Claim Missing Document
Check
Articles

KEPUTUSAN PETANI DALAM PENGEMBANGAN STEVIA DI DAERAH PANGKUAN HUTAN (Kasus pada Kelompok tani Mulyasari Desa Cibodas Kecamatan Pasir Jambu Kabupaten Bandung) Yayat Sukayat; Hepi Hapsari; Pandi Pardian; Dika Supyandi; Rani Andriani BK
AGRIVET JOURNAL Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS MAJALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan gula pasir pada tingkat nasional menempati posisi kedua setelah beras (Maria, 2009).  Tahun 2016 kebutuhan gula pasir alami yang bersumber dari tanaman tebu (Sacharum Oficinarum L) untuk konsumsi dan industri mencapai 5,7 juta ton. Kebutuhan konsumsi sebanyak  2,7 juta ton jauh lebih banyak dari produksi nasional yang hanya mencapai 2,2 juta ton (Kemendag, 2017).  Masih di Tahun 2017, Pemerintah  membuka kran impor gula pasir sebanyak 3,22 juta ton untuk memenuhi kekurangan tersebut. Namun tetap masih kurang, sehingga ada indikasi industri makanan /minuman menggunakan gula sintetis. Alternatifnya dikembangkan pemanis alami berkalori rendah , berupa tanaman stevia (Budiarso,2008).  Suseno Amin dkk (2015)  melakukan rekayasa genetika stevia melalui induksi mutasi sinar gama, produksi daun basah di laboratorium dan dilapangan mencapai 0,08 kg per pohon atau 10 ton /ha setiap panen, yang bisa di penen 6 kali pertahun. Jawa Barat merupakan sentra pengembangan  Stevia, namun dari tahun 1984  sampai dengan tahun 2017 luasnya baru mencapai 10 Ha. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan  keputusan petani menanam stevia dan Faktor sosial ekonomi yang mendukungnya. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif , desain kuantitatif dengan teknik survey. Hasil dari penelitian ini hanya 15 % petani yang ikut mengembangkan stevia, sisanya (85%) tidak dan keuntungan ekonomi yang menjadi pertimbangan.
ECO-AGROFORESTRY BUSINESS MADE BY COLLABORATION OF PT BUMN HIJAU LESTARI I AND ITS MITER FARMERS Muhammad Arief Budiman; Nur Syamsiah; Pandi Pardian
UNEJ e-Proceeding Proceeding of International Conference on Food Sovereignty and Sustainable Agriculture (FoSSA) 2017
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Specially for Java and Bali, Citarum river stripe watering has an important role for Indonesianlife`s communities. However, along with the high population pressure and demand fornatural resources continues to increase, the level of pollution and environmental degradationin the watershed is increasing too. That requires prevention efforts as early as possible. Oneeffort to rehabilitate it is by eco-business agro-forestry. PT. BUMN Hijau Lestari I is one of thecompanies engaged in the greening of the environment (eco-business) based agro-forestryand cooperatives. The company is developing and helping local farmers to improve thewelfare of farmers as well as to prevention of environmental damage occurring in the upperCitarum Watershed. The purpose of this study was to determine how the strategy of thecompany, find an alternative development strategy and knowing what benefits could beobtained by partner farmers. The study was conducted in the Cimaung District, BandungRegency, West Java, which is one of the built area of PT. BUMN Hijau Lestari I which is locatedin areas along the Cisangkuy sub-watershed. Cimaung farmers are partners in representativedistrict and have managed to harvest the coffee from their agro-forestry that has beenrunning for 3 years. The design used are qualitative and quantitative with case studiesmethods by using an I-E analysis, SWOT analysis and QSPM for determining alternativedevelopment strategy of the company. Informant determination is done purposively. Dataanalysis shows that the company is using strategy with the seven principles of agro-forestryand cooperative. The results obtained score weighting environmental analysis of internalfactors 2.949 and 3.077 external factor score weights. This indicates that the company is incell II, which is growing and developing. So, the alternative strategies can be applied thatbased on the SWOT matrix and QSPM are expanded work area, maintaining quality ofproducts / services to attract the public, improve marketing and promotional activities,maintain cooperation with partner farmers and improve the quality and the quantity of theirhuman resources.
ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN BAWANG MERAH DI PROVINSI JAWA BARAT Pandi Pardian; Trisna I. Noor; Achdya Kusumah
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 1, No 2 (2016): Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1153.063 KB) | DOI: 10.24198/agricore.v1i2.22711

