Claim Missing Document
Check
Articles

The Relation of Curanmor News Online Exposure and the Frequency of Curanmor Word of Mouth with the Alertness Level of Students Motorcyclists In Tembalang Rico Ananda Putra, Yohanes; Pradekso, M.Sc, Drs. Tandiyo
Interaksi Online Vol 5, No 1: Januari 2017
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.834 KB)

Abstract

Curanmor cases that occurred in Tembalang turns out to be phenomenon that also highlighted by college students. There are various curanmor word of mouth broadcast message about students lose motorcycles in various places in Tembalang plus another curanmor news on online mass media very easily accessible. On the other side the increase in the number of cases curanmor occurring in Tembalang shows that in the last few years the alertness level of students motorcyclists on Tembalang decline, where most of the victim are a students. The purpose of this research is to knowing the relation of curanmor news online exposure and the frequency of curanmor word of mouth with the alertness level of students motorcyclists In Tembalang. Theory used in this research is the Cognitive Dissonance Theory by Festinger. The type of this research is explanatory research. This research using non-random dan accidental sample collecting method, with total 30 sample of respondent. Testing instrument used for testing the hypothesis is corelation statistic test. Correlation analysis used in this research is the Pearson correlation analysis. The hypothesis test showed the significant value of Curanmor News Online Exposure variable by 0,880, and 0,499 for the significant value of Frequency of Curanmor Word of Mouth variable. All the significant values are lower than α(0,05), so the both variable are not connected to the Alertness Level of Students Motorcyclists In Tembalang. The conclusion of this research is for college students to aware about persuasive message about curanmor alertness from banner either from the police department or university.
PENGARUH INTENSITAS MENGAKSES MEDIA SOSIAL ADIDAS DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SPORT SHOES ADIDAS DI KALANGAN REMAJA WANITA Purnama, Ayu Sri; Herieningsih, Sri Widowati; Pradekso, Tandiyo; Rakhmad, Wiwid Noor
Interaksi Online Vol 4, No 1: Januari 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.216 KB)

Abstract

Sport shoes merupakan salah satu jenis sepatu yang di minati oleh masyarakat saat ini, Selain itu akhir-akhir ini salah satu jenis sport shoes yakni running shoes menjadi fashion baru dikalangan remaja di Indonesia. Namun salah satu produsen sports shoes yaitu adidas saat ini kurang diminati bila dibandingkan dengan kompetitornya hasil survey mengenai sport shoes yang digunakan dan diminati oleh remaja wanita di Indonesia menunjukkan bahwa Adidas menempati urutan ke- tiga setelah nike dan converse kemudian data top brand index kategori remaja menunjukkan bahwa sport shoes Adidas sangat fluktuatif dari tahun 2012 – 2015.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intensitas mengakses media sosial adidas dan citra merek terhadap keputusan pembelian sport shoes adidas di kalangan remaja wanita. teori yang digunakan adalah teori ketergantungan dan teori respon kognitif. populasi dalam penelitian ini adalah remaja wanita yang berusia 18 – 22 tahun dan berdomisili di semarang dan sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 responden dengan teknik purposive sampling.Dalam uji hipotesis, penulis menggunakan analisis regresi berganda, hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antara intensitas mengakses media sosial Adidas dan citra merek terhadap keputusan pembelian. uji hipotesis yang pertama menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara intensitas mengakses media sosial terhadap keputusan pembelian sport shoes adidas di kalangan remaja wanita. kemudian Uji hipotesis yang kedua menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara citra merek terhadap keputusan pembelian sport shoes adidas di kalangan remaja wanitaKesimpulan dari penelitian ini adalah hipotesis pertama dan kedua tidak terbukti karena tidak terdapat pengaruh antara intensitas mengakses media sosial terhadap keputusan pembelian sport shoes adidas di kalangan remaja wanita kemudian tidak terdapat pengaruh antara citra merek terhdap keputusan pembelian sport shoes adidas di kalangan remaja wanita.
Correlation between Communication Competence and Brand Image with Purchasing Decisions of Product Sunlife Insurance Widya Prasya, Dhira; Pradekso, M.Sc, Drs. Tandiyo
Interaksi Online Vol 4, No 3: Agustus 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.675 KB)

Abstract

Insurance companies in marketing their products can not be separated from the role of an insurance agent to sell its products. In addition, the role of brand image owned companies is also very important in consumer decision-making. This research is a quantitative study with explanatory type, which aims to determine the relationship of communication competence and brand image with product purchasing decisions. This research used theory of Speech Act and Reasoned Action theory. This study uses a non-probability sampling with technique type is purposive sampling with 60 peoples for sample, ages between 28-55 years old in the city of Yogyakarta were have been communicated with agent of insurance Sunlife. The results of Pearson correlation analysis shows that between competence communication of agent Sunlife insurance with product purchasing decisions have a significant relation, indicated by the significant value of 0.000 and its correlation coefficient of 0.727. Meanwhile the brand image with purchasing decisions of product also have a significant relation. This is demonstrated by the significant value of 0.000 and the value of the correlation coefficient is 0.802, it means there is a strong relations between brand image with purchasing decisions of product. From the analysis, it is known that the theory of Speech Act which says that communication competence of a person is important in the process of communication activities to achieve their goals in certain circumstances, including to influence other individuals as desired. In this study proved that an insurance agent who has good communication competence will be able to influence the prospective customers according to what they would expect that the decision to buy their product. Theory of Reasoned Action, said that consumer behavior, product purchases not because the behavior is not planned, not spontaneous, or implusive attitude of a consumer may be determined by his belief in the consequences of having a product of a particular company, also confirmed by the results of this study, which suggested a link strong between the brand image with purchasing decisions. Thus, the results of this study reinforce the Speech Act theory and Reasoned Action Theory.
Hubungan antara Terpaan Iklan, Promosi Penjualan, dan Citra Merek terhadap Loyalitas Konsumen Sabun Mandi Antiseptik Lifebuoy Sajidah, Aisah Putri; Herieningsih, Sri Widowati; Pradekso, Tandiyo; Widagdo, M Bayu
Interaksi Online Vol 4, No 1: Januari 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.424 KB)

