Claim Missing Document
Check
Articles

INDEKS TOLERANSI ANTARUMAT BERAGAMA DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR Tohri, Ahmad; Rasyad, Abdul; Sulaiman, Sulaiman; Rosyidah, Umu
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish-undiksha.v10i3.38822

Abstract

Realitas toleransi sebagai fakta sosial tidak akan memadai apabila dipotret hanya dari satu sisi yang tidak mampu mengungkap makna di balik fakta, karena toleransi tidak hanya berdimensi emik, tetapi juga berdimensi etik. Artikel ini bertujuan untuk memaparkan dan menjelaskan indeks toleransi antarumat beragama di Kabupaten Lombok Timur menurut perspektif fakta sosial sesuai kondisi sekarang. Penelitian ini meggunakan pendekatan kuantitatif metode survey. Pengumpulan data menggunakan teknik angket tertutup dan teknik focus group discussion (FGD). Analisis data menggunakan metode statistik deskriptif dan teknik analisis domain. Indeks toleransi antarumat beragama di Kabupaten Lombok Timur secara keseluruhan termasuk kategori tinggi dengan skor rata-rata 3.79. Dari dimensi emik, toleransi antarumat beragama masyarakat Lombok Timur yang tinggi merupakan fakta sosial yang nyata. Perbedaan indeks toleransi antarumat beragama antara hasil survey Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama pada tahun 2019 dengan hasil penelitian penulis, disebabkan oleh adanya redaksi pertanyaan atau pernyataan dalam angket yang menyinggung aspek-aspek ibadah (mengutamakan dimensi emik). Sedangkan pada penelitian yang penulis lakukan berusaha untuk menghindari pertanyaan atau pernyataan yang menjurus dan mengarahkan responden kepada pemahaman dan praktik ibadah masing-masing agama (menyeimbangkan dimensi emik dengan dimensi etik). Dari perspektif fakta sosial, hasil penelitian ini memotret lebih komprehensif tentang toleransi sebagai suatu realitas sosial yang dinamis, dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan perubahan sosial, tidak hanya berdimensi emik, tetapi juga berdimensi etik. 
Tauhid View Tuan Guru Umar Kelayu: Intellectual History Study of Lombok Theologian Central Figure Tohri, Ahmad; Rasyad, Abdul; Habibuddin, Habibuddin; Zulkarnain, Zulkarnain
Paramita: Historical Studies Journal Vol 32, No 1 (2022): Local Figure and Local History
Publisher : History Department, Semarang State University and Historian Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v32i1.26636

Abstract

Tuan Guru Umar Kelayu (TGU) was one of the pioneers and a central figure born in the era of the teacher-teaching of the Sasak-Lombok community. The purpose of this study is to analyze the monotheistic view of TGU as the central figure of Lombok clerics in the study of intellectual history. The research method used is the historical method, which is a process of critically analyzing records and experiences or relics of the past. The results showed that TGU as a teacher early generation was born from a family that has a breed very strong with the Islamic Selaparang Kingdom by mastering religious knowledge broadly and deeply which was obtained from scholars in Lombok, the archipelago, and the world. The wisdom of TGU is reflected in the book of monotheism written at the age of ± 25 years, with the title Manzarul Amrad. The systematic thinking, perspective, and narrative style are unique in writing the book of monotheism that distinguishes it from other scholars. The monotheistic view of TGU has an impact on strengthening Islam, especially strengthening the faith of the Sasak-Islamic community. Instilling the spirit of jihad fi sabilillah, the Sasak people fought against the Balinese and Dutch rulers. TGU is involved in the dialectic of Islamic intellectuals through a network of teachers, friends, and students in Lombok, the archipelago, and even the Islamic world.Tuan Guru Umar Kelayu (TGU) merupakan salah seorang perintis dan tokoh sentral kelahiran era ke-tuan guru-an masyarakat Sasak-Lombok. Tujuan penelitian menganalisis pandangan tauhid TGU sebagai tokoh sentral ulama Lombok dalam kajian sejarah intelektual. Metode penelitian yang digunakan metode sejarah, yaitu suatu proses menganalisis secara kritis rekaman dan pengalaman atau peninggalan masa lampau. Hasil penelitian menunjukkan TGU sebagai tuan guru generasi awal terlahir dari keluarga yang memiliki trah sangat kuat dengan Kerajaan Selaparang Islam dengan menguasai ilmu agama secara luas dan mendalam yang diperoleh dari para ulama di Lombok, Nusantara, dan dunia. Kealiman TGU tercermin dari kitab tauhid ditulis pada usia ±25 tahun, dengan judul Manzarul Amrad. Sistematika berpikir, cara pandang, dan gaya narasi merupakan keunikan dalam menulis kitab tauhid yang membedakannya dengan ulama-ulama lain. Pandangan tauhid TGU berdampak terhadap penguatan keislaman terutama peneguhan akidah masyarakat Islam-Sasak. Menanamkan semangat jihad fi sabilillah rakyat Sasak melakukan perlawanan pada penguasa Bali dan Belanda. TGU terlibat dalam dialektika intelektual keislaman melalui jaringan guru, sahabat, dan murid di Lombok, Nusantara, bahkan dunia Islam.Cite this article: Tohri, A., Rasyad, A. Habibuddin, Zulkarnain (2022). Tauhid View Tuan Guru Umar Kelayu: Intellectual History Study of Lombok Theologian Central Figure. Paramita: Historical Studies Journal, 32(1), 1-10. http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v32i1.26636
The urgency of Sasak local wisdom-based character education for elementary school in East Lombok, Indonesia Ahmad Tohri; Abdul Rasyad; Muhammad Sururuddin; Lalu Muhammad Istiqlal
International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE) Vol 11, No 1: March 2022
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijere.v11i1.21869

