Claim Missing Document
Check
Articles

Hubungan literasi media dengan body dissatisfaction pada remaja perempuan di Kota Bukittinggi Gita Sri Ramadhani; Rosfita Rasyid; Nila Anggreiny; Rozi Sastra Purna; Mafaza Mafaza
Jurnal Psikologi Tabularasa Vol 18, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jpt.v18i2.10908

Abstract

ABSTRACTAdolescent girls tend to experience an increase in body fat, so girls pay more attention to their appearance to achieve an ideal appearance and often feel dissatisfied with their appearance, called body dissatisfaction. One that influences body dissatisfaction is the media, therefore media literacy can be used to prevent body dissatisfaction by thinking critically about the messages conveyed by the media. This study aims to look at the relationship between media literacy and body dissatisfaction in adolescent girls in the city of Bukittinggi. The research method used in this study is a quantitative method with a correlational research design and using correlation analysis Spearman’s Rho. Respondents in this study amounted to 150 young women in the city of Bukittinggi using the technique of accidental sampling. Data collection was carried out using adaptation measuring devices New Media Literacy (NML) Scale and Body Dissatisfaction Scale for Women (BDS-W). Reliability on the media literacy scale is 0.918 and on the scale body dissatisfaction of 0.870. The results of this study indicate that media literacy is significantly negatively related to body dissatisfaction, the relationship between these two variables has moderate strength. This can be seen from the significance value of 0.000 (p 0.05) and the correlation coefficient of -0.515. That is, the better the media literacy skills of young women in the city of Bukittinggi, the lower the degree of body dissatisfaction, and vice versa. A good ability to access messages in the media, process messages in the media, create media content, and use media in various skill levels can lower the level of dissatisfaction with the perceived body.ABSTRACTRemaja perempuan cenderung mengalami peningkatan lemak tubuh, sehingga remaja perempuan lebih memperhatikan penampilannya untuk mencapai penampilan yang ideal dan sering merasa tidak puas terhadap penampilannya atau disebut dengan body dissatisfaction. Salah satu yang mempengaruhi body dissatisfaction adalah media, maka dari itu literasi media dapat digunakan untuk mencegah body dissatisfaction dengan cara berpikir kritis mengenai pesan yang disampaikan media. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan literasi media dengan body dissatisfaction pada remaja perempuan di Kota Bukittinggi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan desain penelitian korelasional dan menggunakan analisis korelasi Spearman’s Rho. Responden pada penelitian ini berjumlah 150 orang remaja perempuan di Kota Bukittinggi dengan menggunakan teknik accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan adaptasi alat ukur New Media Literacy (NML) Scale dan Body Dissatisfaction Scale for Women (BDS-W). Reliabilitas pada skala literasi media sebesar 0,918 dan pada skala body dissatisfaction sebesar 0,870. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa literasi media berhubungan negatif secara signifikan dengan body dissatisfaction, hubungan kedua variabel ini memiliki kekuatan sedang. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi sebesar 0,000 (p0,05) dan koefisien korelasi sebesar -0,515. Artinya, semakin baik kemampuan literasi media remaja perempuan di Kota Bukittinggi, maka akan semakin rendah derajat body dissatisfactionnya, begitupun sebaliknya. Kemampuan yang baik dalam mengakses pesan di media, memproses pesan di media, membuat konten media, dan menggunakan media dalam berbagai tingkatan kemahiran dapat menurunkan tingkat ketidakpuasan terhadap tubuh yang dirasakan
The Relationship Between Level Of Knowledge And Personal Hygiene During Mestruation Among Students Of Class VII MTSN 6 Padang City Ulfa Hulkarimah; Rosfita Rasyid; Muhammad Syauqi
International Journal of Medicine and Health Vol. 3 No. 3 (2024): September : International Journal of Medicine and Health (IJMH)
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/ijmh.v3i3.3826

