Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Gambaran Sistem Penyimpanan Obat di Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Periode Agustus 2023 Riski Muna Akbar; Periskila Dina Kali Kulla; Rulia Meilina
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.3343

Abstract

Penyimpanan obat merupakan salah satu faktor penting dalam pengelolaan obat di Puskesmas. Penyimpanan obat merupakan salah satu cara pemeliharaan perbekalan farmasi sehingga aman dari gangguan fisik dan pencurian yang dapat merusak kualitas suatu obat. Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan persyaratan kefarmasian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penyimpanan obat di Puskesmas Darul Imarah Aceh Besar tahun 2023. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dimana data akan dipaparkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Data yang diperoleh melalui daftar tilik dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan persentase. tentang pedoman pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan, Penyimpanan Obat di apotek Puskesmas meliputi keadaan tata ruang / gudang, penyimpanan obat, pencatatan kartu stok, dan pengamatan mutu. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa penyimpanan obat di gudang obat Puskesmas Darul Imarah Aceh Besar meliputi keadaan tata ruang/gudang dengan persentase nilai 84,62% telah memenuhi persyaratan, cara penyimpanan obat 85,71%, pencatatan kartu stok 100% serta pengamatan mutu obat 90% adalah baik atau telah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang ditetapkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.Kata kunci: penyimpanan obat, apotek, gudang obatDrug stroge is an important factor in drug management at the puskesmas. drug stroge is one way to maintain pharmaceutical suplies so that they are safe from physical tampering and theft which can damage the quality of a drug. Storage must be able to guarantee the quality and safety of pharmaceutical preparations, medical devices and medical consumables according to pharmaceutical requirements. This study aims to find out the description of drug storage at the Darul Imarah Aceh Besar Health Center in 2023. This research uses a descriptive method where the data will be presented in the form of a frequency distribution table. Data obtained through chekclists were analyzed descriptively using percentages. regarding guidelines for the management of public medicines and medical supplies. Drug stroge at the puskesmas pharmacy includes spatial/warwhouse conditions, drug storage, stock card recording, and quality monitoring. The results of the study found that drug storage in the drug warehouse at the Darul Imarah Aceh Besar Health Center included spatial/warehouse conditions with a percentage value of 84.62% fulfilling the requirements, drug storage method 85.71%, stock card recording 100% and drug quality observation 90% is good or has met the terms and conditions set by the ministry of health of the republic of indonesia.Keywords: drug storage, pharmacy, drug warehouse
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Ciplukan (Physalis angulata L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis Daevanul Aslam Aldafi; Periskila Dina Kali Kulla; Rulia Meilina; Zulwanis Zulwanis
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.3562