Abstract

ABSTRAKBawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan sayuran rempah yang umum dikonsumsi olehmasyarakat di Indonesia. BPS memperkirakan bahwa kenaikan harga bawang merah merupakanpenyebab terbesar ke dua setelah kenaikan BBM pada bulan Maret 2015. Rendahnya tingkatproduktivitas bawang merah dan karakteristik produksi bawang merah yang bergantung pada musimtidak mampu mengimbangi tingkat permintaan yang cenderung konstan. Kondisi ini menyebabkankesenjangan (gap) antara pasokan (supply) dan permintaan (demand) sehingga menyebabkanfluktuasi harga antar waktu. Penelitian ini menganalisa permintaan dan penawaran bawang merah diIndonesia sehingga dapat dihasilkan rekomendasi kebijakan pengembangan bawang merah denganmelihat aspek penawaran dan permintaan. Penelitian ini menggunakan metode analisis penawarandan permintaan bawang merah yang dilakukan secara kualitatif; serta analisis proyeksi pemetaanpenawaran dan permintaan bawang merah dilakukan secara kuantitatif. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pola produksi bawang merah Jawa Barat sangat dipengaruhi oleh 5 kabupatensentra produksi utama (Cirebon, Bandung, Majalengka, Garut, Kuningan). Produktivitas bawangmerah relatif stagnan karena belum terjadi perubahan yang signifikan terkait dengan teknologibudidaya dan pasca panen untuk meningkatkan produktivitas. Di sisi permintaan, tingkat permintaanbawang merah cenderung mengikuti kenaikan jumlah penduduk. Ini menyebabkan Jawa Barat selaludefisit dalam ketersediaan bawang merah.Kata kunci: bawang merah, fluktuasi harga, penawaran, permintaanABSTRACTShallot (Allium ascalonicum L.) is one of the vegetables consumed by people in Indonesia. Bureau ofStatistics data shows that the increase of shallot price is the second most contributing factor afterthe rising petroleum price to the national inflation in March 2015. Low productivity and its seasonalproduction characteristics became hindrances at the production level, and thus limiting supplycapability to meet the demand. This situation has affected the supply and demand equilibrium bycreating a gap which leads to market price fluctuation. This study analyses shallot’s supply anddemand in order to formulate recommendations to the policy makers so that they are able to supportthe development of shallot by including the supply and demand elements in their policies. This studyutilizes qualitative and quantitative research methods in analyzing and mapping shallot’s supply anddemand. The results show that shallot’s national production is concentrated in 5 provinces (CentralJava, East Java, West Java, West Nusa Tenggara, and West Sumatera). The productivity is relativelylow and stagnant due to limited access to technology and good agricultural practices, in both pre-and post-harvest activities. As for the demand side, due to shallot’s inelastic characteristic, thedemand is constantly growing as the population gets higher. This condition has caused West Java tobe in a constant deficit situation for shallot.Keywords: shallot, price fluctuation, supply, demand
PARTISIPASI PETANI DALAM PEMULIAN STEVIA (Kasus di Kelompok tani Mulyasari Ciwidey Kabupaten Bandung) Yayat Sukayat; Hepi Hapsari; Pandi Pardian; Dika Supyandi
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 3, No 1 (2018): Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v3i1.18193