Abstract

Persaingan industri sabun antiseptik menyebabkan sabun Lifebuoy sebagai market leader merek sabun antiseptik di Indonesia mengalami penurunan pangsa pasar. Hal ini mengindikasikan bahwa loyalitas konsumen sabun antiseptik Lifebuoy menurun selaras dengan penjualan yang menurun. Dari data yang diperoleh dari survey Top Brand Index, dijelaskan bahwa data Top Brand Index (TBI) sabun antiseptik Lifebuoy sangat fluktuatif dari tahun 2012 hingga 2015.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan terpaan iklan, promosi penjualan, dan citra merek secara mandiri terhadap loyalitas konsumen sabun mandi antiseptik Lifebuoy. Penulis masing – masing menggunakan Strong and Weak Theory dan Teori Pembelajaran Kognitif untuk menjelaskan hubungan terpaan iklan dan citra merek terhadap loyalitas konsumen. Sedangkan, prinsip operant conditioning dalam Behavioral Learning Theory digunakan untuk menjelaskan hubungan antara terpaan promosi penjualan dengan loyalitas konsumen. Populasi penelitian ini adalah Ibu rumah tangga di kota Semarang dan sampel yang diambil sebanyak 100 orang, dengan teknik purposive sampling.Dalam uji hipotesis, penulis menggunakan Analisis Rank Kendall. Uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai siginifikansi antara terpaan iklan dengan loyalitas konsumen Lifebuoy adalah 0,000 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,395. Hasil uji hipotesis antara terpaan promosi penjualan dengan loyalitas konsumen Lifebuoy nilai signifikansinya adalah 0,000 dengan nilai korelasi sebesar 0,379. Begitu pula dengan citra merek dengan loyalitas konsumen sabun mandi Lifebuoy mempunyai nilai signifikansi 0,000, dan nilai korelasi 0,375Kesimpulan dari penelitian ini adalah baik terpaan iklan, promosi penjualan, maupun citra merek memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen sabun mandi Lifebuoy, sehingga ketiga hipotesis yang diajukan diterima.
Program Tayangan “Gitaran Sore-Sore” di Pro TV Semarang sebagai Floor Director Anggraini, Anggia; Pradekso, Tandiyo; Naryoso, Agus; Widagdo, M Bayu
Interaksi Online Vol 3, No 1: Januari 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.375 KB)

Abstract

Televisi merupakan media audiovisual yang saat ini paling banyak digunakan masyarakat untuk memperoleh informasi dan hiburan. Secara psikologis, masyarakat akan lebih tertarik ketika suatu acara yang dikemas menampilkan peristiwa-peristiwa pada tempatyang paling dekat dengan tempat tinggalnya. Artinya, unsur kedekatan (proximity) merupakan kelebihan televisi lokal yang tidak dimiliki televisi nasional.Gitaran Sore-Sore sebagai salah satu program talkshow di televisi lokal Pro TV, mengangkat tema-tema yang mempunyai unsur proximity dengan menghadirkan komunitas-komunitas lokal yang ada di Semarang. Keunikan yang hanya dapat ditemukan pada komunitas di Semarang ini menjadi daya tarik yang diharapkan dapat memberikan informasi dan inspirasi bagi masyarakat khusunya anak muda.Tugas Floor Director atau FD pada program tayangan Gitaran Sore-Sore adalah sebagai penanggungjawab rundown, checking studio yang bersifat non teknis, menyampaikan pesan dari Program Director atau PD, mengarahkan pengisi acara dan timekeeping.Karya bidang acara yang tayang secara live di Pro TV ini, dapat disaksikan setiap hari Rabu dan Kamis mulai tanggal 29 September hingga 13 November 2014 pukul 15.00 WIB. Diharapkan masyarakat Semarang memperoleh manfaat dengan hadirnya karya ini.Kata kunci : program, televisi, talkshow, komunitas
Penerapan Standar Program Siaran Dalam Tayangan Pesbukers Pratiwi, Rifki Nur; Rahardjo, Turnomo; Pradekso, Tandiyo
Interaksi Online Vol 1, No 3: Agustus 2013
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.993 KB)

