Rendahnya capaian peserta didik Indonesia dalam survei internasional seperti PISA mengindikasikan lemahnya keterampilan berpikir kritis, analitis, dan pemecahan masalah. Pada mata pelajaran ekonomi di tingkat Madrasah Aliyah, pembelajaran masih cenderung bersifat teoritis dan berpusat pada guru, sehingga peserta didik kurang mampu menghubungkan konsep dengan fenomena nyata. Pertanyaan utama yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan modul dan LKPD berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) melalui model Problem Based Learning (PBL) efektif meningkatkan hasil belajar ekonomi peserta didik. Penelitian ini menempatkan diri pada kajian inovasi pembelajaran yang mengintegrasikan desain bahan ajar berbasis HOTS dengan pendekatan PBL yang kontekstual, suatu kombinasi yang masih jarang dikaji dalam bidang ekonomi di madrasah. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen sederhana dengan desain One Group Pretest–Posttest. Subjek penelitian adalah 30 peserta didik kelas XI MA Arifah Gowa. Data dikumpulkan melalui tes hasil belajar, observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan angket respon peserta didik serta respon guru. Analisis data dilakukan dengan uji paired sample t-test, perhitungan N-Gain, dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan hasil belajar dengan rata-rata N-Gain 0,58 kategori sedang, keterlaksanaan pembelajaran sangat baik, serta respon peserta didik positif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa integrasi modul dan LKPD berbasis HOTS melalui PBL efektif menjadikan pembelajaran ekonomi lebih bermakna dan relevan dengan kehidupan peserta didik.