Abstract

Ciplukan (Physalis angulata L.) merupakan tanaman obat tradisional dari famili solanaceae sering dimanfaatkan dalam penyembuhan gangguan penyakit infeksi kulit. Daun Ciplukan (Physalis angulata L.) memiliki Aktivitas sebagai antimikroba pada pencegahan jerawat. Kandungan flavonoid dan saponin dalam daun ciplukan berperan penting sebagai permeabilitas dinding sel dan menimbulkan kematian sel. Daun ciplukan juga telah terbukti memiliki kandungan senyawa Flavonoid, saponin, tanin, dan glikosida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat aktivitas antibakteri dan kadar hambat minimum (KHM) dan kadar bunuh minimum (KBM) ekstrak etanol daun ciplukan terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini menggunakan metode difusi dan dilusi menggunakan kertas cakram dengan beberapa konsentrasi ekstrak etanol daun ciplukan yaitu 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Tetrasiklin 0,25% sebagai kontrol positif dan Dimetil sulfoksida (DMSO) 1% sebagai kontrol negatif. Data hasil penelitian dianalisis dengan program elektrik computer yang dianalisis menggunakan komputerisasi sistem data (KSD) dengan hasil penelitian Diameter zona hambat serta kadar zona hambat minimum (KHM) dan kadar bunuh minimum (KBM) yang dihasilkan pada pengujian ekstrak daun ciplukan terhadap Staphylococcus epidermidis dengan konsentrasi 25 % mendapatkan nilai rata-rata sebesar 11,62 mm sebagai aktivitas antibakteri dan kadar hambat minimum (KHM). kesimpulan bahwa ekstrak daun ciplukan memiliki aktivitas dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermis dengan kekuatan zona hambat dalam (kategori kuat), Namun kadar bunuh minimum (KBM) pada konsentrasi 25% belum mampu membunuh bakteri Staphylococcus epidermidis dengan pengujian >25% agar ekstrak mampu membunuh bakteri. Kata kunci: Daun Ciplukan, antibakteri, aktivitas, Staphylococcus epidermidisCiplukan (Physalis angulata L.) is a traditional medicinal plant from the solanaceae family often used in healing skin infection diseases. Ciplukan leaves (Physalis angulata L.) have antimicrobial activity in the prevention of acne. The flavonoids and saponins in ciplukan leaves play an important role as cell wall permeability and cause cell death. Ciplukan leaves have also been shown to contain flavonoids, saponins, tannins, and glycosides. The purpose of this study was to see the antibacterial activity and minimum inhibitory levels (KHM) and minimum kill levels (KBM) of ciplukan leaf ethanol extract against Staphylococcus epidermidis bacteria. This study uses diffusion and dilution methods using disc paper with several concentrations of ethanol extract of ciplukan leaves, namely 5%, 10%, 15%, 20% and 25%. Tetracycline 0.25% as positive control and Dimethyl sulfoxide (DMSO) 1% as negative control. The research data were analyzed with an electric computer program analyzed using a computerized data system (KSD) with the results of the study The diameter of the inhibition zone and the minimum inhibitory zone level (KHM) and the minimum kill level (KBM) produced in testing ciplukan leaf extracts against Staphylococcus epidermidis with a concentration of 25% getting an average value of 11.62 mm as antibacterial activity and minimum inhibitory levels.Keywords: Ciplukan leaves, antibacterial, activity, Staphylococcus epidermidis    
Formulasi Sediaan Tabir Surya Ekstrak Daun Seledri (Apium graveolens L.) Rulia Meilina; Rahma Dewi; Kesumawati Kesumawati; Periskila Dina Kali Kulla; Sahbainur Rezeki
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2864

Abstract

Tabir surya merupakan kosmetik pelindung yang memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan kulit, dari pengaruh buruk paparan sinar matahari. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan dan mengetahui aktivitas tabir surya dari ekstrak daun seledri. Metode penelitian secara eksperimental laboratorium. Sediaan tabir surya diformulasikan dengan menambahkan ekstrak seledri dengan komposisi 2% (F1), 4% (F2), 6% (F3) dan kontrol negatif. setiap sediaan tabir surya diukur nilai aktivitas tabir surya. Uji aktivitas formulasi menunjukkan bahwa ekstrak daun seledri memiliki aktivitas sebagai tabir surya. Pada F1 sebesar 4,5553 SPF, F2 sebesar 7,3183 SPF, F3 sebesar 8,1573 SPF, sedangkan kontrol negatif tidak menghasilkan daya proteksi. Kesimpulan Formulasi sediaan tabir surya ekstrak daun seledri memiliki aktivitas tabir surya.Kata kunci: Tabir surya, daun seledri,  antioksidan, SPFSunscreen is a protective cosmetic that has a very important role in maintaining healthy skin, from the bad effects of sun exposure. This study aims to formulate and determine the activity of sunscreen from celery leaf extract. Laboratory experimental research methods. Sunscreen preparations are formulated by adding celery extract with a composition of 2% (F1), 4% (F2), 6% (F3) and negative control. For each sunscreen preparation, the value of sunscreen activity was measured. Formulation activity test showed that celery leaf extract has activity as a sunscreen. In F1 it was 4.5553 SPF, F2 was 7.3183 SPF, F3 was 8.1573 SPF, while the negative control did not produce any protection. Conclusion The formulation of celery leaf extract sunscreen has sunscreen activity.Keywords: Sunscreen; celery; antioxidants; SPF
Studi Crossectional Status Gizi Remaja Putri di SMAN 1 Baitussalam Kabupaten Aceh Besar Nuzulul Rahmi; Asmaul Husna; Periskila Dina Kali Kulla
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.3011

