Claim Missing Document
Check
Articles

Keefektifan Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Stres Pada Lansia Di Uptd Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar Lampung Selatan Rahma Elliya; Yopita Sari; Eka Yudha Chrisanto
Malahayati Nursing Journal Volume 3 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.382 KB) | DOI: 10.33024/manuju.v3i1.1624

Abstract

ABSTRACT: THE EFFECTIVENESS OF DEEP BREATHING RELAXATION TO ELDERLY REDUCED STRESS IN TRESNA WERDHA ELDERLY NURSING HOME IN NATAR OF SOUTH LAMPUNG DISTRICT IN 2019 Introduction: mental problems that often occur in elderly include stress, anxiety, and depression. The elderly suffered mental problems such as not precious feeling, loneliness, and lost. When these stressing conditions continue and are not mitigated immediately, then they would cause elderly’s mental problems. The survey and observation 17 elderly suffered moderate stress with characteristics including easy to be fatigue, tensed back muscles, losing sleeping time, guilty feeling, fear and anxiety, hard beat chest, and trembling body.Objective: the objective of this research was to find out the effectiveness of deep breathing relaxation to elderly reducedMethod: this was a quantitative and quasi-experiment research by using one group pretest and posttest design. Population was 17 respondents and samples were of total population. Data were analyzed by using dependent t-test by using DASS questionnaires with 14 items as measurement instrument.Result: the average scores of stresses before and after breathing relaxation therapy 2019 were 21.53 and 16.29 respectively. The statistic test result derived p-value 0.000 < α 0.05.Conclusion: Ther is aeffectivenessof deep breathing relaxation therapy to elderly reduced. The researcher suggests that the deep breathing relaxation therapy can be used to reduce elderly stress in TresnaWerdha Elderly Nursing Home. This therapy can be used as alternative medication concerning stress to mitigate psychological problems of elderly especially stress. Keywords: Deep Breathing Relaxation, Stress Level ,Elderly INTISARI:KEEFEKTIFAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN STRES PADA LANSIA  Pendahuluan : Masalah mental yang sering terjadi pada lansia adalah stres, kecemasan dan depresi. Lansia yang mengalami masalah mental mulai mengalami perasaan tidak berharga, kesepian dan kehilangan. Apabila kondisi stres ini terus menerus terjadi pada lansia dan tidak di atasi secepatnya maka akan berdampak kemasalah kejiwaan lansia. Hasil Survei dan Observasi didapatkan, 17 lansia dengan stres sedang, ciri-ciri fisik mudah lelah, otot punggung terasa tegang, kehilangan waktu tidur, perasaan bersalah, timbul perasaan ketakutan dan kecemasan, jantung berdebar-debar, serta badan sering gemetar.Tujuan : Diketahui Keefektifan Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tingkat Stres Pada Lansia.Metode : Jenis Penelitian Kuantitatif, Rancangan Penelitian Quasi Experimen Design Dengan Pendekatan One Grup Pretes- Posttes Design. Populasi dalam Penelirian ini Sebanyak 17 responden dan Sampel Penelitian ini Menggunakan Total Sampling, Uji statistik menggunakan uji t-tes dependen dan menggunakan alat ukur DASS 14 item.Hasil : Pada penelitian ini sebelum diberikan relaksasi nafas dalam didapat nilai mean 21,53 dan setelah diberikan terapi relaksasi nafas dalam didapat nilai mean 16,29, hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,000 dimana p value <α (0,05).Simpulan : Ada Keefektifan Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Stres Pada Lansia. Saran dari peneliti Teknik relaksasi nafas dalam dapat dijadikan pengobatan alternatif dalam panti khususnya tentang stres serta mampu menanggulangi masalah psikologis lansia terutama masalah stres yang muncu Kata Kunci: Relaksasi Nafas Dalam, Stres, Lansia 
Penyuluhan Kesehatan Keluarga Tentang Hipertensi Di Desa Rawas Kabupaten Pesisir Barat Eka Yudha Chrisanto; Rahma Elliya; Fradini Wandira
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 5 (2022): Volume 5 No 5 Mei 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i5.4942