Abstract

Adolescent girls who have experienced menstruation need to know how to maintain their reproductive health. If someone has poor knowledge about personal hygiene during menstruation, it can increase the risk of getting Reproductive Tract Infections (ISR). This study aimed to assess the correlation between the level of knowledge with personal hygiene practice during menstruation among female student grade VII of MTsN 6 Padang. This study is an observational analytic study with a cross-sectional design was at MTsN 6 Padang  in February - March 2022. The sample in this study were girl students grade VII of MTsN 6 Padang who had experienced menstruation as many as 68 respondents. Data were obtained from questionnaires distributed to respondents. The results of this study regarding the level of knowledge showed that respondents had a good level of knowledge (48,5%) and good personal hygiene practice during menstruation (54,4%). The results of the bivariate analysis of the correlation between the level of knowledge with personal hygiene practice during menstruation obtained p value = 0.000 (p <0.05). The conclusion of this study is that there is a correlation between the level of knowledge with personal hygiene practice during menstruation among female student grade VII MTsN 6 Padang.
EVALUASI PENGELOLAAN OBAT PADA TAHAP PERENCANAAN DAN PENGADAAN DI UPTD FARMASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUKOMUKO TAHUN 2021 Rosdiyanto, Rosdiyanto; Machmud, Rizanda; Rasyid, Rosfita
Mitra Raflesia (Journal of Health Science) Vol 16, No 1 (2024)
Publisher : LPPM STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Permasalahan pengelolaan obat ditandai keluhan dari Puskesmas karena tidak terpenuhinya permintaan obat sehingga menimbulkan kekosongan obat. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengelolaan obat pada tahap perencanaan dan pengadaan di UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix method study dengan sampel item obat di LPLPO, informan berdasarkan kecukupan dan kesesuaian, jumlah 18 informan. Tempat penelitian di UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko. Hasil penelitian kuantitatif berdasarkan metode analisis ABC-VEN dengan matriks ABC-VEN perencanaan pengadaan obat tahun 2021 belum tepat dan sesuai dengan kebutuhan.Metode: Penelitian kualitatif komponen input ditemukan kekurangan SDM dan belum membentuk TPOT, pembiayaan belum mencukupi, kebijakan mengacu pada perundang-undangan berlaku, sumber data lengkap, keterlambatan Puskesmas menyampaikan data, keakuratan data diragukan. Sarana prasarana sudah mencukupi. Komponen proses, perencanaan belum mengacu pada Kepmenkes Nomor 1121/MENKES/SK/XII/2008, pengadaan mengacu pada peraturan perundangan berlaku.Hasil : Komponen out put indikator standar : persentase kesesuaian pengadaan dengan kenyataan pakai untuk masing-masing item obat 124,8%, frekuensi pengadaan tiap item obat 1 kali setahun, frekuensi kurang lengkapnya surat pesanan/kontrak tidak ditemukan, frekuensi tertundanya pembayaran tidak ada. Indikator belum standar : kesesuaian item obat dengan DOEN 88,4 % dan Fornas TK 1 73,3%, ketepatan perencanaan 10,6%, persentase dana tersedia dengan keseluruhan dana dibutuhkan 39,1%, persentase alokasi dana pengadaan obat 1,3%, pengadaan obat esensial sebesar 85,3 %, pengadaan obat generik 98,7 %.Simpulan: Untuk optimalnya perencanaan dan pengadaan obat perlu peningkatan kapasitas SDM, tersedianya kerangka acuan kegiatan pendidikan pelatihan, monev yang optimal dan pembentukan TPOT.Kata Kunci : Evaluasi, Perencanaan, Pengadaan, Obat ABSTRACT Background: Problems with drug management were marked by complaints from the Puskesmas because the demand for drugs was not fulfilled, resulting in drug shortages. This study aims to evaluate drug management at the planning and procurement stages at the Pharmacy UPTD Mukomuko District Health Office. This study used a mixed-method study approach with a sample of drug items at LPLPO, informants based on adequacy and suitability, and a total of 18 informants. Place of research at UPTD Pharmacy Mukomuko District Health Office. The results of quantitative research based on the ABC-VEN analysis method with the ABC-VEN matrix for planning drug procurement in 2021 are not appropriate and my needs. Methods: Qualitative research on the input component found a shortage of human resources and had not yet formed a TPOT, insufficient financing, policies referring to applicable laws, complete data sources, delays in submitting data to PKM, and doubtful data accuracy. The infrastructure is sufficient. The process component, planning does not refer to Kepmenkes Number 1121/MENKES/SK/XII/2008, procurement refers to applicable laws and regulations. Results: Components of standard indicator output: percentage of conformity of procurement with actual use for each drug item 124.8%, frequency of procurement of each drug item once a year, frequency of incomplete orders/contracts not found, frequency of delayed payments absent. Non-standard indicators: compatibility of drug items with NLEM 88.4% and Fornas Kindergarten 1 73.3%, accuracy of planning 10.6%, percentage of available funds with all required funds 39.1%, percentage of drug procurement fund allocation 1.3%, procurement of essential drugs 85.3%, procurement of generic drugs 98.7%. Conclusion:To optimize the planning and procurement of drugs, it is necessary to increase the capacity of human resources, provide activity framework for education and training, optimize monitoring and evaluation and establish TPOT.Keywords: Evaluation, Planning, Procurement, Medicine
Pengaruh Pemberian Buah Kurma (Phoenix Dactylifera L) terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin dan Feritin pada Mahasiswi Aisah Aisah; Rosfita Rasyid; Zelly Dia Rofinda; Masrul Masrul
Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi Vol. 11 No. 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Baiturrahim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36565/jab.v11i1.511