Abstract

ABSTRAKKebutuhan gula pasir yang bersumber dari tanaman tebu (Sacharum oficinarum L) untuk konsumsi rumah tangga dan industri pada tingkat nasional menempati posisi kedua setelah beras. Ketidakmampuan produksi nasional memaksa pemerintah membuka kran impor gula pasir untuk memenuhi kekurangan. Namun tetap saja kurang, sehingga ada indikasi industri makanan/minuman menggunakan gula sintetis. Oleh karenanya, tumbuh keinginan masyarakat untuk mencari alternatif pemanis alami berkalori rendah. Salah satu sumber pemanis tersebut adalah tanaman stevia (Stevia rebudiana). Namun hingga saat ini, pengembangan stevia nasional terkendala oleh ketersediaan benih. Peneliti dan pemulia Unpad melakukan rekayasa genetika stevia melalui induksi mutasi sinar gama dalam rangka menjawab kebutuhan tersebut. Agar komoditas ini adaptif dan sesuai dengan kebutuhan pengguna, pemulia melibatkan masyarakat dalam pengembangannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keterlibatan/partisipasi pengguna dalam pengembangan benih stevia hasil rekayasa tim Unpad, mengkaji faktor-faktor yang ada hubungannya dengan partisipasi petani dalam pengembangan stevia, dan menelaah faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam penggunaan benih stevia Unpad. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi petani dalam pengembangan benih stevia adalah dalam bentuk ide/gagasan, kontribusi fisik dan kontribusi finansial. Partisipasi tidak terlepas faktor dukungan koperasi yang berfungsi sebagai penampung hasil, kelompok sebagai tempat belajar, dan petani anggota sebagai pelaku yang menjaga kuantitas dan kualitas produksi. Penggunaan benih stevia Unpad dipertimbangkan jika secara teknis stevia yang dikembangkan berumur pendek, memiliki rendemen gula yang tinggi, adaptif terhadap lingkungan, serta memiliki cabang yang cukup banyak. Kata kunci: pemuliaan stevia, partisipasi petaniABSTRACTThe need for sugar sourced from sugar cane (Sacharum oficinarum L) for household and industrial consumption at the national level occupies the second position after rice. The inability of national production forced the government to import sugar in order to meet the shortage. Import has not solved the problem, even there is an indication that food/beverage industries used synthetic sugar. Hence, desire of the community to find alternative natural low-calorie sweeteners has been growing. One of the sources of sweetener is stevia (Stevia rebudiana). Unpad researchers and breeders genetically modified stevia through induction of gamma rays in order to answer these needs. In order for this commodity to be adaptive and in accordance with the needs of users, breeders involved the community in its development. The purposre of this study was to describe the involvement/participation of users in the development of stevia seeds engineered by Unpad team, to examine factors that have to do with farmer participation in the development of stevia, and to study the factors that are considered in the use of Unpad stevia seeds. This research is descriptive qualitative research with case study techniques. The results showed that farmers' participation in the development of stevia seeds was in the form of ideas, physical contributions and financial contributions. Participation cannot be separated from several factors, namely the cooperative support, which functions as a place of results, the farmer group as a place of learning, and member farmers as actors who maintain the quantity and quality of production. The use of Unpad stevia seeds is considered if technically, developed stevia is short-lived, has a high sugar yield, is adaptive to the environment, and has quite a lot of branches.Keywords: stevia breeding, farmer participation
PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L. ) DI DESA SUKALAKSANA KECAMATAN BANYURESMI JAWA BARAT Kuswarini Kusno; Sauma Hanuuf; Pandi Pardian; Eti Suminartika
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 5, No 1 (2020): Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v5i1.28662