Abstract

ABSTRAK Hipertensia adalah penyakit yang terjadi di berbagai negeri. Menurut (AHA)  American Heart Association, masyarakat amerika  20 taun keatas mengidap tekanan darah menuju jumlah 74,5 orang dan hampir 90-95 percent tak tau penyebabnya. Tujuannya diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan terkait pencegahan atau pengurangan terjadinya resiko yang timbul dari penyakit hipertensi di desa rawas kabupaten pesisir barat dengan memberikan materi terkait pola makan yang baik untuk pencegahan penyakit hipertensi, kemudian secara mandiri mengajak peserta untuk melakukan tindakan preventif. Bahan penyampaiannya Leaflet dan lembar balik. Metode awal yang digunakan dalam kegiatan ini adalah memberikan penyuluhan kepada masyarakat di desa rawas kab.pesisir barat. Hasil dari kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan memungkinkan masyarakat untuk mandiri. Kata Kunci:  Keluarga, Hipertensi, Penyakit ABSTRACT Hypertension is a disease that occurs in various countries. According to the American Heart Association (AHA), Americans over 20 years of age suffer from hypertension, reaching 74.5 people and almost 90-95 percent of the cause is unknown.The goal is to improve skills and knowledge related to preventing or reducing the occurrence of risks related to hypertension in the village of Rawas, Pesisir Barat Regency, by providing material related to a healthy diet for hypertension prevention and then inviting participants to take preventive action on their own. Materials for delivery Leaflets and flipcharts are available. The first strategy used in this activity was to provide counseling to the residents of Rawas, Pesisir Barat Regency. The outcomes of this activity have the potential to raise public awareness and empower the community to be self-sufficient. Keywords:  Family, Hypertension, Disease
Pengaruh mengunyah permen karet xylitol terhadap timbulnya motilitas usus pasca operasi dengan general anestesi Djunizar Djamaludin; Eka Yudha Chrisanto
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 15, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v15i1.1532

Abstract

Xylitol gum chewing to achieve early postoperative restoration of bowel motility after surgery under general anesthesiaBackground: The problem that is often encountered in the use of general anesthesia in major surgery is the Post-Operative Ileus (POI). POI is a temporary loss of gastrointestinal propulsion activity characterized by no sounding of bowel sounds and abdominal discomfort and distension. Providing nutrition oral or enteral  when bowel sounds begin to sound has a weakness where it was reported that in this intervention the incidence of bloating, nausea and vomiting was mostly experienced by patients who were intolerant of the presence of food in their stomach.Purpose: Knowing the effect of Xylitol gum chewing to achieve early postoperative restoration of bowel motility after surgery under general anesthesiaMethod: A quasi-experimental method with pre-test and post-test in two groups of 20 patients as participants at A. Dadi Tjokro Dipo Hospital Bandar Lampung City recruited and taken by purposive sampling technique, 10 participants as intervention group (treat by chewing xylitol gum) and other of 10 participants as control group.Results: Finding that by a treat of Xylitol gum chewing in postoperative restoration of bowel motility after surgery under general anesthesia took after 2.3 hours while the patients who did not chew xylitol gum occurred 6.8 hours. T-Test showed that p-value was 0.00 that indicated the p-value < 0.05.Conclusion: There was a difference in the occurring time of the intestine motility between control and experiment groups. It is gained that difference is 4.39 hours with p-value = 0.00 which indicated p < 0.05, that there was an effect of chewing gum containing xylitol on the occurrence of post-operative intestine motility after general anesthesia surgery at A Dadi Tjokor Dipo Hospital of Bandar Lampung City. The present study suggests chewing gum is an alternative method to stimulate intestine motility for early post-operation feeding as a low-cost, safe, and tolerable treatment when without contra indication.Keywords:  Xylitol gum chewing; Postoperative restoration; Bowel motility; Surgery; General anesthesiaPendahuluan: Masalah yang sering dijumpai dalam penggunaan general anestesi pada pembedahan mayor yaitu Post-Operative Ileus (POI). POI adalah hilangnya aktivitas daya dorong saluran cerna untuk sementara yang ditandai dengan tidak terdengarnya bising usus dan rasa tidak nyaman serta distensi abdomen. Memberikan nutrisi secara oral maupun enteral pada saat bising usus mulai terdengar merupakan memiliki kelemahan dimana dilaporkan bahwa pada intervensi ini kejadian kembung, mual dan muntah paling banyak dialami oleh pasien yang tidak toleran terhadap adanya makanan dalam lambungnyaTujuan: Diketahuinya pengaruh mengunyah permen yang mengandung xylitol terhadap timbulnya motilitas usus pada pasien pasca operasi dengan general anestesi.Metode: Penelitian eksperimen semu dengan pre-test dan post-test group. Jumlah pasien yang akan menjalani operasi elektif dengan menggunakan anestesi umum sebanyak 20 pasien di RSUD A. Dadi Tjokro Dipo Kota Bandar Lampung. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling, 10 pasien pasca operasi mengunyah permen karet xylitol dan 10 pasien pasca operasi tidak mengunyah permen karet xylitol.Hasil: Didapatkan motilitas usus timbul 2,3 jam setelah mengunyah permen karet dan 6,8 jam bila tidak mengunyah. Hasil uji t-test  didapatkan bahwa p value=0,00 yang berarti nilai p<0,05.Simpulan: Terdapat perbedaan waktu timbulnya motilitas usus pada kelompok kontrol dan kelompok eskperimen sebesar 4,39 jam dan didapatkan nilai p=0,00 yang berarti nilai p<0,05 sehingga Ho ditolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian permen karet yang mengandung xylitol terhadap timbulnya motilitas usus pasca operasi dengan general anestesi di RSUD A. Dadi Tjokro Dipo Kota Bandar Lampung. Penelitian ini menunjukkan bahwa mengunyah permen karet adalah metode alternatif untuk merangsang motilitas usus untuk pemberian makan pasca operasi awal sebagai pengobatan yang berbiaya rendah, aman, dan dapat ditoleransi..
Analisis faktor yang berhubungan dengan kemampuan pasien diabetes mellitus dalam melakukan deteksi episode hipoglikemia Eka Yudha Chrisanto; Sapti Ayubbana; Yola Anjani
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 14, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.209 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v14i1.1614

