Claim Missing Document
Check
Articles

KEARIFAN LOKAL DALAM KELESTARIAN LINGKUNGAN DI DESA RAHTAWU KABUPATEN KUDUS Rahastri, Mila Rangga; Putri, Hanny Kusuma Dias; Urmila, Urmila; Nugraha, Bachtiar Rama Ardhi; Andhini, Mesza Riske; Heriyanti, Andhina Putri
Proceeding Seminar Nasional IPA 2024
Publisher : LPPM UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kearifan lokal adalah suatu konsep yang melibatkan pengetahuan, keahlian, dan cara hidup yang dipraktikkan oleh masyarakat lokal yang mampu membantu masyarakat dalam menyelesaikan masalah dan beradaptasi dengan lingkungannya. Desa Rahtawu di Kabupaten Kudus terletak di Pegunungan Muria memiliki kontur tanah yang labil, membuatnya rentan terhadap bencana alam seperti kejadian tanah longsor dan banjir. Selain itu, praktik pertanian, perkebunan, dan wisata yang tidak berkelanjutan dapat merusak lingkungan dan memicu bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengenali cara masyarakat Rahtawu mempraktikkan kearifan lokal mereka dalam mengurangi dampak bencana alam dan menjaga lingkungan alam Rahtawu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan mengumpulkan data melalui wawancara mendalam, observasi langsung di lapangan, dan analisis literatur.. Hasil penelitian menunjukan bahwa kearifan lokal masyarakat Rahtawu terdapat sedekah bumi, kenduri, dan larangan pewayangan. Kearifan lokal masyarakat Rahtawu menjadi landasan yang kuat dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan budaya di daerah tersebut.
KEARIFAN LOKAL KONSERVASI MATA AIR GENDING DI DUSUN GANJURAN, KECAMATAN MERTOYUDAN, KABUPATEN MAGELANG Afrilda, Nur Hayati; Hamka, Ahmad; Hana, Duwi; Syaharani, Alfiana; Amanda, Putri; Heriyanti, Andhina Putri; Fariz, Trida Ridho
Proceeding Seminar Nasional IPA 2024
Publisher : LPPM UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kearifan lokal mata air gending merupakan suatu kegiatan di Dusun Ganjuran, Kabupaten Magelang yang dilakukan oleh masyarakat setempat secara turun temurun dari nenek moyang terdahulu sebagai bentuk upaya konservasi Sumber Daya Air berbasis kearifan lokal yang dimanfaatkan untuk melestarikan dan menjaga sumber air bagi kehidupan masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis bentuk konservasi Sumber Daya Air berbasis kearifan lokal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Pengambilan data yang kami gunakan melalui teknik observasi, hasil wawancara, dokumentasi, dan studi literatur. Hasil dari penelitian ini terdapat empat macam tradisi yang dilakukan sebagai upaya konservasi Sumber Daya Air, seperti padusan, kungkum, dan sesajen. Berdasarkan ketiga tradisi tersebut, dilaksanakan di waktu yang berbeda, seperti padusan dilakukan 2 hari sebelum bulan Ramadhan tiba, kungkum dilaksanakan pada malam hari, dan sesajen dilaksanakan pada Jumat dan Selasa Kliwon. Semua tradisi yang dilakukan sebagai ucapan rasa syukur dan mencari keberkahan, serta menjaga dan melestarikan kejernihan dan kebersihan air yang berada di lokasi karena adanya tradisi tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini, bahwa ketiga tradisi tersebut dapat membantu dalam upaya konservasi mata air gending dengan cara tidak menebang pohon serta memohon berkat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
KEARIFAN LOKAL DALAM MELESTARIKAN MATA AIR (STUDI KASUS: DUSUN KALIANCAR KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG) Aprilianingsih, Dwi Utari; Ginza, Farayhan; Agfanisa, Rahma; Fajar, Sadewa Tri; Agustin, Shafira Sekar Indah; Heriyanti, Andhina Putri; Fariz, Trida Ridho; Hamka, Ahmad; Zahira, Audya Fathana; Optapia, Duwi Hana; Juliani, Evi
Proceeding Seminar Nasional IPA 2024
Publisher : LPPM UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah keberadaan Sendang Kaliancar, kondisi mata air, kearifan lokal yang berada di Sendang Kaliancar untuk mendukung adanya konservasi mata air dan peran masyarakat dalam konservasi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam (in depth interview), observasi, studi literatur, dan dokumentasi. Tahap analsis yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sendang Kaliancar sudah ada sejak 800 tahun lalu hingga saat ini. Letak mata air tersebut berada di bawah pohon Preh (Ficus ribes) yang memiliki kondisi air yang tidak memiliki pengaruh dengan musim. Sendang Kaliancar memiliki berbagai macam bentuk kearifan lokal yang menjadi pedoman bagi warga setempat untuk melakukan upaya konservasi mata air seperti tidak diperbolehkan mandi bagi perempuan disaat sedang haid, larangan menjual belikan air, pagelaran wayang kulit, upacara nyadran, dan adanya pepatah “OJO SEMBRONO” yang artinya jangan bersikap sembarangan, dilarang berburu di hutan sekeliling wilayah Sendang, dilarang menebang pohon di hutan sekitar Sendang, dan dilarang untuk mengambil gambar sumber air. Secara garis besar masyarakat juga melakukan kegiatan dengan menjaga lingkungan sekitar sebagai upaya dalam konservasi mata air.