Abstract

Masalah yang sering terjadi pada remaja yang mengalami pubertas salah satunya terkait dengan status gizi. Remaja putri termasuk kelompok yang rentan mengalami masalahan gizi yang dapat diakibatkan oleh diet yang ketat, kebiasaan makan yang buruk, gaya hidup (life style), penyakit infeksi, penilaian pada diri sendiri (citra tubuh), aktivitas fisik yang dilakukan, kualitas tidur serta pengetahuan tentang gizi yang seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang hubungan durasi tidur dengan status gizi remaja putri di SMAN 1 Baitussalam. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain crosssectional study, populasi adalah remaja putri berjumlah 232 orang kemudian sampel dikecilkan dengan menggunakan rumus Slovin dengan margin of error 10%  sehingga sampel menjadi 70 orang. Penelitian dilakukan dari tanggal 02 s/d 16 Desember 2022. Analisa data ini menggunakan uji statistik Chi Square dengan bantuan komputerisasi nilai kemaknaan (a) 0,05 dengan nilai keyakinan 0,95. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara durasi tidur (p value 0,009) dan pola makan (p value 0,01) dengan status gizi remaja putri di SMAN 1 Baitussalam Kabupaten Aceh Besar.Kata Kunci : Status gizi, durasi tidur, pola makanOne of the problems that often occur in adolescents who are experiencing puberty is related to nutritional status. Adolescent girls are a group that is vulnerable to nutritional problems which can be caused by strict diets, poor eating habits, lifestyle, infectious diseases, self-assessment (body image), physical activity carried out, sleep quality and knowledge. about balanced nutrition. This study aims to determine the relationship between sleep duration and nutritional status of young women at SMAN 1 Baitussalam. This research is descriptive analytic with a cross-sectional study design, the population is 232 young women, then the sample is reduced using the Slovin formula with a margin of error of 10% so that the sample becomes 70 people. The research was conducted from 02 to 16 December 2022. This data analysis used the Chi Square statistical test with the help of a computerized significance value (a) of 0.05 with a confidence value of 0.95. The results showed that there was a relationship between sleep duration (p value 0.009) and diet (p value 0.01) with the nutritional status of young women at SMAN 1 Baitussalam, Aceh Besar District.Keywords: Nutritional status, sleep duration, dietary habit
Determinan Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Glumpang Tiga Sahbainur Rezeki; Rulia Meilina; Naziah Hikmah; Periskila Dina Kali Kulla
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2861

Abstract

ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan tanpa makanan tambahan sekurang-kurangnya sampai usia 4 bulan dan jika mungkin sampai usia 6 bulan. Pemberian ASI Eksklusif sejak lahir pada anak mempengaruhi masukan zat gizi anka sehingga pertumbuhan anak juga akan terpengaruh karena itu status gizi pertumbuhan dapat dipakai sebagai ukuran untuk memantau kecukupan ASI pada bayi. Tujuan dari Penelitian ini adalah mengetahui determinan faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Glumpang Tiga tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 22 sampai dengan 28 September di wilayah kerja Puskesmas Glumpang Tiga Kabupaten Aceh Besar tahun 2020 Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 0 – 6 bulan pada 13 desa di Wilayah Kerja Puskesmas Glumpang Tiga tahun 2020 yaitu berjumlah 228 orang. Kriteria inklusi sampel adalah ibu yang memiliki anak terakhir berusia 0-6 bulan yang bersedia menjadi responden. Pengumpulan data dilakukan dengan caramembagikan kuesioner. Uji statistic yang dilakukan uji chi square. Hasil analisa data menunjukkan bahwa tidak ada hubungan sikap dengan dengan pemberian ASI Eksklusif dengan nilai p value 0.151. Ada hubungan dukungan keluarga dengan dengan pemberian ASI Eksklusif dengan nilai p value 0.013. Ada hubungan peran budaya dengan dengan pemberian ASI Eksklusif dengan nilai p value 0.032 di wilayah kerja Puskesmas Glumpang Tiga Aceh Besar. Ada hubungan dukungan keluarga, dan peran budaya dengan pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Glumpang Tiga. Diharapkan ibu menyusui bayi <6 bulan ebaiknya memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai usia 6 bulan, serta menghindari pemberian susu formula dan makanan atau minuman lain selama ASI masih mencukupi kebutuhan bayi.Kata Kunci: Pemberian ASI EksklusifExclusive breastfeeding is breast milk that is given without additional food at least until the age of 4 months and if possible until the age of 6 months. Exclusive breastfeeding from birth to children will affect the child's intake of nutrients so that the child's growth will also be affected. Therefore, the nutritional status of growth can be used as a measure to monitor the adequacy of breast milk in infants. The purpose of this study is to know the determinants of factors related to exclusive breastfeeding in the working area of Glumpang Three Health Center in 2020. This research is observational analytical research with cross sectional approach. This research was conducted in the working area of Glumpang Three Aceh Besar District in 2020 and is planned to be conducted in August 2020. Collection is done by sharing questionnaires. Statistical test conducted by chi square test. Bivariate analysis of maternal attitudes with exclusive breastfeeding has no relationship p value =0.203, family support with exclusive breastfeeding there is a relationship p value = 0.021, cultural role with exclusive breastfeeding there is a relationship p value = 0.000. There is a relationship of family support, and cultural role with the provision of exclusive breastfeeding in the Working Area of Glumpang Tiga Health Center. It is expected for health officials to periodically evaluate the success of health workers in counseling, counseling and reporting on breastfeeding.Keywords: Breastfeeding
Efektivitas Antipiretik Ekstrak Etanol Daun Delima (Punica Granatum L.) pada Mencit (Mus Musculus L.) Rulia Meilina; Nuril Izzah; Kesumawati Kesumawati; Faradilla Safitri; Sahbainur Rezeki; Periskila Dina Kali Kulla
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2870

