Penelitian ini dilaksanakan pada proyek konstruksi yang berada di wilayah Sumatera Utara. Proyek ini berfokus pada Pembangunan Bendungan yaitu Main Dam dan Cofferdam sebagai upaya untuk mengendalikan banjir dan pemenuhan kebutuhan air baku di salah satu kota di Sumatera Utara. Proyek pembangunan bendungan ini membutuhkan material timbunan dengan volume yang sangat besar. Siklus hauling material dari quarry menuju bendungan dimulai dengan memuat material di quarry menggunakan excavator. Material tersebut kemudian diangkut menuju bendungan sejauh 18 km menggunakan dump truk. Setelah tiba di area timbunan bendungan, dilakukan proses pembongkaran muatan menggunakan bulldozer. Kondisi di Lokasi proyek menunjukkan bahwa waktu siklus (cycle time) hauling material dari quarry menuju bendungan kemudian kembali ke quarry berfluktuasi. Hal ini juga berdampak terhadap hasil produksi hauling material. Hasil produksi hauling material yang berfluktuasi disebabkan oleh dinamika pada pengerjaan proyek yang disebabkan oleh faktor teknis maupun non teknis sehingga menyebabkan penyelesaian proyek melebihi waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi hauling material timbunan dari quarry ke lokasi proyek konstruksi bendungan dan menentukan manajemen operasionalnya. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hauling material timbunan dari quarry ke lokasi proyek konstruksi bendungan sehingga mengakibatkan tidak tercapainya target produksi harian adalah faktor manusia, faktor material, faktor metode, faktor mesin/peralatan dan faktor lingkungan. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka manajemen operasional pada hauling material timbunan dari quarry ke lokasi proyek konstruksi bendungan yaitu melakukan pengawasan secara intens terhadap jadwal kegiatan proyek, membuat metode kerja yang sesuai dengan keadaan di lokasi proyek, menjalin komunikasi dan koordinasi secara terstruktur, melakukan perawatan terhadap alat berat secara teratur, pelatihan dan evaluasi secara rutin, dan membuat SOP yang jelas untuk setiap tahapan pengerjaan di lokasi proyek konstruksi bendungan.