KEARIFAN LOKAL DALAM PENGELOLAAN MATA AIR SENDANG KALIMAH TOYYIBAH DI DESA NYATNYONO, KABUPATEN SEMARANG Inayah, Raudatul; Putrie, Yohanna Anindya; Musthafa, Annis Hamida; Novitasari, Diandra; Handayani, Meilia Eka; Basri, Ichsan; Heriyanti, Andhina Putri; Fariz, Trida Ridho
Proceeding Seminar Nasional IPA 2024
Publisher : LPPM UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sumber daya air merupakan bagian dari salah satu faktor yang berperan penting dalam kelangsungan hidup manusia. Pengelolaan sumber daya air dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah melalui kearifan lokal, seperti Sendang Kalimah Toyyibah yang berada di lereng gunung Ungaran, tepatnya di Dampyak, Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat. Tujuan studi ini adalah untuk menemukan bentuk kearifan lokal dalam upaya pengelolaan sumber mata air. Pendekatan yang digunakan dalam studi ini kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, dokumentasi dan observasi serta studi literatur. Hasil dari studi ini adalah ditemukannya kearifan lokal dalam bentuk kegiatan “Merbanyu” di Sendang Kalimah Toyyibah yang dilakukan dengan doa bersama dalam kurun waktu satu tahun sekali sebagai ucapan syukur dan menjaga kelestarian sumber mata air Sendang Kalimah Toyyibah. Upaya konservasi lain yang dilakukan yaitu ditetapkannya larangan untuk tidak menebang pohon di sekitar sumber mata air (sendang) juga merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga kelestarian sumber mata air dan lingkungan.
BENTUK PEMANFAATAN LAHAN DAN KEARIFAN LOKAL DI LERENG GUNUNG KELIR DESA WIROGOMO KABUPATEN SEMARANG Rachmanissa, Syafira; Halim, Ibnu; Putri, Fayi Isa Syifanya; Ningsih, Rafida Khotimah; Sa’diyah, Arini; Heriyanti, Andhina Putri
Proceeding Seminar Nasional IPA 2024
Publisher : LPPM UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gunung Kelir merupakan gunung yang terletak di Kecamatan BanyuBiru, Kabupaten Semarang yang memiliki potensi pemanfaatan lahan dan sumber daya alam yang besar sehingga masih terdapat kearifan lokal sebagai upaya pelestarian alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pemanfaatan lahan yang ada di lereng Gunung Kelir tepatnya di Desa Wirogomo dan mengetahui kearifan lokal yang masih menjadi tradisi hingga saat ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan studi literatur serta teknik analisis yang digunakan adalah analisis naratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan di kawasan Gunung Kelir mengalami perubahan fungsi lahan dari hutan lindung menjadi perkebunan berupa sayur mayur yang menyebabkan erosi tanah dan tanah longsor, sehingga masyarakat memanfaatkan hutan sebagai lahan perkebunan yang ditanami kopi untuk mencegah erosi tanah dan tanah longsor. Gunung Kelir selain ditumbuhi dengan tanaman yang beragam juga menjadi habitat beberapa hewan. Salah satunya adalah monyet ekor panjang. Selain itu, terdapat pula objek wisata yaitu Curug Baladewa yang menjadi sumber mata air bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari hari dan pengairan sawah sehingga masih dijumpai kearifan lokal seperti nyadran gunung, nyadran kali dan sedekah bumi sebagai bentuk pelestarian sumber daya alam yang menjadi sumber kehidupan masyarakat.