Abstract

JUDUL : Penerapan Standar Program Siaran dalam TayanganPesbukersNAMA : Rifki Nur PratiwiNIM : 14030110151007ABSTRAKSITelevisi dan penyiaran merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkandalam kehidupan manusia modern. Konsumsi akan kotak ajaib menjelma sebagaikebutuhan primer bagi sebagian besar masyarakat. Sayangnya, hiruk pikukperkembangan dunia pertelevisian mengalami sedikit permasalahan. Penyiarandianggap sebagai industri yang sangat menguntungkan hanya apabila mampumenuruti keinginan pasar. Market oriented menjadi sebuah isu yang krusialkarena mampu menggeser fungsi ideal media massa. Di sisi lain, KomisiPenyiaran Indonesia sebagai lembaga yang berwenang atas regulasi penyiaran diIndonesia, dianggap belum memiliki peran yang optimal dalam fungsipengawasan penyiaran. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya program siaranyang memperoleh sanksi administratif KPI, namun tidak menunjukkan perbaikandalam tayangannya, seperti tayangan Bukan Empat Mata, Silet, dan Pesbukers.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pelanggaran yang dilakukantayangan Pesbukers terhadap Standar Program Siaran, sehingga akan diketahuibagaimana penerapan SPS dalam sketsa reality tersebut. Analisis dilakukandengan metode analisis isi terhadap tayangan Pesbukers periode 1-31 Agustus2012, menggunakan sepuluh (10) kategori berdasarkan peraturan yangdikeluarkan KPI pada tahun 2012. Sebagai perbandingan, analisis juga dilakukanterhadap sanksi administratif yang dikeluarkan KPI sepanjang periode yang sama.Hasil penelitian menemukan bahwa tayangan Pesbukers melakukanbanyak pelanggaran. Dalam setiap episode ditemukan sedikitnya tiga kategoripelanggaran, yakni pelanggaran terhadap norma kesopanan dan kesusilaan,pelanggaran terhadap perlindungan orang tertentu, serta pelanggaran terhadapadegan kekerasan, ungkapan kasar, dan makian. Pelanggaran lain yang ditemukanadalah pelanggaran terhadap privasi, pelanggaran terhadap pembatasan adeganseksualitas, pelanggaran terhadap perlindungan anak, pelanggaran terhadaplingkungan pendidikan, serta pelanggaran terhadap pembatasan tayangan mistikdan supranatural.Penelitian ini juga menemukan bentuk inkonsistensi KPI dalampelaksanaan pengawasan isi siaran, ditunjukkan dari pelaksanaan sanksipemberhentian sementara tayangan Pesbukers yang baru dijalankan 6 bulansetelah sanksi dikeluarkan. Selain itu, KPI tidak konsisten dalam pemberiansanksi administratif. Selama bulan Agustus 2012 ditemukan 5 teguran terhadapprogram yang melakukan pelanggaran identik dengan Pesbukers, namun tidakditemukan satu pun teguran terhadap tayangan ini.Kata kunci: penyiaran, analisis isi, Pesbukers, KPITITLE : The Implementation of The Broadcasting Program Standardin Pesbukers ProgramNAME : Rifki Nur PratiwiNIM : 14030110151007ABSTRACTTelevision and broadcasting are inseparable words in the modern life. Theconsumption of this “magic box” become primary needs for almost human being.Unfortunately, television development has a little problem. As a form of marketindustry, broadcasting is considered to give benefit only if it can follow themarket. This issue becomes a crucial one that able to replace the ideal function ofmass media. On the other hand, the Indonesian Broadcasting Commission (KPI)as an independent institution who makes the regulation of broadcasting inIndonesia, is considered do not have optimal role in the supervision function ofbroadcasting. There are many broadcast programs that gain administrativesanctions, but never make a better improvement, such as Bukan Empat Mata,Silet, and Pesbukers.This research aims to study the violations in Pesbukers program based onBroadcasting Program Standard (SPS), and to know the application of SPS in thissketch reality. The analysis used in this research was content analysis fromAugust 1st until 31st of 2012 period, using ten (10) categories based on theregulations of KPI which issued on 2012. For comparison, this research alsoanalized the administrative sanctions which was released by KPI during the sameperiod.The final results of the research find out that there are a lot of violationsvary in Pesbukers program. In every episode, at least three forms of violationfound, they are the violation to the norms of decency and morality issue, violationto the protection of special people, and violation to the scenes of violence, coarseexpressions, and invective issues. Other forms of violation found in here areviolation to human privacy issue, violation to the control of scene of sexualityissue, violation to child protection issue, violation to environmental educationissue, and violations to the control of impressions mystical and supernatural issue.This research also found the inconcistencies role of KPI about thesupervision of the broadcasting contents. It shown by implementations of lay-offsanctions that delayed for almost 6 months after it was released. Other form of itsinconcistencies was in granting administrative sanction. During August 2012,there are 5 warnings gave to several programs that showed forms of violationsimilar to Pesbukers programs, but there are no warning against these programs.Key words: broadcasting, content analysis, Pesbukers, KPIPenerapan Standar Program Siaran Dalam Tayangan PesbukersPENDAHULUANKebutuhan akan media televisi bagi masyarakat modern merupakankebutuhan primer yang tak terelakkan. Konsumsi akan media ini berawal saatbangun tidur hingga menjelang tidur kembali. Sayangnya, besarnya kebutuhanakan media tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas isi siaran. Produsenprogram siaran lebih mementingkan rating dan pasar tanpa mempertimbangkandampak siaran mereka bagi konsumen. Mengutip pernyataan yang digunakanMorissan dalam buku Jurnalistik Televisi Mutakhir, walaupun banyak televisiswasta bermunculan di Indonesia, namun belum satu pun yang menunjukkanprofesionalismenya (Morissan, 2004:3).Data yang dihimpun oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) JawaTengah menyatakan bahwa “sedikitnya 30% acara di televisi nasional dan radiomengandung unsur pornografi dan pornoaksi”. (http://tvku.tv/v2010b/index.php?page=stream&id=4883, diakses pada 27 Juni 2012 pk 22.01). Disampingpornografi, terdapat masalah lain yang muncul dalam dunia penyiaran Indonesia.Problematika tersebut antara lain: tayangan sinetron, drama dan varietyshow yang menonjolkan unsur kekerasan, umpatan kasar, kalimat tidak sopan danalur cerita tidak masuk akal; tayangan infotainment yang tidak mendidik danhanya mencari aib seseorang; liputan jurnalistik yang cenderung menguntungkankepentingan pihak tertentu, terkesan provokatif dan kurang memenuhi standaretika jurnalistik, serta tayangan yang menonjolkan sisi dunia mistis dan gaib yangtidak rasional.Untuk mengawasi isi siaran, Indonesia sudah memiliki lembaga yangmemiliki fungsi dan wewenang khusus dalam dunia penyiaran, yakni KomisiPenyiaran Indonesia (KPI). Namun, peran KPI saat ini bisa dikatakan kurangoptimal. Beberapa program siaran, meskipun mendapat berkali-kali teguranbahkan hingga dihentikan penayangannya, masih