p-Index From 2020 - 2025
8.288
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

FILSAFAT PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA DAN JOHN DEWEY SEBAGAI LANDASAN PELAKSANAAN P5 DALAM KURIKULUM MERDEKA Sabilla, Dheta Ari; Ashar, Hanafi; Nursikin, Mukh
Afeksi: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 4, No 6 (2023)
Publisher : Pusat Studi Penelitian dan Evaluasi Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35672/afeksi.v4i6.176

Abstract

Penelitian ini mengkaji cara pandang filsafat pendidikan progresivisme yang dihubungkan dengan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dalam kurikulum merdeka diharapkan pendidikan di Indonesia memiliki arah dan tujuan yang jelas. Selain itu, sumber daya manusia di Indonesia lebih berkualitas dan sesuai dengan harapan dan cita-cita negara Indonesia. Metode penelitian ini adalah pendekatan kajian pustaka (library research). Kajian pustaka yang dimaksud dari berbagai sumber baik buku, jurnal, serta literature-literatur lainnya yang terkait dengan filsafat pendidikan Ki Hajar Dewantara dan John Dewey, landasan aliran filsafat progresivisme, P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), dan kurikulum merdeka. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa manusia diberi kebebasan dari Tuhan untuk mengatur kehidupannya tetap sejalan dengan aturan atau budaya yang tumbuh di masyarakat. Oleh karena itu peserta didik harus mepunyai jiwa merdeka dalam artian merdeka secara lahir, batin, dan tenaganya. Realitas perlu dibangun melalui tindakan akal dan budi berdasarkan ingatan akan pengalaman yang pernah terjadi. Belajar harus menitikberatkan pada praktik dan trial and error. Manusia harus aktif, penuh minat, dan siap berkesplorasi. Oleh karen itu, pendidikan bukan hanya sebagai persiapan menuju kedewasaan, melainkan pendidikan sebagai kelanjutan pertumbuhan pikiran dan kelanjutan hidup. Pendidikan diarahkan pada efesiensi sosial dengan cara menumbuhkan kemamuan untuk berpatrisipasi dalam kegiatan-kegiatan demi memenuhi kepentingan da kesejahteraan bersama secara bebas dan maksimal.
Urgensi Pendidikan Karakter di Era Society 5.0 dalam Pendidikan Agama Islam Rohmiyanti, Ika Ayu; Nursikin, Mukh
Afeksi: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 5, No 3 (2024)
Publisher : Pusat Studi Penelitian dan Evaluasi Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59698/afeksi.v5i3.296

Abstract

Pendidikan karakter (watak) bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dunia dewasa ini masuk dalam revolusi society 5.0 seperti yang kita ketahui. Revolusi society 5.0 dimaknai sebagai kehidupan yang berpusat pada teknologi (technology based) dan juga pada manusia (human centered). Dari perkembangan ini berakibat pada kekhawatiran adanya penggerusan nilai-nilai karakter pada diri peserta didik. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini ingin mendalami secara lebih luas mengenai urgensi pendidikan karakter di era society 5.0 dalam Pendidikan Agama Islam. Proses dalam penelitian artikel ini menggunakan metode studi pustaka dengan menggunakan bahan-bahan pustaka atau literatur sebagai sumber utama informasi. Adapun hasil dari penelitian ini adalah pendidikan karakter sangat penting ditanamkan dalam diri peserta didik di era society 5.0, salah satunya melalui peran guru Pendidikan Agama Islam. Dimana dalam menanamkan pendidikan karakter pada diri peserta didik, guru PAI memiliki beberapa peran penting, yaitu: Sebagai orang tua kedua, penerus ilmu, petunjuk jalan, fasilitator dan teladan. Selain itu guru PAI perlu menguasai beberapa kemampuan penting yang perlu dimiliki di era society 5.0. ini yaitu memiliki karakter kuat untuk bisa mengatasi berbagai problematika di era 5.0 ini, kreatif dan berpikir kritis. Dengan berbagai upaya yang dilakukan diharapkan dapat menumbuhkan karakter religius, cerdas, dan bertanggungjawab pada diri peserta didik sehingga mampu mewujudkan cita-cita pendidikan bangsa Indonesia.
Kontemplasi Pemikiran Wasathiyyah dalam Pendidikan Islam Maghfiroh, Anis; Nursikin, Mukh
Afeksi: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Pusat Studi Penelitian dan Evaluasi Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35672/afeksi.v5i1.213