Abstract

Produktivitas cabai merah yang rendah menandakan terdapat masalah cukup serius pada aspek budidayanya. Perubahan iklim yang ekstrim juga menyebabkan tanaman cabai merah mengalami kerusakan. Akibatnya, produksi menurun sehingga harga produksi meningkat dan pendapatan petani menurun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keragaan usahatani cabai merah dan menganalisis pendapatan petaninya. Desain penelitian adalah metode kuantitatif dengan teknik survey terhadap 77 responden yang ditarik secara simple random sampling. Data dianalisis menggunakan distribusi frekuensi dan analisis pendapatan serta rasio Revenue Cost (RC). Hasil penelitian menunjukkan mayoritas petani di Desa Sukalaksana adalah petani gurem (berlahan sempit) yang berstatus pemilik.Rata-rata luas lahan garapan adalah 0,32 hektar. Budidaya cabai merah yang dilakukan petani berlahan sempit, sedang maupun luas melalui tahapan kegiatan yang sama dan menggunakan alat-alat pertanian yang sederhana. Tenaga kerja menggunakan buruh tani. Cabai dijual ke bandar dalam keadaan masih berwarna hijau dengan harga yang berfluktuasi setiap bulannya. Pendapatan petani berlahan sempit, sedang, dan luas per hektar per musim tanam masing-masing adalah Rp 15.750.817, Rp 43.092.359, Rp 49.091.756. Jadi, makin tinggi luas lahan, makin tinggi tingkat pendapatan petaninya. Berdasarkan analisis rasio RC, usahatani di semua kategori luas lahan adalah menguntungkan. Nilai R/C tertinggi dicapai oleh usahatani di lahan sedang yakni 2,4.Kata kunci: cabai merah, keragaan, usahatani, analisis pendapatanAbstractThe low productivity of red chili indicates that there is a serious problem in the cultivation aspect. In addition, extreme climate change also causes red chili plants to be damaged. As a result, production decreases so that the price of production increases and farmers' income decreases. This research was conducted to determine the performance of red chilli farming and analyze farmers' income. The research design was a quantitative method with a survey technique of 77 respondents drawn by simple random sampling. Data were analyzed using frequency distribution, income analysis and Revenue Cost (RC) ratios. The results showed the majority of farmers in Sukalaksana Village were smallholders (narrow land) who were the owners. The average area of land under cultivation was 0.32 hectares. Red chilli cultivation was carried out by farmers with narrow, medium and wide land through the same stages of activity using traditional tools. The labor used was laborers. Chili was sold to the wholesaler (‘bandar”) in green conditions with prices that fluctuate each month. The income of farmers who have narrow, medium and wide land per hectare per planting season was Rp. 15,750,817, Rp. 43,092,359, Rp. 49,091,756, respectively. So, the higher the area of land, the higher the level of farmer income. Based on the RC ratio, farming in all of categories of land area is profitable. The highest R / C value was achieved by farming on medium land, which is 2.4.Keywords: red chili, performance, farming, income analysis
ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN) BAWANG MERAH DI JAWA BARAT Trisna Insan Noor; Pandi Pardian; Adi Nugraha
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 1, No 1 (2016): Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.394 KB) | DOI: 10.24198/agricore.v1i1.22684

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk mengevaluasi kinerja rantai nilai bawang merah di Jawa Barat, yangmenitik beratkan pada proses penambahan nilai dan aspek keadilan dalam pembagian pendapatan disetiap pelaku yang terlibat di dalam rantai. Peta pelaku, sebaran penambahan nilai, dan pembagiankeuntungan dalam rantai nilai bawang merah dijabarkan, dilengkapi oleh formulasi saran kebijakandemi meningkatkan kinerja rantai nilai bawang merah yang dilandasi aspek keadilan. Metode yangditerapkan pada kajian ini adalah pendekatan rantai nilai, yang merupakan suatu kerangka kunci untukmemahami berbagai penggunaan input dan jasa secara bersama yang digunakan untuk menumbuhkan,mengubah, atau menghasilkan suatu produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar nilaitambah dari agribisnis bawang merah dinikmati oleh para pelaku yang terlibat dalam rantai pasokanbawang segar (52,39%-70,23%), sedangkan sisanya dinikmati oleh pelaku yang berasal dari luar rantaipasokan bawang merah segar (29,77%- 47,61%). Hasil analisis juga menunjukan bahwa penerimanilai tambah terbesar di antara para pelaku adalah petani (39,87%), sementara penerima nilai tambahterkecil adalah penebas (10,62%). Namun besar kecilnya nilai tambah yang diperoleh setiap pelakutidak mencerminkan nilai keuntungan yang diterimanya, karena keuntungan lebih dipengaruhi olehfrekuensi transaksi dari setiap pelaku.Kata kunci: bawang merah, rantai nilai, nilai tambah, aspek keadilan, Jawa Barat
Strategi Pengembangan Benih Bawang Putih di Kecamatan Agrapura Kabupaten Majalengka Pandi Pardian; Trisna Insan Noor
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 4, No 1 (2019): Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.487 KB) | DOI: 10.24198/agricore.v4i1.22953