tetap ditayangkan oleh lembagapenyiaran yang bersangkutan. Sebut saja Bukan Empat Mata, infotainment Silet,dan Pesbukers.Banyaknya program penyiaran yang mendapat teguran KPI membuktikanjika kelayakan isi siaran di Indonesia sebenarnya masih relatif rendah.Permasalahan baru muncul karena meskipun teguran sudah dilayangkan, tayanganyang disediakan masih relatif sama tanpa perubahan yang cukup signifikan.Tayangan Pesbukers misalnya, dalam sebulan pertama penayangannya sudahmemperoleh teguran KPI. Tidak sampai setahun kemudian, setelah beberapa kaliteguran tertulis, KPI memutuskan untuk memberi sanksi administratif berupapenghentian sementara.Berdasarkan fakta di atas, permasalahan dalam penelitian ini merumuskantentang penerapan Standar Program Siaran dalam program acara Pesbukers.ISIPenelitian ini menggunakan metode analisis isi, untuk memperolehinformasi yang detail berkaitan dengan penerapan SPS dalam tayangan Pesbukers.Analisis dilakukan terhadap acara ini selama satu bulan penuh, yakni episode 1hingga 31 Agustus 2012. Di periode yang sama, juga dilakukan analisis terhadapteguran yang dikeluarkan oleh KPI. Keduanya kemudian digabungkan dandikaitkan untuk memperoleh deskripsi tentang peran KPI dalam pengawasan isisiaran di Indonesia.Definisi siaran sesuai Pasal 1 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dangambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupuntidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. Sedangkan isisiaran merupakan seluruh materi program siaran yang disiarkan melalui lembagapenyiaran. Isi siaran mencakup segala bentuk siaran, baik berupa gambar, suara,maupun teks. Dalam hal ini, iklan juga tercakup dalam isi siaran.Regulasi tentang konten penyiaran sudah diatur secara rinci dalam UUtersebut, antara lain dalam pasal 36 sebagai berikut: Ayat 1: Isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, danmanfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan,kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkannilai-nilai agama dan budaya Indonesia. Ayat 4: Isi siaran wajib dijaga netralitasnya dan tidak boleh mengutamakankepentingan golongan tertentu. Ayat 5: Isi siaran dilarang: a. bersifat fitnah, menghasut, menyesatkandan/atau bohong; b. menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian,penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang; atau c. mempertentangkansuku, agama, ras, dan antargolongan. Ayat 6: Isi siaran dilarang memperolokkan, merendahkan, melecehkan dan/ atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia Indonesia, ataumerusak hubungan internasional.Televisi idealnya berperan sebagai ruang pemberian informasi dan sebagaimedia jalinan komunikasi antar sesama warga dan sesama komponen dalammasyarakat (Wahidin, dkk, 2006: 4). Dalam prakteknya, fungsi penyiaran taklebih dari sekedar media untuk mencari keuntungan komersial. Perkembangantelevisi lebih banyak memberikan efek negatif bagi kehidupan, terutama ketikabanyak program siaran yang melakukan pengabaian terhadap kepatutan sosial.Surbakti dalam bukunya Awas Tayangan Televisi menyebut jika saat ini banyakprogram siaran yang bermutu rendah (2008:64).Permasalahan ini bukan satu-satunya problem yang dimiliki media.Menurut Paul Johnson (Dahlan, 2008 :469), ada tujuh „dosa besar‟ apabila sebuahmedia tidak dikelola secara hati-hati, yakni: distorsi informasi, dramatisasi faktapalsu, mengganggu privacy, pembunuhan karakter, eksploitasi seks, meracunipikiran anak-anak, serta penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power).Besarnya efek yang mampu ditimbulkan media penyiaran menjadi landasanpentingnya keberadaan kontrol negara atas sistem penyiaran yang berlaku. PeranKomisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai lembaga pengawas penyiaran sangatdiperlukan untuk menjamin khalayak memperoleh tayangan yang layak. KPI padahakikatnya merupakan jembatan di antara lembaga penyiaran dengan masyarakatyang memerlukan media untuk saling berkomunikasi (Wahidin dkk, 2006:4).Keberadaan KPI dan KPID merupakan fasilitator dalam menjembatani apayang disampaikan lembaga-lembaga penyiaran dengan aspirasi masyarakat.Lembaga ini memiliki peran dan kewenangan khusus dalam regulasi penyiaranyang diatur dalam Undang-undang. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002menyatakan bahwa KPI dibentuk untuk menciptakan sistem penyiaran nasionalyang dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan kepentinganmasyarakat serta industri penyiaran di Indonesia.Sesuai Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 01/P/KPI/05/2009tentang Kelembagaan KPI, tugas KPI di bidang pengawasan isi siaran mengaturbeberapa poin sebagai berikut:a) penyusunan peraturan dan keputusan KPI yang menyangkut isi penyiaran;b) pengawasan terhadap pelaksanaan dan penegakan peraturan KPImenyangkut isi penyiaran;c) pemeliharaan tatanan informasi nasional yang adil, merata, seimbang;d) menampung, meneliti dan menindaklanjuti aduan, sanggahan, kritik, danapresiasi masyarakat terhadap penyelenggaran penyiaran;Hasil analisis isi terhadap 10 (sepuluh) kategori dalam SPS selama periode1-31 Agustus 2012 menunjukkan bahwa dalam setiap episode, Pesbukersmengandung paling sedikit tiga kategori pelanggaran terhadap SPS. Yaitupelanggaran terhadap norma kesopanan dan kesusilaan, pelanggaran terhadapperlindungan orang dan masyarakat tertentu, serta pelanggaran terhadappembatasan adegan kekerasan, ungkapan kasar dan makian.Pelanggaran lain yang ditemukan yaitu pelanggaran terhadap privasi(74,07%), pelanggaran terhadap perlindungan anak (7,40%), pelanggaran terhadaplingkungan pendidikan (3,70%), pelanggaran terhadap adegan seksualitas(55,55%), serta pelanggaran terhadap pembatasan tayangan mistik dansupranatural (3,70%). Hanya terdapat dua kategori yang tidak terdapatpelanggaran, yaitu kategori penghormatan terhadap nilai SARA serta kategoripembatasan terhadap materi rokok dan NAPZA.Hasil analisis terhadap teguran sepanjang bulan Agustus 2012, menemukanjika KPI mengeluarkan 24 peringatan, dengan perincian satu imbauan, limaperingatan tertulis, 15 (lima belas) teguran tertulis, serta tiga teguran tertuliskedua. Jenis tayangan yang memperoleh sanksi terbanyak adalah iklan (37,5%)atau sebanyak sembilan iklan, diikuti tayangan Ramadan sebesar 29,17%.Program tayangan asing berada di urutan ketiga dengan jumlah teguran sebanyaktiga acara (12,5%), program jurnalistik sebesar 8,33%. Sementara acara musikyaitu inbox, tayangan talkshow Bukan Empat Mata, dan tayangan Jendela duniamasing-masing mendapat satu buah sanksi administratif.Sebagai bentuk implementasi otoritas dalam pelaksanaan pengawasanpenyiaran di Indonesia, KPI memiliki hak untuk memberikan sanksi administratifbagi tayangan yang melanggar Standar Program Siaran. Dalam kenyataannya,fungsi pengawasan KPI terhadap materi dan substansi dari isi siaran sangatterbatas. Terlihat dari wewenang maksimal KPI yang hanya sebatas sanksipemberhentian sementara untuk pelanggaran berkaitan dengan isi siaran. Artinya,jika sebuah program siaran yang dinyatakan melanggar SPS sudah melaksanakansanksi