Abstract

The study discussed the urgency of character education in East Lombok elementary schools based on Sasak ethnic local wisdom. This study used descriptive qualitative research methods to describe the phenomena of educational activities, learning, and curriculum implementation related to character education based on local wisdom of the Sasak ethnic group in East Lombok elementary schools. Data were collected by using interview techniques, group observation, and documentation. Data analysis was organized into some categories, describing it into units, synthesizing, arranging into patterns, interpreting, and making conclusions. The main problem faced in the implementation of character education in East Lombok elementary school is the absence of a character education model that is appropriate or methodologically adequate for learning process, it is individually developed continuously. The richness and diversity of Sasak culture with the values of local wisdom has potential to be integrated holistically into the curriculum both in co-curricular, intra-curricular and extra-curricular aspects, and even has the leverage to become the basis for character education. So that character education in East Lombok elementary schools based on Sasak ethnic local wisdom is very urgent to be implemented.
Analisis Wacana Al-Qur’an Suroh Al-A’raf Ayat 25 Sebuah Fenomena Kematian Hasanuddin Chaer; Ahmad Sirulhaq; Abdul Rasyad
Lingua Franca:Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.071 KB) | DOI: 10.30651/lf.v4i2.4239

Abstract

Reinkarnasi adalah salah satu fenomena yang selalu menghasilkan kontroversi besar. Sementara beberapa orang berdasarkan pengalaman pribadi yakin akan kemungkinannya, beberapa yang lain langsung mengkritisi hal itu. Artikel ini menggunakan metode analisis deskriptif, informasi data dari struktur wacana ayat-ayat al-Qur’an yang terkait dengan objek kajian, data tersebut dianalisis, ditafsirkan dan kemudian kami simpulkan. Tujuan artikel ini untuk mengkontekstualisasikan fenomena kematian didalam wacana al-Qur’an suroh al-A’raf ayat 25 dalam kerangka Islam ortodok dan merekonsiliasi antara dua pandangan yang berbeda Hindu dan Islam tentang reinkarnasi.
PEMERTAHANAN KESENIAN RUDAT SASAK DI LOMBOK Hary Murcahyanto; Bambang Eka Saputra; Muchamad Triyanto; Lalu Mas’ud; RR. Sri Setyawati Mulyaningsih; Syukron Hamdani; Abdul Rasyad
Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial Vol 8, No 2 (2021): Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/sosial.v8i2.2811

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran dan mengetahui bentuk upaya kelompok Rudat Sasak Lombok Timur dalam pemertahanan kesenian Rudat tersebut.  Di samping itu peneliti ingin mengetahui upaya masyarakat Desa Padamara dalam mempertahankan kesenian Rudat tersebut. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan kajian pustaka. Analisis data dilakukan melaui tahapan reduksi data, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pergeseran kesenian Rudat Sasak Lombok Timur yang ada di Desa Padamara terjadi sebagai akibat perubahan zaman dan perubahan pola pikir masyarakat. Pemertahanan Rudat Sasak Tunggal Kayun dilakukan melalui mengumpulkan dan membina generasi muda, mengubah alur pementasan, membina hubungan intern dan ekstern, mengupayakan pementasan Rudat Sasak dalam setiap acara masyarakat. Menanamkan rasa memiliki, dan membangun hubungan yang baik antara para senior dan generasi muda dalam menjaga dan pemertahanan kesenian.
Nasionalisme Kebangsaan Sebagai Spirit Perjuangan Tokoh Pejuang di Lombok Timur 1945-1949 Abdul Rasyad; Badarudin; Lalu Murdi; Jujuk Ferdianto
Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 10 No 1 (2021): JPS - Jurnal Pendidikan Sejarah, Volume 10 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Pascasarjana UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JPS.101.03