Abstract

Daun delima (Punica granatum L.) secara tradisional telah banyak digunakan untuk berbagai penyakit salah satunya untuk demam. Berbagai senyawa terdapat dalam daun delima yaitu flavonoid, tanin dan saponin, dimana senyawa flavonoid berfungsi sebagai antipiretik. Metode penelitian ini Eksperimental Laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antipiretik dan dosis efektif ekstrak etanol daun delima pada penurunan suhu mencit. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium. Sebanyak 25 ekor dengan berat badan 20- 30 gram dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari kelompok perlakuan kontrol negatif diberikan na-CMC 0,5%, perlakuan positif diberikan paracetamol dan 3 kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak daun delima dosis bertingkat yaitu 100 mg/g BB, 150 mg/g BB, 200 mg/g BB. Untuk menaikkan suhu rektal, mencit diberikan suspensi pepton 5% secara oral kemudian diukur dengan menggunakan termometer digital setiap 30 menit hingga menit ke 120. Data hasil penelitian dianalisis dengan program SPSS yang dianalisis menggunakan uji ANOVA (Analysis Of Varian) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa daun delima memiliki efektivitas antipiretik. Data yang dihasilkan berdistribusi normal (p>0,05). ekstrak etanol daun delima yang paling efektif sebagai antipiretik yaitu pada dosis 150 mg dan 200 mg/g BB. Kesimpulan penelitian daun delima memiliki aktivitas antipiretik.Kata kunci : Daun Delima, Antipiretik, PeptonPunica granatum L. have traditionally been used for various diseases, one of which is fever. Various compounds are found in pomegranate leaves, namely flavonoids, tannins and saponins, where flavonoid compounds function as antipyretics. This research method is Experimental Laboratory. This study aims to determine the effectiveness of antipyretics and effective doses of ethanol extract of pomegranate leaves in reducing the temperature of mice. The research method used is laboratory experimental. This study aims to determine the effectiveness of antipyretics and effective doses of ethanol extract of pomegranate leaves in reducing the temperature of mice. The research method used is laboratory experimental. Twenty five individuals weighing 20-30 grams were divided into 5 treatment groups consisting of a negative control group given 0.5% na-CMC, positive treatment given paracetamol and 3 treatment groups with graded doses of pomegranate leaf extract, namely 100 mg/day. g BW, 150 mg/g BW, 200 mg/g BW. To raise the rectal temperature, the mice were given orally 5% peptone suspension and then measured using a digital thermometer every 30 minutes until the 120th minute. Pomegranate has antipyretic effectiveness. The resulting data is normally distributed (p>0.05). The most effective ethanol extract of pomegranate leaves as an antipyretic is at doses of 150 mg and 200 mg/g BW. The conclusion of this study is that pomegranate leaves have antipyretic activity.Keywords : Punica granatum, Antipyretic, Pepton
Efektivitas Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Seledri (Apium Graveolens L.) Dan Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum Bacilicum L.) Sebagai Antihiperuricemia Nur Akmadia; Rulia Meilina; Periskila Dina Kali Kulla; Faradilla Safitri
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.3363