administratif yang dikeluarkan, program tersebut bebas untuk tayang lagi.Padalah, sanksi terberat berupa penghentian sementara dijatuhkan setelah melaluibeberapa tahap, seperti teguran tertulis, peringatan tertulis pertama, sertaperingatan tertulis kedua.Di sisi lain, KPI sebenarnya memiliki wewenang untuk memberikan sanksiberupa denda, pembekuan ijin siaran, hingga pencabutan ijin siaran. Namun haltersebut hanya diberikan kepada pelanggaran yang berkaitan dengan iklan niaga.Keterbatasan inilah yang menyebabkan banyaknya program siaran merasa tidaksungkan untuk melakukan pelanggaran berulang kali. Lembaga penyiaran sepertimendapat celah untuk tetap menjalankan program siaran andalan merekameskipun telah mendapatkan sanksi berulang-ulang.Kasus ini terlihat jelas dalam tayangan Pesbukers. Meskipun teguranberulang kali diberikan, tidak membuat acara ini memperbaiki konseptayangannya. Disinilah bukti adanya dominasi faktor ekonomi dalam penyiaran -menjadikan media sebagai capitalist venture (Sudibyo, 2004:7). Iklan menjadisatu-satunya target industri televisi. Observasi yang dilakukan menemukan jikaporsi iklan dalam tayangan ini terbilang sangat besar. Selama 90 menit mengudarayang terbagi dalam empat segmen, jumlah slot iklan bisa mencapai 20 hingga 25per segmen.Jumlah slot iklan di atas belum termasuk promosi dalam bentuk productplacement. Product placement adalah jenis advertising yang menggabungkansebuah produk atau brand ke dalam sebuah film atau serial televisi (Lehu,2007:1). Penempatan product placement dalam tayangan Pesbukers terbilangcukup besar. Di setiap episode, dapat ditemukan 2 hingga 4 bentuk promosi ini.Banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh tayangan Pesbukers ternyatabukan satu-satunya permasalahan yang ditemukan. Dalam kenyataannya,pelaksanaan sanksi administratif ternyata tidak benar-benar dipatuhi oleh programyang ditayangkan stasiun ANTV ini. Karena pemberhentian sementara bulan Juli2012 baru dijalankan oleh stasiun televisi ANTV pada bulan Januari 2013.Meskipun pelaksanaan sanksi berjarak sekitar 6 (enam) bulan daridikeluarkannya peraturan, pihak ANTV merasa hal tersebut merupakan sesuatuyang wajar. Grand Manager Corporate Communications ANTV, Zoraya Peruchabahkan mengatakan jika selama ini pihaknya selalu mematuhi peraturan KPItentang SPS. (Sumber: http://celebrity.okezone.com/read/2013/01/04/533/741594/antv-stop-tayangkan-pesbukers-mulai-besok diakses pada 3Mei 2013 pukul 11.03).Disamping pelaksanaan sanksi administratif yang molor selama 6 bulan,penelitian ini juga menemukan bentuk inkonsistensi KPI terhadap pemberiansanksi terhadap beberapa tayangan. Selama bulan Agustus 2012 ditemukanbeberapa teguran terhadap acara dengan pelanggaran yang identik denganpelanggaran Pesbukers. Namun, tidak ditemukan satu pun teguran terhadaptayangan yang diproduksi Ekomando selama periode tersebut.PENUTUPIndustri televisi dikenal sebagai industri yang mengutamakan pasar danrating. Kenyataan ini menggiring kepada pemikiran yang menganggap iklansebagai „Tuhan‟ bagi bisnis tersebut. Karena orientasinya hanya pada keuntunganekonomis, banyak tayangan yang pada akhirnya mengesampingkan nilai dannorma yang dianut dalam masyarakat.Selama ini media massa dikenal memiliki pengaruh besar dalamkehidupan bermasyarakat. Ironisnya, kepentingan pemilik modal memaksa mediauntuk mengabaikan sistem dan tatanan sosial, dan beralih kepada kepentingansegelintir pihak yang hanya berharap memperoleh untung besar. Standar ProgramSiaran yang seharusnya menjadi pedoman dalam penyelenggaraan duniapenyiaran tidak dilaksanakan secara maksimal.Berdasarkan hasil analisis isi yang dilakukan terhadap tayangan Pesbukers,terlihat bahwa penerapan SPS dalam acara ini masih rendah. Kesimpulan inidiambil karena dalam setiap episode-nya, Olga dkk minimal melakukan tiga jenispelanggaran. Pelanggaran tersebut adalah pelanggaran terhadap norma kesopanandan kesusilaan, pelanggaran terhadap perlindungan orang tertentu, sertapelanggaran terhadap adegan kekerasan, ungkapan kasar, dan makian.Berdasarkan fakta tersebut, penulis merumuskan beberapa saran gunaperbaikan dalam dunia penyiaran tanah air. Saran pertama adalah menggantisanksi pemberhentian sementara dengan denda administratif. Sanksi ini berlakubagi program siaran yang telah memperoleh lebih dari dua kali teguran dalamjangka satu tahun. Pemberian denda ini lebih kepada jalan tengah bagi programsiaran “bandel” yang tidak mungkin merelakan programnya diberhentikan secarapermanen, namun akan cukup memberikan efek jera karena pihak pemilik modaldiwajibkan mengeluarkan sejumlah materi tertentu.Disamping sanksi denda, pemerintah sebaiknya memberikan otoritaspenuh bagi KPI untuk memberhentikan secara permanen program siaran yangmemperoleh lebih dari 1.000 (seribu) aduan masyarakat. Sejauh ini programyang memperoleh banyak complain dari pemirsa hanya diberikan sanksi berupateguran dan peringatan. Padahal banyaknya keluhan yang masuk merupakanindikasi jika masyarakat tidak nyaman dengan tayangan tersebut. Dengan adanyarevisi pada poin ini, KPI akan lebih leluasa dalam menjalankan fungsinya dalamrangka menjamin khalayak memperoleh tontonan yang layak dan berkualitas.Saran terakhir adalah mendirikan LSM yang berfungsi sebagai „mediawatch’ atau pengawas penyiaran, yang mampu berperan aktif dari dua sisi.Disamping mengawasi konten penyiaran, lembaga ini juga sekaligus mengawasiKPI dalam pelaksanaan perannya. Dengan keberadaan lembaga ini, KPI akanmerasa termotivasi sehingga dapat melaksanakan peran dengan maksimal.DAFTAR PUSTAKADahlan, M. Alwi. 2008. Manusia Komunikasi, Komunikasi Manusia. Jakarta:Kompas Media NusantaraLehu, Jean-marc. 2007. Branded Entertainment Product Placement & BrandStrategy in the Entertainment Busuness . London: MPG BooksMorissan. 2004. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Bogor: Ghalia IndonesiaSudibyo, Agus. 2004. Ekonomi Politik Media Penyiaran. Yogyakarta: LkiS.Surbakti, EB. 2008. Awas Tayangan Televisi – Tayangan Misteri dan KekerasanMengancam Anak Anda. Jakarta: Elex Media KomputindoWahidin, Samsul dkk. 2006. Filter Komunikasi Media Elektronika. Yogyakarta:Pustaka PelajarSumber Undang-undang dan Peraturan PemerintahRepublik Indonesia. 2002. Undang-undang-undang Nomor 32 Tahun 2002Tentang Penyiaran. JakartaRepublik Indonesia. 2012. Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor01/P/KPI/05/2009 Tentang Kelembagaan KPI. JakartaSumber InternetDhanang Setyana. 2012. KPID Jateng: 30% Siaran TV – Radio BermuatanPornografi. Dalam http://tvku.tv/v2010b/index.php? page=stream&id=4883 diakses pada 27 Juni 2012Edi Hidayat. 2013. ANTV Stop Tayangkan Pesbukers Mulai Besok. Dalamhttp://celebrity.okezone.com/read/2013/ 01/04/533/741594/antv-stoptayangkan-pesbukers-mulai-besok diakses pada 3 Mei 2013
Manajemen Konflik dan Negosiasi Wajah dalam Budaya Kolektivistik (Konflik Pembangunan Bandara di Kulon Progo) Yuni Pamungkas, Anjar Mukti; Rahardjo, Turnomo; Dwiningtyas, Hapsari; Pradekso, Tandiyo
Interaksi Online Vol 4, No 1: Januari 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.052 KB)