Abstract

The struggle of the Indonesian people to achieve independence from the colonialists is as old as colonialism itself. The struggle for independence had at least begun since the establishment of the late 19th century as a chain of struggle for the people in various regions in the archipelago. The struggle of the people of East Lombok in opposing colonialism is a historical record that complements the history of the national struggle of the Indonesian nation and does not have any meaning for the national struggle of the nation. This struggle is also a very strong bond to reach the culmination point of the struggle, namely the Proclamation of Independence on August 17, 1945, as well as efforts to defend Indonesia's independence until 1950. This study has a fundamental contribution in understanding historical information related to nationalism and the spirit of struggle for warriors in East Lombok. History, in this case the revolution in East Lombok in 1945-1949, has a dedactic value for the current and future generations of the nation. The educational value that can be learned from these historical events is at least that the nation's generation has mental strength both biologically and psychologically in facing all the challenges of life and has a high sense of nationalism as part of Indonesian society that must uphold the name of the Indonesian nation.
Perkembangan dan Eksistensi Surat Kabar di Lombok Timur Tahun 1986-2013 Badarudin Badarudin; Zulfikri Zulfikri; Abdul Rasyad; Syahrul Amar; Bambang Eka Saputra
PATTINGALLOANG Vol. 8, No. 2 Agustus 2021
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v8i2.22335

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perkembangan dan eksistensi surat kabar yang ada di Lombok Timur tahun 1986-2013, mulai dari sejarah lahirnya surat kabar di Lombok Timur, perkembangan dan eksistensi surat kabar di Lombok Timur. Penelitian ini merupakan penelitian  sejarah dengan tahapan meliputi heurstik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada masa Orde Baru surat kabar di Lombok Timur sulit terbit. Hal ini disebabkan karena biaya penerbitan surat kabar sangat mahal dan sulit. Pada masa pemerintahan Orde Baru, surat kabar di Lombok Timur belum bersifat komersil, hanya surat kabar yang terbit bulanan atau mingguan dan milik organisasi yang terbit pada saat itu, yang bertujuan untuk publikasi organisasi itu sendiri. Pada tahun 1986 baru terbit surat kabar Gema Nahdatul Wathan. Setelah Reformasi Tahun 1998 berjalan, surat kabar mulai banyak bermunculan di Lombok Timur, dikarenakan  untuk  membuat  izin mendirikan  surat  kabar  dipermudah  oleh Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999. Surat kabar di Lombok Timur mengalami banyak kendala terutama permodalan, di samping karena kurangnya minat baca masyarakat Lombok Timur. Surat kabar di Lombok Timur sulit sekali bertahan lama, terutama surat kabar mingguan. Surat kabar yang masih eksis sampai tahun 2013 adalah surat kabar umum Corong Rakyat, Dewi Anjani, Duta Selaparang. Sedangkan surat kabar harian yang masih eksis hingga tahun 2013 adalah surat kabar Radar Lombok.Kata Kunci: Eksistensi, Perkembangan, Surat Kabar
INDEKS TOLERANSI ANTARUMAT BERAGAMA DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR Ahmad Tohri; Abdul Rasyad; Sulaiman Sulaiman; Umu Rosyidah
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 10 No. 3 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish-undiksha.v10i3.38822

Abstract

Realitas toleransi sebagai fakta sosial tidak akan memadai apabila dipotret hanya dari satu sisi yang tidak mampu mengungkap makna di balik fakta, karena toleransi tidak hanya berdimensi emik, tetapi juga berdimensi etik. Artikel ini bertujuan untuk memaparkan dan menjelaskan indeks toleransi antarumat beragama di Kabupaten Lombok Timur menurut perspektif fakta sosial sesuai kondisi sekarang. Penelitian ini meggunakan pendekatan kuantitatif metode survey. Pengumpulan data menggunakan teknik angket tertutup dan teknik focus group discussion (FGD). Analisis data menggunakan metode statistik deskriptif dan teknik analisis domain. Indeks toleransi antarumat beragama di Kabupaten Lombok Timur secara keseluruhan termasuk kategori tinggi dengan skor rata-rata 3.79. Dari dimensi emik, toleransi antarumat beragama masyarakat Lombok Timur yang tinggi merupakan fakta sosial yang nyata. Perbedaan indeks toleransi antarumat beragama antara hasil survey Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama pada tahun 2019 dengan hasil penelitian penulis, disebabkan oleh adanya redaksi pertanyaan atau pernyataan dalam angket yang menyinggung aspek-aspek ibadah (mengutamakan dimensi emik). Sedangkan pada penelitian yang penulis lakukan berusaha untuk menghindari pertanyaan atau pernyataan yang menjurus dan mengarahkan responden kepada pemahaman dan praktik ibadah masing-masing agama (menyeimbangkan dimensi emik dengan dimensi etik). Dari perspektif fakta sosial, hasil penelitian ini memotret lebih komprehensif tentang toleransi sebagai suatu realitas sosial yang dinamis, dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan perubahan sosial, tidak hanya berdimensi emik, tetapi juga berdimensi etik. 
Konstruksi Sosial dalam Tradisi Bebubus di Kelurahan Gelanggang Lombok Timur Nusa Tenggara Barat: Suatu Kajian Sejarah Budaya Muhammad Amin; Abdul Rasyad; Muhammad Shulhan Hadi; Lalu Murdi; Muchamad Triyanto
PATTINGALLOANG Vol. 8, No. 2 Agustus 2021
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v8i2.22409