Abstract

Asam urat merupakan penyakit yang menyerang persendiaan tubuh, seperti jari tangan, tumit, jari kaki, lutut, hingga pergelangan tangan. Penyakit timbul karena adanya penumpukan zat purin yang kemudian berubah menjadi asam urat. Tumbuhan seledri dan kemangi berpotensi sebagai obat tradisional dalam menurunkan kadar asam urat. Karena tumbuhan tersebut mengandung senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai antihiperurisemia dalam menurunkan kadar asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian kombinasi ekstrak etanol daun seledri dengan daun kemangi dan dosis efektif terhadap penurunan kadar asam urat. Metode penelitian ini eksperimental laboratorium. Kelompol pengujian terdiri dari kelompok perlakuan kontrol negatif (Na-CMC 5%), kontrol positif (allopurinol), kelompok 1dosis 75:25mg/kgBB, kelompok 2 dosis 50 : 50 mg/kg BB dan kelompok 3 dosis 25 : 75 mg/kg BB. Analisis menggunakan kompurisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak etanol daun seledri dan daun kemangi mampu menurunkan kadar asam urat pada mencit. Perlakuan kombinasi ekstrak etanol daun seledri dan daun kemangi menunjukkan penurunan kadar asam urat sejak H-9 hingga H-15. Kombinasi ekstrak etanol daun seledri dan daun kemangi berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan kadar asam urat mencit karena nilai sig > 0,05. Kesimpulan kombinasi ekstrak etanol daun seledri dan daun kemangi efektif dalam menurunkan kadar asam urat sekitar 21 % hingga 27% dan dosis yang paling efektif yaitu kombinasi dosis 50 : 50 mg/kg BB.Kata Kunci : Asam Urat, Antihiperurisemia, Allopurinol, Kemangi, SeledriGout is a disease that attacks the body's joints, such as the fingers, heels, toes, knees and wrists. The disease arises due to a buildup of purine substances which then turn into uric acid. Celery and basil plants have potential as traditional medicines for lowering uric acid levels. Because this plant contains flavonoid compounds which have the potential to act as antihyperuricemia in reducing uric acid levels. This study aims to determine the effect of giving a combination of ethanol extract of celery leaves with basil leaves and the effective dose on reducing uric acid levels. This research method is laboratory experimental. The testing group consisted of negative control treatment group (Na-CMC 5%), positive control (allopurinol), group 1 dose 75: 25 mg/kg BW, group 2 dose 50: 50 mg/kg BW and group 3 dose 25: 75 mg/kg BW. Analysis using compurization. The research results showed that the combination of ethanol extract of celery leaves and basil leaves was able to reduce uric acid levels in mice. The combination treatment of ethanol extract of celery leaves and basil leaves showed a decrease in uric acid levels from D-9 to D-15. The combination of ethanol extract of celery leaves and basil leaves had a significant effect on reducing uric acid levels in mice because the sig value was > 0.05. The conclusion is that the combination of ethanol extract of celery leaves and basil leaves is effective in reducing uric acid levels by around 21% to 27% and the most effective dose is a combination dose of 50:50 mg/kg BW.Keywords :Antihyperuricemia Apium graveolens, Ocimum bacilicum
SISTEM PENGHITUNG PUSH UP OTOMATIS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER DI RIYADH GYM FITNESS CENTER Hamdi, Nurul; Herawati, Herawati; Fazlina, Putri; Pardi, Pardi; Kali Kulla, Periskila Dina
JOURNAL OF INFORMATICS AND COMPUTER SCIENCE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Ubudiyah Indonesia University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jics.v10i2.4599