Abstract

Young women are one of the groups that are vulnerable to nutritional deficiency problems. Nutrients in the blood can be recognized through hemoglobin levels. Foods that are high in iron and which aid in the absorption of iron can increase hemoglobin serum and  ferritin levels. The purpose of this study was to determine the effect of giving ajwa dates (Phoenix Dactylifera L) on the increase in hemoglobin levels of female adolescents at the Baiturrahim College of Health Sciences, Jambi. The research design was a quasi-experimental study on 44 young women who were selected by purposive sampling. Subjects were divided into 2 groups, control and treatment groups. The treatment group was given ajwa dates at a dose of 1.25 g / BW for 14 days. Data analysis used t-dependent test. Results of the The mean pretest Hb levels were 11.7 gr / dl (control) and 10.9 gr / dl (intervention), the mean ferritin serum  levels were 41,2 μg / L (control) and 36.5 μg / L (intervention). The mean post-test Hb levels were 11.9 g / dl (control) and 12.3 g / dl (intervention), the mean ferritin serum levels were 46.4 μg / L (control) and 58.8 μg / L (intervention). The results of statistical tests showed that there was an effect of giving Ajwa dates on hemoglobin and ferritin serum levels of anemia in adolescent girls with p = <0.001. Based on the results of the research and discussion, it can be concluded that the distribution of ajwa dates for young women can increase hemoglobin and ferritin levels. It can be seen from the increase in the average hemoglobin level in the intervention group before treatment was 10.9 and after treatment was 12.3 and The mean ferritin level in the intervention group before treatment was 36.5 and after treatment was 58.8.
Analisis Implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Terhadap Kualitas Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit di Puskesmas Kota Padang Ria Anggraini; Finny Fitri Yani; Rosfita Rasyid
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 6, No 2 (2022): JIK-Oktober Volume 6 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33757/jik.v6i2.572