Abstract

Detection of hypoglycemia by adult with diabetes mellitus.Background : The increasing prevalence of people with diabetes mellitus occurs every year along with the increasing prosperity of a country, especially in developing countries because the wrong lifestyle changes can cause obesity which is one of the risk factors for diabetes.Purpose: Know factors that are related to Detection of hypoglycemia by adult with diabetes mellitus.Method: This is a descriptive correlational study, a cross sectional research design. The population in this study was the number of patients with diabetes mellitus of 40 respondents. The sample technique used was accidental sampling, research instruments using a questionnaire, with data analysis namely the chi square test.Results: Finding that there was no relationship of age (p-value 0.071) and availability of glucometer with (p-value 0.052), there was a relationship with education (p-value 0.026), duration of suffering of DM (p-value 0.016 ), there is a relationship of gender with (p-value 0.010), there is a relationship of knowledge (p-value 0.008). In detecting episodes of hypoglycemia (p-value 0.052).Conclusion: Several factors in detecting episodes of hypoglycemia in the context of nursing care are closely related such as; education, duration of diabetes, gender, and knowledge.Keywords: Detection; Hypoglycemia; Adult; Diabetes mellitus.Pendahuluan: Hipoglikemia terjadi karena peningkatan insulin dalam darah dan penurunan kadar glukosa. Terapi insulin yang tidak adekuat disebabkan oleh ketidaksempurnaan terapi insulin saat ini, dimana pemberian insulin masih belum sepenuhnya dapat menirukan (mimicking) pola sekresi insulin yang fisiologis. Hipoglikemia diabetik lebih sering terjadi pada pasien diabetes tipe 1, namun dapat juga terjadi pada pasien diabetes tipe 2 yang mendapatkan terapi insulin, dan merupakan faktor penghambat utama dalam penanganan diabetes mellitus.Tujuan: Mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan kemampuan pasien diabetes mellitus dalam melakukan deteksi episode hipoglikemia dalam konteks asuhan keperawatan .Metode: Penelitian dilakukan pada Juli 2019 dengan menggunakan metode Cross Sectional. Melibatkan 40 responden di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung menggunakan kuisioner pengetahuan tentang Hipoglikemia untuk menilai tingkat pengetahuan dan kuisioner kemampuan deteksi hipoglikemia untuk menilai kemampuan melakukakn deteksi episode hipoglikemia pada responden.Hasil: Tidak terdapat hubungan usia (p-value 0.071) dan ketersediaan alat glukometer dengan (p-value 0.052), terdapat hubungan pendidikan dengan (p-value 0,026), lama menderita DM dengan (p-value 0,016), jenis kelamin dengan (p-value 0,010), dan pengetahuan (p-value 0,008) dalam melakukan deteksi episode hipoglikemia dalam konteks asuhan keperawatan (p-value 0,052).Simpulan: Beberapa faktor dalam melakukan deteksi episode hipoglikemia dalam konteks asuhan keperawatan sangat erat berhubungan seperti; pendidikan, lama menderita DM, jenis kelamin, dan pengetahuan
Pengaruh simulasi pelatihan bantuan hidup dasar (BHD) terhadap pengetahuan dan motivasi siswa tentang penanganan kejadian kecelakaan lalu lintas Made Novita Sari; Eka Yudha Chrisanto; Usastiawaty Cik Ayu Saadiah Isnainy
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 15, No 3 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v15i3.4754

