berturut-turut dalam kelompok 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 ialah 1000 ?g/ml, 500 ?g/ml, 250 ?g/ml, 100 ?g/ml, 50 ?g/ml dan 0 ?g/ml sebagai kontrol negatif. Pengamatan dilakukan terhadap larva yang mati 24 jam setelah pemberian bahan uji. LC 50 ekstrak spons laut ditentukan dengan analisis probit menggunakan SPSS 16.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan beban konsentrasi ekstrak dalam media dapat membunuh larva secara berturut-turut dengan konsentrasi 1000 ?g/ml, 500 ?g/ml, dan 250 ?g/ml. Hasil analisis probit menunjukkan nilai LC 50 dari ekstrak spons laut ialah 992,468 ?g/mL. Simpulan: Ekstrak spons laut menunjukkan adanya potensi toksisitas akut terhadap larva Artemia salina Leach menggunakan BSLT dengan nilai LC50 <1000 ?g/mL.Kata kunci: toksisitas, BSLT, spons laut Callyspongia aerizusa
PERBANDINGAN JUMLAH TROMBOSIT PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI VASKULAR DAN TANPA KOMPLIKASI VASKULAR DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU Widiarto, Nina S; Posangi, Jimmy; Mongan, Arthur; Memah, Maya
e-Biomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i1.4153

Abstract

Abstract: Diabetes mellitus (DM) is a degenerative disease which has increased from year to year. Type 2 diabetes has the highest number of cases. There is a change in platelet count in type 2 diabetes. The change in platelet count can lead to vascular complications in DM. This was a descriptive analytic study with a cross sectional design by using the medical record data of type 2 diabetic patients in the outpatient department of Prof. DR. R. D. Kandou Hospital, Manado. Subjects who met the inclusion criteria were 72 patients; 36 patients with vascular complications and 36 patients without vascular complications. Data were analyzed by using the Mann-Whitney test to determine the ratio of the platelet count in patient with type 2 diabetes patient with and without vascular complication, with α = 0.05. The Mann-Whitney test showed that there was no significant difference in platelet count among patients with type 2 diabetes, with and without vascular complication (P = 0.051). Conclusion: There was no significant difference in the platelet count of type 2 diabetes patients with and without vascular complication.Keywords: type 2 diabetes mellitus, vascular complication, platelet countAbstrak: Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang semakin meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Jenis DM yang paling banyak kasusnya ialah DM tipe 2. Pada DM tipe 2 terjadi perubahan jumlah trombosit, yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi vaskular pada DM. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancang penelitian cross sectional dengan menggunakan data rekam medik pasien DM tipe 2 yang rawat jalan di RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado. Subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 72 pasien; 36 pasien dengan komplikasi vaskular dan 36 pasien tanpa komplikasi vaskular. Hasil penelitian diuji menggunakan uji Mann-Whitney untuk mengetahui perbandingan jumlah trombosit pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi vaskular dan tanpa komplikasi vascular, α = 0,05. Uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa perbedaan jumlah trombosit tidak bermakna antara pasien DM tipe 2 dengan komplikasi vaskular dan tanpa komplikasi vaskular (p=0,051). Simpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara jumlah trombosit pada pada DM tipe 2 dengan komplikasi vaskular dan tanpa komplikasi vaskular.Kata kunci: DM tipe 2, komplikasi vaskular, jumlah trombosit
UJI EFEK ANTIBAKTERI JAMUR ENDOFIT PADA TUMBUHAN SEREH (CYMBOPOGON CITRATUS) PADA BAKTERI UJI STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN ESCHERICHIA COLI Falugah, Fathia; Posangi, Jimmy; Yamlean, Paulina
PHARMACON Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : PHARMACON