Abstract

Salah satu tujuan pembangunan SDG’S (Sustainable Development Goals) tahun 2030 dan Program Nasional Bagi Anak Indonesia (PNBAI) adalah untuk menurunkan angka kematian bayi baru lahir, bayi dan anak balita. Salah satu upaya dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian balita yaitu melalui pendekatan  Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode purpossive sampling yang di lakukan di puskesmas Nanggalo dan Puskesmas Lubuk Buaya. Dengan melihat dari komponen sistem yaitu input dan proses. Pengumpulan data pada penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam. Pada komponen input, yaitu kepatuhan petugas, petugas telah melaksanakan sesuai alur yang ditentukan puskesmas dan mengisi formulir MTBS meskipun belum optimal di karenakan adanya rolling petugas. Sarana dan prasarana, meski di rasa cukup namun masih ada peralatan dan obat yang tidak ada dalam menunjang pelaksanaan MTBS, ruangan belum terpisah. Belum ada pendanaan secara khusus terkait pelaksanaan MTBS. Belum ada penilaian dari hasil supervisi. Monev dilakukan pada saat Lokmin dan belum optimal dilakukan. Belum tersedia mekanisme punishment dan reward. Pada komponen proses, pada aspek tatalaksana tidak ditemukan mekanisme pemberian konseling pada ibu balita, serta belum adanya feedback dari pelaporan pelaksanaan MTBS dari puskesmas.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEAKTIFAN IBU DATANG KE POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI  WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS Nugroho, Faisal; Semiarty, Rima; Rasyid, Roslaili; Rasyid, Rosfita; Fasrini, Ulya Uti; Asterina, Asterina
SINERGI : Jurnal Riset Ilmiah Vol. 2 No. 1 (2025): SINERGI : Jurnal Riset Ilmiah, Januari 2025
Publisher : Lembaga Pendidikan dan Penelitian Manggala Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62335/bv9kd591

Abstract

Kekurangan gizi merupakan hal yang sering terjadi pada balita karena pada umur tersebut anak mangalami pertumbuhan dan perkembangan yang cepat Posyandu merupakan salah satu strategi menurunkan prevalensi gizi kurang sebagai awal timbulnya gizi buruk dengan pemantauan pertumbuhan balita.. Pemantauan pertumbuhan bertujuan untuk deteksi dan intervensi dini gangguan pertumbuhan sehingga kader dan petugas puskesmas dapat melakukan pembinaan kepada ibu balita agar tidak jatuh ke gizi kurang. Pengetahuan dan Keaktifan ibu balita ke posyandu dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, rendahnya kunjungan posyandu akan menyebabkan tumbuh kembang anak tidak terpantau dan berisiko mengalami masalah gizi Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Andalas dengan jumlah sampel sebanyak 51 orang. dengan kriteria Inklusi Ibu memiliki buku KMS serta memilki anak dengan umur 12-60 bulan. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner pengetahuan dan keaktifan ibu datang ke posyandu, kemudian dianalisis dengan menggunakan Uji regresi ordinal. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa masalah gizi terbanyak terjadi pada anak dari ibu dengan pengetahuan yang cukup dan kurang (58,8%) dan tidak aktif berkunjung ke posyandu (4%) dibandingkan dengan ibu dengan pengetahuan yang baik dan cukup (86,3%) dan aktif berkunjung ke posyandu (96,1%). Dalam penelitian ini ditemukan hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan keaktifan ibu datang ke posyandu dengan status gizi balita (p = 0,0001) Kesimpulan dari penelitian ini adalah masalah gizi lebih banyak terjadi pada anak dari ibu dengan pengetahuan yang cukup dan kurang dan tidak aktif berkunjung ke posyandu dibandingkan dengan ibu dengan pengetahuan yang baik dan cukup dan aktif datang ke posyandu
Karakteristik Pasien Karsinoma Laring di Bagian THT-KL RSUP DR. M. Djamil Padang pada Periode 2018-2020 Sutas, Bima Ferdana; Asyari, Ade; Rasyid, Rosfita
Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 6 (2024): Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat
Publisher : Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang. Karsinoma laring adalah keganasan kepala dan leher terbanyak kedua. Mayoritas pasien datang pada stadium lanjut dengan keadaan yang buruk sehingga prognosis pasien menjadi lebih buruk. Objektif. Untuk mengetahui karakteristik pasien karsinoma laring di RSUP Dr. M. Djamil Padang Metode. Jenis penilitian ini adalah deskriptif dengan metode total sampling menggunakan data rekam medis pasien karsinoma laring di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode 2018-2020. Hasil. Total pasien karsinoma laring di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode 2018-2020 berjumlah 37 orang. Pasien laki-laki (94,6%) lebih banyak dari perempuan (5,4%), rentang umur terbanyak adalah 60-64 tahun (32,4%),faktor risiko yang paling sering ditemukan adalah merokok (83,8%), keluhan utama yang paling sering dikeluhkan adalah sesak nafas (62,1%), gejala klinis paling sering terjadi adalah suara serak (81,1%), glotis (89,1%) adalah lokasi karsinoma laring paling sering muncul, karsinoma laring paling sering terdiagnosis pada stadium IVA 56,7%), karsinoma sel skuamosa (97,3%) adalah jenis histopatologi terbanyak ditemukan, kemoradiasi (35,1%) dan kemoterapi (35,1%) adalah terapi paling sering dilakukan, dan pendarahan (5,4%) adalah komplikasi yang paling sering terjadi. Kesimpulan. Pasien laki-laki menderita karsinoma laring lebih banyak dari perempuan, usia 60-64 tahun adalah kelompok umur terbanyak, merokok adalah faktor risiko ternayak, sesak nafas adalah keluhan utama terbanyak, suara searak adalah gejala klinis terbanyak, glotis adalah lokasi terbanyak, stadium IVA adalah yang terbanyak, kemoradiasi dan kemoterapi adalah terapi ternamyak dilakukan, dan pendarahan adalah komplikasi terbanyak.
STRATIFIKASI KADAR HORMON KORTISOL SERUM dan SKOR PARENTING SELF-EFFICACY MENURUT KARAKTERISTIK SUBJEK PADA IBU POSTPARTUM SECTIO CAESAREA DI RS TK.III DR. REKSODIWIRYO TAHUN 2020 lezafidyahrestiana, Leza Fidyah Restiana; rosfitarasyid, Rosfita Rasyid; andifriada, Andi Friadi
Jurnal Ilmiah Bidan Vol. 6 No. 1 (2022): JIDAN : Jurnal Ilmiah Bidan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pelita Ilmu Depok