Abstract

The effect of basic life support training simulation on knowledge and motivation of first aid in road traffic accidents among high school students Background: Basic Life Support is the main foundation used to save someone who is  experiencing cardiac arrest. Accidents are events that can cause injury or even cause  death. Based on a survey at the South Lampung Police, there were 295 accident data in  2020. Purpose: To know the effect of basic life support training simulation on knowledge and motivation of first aid in road traffic accidents among high school studentsMethod: A quantitative, using a quasi-experimental design, and two-group (intervention group and control group) pretest-posttest design was carried out at Yadika Natar High School, Lampung on 08 May 2021 - 09 June 2021. The population of all students with a sample of 32 participants. Collecting data using a questionnaire distributed to participants. Data analysis by univariate (frequency distribution) and bivariate (Wilcoxson test).Results: Finding that most of the participants' knowledge and motivation before the simulation was 6 (37.5%) for knowledge and motivation less than 8 (50.0%). After a  simulation of the knowledge level of 16 (100%) participants with 16 (100%) participants having prime motivation. There is a relationship between the basic life support training simulation on increasing knowledge and motivation about handling traffic accidents with a P-value of 0.001 for knowledge and a P-value of 0.000 for participants' motivation.Conclusion: There is a relationship between the basic life support training simulation with increasing students' knowledge and motivation about handling traffic accidents at Yadika  Natar High School South Lampung in 2021 with an M±SD value before the simulation of  5.56±1.711 for participant knowledge and 47.06±9.657 for participant motivation. Meanwhile, after the simulation, the M±SD value was 7.88±1.408 for participant knowledge and 67.94±3.586 for participant motivation. The researcher hopes that the school can cooperate with the trainers to provide health education and counseling regularly to students about first aid measures in the event of a traffic accident.Keywords: Basic life support training;  Simulation; Knowledge; Motivation; First aid; Road traffic accidents; High school studentsPendahuluan: Bantuan hidup dasar merupakan pondasi utama yang digunakan untuk  menyelamatkan seseorang yang sedang mengalami serangan jantung. Kecelakaan adalah  suatu kejadian yang dapat menyebabkan cedera atau bahkan menyebabkan  kematian. Berdasarkan survei di Polres Lampung Selatan, terdapat 295 data kecelakaan  pada tahun 2020. Tujuan: Pengaruh simulasi pelatihan bantuan hidup dasar (BHD) terhadap pengetahuan dan motivasi siswa tentang penanganan kejadian kecelakaan lalu lintasMetode: Penelitian kuantitatif, menggunakan desain quasi-experimental, dan  rancangan two group pretest-posttest, dilakukan di SMA Yadika Natar Lampung  Selatan bulan 08 mei 2021 - 09 juni 2021. Partisipannya sebanyak 32 yang di bagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan masing- masing kelompok sebanyak 16 partisipan. Pengambilan  sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 32 partisipan. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang dibagikan  ke partisipan. Analisis data secara univariat (distribusi frekuensi) dan bivariat (uji  wilcoxon). Hasil: Diketahui pada kelompok intervensi sebagian besar pengetahuan dan motivasi partisipan sebelum simulasi  adalah 6 (37.5%) untuk pengetahuan dan motivasi kurang dari 8 (50.0%). Setelah  dilakukan simulasi tingkat pengetahuan baik sebanyak 16 (100%) partisipan dengan 16  (100%) partisipan memiliki motivasi tinggi. Ada hubungan antara simulasi pelatihan  bantuan hidup dasar terhadap peningkatan pengetahuan dan motivasi siswa tentang  penanganan kecelakaan lalu lintas dengan nilai P value sebesar 0.001 untuk pengetahuan  dan nilai P value sebesar 0.000 untuk motivasi partisipan. Simpulan: Ada hubungan antara simulasi pelatihan bantuan hidup dasar dengan  peningkatan pengetahuan dan motivasi siswa tentang penanganan kecelakaan lalu lintas  di SMA Yadika Natar Lampung Selatan tahun 2021 dengan nilai M±SD sebelum  simulasi sebesar 5.56±1.711 untuk pengetahuan partisipan dan 47.06±9.657 untuk  motivasi partisipan. Sedangkan setelah dilakukan simulasi didapatkan nilai M±SD  sebesar 7.88±1.408 untuk pengetahuan partisipan dan 67.94±3.586 untuk motivasi  partisipan. Peneliti berharap pihak sekolah dapat bekerjasama dengan para pelatih untuk  memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan secara berkala kepada siswa tentang  tindakan pertolongan pertama pada saat terjadi kecelakaan lalu lintas.  
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 Eka Yudha Chrisanto
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 11, No 3 (2017)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.338 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v11i3.12