BENTUK KEARIFAN LOKAL DALAM PENGELOLAAN AIR DI KECAMATAN PAGERUYUNG, KABUPATEN KENDAL Widjoyo, Evi Cahyanila Kurnia; Zildzan, Aulia Rizky; Haqqani, Aditya Rayyis; Aulia, Olifadia Eka Andiny; Fariz, Trida Ridho; Heriyanti, Andhina Putri
Proceeding Seminar Nasional IPA 2024
Publisher : LPPM UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya air sangat penting untuk menjaga keberlanjutan lingkungan. Di Desa Surokonto Wetan, Kabupaten Kendal, terdapat kearifan lokal Talang Tawing yang berupa aliran sungai dengan pintu air di Desa Bangunsari untuk irigasi di tiga desa, yaitu Desa Surokonto Wetan, Surokonto Kulon, dan Kebongembong, serta sebagai sumber energi pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Metode penelitian berupa deskriptif kualitatif yang melibatkan pengumpulan data melalui wawancara mendalam, studi literatur, dan observasi lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bentuk kearifan lokal yang dapat membantu dalam menyelamatkan sumber daya air di Kecamatan Pageruyung, Kabupaten Kendal dengan fokus pada Hutan Tawing di Surokonto Wetan yang rentan terhadap longsor. Talang Tawing menjadikan lahan pertanian di Desa Surokonto Wetan, Desa Surokonto Kulon, dan Desa Kebongembong subur dan tidak pernah kekeringan meskipun pada saat musim kemarau, sehingga lahan pertaniannya menghasilkan hasil bumi berupa padi yang melimpah. Dalam mensyukuri hasil bumi yang melimpah berkat adanya Talang Tawing tersebut, masyarakat setempat mengadakan tradisi Tasyakuran Talang Tawing. Upaya pengelolaan air di Talang Tawing dilakukan dengan adanya kelompok masyarakat yang disebut ulu-ulu serta tradisi lain berupa sinoman dan susuk bendung
DINAMIKA PERUBAHAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN KABUPATEN PURBALINGGA Fauzian, Ahmad Rizky Nur; Azzahra, Alifa Sofia; Hunafa, Yuthika Husnaini; Fadhilla, Alya Aisyah; Salsabila, Adinda Putri; Heriyanti, Andhina Putri; Fariz, Trida Ridho
Proceeding Seminar Nasional IPA 2024
Publisher : LPPM UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daya dukung lahan pertanian merupakan kemampuan lahan untuk menunjang kehidupan masyarakat di suatu kawasan, terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan. Kabupaten Purbalingga memiliki potensi dan peluang yang sangat besar untuk mengembangkan tanaman pangan padi. Studi ini bertujuan untuk menganalisis daya dukung lahan pertanian di Kabupaten Purbalingga dengan berfokus terhadap dua kecamatan, yaitu Kecamatan Bukateja dan Kecamatan Rembang yang merupakan daerah PKLp di Kabupaten Purbalingga. Studi ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Data yang digunakan dalam studi ini berasal dari publikasi Kabupaten Purbalingga Dalam Angka dari BPS Kabupaten Purbalingga tahun 2016 dan 2024, serta data diolah dengan dua cara, yaitu perhitungan menggunakan rumus matematika dan pemetaan spasial menggunakan aplikasi ArcGIS. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa Kecamatan Bukateja dan Kecamatan Rembang mengalami penurunan daya dukung lahan pertanian paling signifikan. Kecamatan Bukateja mengalami penurunan daya dukung lahan sebesar 47,25%, dari 1,052714 di tahun 2015 menjadi 0,555263 di tahun 2023, serta daya dukung lahan pertanian pada Kecamatan Rembang turun sebesar 72%, dari 1,149163 di tahun 2015 menjadi 0,321705 di tahun 2023. Penurunan indeks daya dukung lahan pada dua kecamatan tersebut disebabkan adanya Peraturan Daerah yang merujuk tentang tata guna lahan yang tertuang pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Purbalingga Tahun 2011-2031, mengatur Kecamatan Bukateja dan Kecamatan Rembang dijadikan sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp).