Abstract

Abstrak Kabupaten Majalengka telah lama dikenal sebagai salah satu sentra bawang merah, selain bawang merah ternyata produksi bawang putih juga dilakukan di Kabupaten Majalengka. Salah satu kegiatan yang dilakukan pemerintah untuk mendukung produksi bawang putih di Kabupaten Majalengka adaalh dengan membuat program  mengembangkan sistem produksi perbenihan bawang putih untuk mendukung produksi benih bawang secara kontinu dan berkualitas, sehingga hasil produksi bawang putih lebih baik dan berkembang. Program pengebangan benih bawang putih kerjasama dengan importir dari benih yang didatangkan oleh impotir tenyata memiliki beberapa permasalahan utama diantaranya tidak berumbi. Hal tersebut menarik peneliti untuk melakukan penelitian terkait strategi pengembangan benih bawang putih di Kabupaten Majalengka. Penelitian ini menggunakan metode survey sedangkan untuk mengetahui strategi pengembangan benih bawang putih dengnan alat analisis AHP (Analitycal Hierarchy Process). Sedangkan data yang dipergunakan dalam penelitian adalah data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dari survey, sedangkan data sekunder diperoleh dari pencatatan/keterangan dari instansi terkait serta laporan hasil penelitian terdahulu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alternative strategi pengembangan benih bawang putih adalah melakukan kerjasaa dengn petani atau kelompok tani dengan penggunaan dan kesiapan teknologi budidaya serta jaminan pasar hasil produksi benih.Kata Kunci : Bawang Putih, Benih, Analytical Hierarchy Proces , Majalengka.AbstractMajalengka Regency has been known as one of the centers of shallots. Besides shallots, in Majalengka Regency also it turns out garlic production. One of the activities carried out by the government to support garlic production in Majalengka Regency is creating a program to develop a production system for garlic seedlings to support continuous and quality production of onion seeds, so that garlic production is better and growing. The garlic seed development program in cooperation with importers has several main problems including non-tuber. This attracted researchers to conduct research related to the strategy of developing garlic seeds in Majalengka Regency. This study uses a survey method while to determine the strategy of developing garlic seeds with AHP (Analytical Hierarchy Proces). This study uses primary and secondary data. Primary data is obtained from surveys, while secondary data is obtained from recording/ information from relevant agencies and reports on previous research results. The study results indicate that the alternative strategy for developing garlic seeds is to collaborate with farmers or farmer groups with the use cultivation technology and market guaranteed for the seeds production.Keywords: Garlic, Seeds, Analytical Hierarchy Proces,  Majalengka. 
TRANSFORMASI PETANI MENJADI ENTREPRENEUR (Studi Kasus pada Program Wirausaha Muda Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran) Gema Wibawa Mukti; Rani Andriani; Pandi Pardian
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 3, No 2 (2018): Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.78 KB) | DOI: 10.24198/agricore.v3i2.20491