Abstract

Puskesmas Krui angka kejadian hipertensi tahun 2015 sejumlah 530 dari 9.422 pasien (5,6%), tahun 2014 berjumlah 518 dari 12.385 pasien (4,2%) dan tahun 2013 berjumlah 663 dari 13.395 pasien (4,9%). Pisang ambon salah satu tumbuhan kaya kalium dan dapat menurunkan tekanan darah. Tujuan penelitian ini diketahui efektifitas pisang ambon terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Krui Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2017. Metode: Jenis penelitian kuantitatif pendekatan quasi eksperimen. Populasi penderita hipertensi diwilayah kerja Puskesmas Krui 44 pasien dengan sampel 30 orang. Instrumen pengumpulan data penelitian ini menggunakan lembar observasi. Analisa data uji T-dependen. Hasil: Hasil penelitian rata-rata tekanan darah sistole sebelum diberi pisang ambon dan obat anti hipertensi adalah 170.00, diastole 99.33. Rata-rata tekanan darah sistole sebelum (tidak diberi pisang ambon dan hanya diberi obat anti hipertensi) adalah 154.00, diastole 91.33. Rata-rata tekanan darah sistole sesudah diberi pisang ambon dan obat anti hipertensi adalah 143.33, diastole 84.00. Rata-rata tekanan darah sistole sesudah tidak diberi pisang ambon dan hanya diberi obat anti hipertensi adalah 137.33, diastole 82.67. Ada perbedaan penurunan tekanan darah setelah diberi pisang ambon dan obat anti hipertensi dengan setelah (tidak diberi pisang ambon dan hanya diberi obat anti hipertensi) di wilayah kerja Puskesmas Krui Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2017 (p value 0,000). Saran: Saran petugas kesehatan aktif dalam melakukan kontrol 2 kali seminggu dengan melakukan bina keluarga disetiap pekon dan kelurahan, dan saran pasien rutin untuk mengkonsumsi pisang ambon sesuai anjuran.
Perilaku self-management dengan kejadian ulkus diabetikum pada pasien diabetes mellitus tipe 2 Eka Yudha Chrisanto; Agustama Agustama
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 14, No 3 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v14i3.1888