Abstract

Abstrak— Kesehatan dan kebugaran fisik merupakan aspek penting dalam menjaga kualitas kehidupan seseorang. Salah satu yang umum dilakukan untuk menjaga kebugaran adalah Latihan push-up, namun pada saat melakukan push-up sering kali lupa pada repitisi yang telah dihitung karena terlalu focus pada Latihan push-up. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk merancang sistem penghitung push-up otomatis menggunakan mikrokontroler di Riyadh Gym Fitness Center. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem  rancangan ini selain dapat menghitung jumlah repitisi juga dapat melihat jarak pada masing-masing push-up yang real-time. Kata Kunci: Sistem Penghitung Otomatis, Push-up, dan Mikrokontoler  Abstract— Health and physical fitness are important aspects in maintaining quality someone's life. One thing that is commonly done to maintain fitness is push-up exercises, but when doing push-ups you often forget to do the repetitions it was calculated because he was too focused on the push-up exercise. Therefore, this research was carried out to design an automatic push-up counting system using a microcontroller in Riyadh Gym fitness Center. The research method used is experimental quantitative methods. Based on the results of this research, it can be concluded that this design system Apart from being able to count the number of repetitions, you can also see the real-time distance of each pushup.Keywords: Automatic Counter System, Push-up, and Microcontroller
FORMULASI SEDIAAN KRIM PELEMBAB EKSTRAK BUAH PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) DAN UJI EFEKTIVITAS TERHADAP XEROSIS PADA KAKI Meilina, Rulia; Fhonna, Putrya; Kulla, Periskila Dina Kali; Rezeki, Sahbainur
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i2.4308

Abstract

Proses penuaan kulit menyebabkan perubahan kulit pada usia lanjut. Terjadi penurunan kadar hidrasi dan perubahan sawar kulit yang akan bermanifestasi pada perubahan struktur kulit dan menimbulkan xerosis serta pruritus. Pada kulit usia lanjut terjadi penurunan kemampuan kulit untuk mempertahankan air pada stratum korneum, sehingga menyebabkan penurunan kadar hidrasi kulit. Kadar air pada kulit yang menua, terutama pada stratum korneum, lebih rendah dan perubahan komposisi asam amino pada kulit yang menua juga mengurangi jumlah Natural Moisturizing Factor (NMF) sehingga menurunkan kemampuan stratum korneum untuk mengikat kadar air yang mana akan menyebabkan kulit menjadi kering dan cenderung untuk terjadi xerosis. Pepaya merupakan tanaman yang cukup banyak tumbuh di Indonesia. Menurut FAO (Food and Agriculture) Indonesia merupakan negara penghasil pepaya terbesar peringkat kelima. Besarnya produksi pepaya di Indonesia tidak diimbangi dengan pemanfaatannya, hasilnya 15% dari produksi pepaya tercecer dan rusak karena kurangnya pemanfaatan buah papaya. Pemanfaatan dan daur ulang buah pepaya masih kurang, khususnya pada bidang kesehatan. Buah pepaya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pelembab karena memiliki mekanisme kerja sebagai humektan yang mampu mengurangi terjadinya penguapan air dipermukaan kulit karena mengandung sukrosa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memformulasikan krim pelembab dari ekstrak buah papaya (Carica papaya L.) serta untuk mengetahui efektivitas terhadap penyembuhan xerosis pada kaki relawan. Penelitian ini menggunakan metode formulasi eksperimental labolatorium dengan formula F1 = 10%, F2 = 12,5%, F3 = 15%, F4 = 17,5%, F5 = 20% dan uji evaluasi sediaan berupa uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar uji daya lekat, uji kesukaan, uji stabilitas sediaan, uji iritasi, dan uji kemampuan mengatasi xerosis pada kaki relawan. Hasil penelitian uji pH (6,0 – 8,0), daya sebar krim baik, tidak menimbulkan iritasi pada kulit, nilai uji kesukaan rata-rata suka, tingkat stabilitas krim baik, hasil uji kemampuan menunjukkan kemampuan mengatasi xersis yang dilakukan selama 4 minggu pada kaki 10 orang relawan memperoleh hasil dimana formula F1 = 10% sudah mampu mengobati xerosis ringan namun formula F5 = 20% mempunyai efek paling bagus dalam mengobati xerosis tipe parah. Kesimpulan penelitian ini ekstrak buah papaya dapat diformulasikan menjadi krim pelembab dengan mutu sediaan yang baik serta mampu mengobati xerosis tipe ringan hingga parah dengan formula terbaik yaitu F5 = 20% pada kaki sukarelawan.Kata kunci: Buah papaya (Carica papaya L.), Xerosis, Krim Pelembab         The aging process of the skin causes changes in the skin in old age. There is a decrease in hydration levels and changes in the skin barrier which will manifest in changes in skin structure and cause xerosis and pruritus. In old age skin, there is a decrease in the skin's ability to retain water in the stratum corneum, causing a decrease in skin hydration levels. The water content in aging skin, especially in the stratum corneum, is lower and changes in the amino acid composition of aging skin also reduce the amount of Natural Moisturizing Factor (NMF) thereby reducing the ability of the stratum corneum to bind water content which will cause the skin to become dry and prone to xerosis.Papaya is a plant that grows quite a lot in Indonesia. According to FAO (Food and Agriculture) Indonesia is the fifth largest papaya producing country. The large production of papaya in Indonesia is not balanced with its utilization, the result is that 15% of papaya production is scattered and damaged due to lack of utilization of papaya fruit. Utilization and recycling of papaya fruit is still lacking, especially in the health sector. Papaya fruit can be used as a moisturizer because it has a working mechanism as a humectant that can reduce the occurrence of water evaporation on the skin surface because it contains sucroseThe purpose of this study was to formulate a moisturizing cream from papaya fruit extract (Carica papaya L.) and to determine its effectiveness in curing xerosis in volunteers' feet. This study used an experimental laboratory formulation method with formula F1 = 10%, F2 = 12.5%, F3 = 15%, F4 = 17.5%, F5 = 20% and evaluation tests of the preparation in the form of organoleptic tests, homogeneity tests, pH tests, spreadability tests, adhesion tests, preference tests, preparation stability tests, irritation tests, and tests for the ability to overcome xerosis in volunteers' feet. The results of the pH test (6.0 - 8.0), good cream spreadability, does not cause skin irritation, the average preference test value is like, the level of cream stability is good, the results of the ability test show the ability to overcome xerosis which was carried out for 4 weeks on the feet of 10 volunteers obtained results where the F1 = 10% formula was able to treat mild xerosis but the F5 = 20% formula had the best effect in treating severe xerosis. The conclusion of this study is that papaya fruit extract can be formulated into a moisturizing cream with good preparation quality and is able to treat mild to severe xerosis with the best formula, namely F5 = 20% on the feet of volunteers.Keywords: Papaya fruit (Carica papaya L.), Xerosis, Moisturizing cream       
FORMULASI SEDIAAN PERMEN HERBAL DENGAN EKSTRAK JAHE (ZINGIBER OFFICINALE) DAN DAUN MINT (MENTHA PIPERITA L.) SEBAGAI ANTI MUAL PADA IBU HAMIL Fauziah, Nurna; Ismayukha, Noerma; Jumianita, Novida; Ramadhania, Alya; Kulla, Periskila Dina Kali; Mutiawati, Mutiawati; Fajriati, Rafni
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i2.4349