IDENTIFIKASI JASA EKOSISTEM PERKEBUNAN TEH MEDINI KABUPATEN KENDAL UNTUK MENDUKUNG PENGELOLAAN PARIWISATA BERKELANJUTAN Nurita, Oktavinda Jihan; Saoki, Rafi Nadhifa; Banowati, Chelsea; Sahariyah, Nafa Hatus; Pakarti, Rismala Airdia Indah; Heriyanti, Andhina Putri; Fariz, Trida Ridho
Proceeding Seminar Nasional IPA 2024
Publisher : LPPM UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengelolaan pariwisata berkelanjutan merupakan pendekatan yang memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam pengembangan dan pemanfaatan sumber daya pariwisata. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa aktivitas pariwisata memberikan manfaat jangka panjang tanpa merusak lingkungan, budaya, atau ekonomi lokal yang telah tersedia. Penelitian ini berlokasi di Perkebunan Teh Medini, Desa Ngesrepbalong, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi jasa ekosistem pada Perkebunan Teh Medini dan mengetahui kelompok jasa ekosistem apa saja yang unggul pada perkebunan teh tersebut. Jasa ekosistem merupakan keuntungan atau manfaat yang didapat oleh manusia ketika sedang berinteraksi dengan alam. Jasa ekosistem terbagi menjadi jasa penyediaan (Provisioning), jasa pengaturan (Regulating), jasa budaya (Culture) dan jasa pendukung (Supporting). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan pengumpulan data primer melalui wawancara terhadap empat narasumber dan observasi langsung di Perkebunan Teh Medini., sedangkan data sekunder diperoleh melalui berbagai studi literatur. Pada penelitian ini terdapat interaksi antara masyarakat sekitar dengan jasa ekosistem Perkebunan Teh Medini. Inventaris jasa yang teridentifikasi diantaranya (1) Jasa penyediaan: pangan, air bersih, bahan bakar dan pakan ternak; (2) Jasa pengaturan: pengaturan iklim, tata aliran air, pencegahan dan perlindungan dari bencana, pemurnian air, pengolahan limbah, pemeliharaan kualitas udara, dan pengendalian hama; (3) Jasa budaya: tempat tinggal dan ruang hidup, rekreasi dan ecotourism, dan estetika; (4) Jasa pendukung: pembentuk lapisan tanah, siklus hara, dan biodiversitas. Dari keempat jenis jasa tersebut dapat dilihat bahwa jasa yang paling unggul dalam pemanfaatannya di masyarakat adalah jasa penyediaan dan jasa budaya.
PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH MENGGUNAKAN LARVA BLACK SOLDIER FLY SEBAGAI PENGEMBANGAN EKONOMI SIRKULAR DI DESA JETAK Heriyanti, Andhina Putri; Atunnisa, Rifa'; Haris, Amnan; Jabbar, Abdul; Naufal, Muhammad Ahganiya; Fariz, Trida Ridho; Nurita, Oktavinda Jihan
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2024): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v8i2.7692

Abstract

Sumber sampah organik dari kegiatan pertanian serta rumah tangga di Desa Jetak menjadikan perlunya pengelolaan yang tepat yang bisa memberikan manfaat ekonomi namun ramah lingkungan. Oleh karena itu, tujuan kegiatan pengabdian adalah pelatihan pengolahan sampah organik menggunakan larva BSF (Black Soldier Fly). Kegiatan pengabdian dilakukan dengan tahap persiapan, tahap kegiatan sosialisasi dan pelatihan hingga evaluasi. Pada tahap evaluasi diketahui bahwa semua peserta merasa bahwa kegiatan ini menarik dan mengganggap bahwa pengolahan sampah organik menggunakan larva BSF itu efektif dan efisien, walaupun cukup banyak peserta yang merasa geli dengan larva BSF.
Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Implementasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Di Dusun Begajah, Desa Jatijajar, Kabupaten Semarang Heriyanti, Andhina Putri; Rabbani, Tiara Zahran
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 24, No 1 (2025): Februari 2025
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.24.1.46-58

Abstract

Latar Belakang: Berdasarkan data World Bank Water Sanitation Program (WSP) tahun 2008 Indonesia merupakan negara dengan sanitasi buruk pada posisi kedua. Buruknya kondisi sanitasi di Indonesia menyebabkan kerugian ekonomi mencapai $6,3 miliar (Rp. 56,7triliun) pertahun atau setara dengan 2,3% dari produk domestik bruto. Melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 Pemerintah menerbitkan kebijakan terkait Program STBM. Dusun Begajah memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan berlokasi di dekat aliran sungai. Kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko pencemaran lingkungan dan penyebaran penyakit melalui air. Selain itu, Dusun ini memiliki tingkat capaian STBM yang masih rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa praktik sanitasi belum diterapkan secara optimal dan dapat memperburuk kualitas kesehatan lingkungan dan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis persepsi dan partisipasi masyarakat Dusun Begajah pada pilar tiga, pilar empat dan pilar lima.Metode: Jenis penelitian ini merupakan mix method yang dilaksanakan pada bulan Desember 2023 hingga Juli 2024. Populasi pada penelitian ini merupakan seluruh masyarakat Desa Jatijajar sebanyak 1600 jiwa. Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan simple random sampling sehingga diperoleh sebanyak 214 sampel. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, wawancara, observasi, studi dokumentasi dan studi pustaka. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuesioner. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif dan kulitatif menggunakan teknik triangulasi.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat telah memiliki pengetahuan dan pemahaman pada pilar tiga yaitu pentingnya melakukan pengelolaan air minum, namun pada pilar empat dan lima yaitu pengelolaan sampah dan pengamanan limbah cair masyarakat hanya memiliki pengetahuan dasar tanpa pemahaman mendalam. Tingkat partisipasi masyarakat pada pilar tiga, empat dan lima yaitu tinggi, rendah dan rendah. Temuan partisipasi pada pilar tiga dan lima berada pada tingkatan penentraman (placation) menunjukkan bahwa adanya keterlibatan masyarakat, namun lebih sebagai bentuk partisipasi simbolik. Tingkat partisipasi pilar empat berada pada tingkatan terapi (therapy) yang menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat bersifat pasif . Simpulan: Persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap pilar 3, 4 dan 5 berbeda karena dipengaruhi oleh faktor internal berupa usia, jenis kelamin, pendidikan dan faktor eksternal berupa peran stakeholder, lamanya waktu tinggal dan adanya kemauan. Berdasarkan penelitian ini, perlunya upaya untuk meningkatkan pemahaman yang lebih mendalam dan mendorong keterlibatan masyarakat yang lebih aktif, terutama pada pilar empat supaya untuk memberikan kontribusi yang lebih efektif dalam pengelolaan sampah rumah tangga. ABSTRACTTitle: Community Perception and Participation in the Implementation of the Community-Based Total Sanitation Program (STBM) in Begajah Hamlet, Jatijajar Village, Semarang RegencyBackground: Based on World Bank data Water Sanitation Program (WSP) in 2008, Indonesia had poor sanitation in second place. Poor sanitation conditions in Indonesia cause economic losses of up to $6.3 billion (Rp. 56.7 trillion) annually or 2.3% of gross domestic product. Through Minister of Health Regulation Number 3 of 2014, the Government issued policies related to the STBM Program. Begajah Hamlet has a high population density and is located near a river. This condition can potentially increase the risk of environmental pollution and the spread of disease through water. Apart from that, this hamlet has a low level of STBM achievement. This shows that sanitation practices have not been implemented optimally and can worsen the quality of environmental and community health. This research aims to analyze the perceptions and participation of the Begajah Hamlet community in Pillar Three, Pillar Four, and Pillar Five.Method: This type of research is a mixed method which will be carried out from December 2023 to July 2024. The population in this study is the entire Jatijajar Village community of 1600 people. The sampling technique was carried out using simple random sampling thus obtaining 214 samples. Data collection techniques were carried out through questionnaires, interviews, observation, documentation studies, and literature studies. The instrument used in this research was a questionnaire. Data analysis was carried out descriptively, quantitatively, and qualitatively using triangulation techniques.Result: The research results show that the community has knowledge and understanding in pillar three, namely the importance of managing drinking water, but in pillars four and five, namely waste management and securing liquid waste, the community only has basic knowledge without in-depth understanding. The level of community participation in pillars three, four, and five is high, low, and low. The findings of participation in pillars three and five are at the level of reassurance (placation) shows that there is community involvement, but more as a form of symbolic participation. The level of participation in pillar four is at the therapeutic level (therapy) which shows that community participation is passiveConclusion: Community perception and participation towards pillars 3, 4 and 5 are different because they are influenced by internal factors such as age, gender, and education and external factors such as the role of stakeholders, length of stay and willingness. Based on this research, efforts are needed to increase deeper understanding and encourage more active community involvement, especially in pillar four to make a more effective contribution to household waste management
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abdul Jabbar Abdul Jabbar Abdullatif, Mukhlis Aditya Wicaksono Afrilda, Nur Hayati Agfanisa, Rahma Agnes Dewi Wuri Ershanti Agustin, Shafira Sekar Indah Agustina Dwi Rahmawati Ainunnisa', Nadiva Fardlotul Akbar, Muhammad Zidan Al-Khoiriyah, Tahsinun Nadwah Alhusna, Ahmad Faza Alia, Unca Alwyn, Josue Willian Alyanti, Nathaniela Anindya Amanda, Putri Amanda, Zahra Thea Amnan Haris Amnan Haris Andhini, Mesza Riske Andin Irsadi Andin Vita Amalia, Andin Vita Andriana, Novi Anggraeni, Dwiva Yanti Retno Aprilianingsih, Dwi Utari Aqila, Adibatus Syarafi Rifda Ardeny, Anisa Nur Faizah Ardhiyanti, Meisya Arif Widiyatmoko, Arif Arif, Moh. Zidhan Rozikul Arifah, Zanuba Arifin, Shabrina Maulida Arrofi Agung Dwi Saputra Astuti, Retno Laras Atunnisa, Rifa' Aulia, Olifadia Eka Andiny Avicenna, Berlian Awati, Desiana Fitri Aziz Al Anshori Azzahra, Alifa Sofia Bagus Dwi Atmaja Bakar, Caesario Kaka Abu Bakri, Sitty Nur Syafa Banoantj, Diani Dwi Banowati, Chelsea Basri, Ichsan Birahma, Ati Shofa Fadlina Cahyono, Raihan Eko Cantigi, Aisyah Sekar CHOIRUNNISA Chomainy, Chorisa Safifa Christyadi, Louis