Abstract

Dalam konteks pendidikan Islam, pemikiran Wasatiyyah menonjolkan prinsip-prinsip keadilan, kebebasan berpikir, dan pengetahuan umum. Hal ini menjadikannya sebagai sumber inspirasi utama bagi para pemikir dan praktisi pendidikan Islam dalam menghadapi berbagai tantangan era modern. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan (library research) dan kajian literatur sebagai pendekatan utamanya. Analisis literatur, termasuk buku-buku dan sumber-sumber daring, menjadi elemen integral dalam upaya mendalam untuk memahami bagaimana konsep Wasatiyyah dalam konteks pendidikan Islam mendorong umatnya mencapai keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan. Pemikiran Wasatiyyah memiliki dampak yang signifikan dalam hal ini karena mengusung gagasan bahwa pendidikan Islam harus memadukan nilai-nilai agama dengan tuntutan dunia modern untuk menciptakan harmoni yang berkelanjutan. Penelitian ini berupaya untuk memberikan wawasan yang mendalam tentang kontribusi pemikiran Wasatiyyah dalam pengembangan pendidikan Islam yang relevan di era saat ini.
Penanaman akhlak pada anak usia dini pasca pandemi covid-19 melalui metode storytelling Laili, Zuhrotul; Suryono, Suryono; Nursikin, Mukh
Indonesian Journal of Muhammadiyah Studies (IJMUS) Vol. 3 No. 1 (2022): Indonesian Journal of Muhammadiyah Studies
Publisher : Majelis Pembinaan Kader Sumber Daya Insani Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62289/ijmus.v3i1.31

Abstract

ABSTRACT In the process of teaching and learning activities, of course, a teacher uses various methods in carrying out his duties. The method used to be more effective, communicative, and fun for children, must be in line with the stages of development, both in terms of language, media and implementation. One method that is considered suitable for instilling moral values ​​in children is the storytelling method. With storytelling children can capture the narrative told by the teacher and apply it to their daily lives. The storytelling method in inculcating moral values ​​that is applied has a lot of positive effects on the moral development of children. The type of research used is qualitative research. The subjects of this study were children aged 4-5 years old. Qualitative research, which is a method of collecting data with the author directly in the field, is used to collect data in this study. Therefore, the information collected is empirical. The writer then used the following data collection procedures in this field study: 1) Observation 2) Conducting interviews 3) Providing documentation. This study uses three analytical techniques: data reduction, data display (data presentation), and conclusion drawing (data verification). The purpose of this study was to examine the use of the storytelling method in growing morals, as well as the supporting elements and challenges of using the storytelling method in fostering good behavior in children. The implementation is carried out through the stages of planning, implementation, and evaluation. The application of the method at the same time in the context of inculcating moral values ​​in children. With the Storytelling method used by researchers to instill morals in early childhood, the results are significant. Keywords: Storytelling, Morals, Learning Method
Peran Guru PAI Dalam Internalisasi Akhlak Siswa Kepada Guru di SMP Ma’arif Grabag Magelang Tahun 2023 Suryono, Suryono; Nursikin, Mukh
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 2 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peran Guru PAI Dalam Internalisasi Akhlak Siswa Kepada Guru di SMP Ma’arif Grabag Magelang Tahun 2023. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran guru PAI dalam internalisasi akhlak siswa kepada guru di SMP Maarif Grabag Magelang,. Respoden Penelitian ini yaitu Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Guru PAI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data-data tersebut dikumpulkan dengan divalidasi dari hasil observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa internalisasi akhlak siswa kepada guru diawali dengan peran guru PAI SMP Ma’arif Grabag Magelang tertuang dalam program intrakurikuler. Hambatan yang dihadapi yaitu kurangnya pemahaman dan kesadaran siswa, kurangnya kepedulian bagi guru dan karyawan untuk memberikan perhatian dan pengawasan terhadap perilaku siswa. Solusi yang dilakukan yaitu dengan melakukan kegiatan evaluasi secara berkala pada setiap kegiatan penanaman akhlak bagi para siswa dan peningkatan kompetensi guru serta membangun sikap kepedulian pada setiap guru agar bisa menjadi teladan bagi para siswanya.
Transformasi Pendidikan Islam Menurut Muhammad Iqbal dan Relevansinya Dalam Proses Pembentukan Karakter Peserta Didik Rofi’ah, Nur; Nursikin, Mukh
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 5 No. 3 (2025): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v5i3.19531