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69935/jidan.v6i1.36

Abstract

Latar belakang: Persalinan dengan sectio caesarea (SC) memicu terjadinya peningkatan hypothalamic pituitary adrenal (HPA) Axis dan hormon kortisol. Peningkatan hormon kortisol mempengaruhi respon tubuh fisik maupun psikologis sehingga memicu stimulus stres dan meningkatkan sekresi adrenocorticotropic hormone (ACTH). Hal tersebut menyebabkan perubahan mood ibu dan akan berpengaruh pada parenting self efficacy (PSE). Tingkatankarakteristik subjek pada ibu postpartum SC mempengaruhi hasil skor PSE dan kadar hormon kotisol. Tujuan: Untuk mengetahui stratifikasi kadar hormon kortisol serum dan skor PSE menurut karakteristik subjek pada ibu postpartum SC. Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan desain cross-sectional terhadap 26 ibu postpartum SC di Rumah Sakit Tentara Dr. Reksodiwiryo pada bulan Maret-Juni 2020 dengan teknik consecutive sampling. Kadar hormon kortisol serum diukur menggunakan metode ELISA dan perhitungan skor PSE menggunakan kuesioner Salonen. Hasil penelitian kadar kortisol menggunakan uji Mann-Whitney pada paritas, pekerjaan dan dukungan social. Tingkat pendidikan menggunakan uji Kruskal-Wallis.Skor PSE menggunakan uji Student’s t pada dukungan sosial, pekerjaan, paritas dan tingkat pendidikan menggunakan uji one Way Anova. Hasil penelitian: Kadar kortisol serum pada ibu postpartum SC dengan uji Mann-Whitney lebih tinggi pada ibu multipara menunjukkan nilai p=0,016 dan tingkat pendidikan yang rendah nilai p=0,09 sedangkan kadar kortisol tidak berhubungan dengan status pekerjaan dan dukungan sosial. Stratifikasi subjek menunjukkan tingkat dukungan sosial yang tinggi merupakan penentu PSE yang tinggi dengan uji student’s t nilai p=0,019, namun skor PSE tidak berhubungan dengan paritas, tingkat pendidikan dan pekerjaan. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa kadar kortisol lebih tinggi pada ibu multipara dengan tingkat pendidikan yang rendah sedangkan status pekerjaan dan dukungan sosial tidak berhubungan dengan kadar kortisol. Hasil skor PSE menurut karakteristik subjek tingkat dukungan sosial yang tinggi merupakan penentu PSE yang tinggi sedangkan paritas, tingkat pendidikan dan pekerjaan tidak berhubungan dengan skor PSE.
Determinants of hypertension among productive age population Hendriani, Berliana; Rasyid, Rosfita; Firdawati, Firdawati
Malahayati International Journal of Nursing and Health Science Vol. 7 No. 11 (2025): Volume 7 Number 11
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/minh.v7i11.489