Abstract

Penelitian ini mengkaji penggunaan tanaman herbal berupa ekstrak jahe dan daun mint dalam bentuk permen sebagai upaya mengurangi mual pada ibu hamil. Berdasarkan survei, sekitar 29% wanita hamil dari 23 negara lebih memilih obat herbal daripada kimia untuk mengatasi gejala kehamilan, seperti mual dan muntah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penyebab mual, menganalisis efektivitas permen herbal terhadap mual pada ibu hamil, serta menilai stabilitas fisik dan kimia produk. Menggunakan metode eksperimen, penelitian ini menciptakan formulasi terbaik dengan perbandingan 83,3% jahe dan 16,67% daun mint yang disukai oleh panelis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permen herbal ini efektif mengurangi mual pada ibu hamil hingga 60%.Kata kunci: permen herbal, jahe, daun mint, mual, muntahThis study examines the use of herbal plants in the form of ginger and mint leaf extracts in the form of candy to reduce nausea in pregnant women. Based on a survey, around 29% of pregnant women from 23 countries prefer herbal medicines to chemicals to overcome pregnancy symptoms, such as nausea and vomiting. This study aims to identify factors that cause nausea, analyze the effectiveness of herbal candy on nausea in pregnant women, and assess the physical and chemical stability of the product. Using an experimental method, this study created the best formulation with a ratio of 83.3% ginger and 16.67% mint leaves which was preferred by the panelists. The results showed that this herbal candy was effective in reducing nausea in pregnant women by up to 60%.Keywords: herbal candy, ginger, mint leaves, nausea, vomiting