Abstract

Indikasi masalah dalam penelitian ini adalah kemerosotan moral dan karakter generasi muda yang semakin memprihatinkan di era modern. Banyaknya tindakan kriminal, ketidakadilan, dan krisis identitas menunjukkan pentingnya pendidikan karakter dalam membentuk individu yang memiliki integritas dan tanggung jawab. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Iqbal dan relevansinya dalam proses pembentukan karakter peserta didik. Dengan menggali pandangan Iqbal tentang pendidikan dan pengembangan karakter, diharapkan dapat ditemukan solusi yang dapat diterapkan dalam dunia pendidikan untuk memperbaiki moral dan akhlak generasi muda. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Sumber data diperoleh dari karya-karya Muhammad Iqbal serta literatur terkait yang membahas pendidikan karakter. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa konsep pendidikan Iqbal yang menekankan pengembangan ego (kepribadian) sangat relevan dalam pembentukan karakter peserta didik. Pendidikan yang menggabungkan aspek intelektual dan spiritual dapat memperkuat karakter individu, membentuk manusia yang bertanggung jawab, dan memiliki integritas. Penerapan konsep ini dalam pendidikan diharapkan dapat menjadi solusi untuk krisis moral di kalangan generasi muda.
Konsep Pendidikan Karakter Menurut Hasan Al-Banna dan Ibnu Miskawih Indah Febriyani, Nur; Nursikin, Mukh
Jurnal sosial dan sains Vol. 4 No. 6 (2024): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v4i6.1400

Abstract

Latar Belakang: Perkembangan dan perubahan yang signifikan terjadi pada kehidupan manusia akibat arus globalisasi, seperti kemudahan dalam mengakses teknologi. Namun, hal ini juga memberikan dampak negatif seperti peningkatan angka kriminalitas, menurunnya kesadaran sosial masyarakat, dan membatasi seseorang dalam mempelajari ilmu agama. Pendidikan nilai menjadi penting untuk membantu individu memahami norma, prinsip, dan nilai yang membentuk sikap.   Tujuan: Menganalisis konsep pendidikan karakter menurut pemikiran Hasan Al-Banna dan Ibnu Miskawih.   Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Sumber data dalam jurnal ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu data primer dan data sekunder. Maka dari itu penelitian ini masuk dalam kajian literatur dikarenakan sumber data utama menggunakan buku-buku dan jurnal.   Hasil: Konsep pendidikan karakter menurut Hasan Al-Banna dan Ibnu Miskawih menekankan pada pembentukan karakter yang seimbang antara dimensi spiritual, intelektual, dan sosial. Pendidikan karakter harus terintegrasi dalam seluruh aspek kehidupan. Serta menuru pemikiran Ibnu Miskawaih mengkhotbahkan pendidikan karakter, yang dimulai dengan pembagian jiwa menjadi 3 kekuatan spiritual: Al-Quwwa Al-Natiqah (kognitif dan rasional), Al-Quwwa Al-Ghadhabiyah (emosi) dan Al-Quwwa Al-Syahwiyah (keinginan).   Kesimpulan: Menurut al-Banna, dasar pendidikan kepribadian dalam Islam adalah Al-Qur'an. Al-Qur'an Yang Mulia merupakan kitab suci umat Islam sebagai dasar bagi banyak syair yang berbicara tentang akhlak mulia atau tarbiyah khuluqiyah (pendidikan akhlak) sepanjang hayat manusia. Ibnu Miskawaih berpendapat bahwa meskipun karakter manusia bersifat alamiah, karakter manusia dipengaruhi oleh faktor lingkungan baik dari lingkungan pendidikan, sosial maupun sosiokultural, sehingga pendidikan tidak menjadi masalah.
Kritik Dan Pandangan Islam Wasathiyyah Terhadap Feminisme Islam Ma'arif, Alwi Ilqam; Nursikin, Mukh
INSANI: Jurnal Ilmu Agama dan Pendidikan Vol 1 No 2 (2023): INSANI: Jurnal Ilmu Agama dan Pendidikan
Publisher : Yayasan Pendidikan Islam (YPI) AN NUR INSANI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70424/insani.v1i2.135-147

Abstract

Pemahaman tentang keadilan yang diajukan oleh sebuah organisasi perempuan (Musawah) yang dianggap bertentangan dengan Islam. Pandangan Islam Wasathiyah terhadap gerakan feminisme Islam menekankan pentingnya keseimbangan dan keadilan, berbeda dengan gerakan feminisme Islam yang mencoba untuk menafsir ulang ajaran Islam guna menegaskan kesetaraan gender. Artikel ini membahas perbedaan yang telah menyebabkan ketegangan dan kontroversi dalam perspektif Islam tentang dunia. Di dalam kritik ini, terdapat perbedaan pendapat tentang teologi, reinterpretasi, dan pandangan mengenai peran gender dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan kualitatif dengan metode deskriptif-analisis. Data penelitian ini didapat melalui library research. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara pandangan Islam yang dikenal dan diamalkan oleh umat Islam dengan konsep feminisme. Feminisme Islam juga dikaitkan dengan gagasan bahwa mereka berusaha mendukung sekularisasi pemikiran umat Islam yang bertujuan mempromosikan kesetaraan gender dalam konteks Islam. Implikasi dari penelitian ini adalah memberikan gambaran mengenai feminisme Islam yang dilakukan organisasi perempuan yang menuntut kesetaraan gender akibat interpretasi berbagai ajarab Islam yang merugikan perempuan.
Relevansi Islam Wasathiyah Dengan Konsep Pendidikan Islam Di Indonesia Apriliira, peny; Nursikin, Mukh; Karwadi
INSANI: Jurnal Ilmu Agama dan Pendidikan Vol 2 No 1 (2024): INSANI: Jurnal Ilmu Agama dan Pendidikan
Publisher : Yayasan Pendidikan Islam (YPI) AN NUR INSANI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70424/insani.v2i1.29-48