Abstract

Background: Hypertension is one of the non-communicable diseases that is a health problem. The incidence of hypertension is generally found in the elderly, but it does not rule out the possibility that the adolescent to adult population can also experience hypertension. Hypertension may be a silent killer where symptoms can vary in each individual and are almost equivalent to the symptoms of other diseases. Purpose: To determinants of hypertension among productive age population. Method: Quantitative research using a cross-sectional study approach. The population used as respondents in this study were all productive age individuals in the Parik Rantang Health Center working area. The sampling technique is systematic random sampling, while the number of samples required is 190 samples. Results: The proportion of hypertension in the productive age population in the working area of the Parit Rantang Health Center is (43.7%). The most dominant factor is salt consumption on the incidence of hypertension in the productive age population in the Parit Rantang Health Center working area in 2024. Conclusion: Many factors influence the risk of hypertension in the productive age population including age, gender and salt consumption. Therefore it is recommended to the productive age population to pay attention to salt consumption so that the incidence of hypertension can be prevented and controlled in the productive age population.
Evaluating socio-demographic, behavioral, and maternal factors in the dual burden of malnutrition among school-aged children in Batam, Indonesia Erda, Roza; Hamidi, Dachriyanus; Desmawati, Desmawati; Rasyid, Rosfita; Sarfika, Rika
Narra J Vol. 5 No. 1 (2025): April 2025
Publisher : Narra Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52225/narra.v5i1.2049