Abstract

ABSTRAKPetani masa kini dituntut memiliki jiwa kewirausahaan dan juga kemampuan manajemen usaha yang baik sehingga memiliki daya saing yang tinggi untuk menghadapi perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis pertanian.  Tantangan bagi sektor pertanian di Indonesia saat ini adalah memfasilitasi pengembangan wirausaha petani muda agar menjadi petani modern di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui transformasi petani sebagai hasil dari proses pendidikan kewirausahaan yang diberikan kepada petani muda terdidik. Mereka adalah lulusan Perguruan Tinggi (Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran) yang mengikuti Program Wirausaha Muda Pertanian (PWMP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan kompetensi kewirausahaan dapat diarahkan kepada petani muda terdidik yang memiliki semangat yang besar untuk berkembang. Petani muda yang berasal dari lulusan Perguruan Tinggi menjadi sangat potensial karena umumnya mereka memiliki keberanian mengambil risiko,  mampu mengenali kelebihan atau potensi dirinya, selalu berorientasi pada proses dan hasil, adaptif terhadap perubahan, selalu berinovasi untuk kemajuan usahanya, bersedia untuk berjejaring dan berkolaborasi secara positif dengan pihak lain sehingga semua pihak dapat berkembang dan sukses secara bersama – sama, selalu membangun jaringan usaha (silaturahmi) dengan mitra dan stakeholder.Kata kunci: Wirausaha Muda, Kolaboratif, Transformasi, Petani MudaABSTRACTModern farmers must have an entrepreneurial spirit as well as good business management skills so it has a high competitiveness to cope with business changes. The challenge for the agricultural sector in Indonesia at this time is to facilitate the development of young entrepreneur farmers to become a modern farmer in the future. This study aims to determine the transformation of farmers as a result of the entrepreneurship education process provided to educated young farmers. They are graduates of Higher Education (Faculty of Agriculture, Padjadjaran University) who follow the Programe. The results show that the development of entrepreneurial competence can be directed to educated young farmers who have a great passion to be an entrepreneurial farmers. Young become very potential because generally they have the courage to take risks, be able to recognize their strengths or potentials, always oriented to process and outcomes, adaptive to change, always innovate for the progress of their business, willing to network and collaborate positively with other parties so that all parties can grow and succeed together, always build a business network with partners and stakeholders.Keywords: Young Entrepreneur, Collaborative, Transformation, Young Farmers   Kata kunci: Wirausaha Muda, Kolaboratif, Transformasi, Petani Muda
EFEKTIVITAS IKLAN PADA MEDIA SOSIAL INSTAGRAM KOJAMA SHOP DENGAN PENDEKATAN AIDA MODEL Shilla Novira Pertiwi; Pandi Pardian; Lucyana Trimo; Agriani Hermita Sadeli
Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 7, No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v7i1.4527

Abstract

Many parties such as business people have used technological developments to facilitate their marketing activities. The technology that is often used in marketing, especially in the promotional aspect, is social media instagram. One of the business players who use Instagram as a promotional media is Kojama Shop, an online shop that sells avocado butter and other local fruits. This report is written with objective of knowing the advertising effectiveness of social media instagram Kojama Shop. The sampling technique used to research was convenience sampling on Kojama Shop active followers. This research used AIDA model method which consists of four dimensions; attention, interest, desire, and action. The results prove that the advertisement on Kojama Shop instagram is considered very effective with a value of 4.337 for the attention dimension, 4.26 for the interest dimension, and 4.277 for the desire dimension. Meanwhile, it was considered effective with a value of 4.117for the action dimension. The improvement recommendations for the action dimension are to develop and provide innovations in promotional methods to increase consumer confidence in making purchases. The results of this study also prove that the overall value of the AIDA is considered very effective with an AIDA Rate value of 4.248.
PENGARUH KUALITAS DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN MINAT EWOM SAYURAN ORGANIK DI WARUNG SEHAT 1000 KEBUN Velanda Ahtayary Putri; Agriani Hermita Sadeli; Pandi Pardian; Trisna Insan Noor
Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 6, No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.349 KB) | DOI: 10.25157/ma.v6i2.3268