Abstract

Pembangunan diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan masyarakat dan warganya. Seringkali, pembangunan yang ada di daerah menyebabkan konflik dengan masyarakat daerah tersebut, contohnya yaitu konflik pembangunan bandara internasional Kulon Progo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab konflik, kendala untuk mengurangi konflik dan manajeman konflik.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan paradigma intrepretif. Cara pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam (in-depth interview). Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Face Negotiation Theory dan Standpoint Theory.Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemicu konflik yaitu program pembangunan bandara, perbedaan pandangan antara dua kubu, adanya provokator dan anggapan bahwa pembangunan menyengsarakan kehidupan. Kendala dalam mengurangi konflik yaitu perbedaan pandangan antarkubu, adanya provokator dan anggapan pembangunan menyengsarakan kehidupan.Dari hasil penelitian diketahui bahwa masyarakat pro pembangunan yang memiliki kekuasaan melakukan intimidasi kepada masyarakat kontra yang tidak memiliki kekuasaan. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi konflik melalui penghindaran (avoiding) dan pengungkapan emosi (emotional expression). Perlu dilengkapi dengan bantuan pihak ketiga (third party help) untuk mengurangi konflik di masyarakat.
Pengaruh Terpaan Berita Hoax dan Persepsi Masyarakat Tentang Kualitas Pemberitaan Televisi Berita Terhadap Intensitas Menonton Televisi Berita Ghana Pratama, Albert; Pradekso, Tandiyo
Interaksi Online Vol 6, No 4: Oktober 2018
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.935 KB)

Abstract

Spread of hoaxes that occurs during 2016 -2018 impacted many aspects and caused the media literacy of people to filter the information they received to be very low. Simultaneously, quality index of news television released by KPI scored television news quality are still on the below of minimum criteria. Therefore, the purpose of this research is to understand the relevancy of hoax and people’s perception on television news program towards the intensity of the people to watch television news. This research is a quantitative-explanatory research. By using non-probability sampling with amount of 50 samples between 17-60 years old Indonesian who exposed hoax news and watched television news. The result of multiple regression analysis shows that there is no influence between the exposure of hoax news and public perception towards the quality of television news coverage to the intensity of watching television news, shown by the significance value of 0.478> (α) = 0.05. With these results it is advisable to policy makers such as KPI and Media Owner and future researchers to not only focus on the eradication of hoax, but also to be able to increase the media literacy of the community and in addition, for media companies to conduct research and invest in alternative information dissemination to meet the needs of society that has not been met.
Hubungan antara Kebutuhan Informasi mengenai Seks dan Intensitas Membaca Rubrik Seks dengan Kepuasan Informasi mengenai Seks di Majalah Pria Dewasa Ningsih, Dwi Mulya; Lailiyah, Nuriyatul; Herieningsih, Sri Widowati; Pradekso, Tandiyo
Interaksi Online Vol 3, No 1: Januari 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.134 KB)

Abstract

Setiap individu yang sudah dewasa, memiliki kebutuhan dasar yaitu kebutuhan biologis atau seksual untuk menunjang aktivitas seksual bersama pasangannya. Namun, dalam aktivitasnya masih timbul beberapa masalah, sehingga mendorong mereka untuk berusaha mencari informasi, solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan salah satunya dengan menggunakan media massa yaitu media cetak majalah pria dewasa yang ditujukan bagi pria dewasa.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebutuhan informasi mengenai seks dan intensitas membaca rubrik seks dengan kepuasan informasi mengenai seks di majalah pria dewasa. Dasar pemikiran yang digunakan adalah teori Uses and Gratifications. Penelitian kuantitatif ini menggunakan teknik non-random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 50 orang pria dewasa yang berusia 21-40 tahun di Semarang.Analisis data yang digunakan adalah Koefisien Korelasi Pearson. Setelah melalui perhitungan atas jawaban responden yang diperoleh melalui kuesioner, dalam analisis hubungan antara variabel X1 dan X2diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,138 dan koefisien korelasi Pearson sebesar 0,213. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang siginifikan antara variabel X1 dan X2.Sedangkan dalam analisis hubungan antara variabel X2dan Y diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,252 dan koefisien korelasi Pearson sebesar 0,165. Hal tersebut juga menunjukkan tidak terdapatnya hubungan yang signifikan antara variabel X2 dan Y. Majalah pria dewasa hendaknya dapat meningkatkan kualitas isi dan rubrik seks secara berbeda dengan media massa lainnya yang juga menyajikan informasi mengenai seks mengingat ada banyaknya media massa yang menghadirkan informasi mengenai seks yang cenderung serupa. Dengan demikian, khalayak dapat menggunakan dan menjadikan majalah pria dewasa sebagai sumber informasi mengenai seks yang dicarinya.Kata Kunci: Kebutuhan informasi, Intensitas membaca, Kepuasan informasi, Majalah pria dewasa
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN IKLAN POP- UP DIHINDARI Saraswati, Ayu; Pradekso, Tandiyo; Setyabudi, Djoko; Rakhmad, Wiwid Noor
Interaksi Online Vol 2, No 3: Agustus 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.331 KB)