Abstract

Malnutrition among school-aged children in urban-industrial settings presents a dual burden of undernutrition and overnutrition. The aim of this study was to examine factors influencing the nutritional status of elementary school children in Batam, Indonesia. A case-control study was conducted in Batam, focusing on children aged 6–12 years, with malnourished cases (undernutrition and overnutrition) and well-nourished controls, along with their mothers. Respondents were selected through stratified random sampling from public elementary schools. Inclusion criteria encompassed children enrolled in these schools, while exclusion criteria involved children with chronic health conditions. Data were collected via structured interviews utilizing validated questionnaires, anthropometric assessments (weight-for-age and height-for-age), and parent-reported socioeconomic, behavioral and family characteristics. Statistical analysis involved binary logistic regression to identify significant risk factors associated with malnutrition. A total of 188 children, including 94 malnourished cases (40 undernutrition and 54 overnutrition) and 94 well-nourished controls. The findings revealed significant differences between cases and controls in socioeconomic factors (pocket money (p=0.027), family income (p=0.042)), behavioral factors (sedentary activity (p=0.019), dietary habits (p=0.037)) and family factors (maternal BMI, p=0.011; maternal nutritional knowledge, p=0.004; parenting style, p=0.035). Dominant risk factors for malnutrition (undernutrition or overnutrition) included poor dietary habits (adjusted odds ratio (aOR): 0.451; 95%CI: 0.225–0.901; p=0.024), maternal obesity class II (aOR: 0.126; 95%CI: 0.030–0.535; p=0.005), and low maternal nutritional knowledge (aOR: 0.294; 95%CI: 0.124–0.696; p=0.005). Targeted family-centered interventions focusing on dietary practices and maternal education are therefore recommended to address this issue.
Co-Authors Abdiana Abdiana Abdiana Abdiana, Abdiana Addina Fitri Islami Ade Asyari Ade Wahyulian Wijaksono Adnil Edwin Nurdin Adrial Adrial Agung Tri Sasongko Agustina, Sarah Aisah Aisah Aisyah Herviana Rifka Amel Yanis Amirah Zatil Izzah Andani Eka Putra Andi Ridho Azmi andifriada, Andi Friadi Angela, Sonnya Morisa Anggraini, Dessy Anggreiny, Nila Asrawati Nurdin Asterina, Asterina Aswiyanti Asri Basyir, Vaulinne Birman, Yuliza Cimi Ilmiawati, Cimi Daan Khambri Dachriyanus Dachriyanus Hamidi Defrin Defrin Defrin, Defrin Delmi Sulastri Deni Hendra Suryadi Deri Zarwita Desmawati Desmawati Deswinda Deswinda Dia Rofinda, Zelly Dia Ditha Noviantika Efrida . Eka Nofita Ellyza Nasrul Erda, Roza Fadrian, Fadrian Febrian Febrian Finny Fitri Yani Firdawati Firdawati Firdawati Firdawati Firdawati Firdawati Firdawati, Firdawati Fivi Melva Diana, Fivi Melva Gita Sri Ramadhani Hadi Ihsan Hadi Nasbey Hamidatul Yuni Hamidi, Dachriyanus Hanif, Rayhendra Hanum, Fathiya Juwita Hasmiwati Hendriani, Berliana Huriyah Fauzani Husna Yetti Husna Yetti Husnil Kadri Ida Rahma Burhan Jihan Wafda Ramadhan Kamal Kasra Lamuna Fathila Leza Fidyah Restiana Lili Irawati Lubis, Basyariah Machdawaty Masri Mafaza, Mafaza Mareza Dwithania Masrizal Masrizal Masrul Mayetti Mayetti Menkher Manjas Muhammad Hendri Muhammad Syauqi Nadiah Fadhilah Netti Suharti, Netti Nofendra, Ade Nora Harminarti Nugroho, Faisal Nur Afany Nur Indrawaty Lipoeto Nurhalimah Juneldi Nurhayati Nurhayati Nuzulia Irawati Oktahermoniza Oktahermoniza Puteri Fannya Putri, Viona Salsabila Randi Septiah Hendri Rashieka, Shaydi Amala Resi Marta Rezka Gustya Sari Ria Anggraini Rigo Junaidi Rika Sarfika Rima Semiarty Rinang Mariko Rismawati Yaswir Rita Hamdani Ritonga, Dewi Rizanda Machmud Rosdiyanto, Rosdiyanto Roslaili Rasyid Roza Erda Rozi Sastra Purna Rusnita, Dewi Russilawati, Russilawati Saptino Miro, Saptino Sari, Fitri Yunita Selfi Renita Rusjdi Suci Lestari Sutas, Bima Ferdana Syamel Muhammad Syofyan Syofyan Tofriza Tofriza Ulfa Hulkarimah Ulya Uti Fasrini Vaulline Basyir Vini Jamarin Vithiya Chandra Sagaran Wahyu Tri Novriansyah Waldani, Dina Wetra Fauza Wirsma Arif Harahap Yantri Miaputra Yessy Setiawati Yessy Susanty Sabri Yulia, Dwi Yulistini, Yulistini Yuniar Lestari Zelly Dia Rofinda Zulkarnain Agus Zulkarnain Edward