Abstract

Self-management behaviour of diabetic foot ulcer occurrence among patient with  type 2 diabetes mellitusBackground: Diabetes mellitus is one of the silent killers. Indonesia is a country with the 4th largest number of people with diabetes mellitus after China, India, and the United States. In Indonesia people with diabetes mellitus increased from 8.4 million in 2000 to 21.3 million in 2030.Purpose: To determine the self-management behaviour and diabetic foot ulcer occurrence among patient with  type 2 diabetes mellitus.Method: A quantitative research type, with cross sectional analytic and analytical research designs. The population of all people with diabetes mellitus as many as 432 people and a sample of 38 people with a total sampling technique. Data collection using questionnaire sheets and statistical tests used were Chi-Square statistical tests.Results: The frequency distribution of the incidence of diabetic ulcers in patients with type 2 diabetes mellitus, with the category of diabetic ulcers occurring as many as 14 respondents (36.8%). Diabetes diet adherence in patients with diabetes mellitus, with the category of non-compliance with 16 respondents (42.1%). Monitoring blood sugar levels in patients with type 2 diabetes mellitus, with non-routine categories of 15 respondents (39.5%). Physical activity in patients with type 2 diabetes mellitus, with a less good category of 19 respondents (50%).Conclusion: There is a relationship between blood sugar and diabetic ulcer diabetes in type 2 diabetes mellitus patients. There is a relationship between diabetes diet and diabetic ulcer diabetes in type 2 diabetes mellitus patients. There is a relationship between physical activity and the incidence of diabetic ulcers in patients with type 2 diabetes mellitus. It is expected that DM patients can routinely carry out physical and routine activities with high salt levels) in health care facilities and carry out a diabetes diet in accordance with the rules proposed by nutritionists.Keywords: Self-management; Behaviour; Diabetic foot ulcer; Occurrence; Patient; Type 2 diabetes mellitusPendahuluan: Diabetes melitus salah satu the silent killer. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita diabetes melitus ke-4 terbanyak setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.di Indonesia penyandang diabetes melitus mengalami kenaikan dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta pada tahun 2030.Tujuan: Diketahui hubungan perilaku self-management dengan kejadian ulkus diabetikum pada pasien diabetes mellitus tipe 2Metode: Jenis penelitian kuantitatif, dengan rancangan penelitian analitik dan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh seluruh penderita diabetes melitus sebanyak 432 orang dan sampel sebanyak 38 orang dengan teknik total Sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner dan Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik Chi-Square.Hasil: Distribusi frekuensi kejadian ulkus diabetikum pada penderita diabetes melitus tipe 2, dengan kategori terjadi ulkus diabetikum sebanyak 14 responden (36,8%). Kepatuhan diet diabetes pada pasien diabetes melitus, dengan kategori tidak patuh sebanyak 16 responden (42,1%). Pemantauan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2, dengan kategori tidak rutin sebanyak 15 responden (39,5%). Aktivitas fisik pada pasien diabetes melitus tipe 2, dengan kategori kurang baik sebanyak 19 responden (50%).Simpulan: Ada hubungan pemantauan kadar gula darah dengan kejadian ulkus diabetikum pada pasien diabetes melitus tipe 2. Ada hubungan kepatuhan diet diabetes dengan kejadian ulkus diabetikum pada pasien diabetes melitus tipe 2. Ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian ulkus diabetikum pada pasien diabetes melitus tipe 2. Diharapkan pasien DM agar rutin melakukan aktivitas fisik  serta rutin mengontrol kadar gula darah pada fasilitas pelayanan kesehatan Serta menjalankan diet diabetes sesuai dengan aturan yang disarankan ahli gizi.
Hubungan Keterbatasaan Anak Sindrom Down Dalam Menjaga Kebersihan Gigi Mulut Dengan Terjadinya Karies Gigi di SLB Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung Eka Yudha Chrisanto
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.8 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v11i2.254

Abstract

Pendahuluan:Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Tujuan penelitian adalah diketahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap perawat tentang perawatan luka diabetik dengan metode moist wound healing di RSD Mayjend. H.M. Ryacudu.Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh perawat yang bertugas di ruang rawat bedah RSD.Mayjend.H.M.Ryacudu Kotabumi kabupaten Lampung Utara, yang berjumlah 30 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik total populasi didapat sampel penelitian sebanyak 30 responden. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan chi square.Hasil: Dalam penelitian diperoleh pengetahuan tentang diketahui bahwa dari 30 responden terdapat sebanyak 16 (53,3%) memiliki pengetahuan yang baik, sebanyak 11 (36,7%) memiliki pengetahuan cukup dan sebanyak 3 (10,0%) memiliki pengetahuan yang kurang, sebanyak 14 (46,7%) memiliki sikap positif tentang perawatan ulkus diabetik dan sebanyak 16 (53,3%) memiliki sikap negatif tentang perawatan ulkus diabetik dengan metode moist wound healing. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap perawat tentang perawatan ulkus diabetik dengan metode moist wound healing di RSD.Mayjend.H.M.Ryacudu Kotabumi Lampung Utara tahun 2017 diperoleh p value = 0,031. Diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan untuk mengadakan pelatihan internal atau in house training bagi perawat di ruangan sehingga timbul persamaan persepsi tentang perkembangan perawatan luka dengan metode moist wound healing. Dan sebagai pertimbangan untuk segera dibuatnya Standar Prosedur Operasional (SPO) merawat luka ulkus diabetik dalam upaya peningkatan mutu layanan rumah sakit.
Pengawasan pada kualitas asuhan keperawatan dan pelaksanaan perawat dalam pemberian asuhan keperawatan Eka Yudha Chrisanto; Triyoso Triyoso; Bina Riani
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 15, No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v15i2.1842