Abstract

Organic vegetables are one of the organic food products that are widely consumed by the public, including the customers of Warung Sehat 1000 Kebun. However, the view that the quality and price of organic vegetables is no better and cheaper than non-organic vegetables makes researchers want to know whether it affects customer satisfaction and whether there is an interest of customers to do e-word of mouth (social media) or the wide-ranging internet. This study aims to describe Warung Sehat 1000 Kebun's consumer behavior regarding product quality and prices, to customer satisfaction, and e-word of mouth (eWOM) interest. The method used in this study is an explanatory method to test hypotheses with Partial Least Square (PLS) analysis tools. The results showed that satisfaction was significantly influenced by the quality and price of the product. While e-wom's interest is not significantly influenced by both product quality, product prices, and customer satisfaction.
Co-Authors Achdya Kusumah Achmad Dzaky Arrosyid Adhadian Akbar Adi Nugraha Adi Nugraha Adzkia, Yamandita Agriani Hermita Sadeli Agustiana, Dwinita Ahmad Choibar Tridakusumah Ahmad Thoriq Alharitsza, Elshafira Anang Muftiadi Anne Charina Annisa Agustina Armenia Ridhawardani Asri Nurrizka Hendarliana Aulia, Reza Melvina Belva Ilaika Rahmadini Girawan Bobby Rachmat Saefudin Cahyani, Elisa Happy Chabibah, Chabibah Devi Rahmawati Dhany Esperanza Dika Supyandi Dika Supyandi Dika Supyandi Dinah Triayu Asmirasari Dini Rochdiani Dwinita Agustiana Eddy Renaldi Eka Purna Yudha Eliana Wulandari Elly Rasmikayati Erlangga, Muhamad Erna Rachmawati Ernah Ernah Ernah, Ernah Eti Suminartika Evita, Beatrice Fadhilah, Adistia Faujiah, Sifa Gema Wibawa Mukti Gema Wibawa Mukti Gema Wibawa Mukti Gloria, Jeanete Gwendelin Hanifa Kuswatim, Salsabila harina, Anne Hasbi Salman Elli Hepi Hapsari Heru Ryanto Hesty Nurul Utami Hidayati, Syarif Ika Putri Rahmasari Iwan Setiawan Jayusman, Hera Kusmiati Jihan Marha Julia, Anna Karin Nafia Pramesti Kreshtanti Ericha Pramesti Kusno, Kuswarini Kuswarini Kusno Kuswarini Kusno Kuswarini Kusno Larasati, Farah Lestari, Goldie Shaumy Lucyana Lucyana Trimo Lucyana Trimo, Lucyana Lutfhi Juansah Madasanasa, Amienda Cahya Mahra Arari Heryanto Manthiq, Hanif Marshell, Christhoper Mia Meliani Muhammad Arief Budiman Muhammad Arief Budiman Muhammad Haikal Nabilla Istiqomah Nadhifa Kartika Putri Nikita Novalin Simaremare Nova Elfrida Manullang Nur Sari Nur Syamsiah Nur Syamsiah Nur Syamsiyah Nur Syamsiyah Nur Syamsiyah Nur Syamsiyah Nurjannah, Hanifah Putri, Maura Zhafira Raden Maulidya Khairunnisa Rani Andriani Rani Andriani Rani Andriani BK Rani Andriani Budi Kusumo Reina Ayu Cecilia Risyad M. Ikhsan Ronnie Susman Natawidjaja Salimah, Alya Izzati Salsabiila, Defira Sari, Medi Atikah Sauma Hanuuf Shilla Novira Pertiwi Sonia Az Zahra Sri Fatimah Sri Fatimah Sulistyodewi Nur Wiyono SUPYANDI, DIKA Syarif Hidayat Teguh Santoso Trimo, Lucyana Trisna I. Noor Trisna Insan Noor Tuti Karyani Velanda Ahtayary Putri Yayat Sukayat Yayat Sukayat Yayat Sukayat Yayat Sukayat, Yayat Yohana Esfrensa Millenia Indah Simatupang Yosini Deliana Yubilanti, Laurensia Sri Zumi Saidah