Abstract

Tingginya penggunaan internet saat ini, membuat sejumlah perusahaan dan pengiklan melirik internet untuk menjadi media beriklan dengan kelebihan yang ditawarkan. Banyak macam iklan di internet, salah satunya adalah iklan pop-up. Iklan pop-up adalah iklan yang muncul secara tiba-tiba di halaman situs, yang mana ukuran dari iklan pop-up hampir menutupi halam situs. Iklan pop-up kerap kali dianggap mengganggu dan dihindari.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan iklan pop-up dihindari. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian eksploratif dengan metoda studi kasus. Konsep pemikiran untuk acuan penelitian ini menggunakan konsep Louise Kelly dalam penelitiannya “Advertising Avoidance in the Online Social Networking Environment”. Data penelitian ini diperoleh dari in-depth interview terhadap lima informan dengan kriteria pengguna aktif internet dan mengetahui mengenai iklan pop-up.Temuan penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan iklan pop-up dihindari adalah mitos buruk dan kekhawatiran terhadap iklan pop-up. Banyaknya mitos mengenai iklan pop-up yang menyatakan bahwa terdapat virus dalam iklan pop-up menyebabkan iklan pop-up dihindari, di samping hal tersebut kekhawatiran pengguna internet terhadap kuota yang akan habis jika melihat dan mengklik iklan pop-up juga membuat para pengguna internet berfikir dua kali untuk mengklik iklan pop-up. Pesan iklan kurang sesuai, dalam hal ini terdapat dua hal mengenai pesan iklan pop-up yang menjadi alasan iklan pop-up dihindari, yaitu pesan iklan yang menipu dan pesan iklan yang tidak sesuai dengan segmentasi produk dari iklan tersebut. Kemunculan iklan pop-up yang kurang menarik akan membuat para pengguna internet menghindari iklan dan kemunculan iklan secara berulang-ulang juga membuat para pengguna internet tidak ingin secara berulang-ulang membaca iklan karena merasa sudah mengetahui isi pesan. Kurang mengetahui mengenai regulasi iklan di internet, pengguna internet merasa jika media yang digunakan untuk beriklan tidak dapat dipertanggungjawabkan membuat para pengguna internet tidak ingin membaca iklan dan lebih memilih menghindarinya, dan resiko pada brand, iklan pop-up adalah iklan yang dihindari dan dianggap mengganggu hal ini berimbas kepada produk yang tengah ditawarkan, karena dianggap produk yang mengganggu. Key words : iklan pop-up, iklan di internet, iklan dihindari, eksploratif
Co-Authors Achmad Habibie Taufiqqur Rahman Adi Nugroho Adinda Sekar Cinantya Aditia Nurul Huda Aditya Iman Hamidi Adityo Cahyo Aji Afif Hazly Hasibuan Agraha Dwita Sulistyajati Agus Naryoso Naryoso Agus Naryoso S.Sos, M.Si, Agus Naryoso Ahda Hanif Fauzi Ahmad Fauzi Ahmad Fikar Harakan Aike Ingget Pratiwi Aisah Putri Sajidah, Aisah Putri Ajeng Rengganis, Sekar Albert Rivai Sinaga Aldi Atwinda Jauhar Aldiansyah, Duvit Aldila Leksana Wati Alexandra Parahita Bening Kesumaputri Alif Ibrahim Alya Anwar, Rizqika Alyssa Jasmine Aurelia Rahmiqatrunnada Amrina Rida Hapsari Ananda Erfan Musthafa Andrea Oktavia, Helga Anggi Pramesthi Kusumarasri Anggia Anggraini Anjar Mukti Yuni Pamungkas, Anjar Mukti Annisa Aulia Mahari Annisa Kusumawardhani Annisya Winarni Putri Aprida Mulya, Resti Ardelia Fitriani, Neysa Ardini Koesfarmasiana, Ardini Arfika Pertiwi Putri Arif Nurochman Arinda Putri Oktaviani Aryatama Wibawa, Michael Asep Virgo Asri Aulia Rachmawati Asri Nugraheningtyas Astrid Damayanti Asty Setiandini Atika Nabila Atina Primaningtyas Aulia Nur Awang Asmoro Ayu Puspitasari, Ramadhiana Ayu Saraswati Ayu Sri Purnama, Ayu Sri Azzahira Putri Zakaria, Grandhis Badri Ilham Ramadhan Bagoes Praswanda, Yusrizal Bagoes Widjanarko Banun Diyah Ardani Bareta Hendy Pamungkas Bayu Widagdo, Muhammad Bella Yunita Binarso Budiono Budiono Bisma Alief Charisma Rahma Dinasih Chintya Dyah Meidyasari Daffa Satriowibowo Daniel Dwi Listantyo Dara Pramitha Darda Putranto, Addakhil Deansa Putri Deni Arifiin Destima Nursylva Anggraningrum Devi Pranasningtias Indriani Dhira Widya Prasya, Dhira Dhiyah Puspita Sari Dhyah Shanti Nur Kartika Dimas Muhammad Distian Jobi Ridwan Diyan Hafdinovianti Ayu Kinasih Djoko Setiabudi Djoko Setyabudi Djoko Setyabudi Djoko Setyabudi Djoko Setyabudi Donik