Anasthasya Cintiya Egi Purwadi Dewi Liesnoor Setyowati Dewi Mustikaningtyas Dewi, Novi Ratna Dipanegara, Ayatulloh Repa Erliyanawati, Mira Erna Noor Savitri, Erna Noor Fadhilla, Alya Aisyah Fahira, Nur Faizah, Arina Fajar, Sadewa Tri Fajarwati, Elsa Putri Fauzian, Ahmad Rizky Nur Fauziyyah, Istiqomah Ifnan Febriyanto, Hendra Fidia Fibriana Firdaus, Doflavio Farela Fitri, Revieta Noor Gafu, Radjninez Igell Syatuty Gemilang, Aqshal Panggas Ghifari, Harun Nafis Al Ginza, Farayhan Gunawan, Mahendra Gymnastiar, Muhamad Tegar Habil Sultan Halim, Ibnu Hamdani, Adib Afriza Hamka, Ahmad Hana, Duwi Handayani, Meilia Eka Hanifa, Jihan Khoirunnisa Haqqani, Aditya Rayyis Haratians, Juniar Kirana Haris, Amnan Hartanto, Naufal Hima, Riris Faiqatul Hunafa, Yuthika Husnaini Imam Sajidi Inayah, Raudatul Iqlima, Marsyanda Addelia Irawan, Flora Aurelly Bintang Januariska, Almira Aulia Juliani, Evi Khoirunnisa, Fahma Ayu Kholil, Putri Alifa Kiswanto Kiswanto Kurniawan, Fakhri Ahmad Laksono, Amru Nur Larasati, Anisa Tutur Listiaji, Prasetyo Magfiroh, Yuliyanti Maharani, Saffira Alyda Marcelinus Christwardana Maulana Malik Wicaksono Maulana, Faith Miftah Mendrofa, Best Forever Miranita Khusniati Mirarinur, Arlingga Rozaeni Muhammad Ahganiya Naufal Mumtazah, Tsabita Rikha Musthafa, Annis Hamida Naisabury, M. Robith An Nana Kariada Trimartuti Napitu, Imelda Fransiska Nasyafa, Zedda Naufal, Muhammad Agnaf Naufal, Muhammad Ahganiya Ni Luh Tirtasari Ningsih, Rafida Khotimah Novitasari, Diandra Nugraha, Bachtiar Rama Ardhi Nurcahyo, Fathurrohman Nurita, Oktavinda Jihan Nurjannah, Deswita Laila Nursendi, Audilla Optapia, Duwi Hana Pakarti, Rismala Airdia Indah Pangestu, Wisnu Ariya Pariono, Safila Aurellia Unu Perdana, Putra Angga Permata, Estika Afinda Nur Pradama*, Daffa Evan Pradhana, M. Ananta Yuda Pramesti, Angelina Cahya Prasetyo Listiaji Pratama, Liona Surya Pratiwi, Evi Juliani Ayu Primagati, Aira Trismadya Puspita, Narindra Indah Putri Alifa Kholil Putri Yuni Nugroho Putri, Ade Anggun Wana Putri, Fayi Isa Syifanya Putri, Hanny Kusuma Dias Putri, Salma Dwi Putri, Zahra Rizkia Putrie, Yohanna Anindya Rabbani, Tiara Zahran Rachmanissa, Syafira Rafidah, Zahra Rahastri, Mila Rangga Rahman, Salma Aulia Rahmawati, Jihan Raka Restu Rabbani Ramadani, Aulia Tri Ramadhani, Arthatia Putri Revalina, Aurelia Dias Nanda Riani, Anisah Adha Rifaatunnisa Rifa’atunnisa, Rifa’atunnisa Ristyani, Agitha Vrokla Rizki Nor Amelia Romadhan, Vhaviriele Abel Romadhon, Vhaviriele Abel Rozan, Ajmal Sabrina, Dhiyanita Safitri, Aldona Galuh Sahariyah, Nafa Hatus Sakti, Bernov Lakhomi Pujangga Salma, Lailatus Salman, Syamsul Hadi Salsabila, Adinda Putri Salsabila, Fatikha Nur Juliagta Salsabilla, Nur Hayati Afrilda Salwa Salsabela Saoki, Rafi Nadhifa Saputra, Johan Ega Sari, Meylinda Senggi Fatikha Sari, Sindi Fatikha Sa’diyah, Arini Setiyanda, Karista Gadis Shoffa, Aurellia Gusty Sihaloho, Enjelia Ernestin Siti Herlina Dewi Sri Ngabekti Stevanie, Diva Avrilia Fuan Suciati, Dwi Sultan, Habil Suryaningrum, Irnanda Syaharani, Alfiana Syahbananto, Gilang Tafuz Mahabatis Shoba Tanjung, Jonathan Danosmon Maleakhi Tari, Febriani Trisna Tirtasari, Ni Luh Tri Retnaningsih Soeprobowati Trida Ridho Fariz Turohmah, Nafila Tusya’diah, Aisa Umar, Moh. Jafar Urmila, Urmila Utama, Daffa Pramoda Budi Utami, Hasna Sekar Utami, Rinanda Putri Vergestian, David Beckham Wicahyanti, Nita Widjoyo, Evi Cahyanila Kurnia Wijanaputri, Kania Okta Winandi, M. Arya Lucky Wintah Wiyanto Wiyanto Wulandari', Suci Yuniar, Azka Dwi Zahira, Audya Fathana Zahrany, Fathiyyah Zain, Kayla Miftakhul Zain, Maiya Zahra Zakaria, Aqil Aghita Zhahira, Audya Fathana Zildzan, Aulia Rizky Zulfani, Jihan