Abstract

Supervision in nursing care quality and evidence in practice among staff nursesBackground: In achieving service performance, the number of outpatient visits in 2013 was 35,120 people or an average of 119 people per day or decreased by 18.5% and in 2016 23,449 people with an average of 95 people per day or a decrease of 19.1%, which means there is a decrease in patient visits at the hospital. In hospitalization, 2013 amounted to 12,219 people and in 2016 amounted to 10074 people which means a decrease of 17.5%.Purpose: To determine the relationship between supervision in nursing care quality and evidence in practice among staff nurses.Method: Type of quantitative research with Cross Sectional approach. Target in the research of all nurses, the place of research will be carried out in the Perinatology room of the Regional General Hospital Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province. the research time is planned for April - May 2019. Results: The majority of respondents with a good performance of 67.9% and the majority of respondents with good supervision that is as much as 58.0% There is a relationship of supervision with the performance of nursing care for nurses in children's with a P-value of 0.001 and OR: 5,484Conclusion: There is a relationship of supervision with the performance of nursing care for nurses in the inpatient room. The performance of nursing care for nurses must be developed, not only by nurses in person but need support from various related parties through good relations, mutual trust, and mutual understanding between various systems in hospital organizationsKeywords: Supervision; Nursing care quality; Evidence in practice; Staff nurses.Pendahuluan: Dalam pencapaian kinerja pelayanan, jumlah kunjungan pasien rawat jalan Tahun 2013 sebanyak 35.120 orang atau rata-rata perhari 119 orang atau turun sebesar 18,5% dan di tahun 2016 sebanyak 23.449 orang dengan rata – rata perhari 95 orang atau turun sebesar 19,1%, yang artinya terjadi penurunan kunjungan pasien di Rumah Sakit. Pada rawat inap, tahun 2013 sebesar 12.219 orang dan tahun 2016 sebesar 10074 orang yang artinya mengalami penurunan sebesar 17,5%.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan supervisi kepala ruangan dengan kinerja asuhan keperawatan pada perawat di ruang rawat inap anak.Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Sasaran dalam penelitian seluruh perawat, tempat penelitian akan dilaksanakan di ruang Perinatologi.Hasil: Sebagian besar responden dengan kinerja baik sebesar 67,9% dan sebagian besar responden dengan supervise baik yaitu sebanyak 58,0%. Ada hubungan supervisi dengan kinerja asuhan keperawatan pada perawat di ruang rawat inap anak dengan nilai P-value 0,001 dan OR: 5.484Simpulan: Ada hubungan supervisi dengan kinerja asuhan keperawatan pada perawat di ruang rawat inap anak. Kinerja asuhan keperawatan pada perawat harus dikembangkan, tidak hanya oleh perawat secara pribadi tetapi perlu dukungan dari berbagai pihak terkait melalui hubungan yang baik, saling percaya, dan saling pengertian antara berbagai sistem didalam organisasi rumah sakit.
Pemberian Massage Effleurage Pada Pasien Hipertensi di Desa Sribawono Lampung Timur Eka Yudha Chrisanto; Susi Anisia Laila; Rahma Elliya
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Volume 4 Nomor 6 Desember 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v4i6.2861