Agus Setiyanto DONNA RADITA MERITSEBA DR Sunarto Dwi Mulya Ningsih Dwi Purbaningrum Eggie Nurmahabbi Eka Ardianto Farasila, Iraisa Farisa Dian Utami Fariz Dewanto Fatma Izzatussayidati Febri Ariyadi Febriana Handayani Febriandani, Anisa Fitriyani, Putri Frida Asih Pratiwi Galuh Perwitasari Ghaliyah Julya Almira Ghana Pratama, Albert Ghela Rakhma Islamey Ghita Kriska Dwi Ananda Gilang Wicaksono Hajar Azizatun Niswah Hamidah, Nadiya Handi Aditia Hapsari Dwiningtyas Hapsari Dwiningtyas Hapsari Dwiningtyas S, Hapsari Dwiningtyas Hapsari Dwiningtyas Sulistyani Hardiyanto, Muhamad Hedi Pudjo Santosa Hedi Pudjo Santosa Hedi Pudjo Santosa Hendrikus Setya Pradhana Henny Novita Rumono Hilda Maisyarah I Nyoman Winata I Nyoman Winata Ibrahim Muhammad Ramadhan Ichsan Wahyu Pratama Imam Muttaqin Indah Puspawardhani Indra Septia BW Infra Ranisetya Intan Mashitasari Ira Astri Rasika Jaya Pramono Adi Jimmy Fachrurrozy Jody Suryamar Yudha Joyo NS Gono Joyo Nur Suryanto Gono Joyo Nur Suryanto Gono Kanaya Az Zahrah Karunia Yusuf, Kevin Kembang Soca Paranggani Khairani, Indah Khairunnisya Sholikhah Kinanati Bunga Wulansari Krisna Adryanto Lintang Jati Rahina Lintang Ratri Rahmiaji LISTIANTO HINDRA PRAMONO Lizzatul Farhatiningsih Lucia Eka Pravitasari Luh Rani Wijayanti M Bayu Widagdo Maharani Easter Mahendra Zulkifli Manggala Hadi Prawira Marcia Julifar Ardianto Marsha Fildzaishma Marshanda Putri, Tyara Martia Mutiara Tasuki Marwah Gayatri Purnado Maya Lestari Melinda Wita Satryani Meriza Lestari Meta Detiana Putri Mohammad Akbar Rizal Hamidi Much Yulianto Much. Yulianto Muchamad Yulianto Muchammad Bayu widagdo MUHAMMAD ABDUSSHOMAD Muhammad Bayu widagdo Muhammad Bayu Widagdo Muhammad Fadhel Raditya Muhammad Rofiuddin Muhamy Akbar Iedani Muliawati, Ditha N S Ulfa Naafisa Maulida Pratama Nabila Rezki, Anisa Nadia Dwi Agustina Nadia Hutaminingtyas Nanik Sudaryningtyas, Nanik Naura Kamila Prasetyanti Nicho Putera Gustantyo Nidya Aldila Nikita Putri Mahardhika Nikolas Prima Ginting Ninda Nadya Nur Akbar Noni Meisavitri Novi Rosmaningrum NS Gono, Joyo NS Ulfa Nungki Dwi Widyastuti Nur Dyah Kusumawardhani Putri Nur Shafira, Hana Nur Suryanto Gono, Joyo Nurist Surayya Ulfa Nurist Surraya ulfa Nurist Surrayya Nuriyatul Lailiyah Nurrist Suraya Ulfa Nurrist Surayya Ulfa Nurul Avita Sari Nurul Hasfi Otto Fauzie Haloho Pipin F.P. Lestari Prabowo Nurwidagdyo Pranamya Dewati Prescilla Roesalya Primada Qurrota Ayun Primada Qurrota Ayun Pungkas Dwitanto Purwoko, Agus R. Sigit Pandhu Kusumawardana Radika Oktavianti, Dina Raihan Triaffandra Ramadhan, Maulana Ramadhinda, Azzahra Randyani Rarasati Raymond Soelistiono Filemon Raynaldo Faulana Pamungkas Reichan Anantyo, Muhamad Resty Widyanty Revana Meylani Rhola Bachtiar Raharjo Rifki Nur Pratiwi Rifqah Nailah Rijalul Vikry Rizka Amalia Rizka Arsianti Rizky Amalya Hadiningtyas Rizqi Ganis Ashari Rohedy Ayucandra Rohmat Pambudi Roli Harni Purba, Juita Rony Kristanto Setiawan Rosita Kemala Sari Rosyada Setijawan, Amrina Rumi Aulia Rahmanisa S. Rouli Manalu Safira Nurin Aghnia Santa Cicilia Sinabariba Septian Aldo Pradita Septiana Hadiwinoto, Jessica Septiana Wulandari Suparyo Setyabudi, Gunawan Shafira Inas Nurina Shahnaz Natasha Anya Sigit Haryadi Sofi Kumala Fatma Sofianisa Rahmawati Sri Budi Lestari Sri Widowati Sri Widowati Herieningsih Sri Widowati Herieningsih Sunarto Sunarto Suryanto Gono, Joyo Nur Tan Faizal Rachman Tasya Nadia Taufik Indra Ramadhan Taufik Reza Ardianto Taufik Suprihatini Taufik Suprihatini Teresia Kinta Wuryandini Theresia Dita Anggraini Thriyani Rahmania Titan Armaya Tiur Agata, Elisa Tjen Jocelyn Ivana Tri Muriati Harahap, Anggi Tri Utami Triangga Ardiyanto Trixie Salawati Triyono Lukmantoro Triyono Lukmantoro Turnomo Rahardjo Turnomo Rahardjo Uci Andriani Veriska, Veriska Vicho Whisnurangga Vinny Avilla Barus Wahyu Aji Hernawan, Dhimas Wahyu Kuncoro Aji, Danar Wahyu Nur R, Efrilia Wahyu Widiyaningrum Widya Andhika Aji Wina Natasya Saragih Wiwid Noor Rakhmad Yanu Angga Andaru, Yanu Yanuar Luqman Yoga Yuniadi Yohanes Rico Ananda Putra, Yohanes Yuan Stephanie Yuliantika Hapsari Yunita Indriyaswari Yusriana, Amida YUSUF AKBAR, MUHAMMAD Zainul Asngadah Fatmawati Zelda Elsa Khabibah Zulfikar Mufti