Abstract

Abstrak Jurnal ini membahas relevansi Islam Wasathiyah dengan konsep pendidikan Islam di Indonesia. Dinamika umat Islam di Indonesia saat ini tengah dihadapkan pada tantangan paham-paham ekstrem yang tidak sesuai dengan karakteristik bangsa. Aliran-aliran tersebut dapat merusak kehidupan masyarakat, termasuk paham-paham yang mengatasnamakan Islam. Dalam konteks ini, pendidikan menjadi krusial untuk mengatasi tantangan ini. Penelitian ini mencoba menjawab dampak dari paham ekstrem tersebut, khususnya dalam konteks pendidikan Islam di Indonesia. Fokus penelitian terutama pada pesantren dan madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam. Pesantren, sebagai institusi tertua, memiliki peran besar dalam membentuk karakter dan keislaman individu. Madrasah, meskipun lebih muda, juga memiliki dampak signifikan dalam sistem pendidikan nasional. Melalui metode penelitian kualitatif literature review, penelitian ini mengusulkan konsep Islam Wasathiyah sebagai solusi untuk menghadapi tantangan ekstremisme. Islam Wasathiyah mengedepankan nilai-nilai seperti toleransi, kebaikan, keadilan, kemudahan, kebijaksanaan, keihlasan, dan keseimbangan. Konsep ini diaplikasikan dalam kurikulum pesantren dan madrasah, dengan tujuan mencetak generasi yang tidak hanya memiliki keahlian agama tetapi juga siap menghadapi kehidupan di masyarakat. Hasil penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana Islam Wasathiyah dapat diintegrasikan dalam pendidikan Islam di Indonesia, terutama di pesantren dan madrasah. Upaya ini diharapkan dapat menciptakan generasi yang moderat, toleran, dan mampu menjaga keberagaman di tengah masyarakat. Kata Kunci : Islam, Wasathiyah, Pendidikan
IMPLEMENTASI MODEL EVALUASI CIPP PELAKSANAAN SHOLAT DHUHA DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 1 GUBUG Nisak, Durotun; Afda’u, Faisal; Nursikin, Mukh
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 1 (2024): Volume 7 No 1 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i1.23041

Abstract

Pendidikan segi ibadah sholat sangatlah memiliki manfaat besar teruntut manusia. Efektifitas dalam pelaksanaan sholat dhuha sebagai langkah untuk diterapkan kepada para siswa, karena sholat dhuha bersifat sunnah sering manusia lupakan. Berdasarkan dari observasi yang telah dijalankan di SMP Negeri 1 Gubug kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan sholat sunnah dhuha kegiatan tersebut dilaksanakan bagi kelas VII-IX. Tujuan penelitian untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan sholat dhuha bersama-sama di SMP N 1 Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan, untuk mengetahui dan menganalisis efektivitas pelaksanaan kegiatan sholat dhuha dalam peningkatan disiplin siswa di SMP N 1 Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Metode yang digunakan field research dan hasil penelitian yang didapat adalah Pelaksanaan dalam kegiatan sholat dhuha di SMP N 1 Gubug kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan dilakukan setiap hari Senin sampai Jumat waktu istirahat jam 09.40. kegiatan sholat dhuha dilakukan di musholla sekolah dan dilakukan bersama-sama antar siswa bukan secara berjamaah yg di pimpin langsung pembina dalam sholat dhuha tetapi dalam pelaksanaannya yang sering memimpin adalah siswa sendiri yang diberikan amanah oleh guru pendidikan agama islam. Efektivitas dalam pelaksanaan kegiatan sholat dhuha di SMP N 1 Gubug kecamatan Gubug kabupaten Grobogan, efektivitasnya dalam kegiatan dapat dilihat dengan cara model evaluasi CIPP yang peneliti gunakan. evaluasi kontes (context evaluation), evaluasi masukan (input evaluation), evaluasi proses (proces evaluation), evaluasi produk (product evaluation).