Abstract

Tradisi bebubus atau bubus adalah salah satu bentuk pengobatan tradisional yang tumbuh sejak zaman penjajahan Belanda yang masuk di Pulau Lombok lewat Ampenan. Pada saat itu juga kerajaan Bali sedang mengalami keruntuhan akibat datangnya Belanda di Pulau Lombok, sehingga masyarakat Desa Gelanggang diam-diam melakukan pengobatan tradisonal berupa bebubus untuk menyembuhkan orang-orang yang sakit. Penelitian ini menggunakan metode sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi bebubus merupakan tradisi suku Sasak yang sudah mengakar kuat dalam kehidupann sosial budaya masyarakat Lombok. Pelaksanaan pengobatan bebubus sebagai pengobatan tradisional yang dilakukan masyarakat Kelurahan Gelanggang sejak zaman penjajahan Belanda yang masuk di Pulau Lombok melalui Ampenan. Pada saat itu juga Kerajaan Bali runtuh dengan datangnya Belanda di Pulau Lombok. Masyarakat Gelanggang diam-diam melakukan pengobatan bebubus untuk menyembuhkan orang-orang yang sakit. Tradisi bebubus ini juga merupakan peninggalan orang-orang terdahulu yang diwariskan secara turun-temurun. Kata Kunci: Tradisi, Bebubus, Pengobatan Tradisional.                                        AbstractThe tradition of bebubus or bubus is a form of traditional medicine that has grown since the Dutch colonial era, which entered the island of Lombok through Ampenan. At that time the kingdom of Bali was also experiencing a collapse due to the arrival of the Dutch on the island of Lombok, so the people of Gelanggang Village secretly carried out traditional medicine in the form of bebubus to cure sick people. This research uses the historical method. The results of the study indicate that the bebubus tradition is a Sasak tribe tradition that is deeply rooted in the socio-cultural life of the Lombok people. The implementation of bebubus treatment as a traditional medicine has been carried out by the people of the Gelanggang Village since the Dutch colonial era who entered the island of Lombok through Ampenan. At that time the Kingdom of Bali collapsed with the arrival of the Dutch on the island of Lombok. The community of Gelanggang secretly performs bebubus treatment to cure sick people. This bebubus tradition is also a relic of the previous people passed down from generation to generation.Keywords: Development; Newspaper
Nasionalisme dalam lintasan sejarah perjuangan bangsa di Lombok Barat 1942-1950 Abdul Rasyad; B Badarudin; Sadikin Ali; Muchamad Triyanto; Bambang Eka Saputra; Abdul Hafiz
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 12, No 1 (2022)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/ajsp.v12i1.8678

Abstract

Penelitian ini mengkaji bahwa nasionalisme rakyat Indonesia sesungguhnya telah tumbuh jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Hal ini seiring dengan munculnya kaum terpelajar Indonesia. Memasuki masa kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan, sumbangan perlawanan rakyat di Lombok Barat dapat dipahami merupakan penguatan atas apa yang telah dicapai sejak proklamasi 17 Agustus 1945. Permasalahan yang dibahas adalah bagaimana peran nasionalisme masyarakat Lombok Barat dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia tahun 1942-1950? Tujuan penelitian untuk menjelaskan mengenai sumbangan masyarakat Lombok Barat melalui semangat nasionalisme ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia tahun 1942-1950. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan tahapan yaitu, heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan sosial budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang melatarbelakangi peristiwa perlawanan masyarakat Desa Bayan/Sesait dan peristiwa-peristiwa penting di Lombok Barat setelah proklamasi merupakan bentuk nasionalisme baru dalam konteks Indonesia sebagai cita-cita para kaum terdidik Indonesia sebelum merdeka. Tekad Amak Jaliyah menginisiasi perlawanan terhadap pemerintah Jepang menandakan bahwa kesadaran nasional sebagai buah pikir nasionalisme telah tumbuh pada lokalitas daerah di Lombok Barat. Hal ini membuktikan bahwa jati diri bangsa dan kesadaran nasional telah tumbuh dan berkembang di daerah-daerah sebelum Indonesia merdeka.