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Endophytic fungi are fungi that live in plant tissues and do not harm these plants. Endophytic fungi can produce compounds that have the potential as antibacterial. This study aimed to examine the antibacterial effects of endophytic fungi isolated from the lemongrass (Cymbopogon citratus) against Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. Lemongrass is used to inhibit or kill pathogenic bacteria because it contains essential oils that function as an antifungal and antibacterial against several pathogenic bacteria such as Staphylococcus aureus and Escherichia coli. The laboratory experiment method tested the antibacterial activity of endophytic fungi isolates obtained from lemongrass (Cymbopogon citratus) against Staphylococcus aureus and Escherichia coli using hole / well method. From the results of the study, four endophytic fungi were isolated from the roots and leaves of lemongrass (Cymbopogon citratus). Antibacterial results showed that endophytic fungi extract isolated from lemongrass plants was more effective in inhibiting Staphylococcus aureus compared to Escherichia coli bacteria. In Staphylococcus aureus bacteria the average inhibitory value is 5-9 mm while in Escherichia coli bacteria the average inhibitory value is only 3 mm. Endophytic fungi from lemongrass roots have a better antibacterial effect compared to endophytic fungi from lemongrass leaves. Conclusion, endophytic fungi isolated from the roots and leaves of lemongrass (Cymbopogon citratus) have an antibacterial effect on the growth of S. aureus bacteria and are not effective against E. coli bacteria. This endophytic fungus isolate is more active against Gram positive (+) bacteria and less active against Gram negative (-) bacteria. Keywords: Lemongrass plants, Endophytic Fungi, Antibacterial Activity, Staphylococcus aureus,  Escherichia coli. ABSTRAK Jamur endofit ialah jamur yang hidup di dalam jaringan tumbuhan dan tidak membahayakan tumbuhan tersebut. Jamur endofit dapat menghasilkan senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek antibakteri jamur endofit yang diisolasi dari akar,batang dan daun tumbuhan sereh (Cymbopogon citratus)  terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Sereh digunakan untuk menghambat atau membunuh bakteri patogen karena mengandung minyak atsiri yang berfungsi sebagai antijamur dan antibakteri terhadap beberapa bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus dan  Escherichia coli.  Metode penelitian secara eksperimen laboratorium menguji aktivitas antibakteri dari isolat jamur endofit  yang diperoleh dari tumbuhan sereh (Cymbopogon citratus) pada bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia Coli menggunakan metode lubang/sumuran. Dari hasil penelitan diperoleh empat jenis jamur endofit yang diisolasi dari akar dan daun  tumbuhan sereh (Cymbopogon citratus).  Hasil penelitian antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak jamur endofit yang diisolasi dari tumbuhan sereh lebih efektif menghambat  bakteri Staphylococcus aureus dibandingkan dengan bakteri Escherichia coli. Pada bakteri  Staphylococcus aureus nilai rata-rata daya hambat yaitu 5-9 mm sedangkan pada bakteri Escherichia coli nilai rata-rata daya hambat yaitu hanya 3 mm. Jamur endofit dari akar sereh memiliki efek antibakteri yang lebih baik dibandingkan dengan jamur endofit dari daun sereh. Kesimpulan, Jamur endofit yang diisolasi dari akar  dan daun sereh (Cymbopogon citratus) memiliki efek antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus dan tidak efektiv terhadap bakteri E. coli. Isolat jamur endofit ini lebih aktif pada bakteri Gram positif (+) dan kurang  aktif pada bakteri negatif (-). Kata Kunci : Tumbuhan Sereh, Jamur Endofit, Aktivitas Antibakteri, Staphylococcus aureus, Escherichia coli.
Co-Authors Abdul, Jihan A. Achmad, Mardhita Nilamsari Alamri, Khairun N. H. Amelia I. Toar Anak Agung Istri Sri Wiadnyani Angela Christin Tiwa Angelina Stevany Regina Masengi Antje A Wuwungan Antonius R.B. Ola Arthur Mongan Ayu S. Gugule B H. R. Kairupan Bagaray, Evangelin Fresianly Bernat S. P. Hutagalung Budhi Setianto Christy N. Mintjelungan Citra R. Irianty Clara, Santi Daniel Febrian Sengkey Dantje T Sembel Dimas Prakoso Dina Rombot Dwilestari . Edward Nangoy, Edward Edward S. Oroh, Edward S. Elisa Mangkey Esther Ariny Rumimper Eva A. Sijabat, Eva A. Faidiban, Aqueline N. Falugah, Fathia Fatimawali . Febriana ., Febriana Frengki P. Menggelea Grace D. Kandau, Grace D. Grace Debbie Kandou Gresty Masi Gustaaf A. E. Ratag Hans Huijbregts Harmani Kalim Hasanuddin, Israyati R. Hendra Sandag Henoch Awaloei Herman Warouw IC Manoppo, Jeanette IC Ira Posangi Jane Wuisan Judo Prihartono Juliatri . Julio Lopez Aban, Julio Lopez Katuuk, Mario Esau Kipimbob, Eflentina Kurnia, Bonar Kurniawan Kurniawan Laurentius Rumokoy, Laurentius Lendombela, Ditya P. J. Lengkong, Gledys Tirsa Lesar, Imelda Lidia Lidia Iswanto, Lidia Linnie Pondaag Mamahit, Juliet Merry Eva Mambo, Christi D. Mambo, Christi Diana Manampiring, Aaltje Ellen Manannohas, Mouren Mantjoro, Eva M. Marthen Theogives Lasut, Marthen Theogives Masi, Gresty N.M. Maya Memah Mewengkang, Mario L. Michael A. Leman Minarma Siagian Mona P. Wowor Murdani Abdullah Nas Lokbere Natalia Christine Mantiri Ni Luh G.L. Jayalandri, Ni Luh G.L. Ni Wayan Mariati Nina S Widiarto Ning Irianti, Ning O. Mona Wowor Oddi R Pinontoan Oroh, Wenda P. Djufri, Moh Akbar P. M. Wowor P. S. Anindita Paliling, Agrianto Pandegirot, Juliana Sisca Pangouw, Excel Paulina yamlean Pemsi M. Wowor, Pemsi M. Pertiwi, Junita Maja Polii, Erfand Putri, Vita A.D Ramadi, Reza Pahlevi Rampengan, Nancy Ratag, Gustaaf Ristanti Pratiwi Robert A. Bara Rondonuwu, Yohanes Amazia Zet Roring, Natalia Megawati Rudianto Tari S. Surya, Welong S. V. Sinolungan, Jehosua Saartje J Lumanauw Santi Turangan, Santi Sarwono Waspadji Sirowanto Inneke Sondakh, Refrando M. Starry H. Rampengan Sunny Wangko Surya, Welong S. Suzanna Immanuel T. Lasut, Markus Tangkuman, Victor Yohanes Tansil, Alberta Y.M. Tarigan, Paulus B. Titi L. Faraknimella, Titi L. V. Rombot, Dina Venesia Pengan Vivi P. Santoso Vonny N. S. Wowor Vonny Wowor Walewangko, Marfincy Walewangko, Marfincy S. Warouw, Finny Warouw, Inggrid Welong, Seftian Surya Widya Astuty Lolo, Widya Astuty Wisie Lusia Toar, Wisie Lusia Y. Tangkuman, Yundi Y. Yolanda A. Kasi Yolanda Bataha Yulianty Sanggelorang