Abstract

ABSTRAK Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang bertambah pada 2025 mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia terkena hipertensi. Untuk membuat tubuh menjadi rileks dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti terapi musik klasik, yoga, tehnik nafas dalam, dan terapi massage untuk menurunan hipertensi. Tujuan setelah penyuluhan dan demonstrasi, diharapkan pemberian massage effleurage dapat untuk tekanan darah pada klien hipertensi. Adapun kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan menggunakan leaflet dan demonstrasi massage effleurage. Terdapat penurunan tekanan darah pada klien hipertensi setelah pemberian massage effleurage selama 7 hari di Sribawono, Lampung Timur. Dengan demikian, pemberian massage effleurage pada klien hipertensi sangat efektif dalam menurunkan tekanan darah.Kata Kunci: Massage effleurage, Hipertensi  ABSTRACT The World Health Organization (WHO) said the number of people with hypertension will continue to increase along with the population increasing in the next 2025 estimated that around 29% of world citizens affected by hypertension. To make the body relaxed can be done in several ways such as classical music therapy, yoga, deep breathing techniques, and massage therapy to reduce hypertension. The purppose after counseling and demonstration, is expected to give effleurage massage for blood pressure in hypertensive's client. The activities carried out in the form of counseling using leaflets and demonstration massage effleurage. There was a decrease in blood pressure in hypertensive clients after giving effleurage massage for 7 days at Sribawono, East Lampung. Thus, giving effleurage massage to hypertensive clients is very effective in lowering blood pressure. Keywords: Massage effleurage, hypertension
Co-Authors Ade Gunawati Sandi Adhani, Neisa Aditia Arief Firmanto Afsani , Mahda Agung Aji Perdana Agustama Agustama Amelia, Weni Andoko Andoko Andoko Andoko Anisa Nismawati Anjani, Ni Wayan Oktavia Antonij Edimarta Sitanggang Aria Winara Perkasa Aryanti Wardiyah, Aryanti Atika Sari HS1, Senja Ayu, Shinta Arini Azahra, Putri Salsabila Bahjatun Nadrati Bina Riani Chelda Ernita Cindy Desmonika Cindy Desmonika Desi Risnarita Dewi Anggraini, Mega Dewi Kusumaningsih Dewi Kusumaningsih Dina Dwi Nuryani Djamaludin, Djuniar Djamaludin, Djunizar Djamaludin, Djunizar Djunizar Djamaludin Djunizar Djamaludin Djunizar Djamaludin Edimarta Sitanggang, Antonij Eka Trismiyana Elliya, Rahma Erlianti, Febi Erna Listyaningsih Ernita, Chelda Erpiyana, Refsi Esti Handayani Eva Listiyo Putri Fajrianti, Endah Febi Erlianti Fitria, Yanti Fradini Wandira Furqoni, Prima Dian Helma Wati Hermawan, Dessy Hidayat, Asep Rahmad Imron Saputra Irma Fitriyan Isnainy, Usastiawaty Cik Ayu Saadiah Keswara, Umi Romayati Kurniasih, Dennti Ladin, Juliawan Lina, Mia Nurar Linawati Novikasari Lisa Yuliana Sari Lita Puspita Lolita Sary Ludiana, Ludiana M. Arifki Zainaro M. Deni Indrawan Made Novita Sari Mahda Afsani Mardani Mardani Mardani Mardani Mayka Kaduana Mega Dewi Anggraini Megah Rachmawati Mubarok, Faqih Al Muhani, Nova Murni Oktania Nadira, Khoirul Nirwanto Nirwanto Nirwanto Nirwanto, Nirwanto nopriani, nopriani Novikasari, Linawati Novikasari, Linawati Nur Afni Nuri Lutfiatil Fitri Oktarina, Devi Palupi, Antika Perkasa, Aria Winara Prayogo, Idfy Dwi Prima Dian Furqoni Putri Salsabila Azahra Putri Salsabila Azzahra Putri, Eva Listiyo Putri, Mia Rahma Ellya Rahmatika, Ida Rahmawati, Reka Putri Reka Putri Rahmawati Rilyani Rilyani Riska Wandini, Riska Risnarita, Desi Rita Purnama Rizki Zulkandri Rizky Andrian, Rizky Rudi Winarno Safitri, Laila Sandayanti, Vera Sapti Ayubbana Saputra, Hepi Leo Sari, Yunidha Puspita Selvianti, Utari Aditia Setiawati Setiawati Sintia, Monica Bela Dwi Sumarni Sumarni Susi Anisia Laila Susilawati, Susilawati Taufiq Hidayat Teguh Pribadi Teguh Pribadi Trioko, Agus Triyono Triyono Triyoso Triyoso Triyoso Triyoso Triyoso Triyoso Triyoso Triyoso Umsani Umsani Umsani, Umsani Utama, Putri Yolanda Utari Aditia Selvianti Vera Yulyani Wahid Tri Wahyudi Weni Amelia Wenny Nopianti Widia Afira Yani, Rizka Gustri Yoko Saputra Yola Anjani Yopita Sari Yulendasari, Rika Yulyani, Vera Zulhaida, Zulhaida