p-Index From 2020 - 2025
7.731
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Journal of Agroecology AGROVET AGRISAINS MEDIA LITBANG SULTENG Jurnal Kelautan : Indonesian Journal of Marine Science and Technology Jurnal Ilmu Kelautan Spermonde Jurnal Ilmiah Pangabdhi Jurnal Pertanian Terpadu Omni-Akuatika JURNAL GALUNG TROPIKA Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA) Proceeding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Jurnal Kelautan Nasional Jurnal Biosilampari: Jurnal Biologi Jurnal Iktiologi Indonesia (Indonesian Journal of Ichthyology) Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Journal of Aquaculture and Fish Health Jurnal Sains Teknologi Akuakultur MONSU'ANI TANO Jurnal Pengabdian Masyarakat Jurnal Abdi Insani Jurnal Perikanan Pantura Juvenil: Jurnal Ilmiah Kelautan dan Perikanan Arwana: Jurnal Ilmiah Program Studi Perairan JAGO TOLIS : Jurnal Agrokompleks Tolis Media Eksakta Media Akuatika: Jurnal Ilmiah Jurusan Budidaya Perairan Jurnal Ilmiah AgriSains JOMPA ABDI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Makara Journal of Science Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan Eumpang Breuh: Jurnal Pengabdian Masyarakat Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Mitra Sains Jurnal Perikanan Genbinesia Journal of Biology
Claim Missing Document
Check
Articles

Studi Kondisi Tutupan Terumbu Karang Pada Zona Inti Di Kawasan Konservasi Perairan Daerah Banggai, Banggai Laut, dan Banggai Kepulauan (KKPD BANGGAI) Propinsi Sulawesi Tengah Alfiani Eliata Sallata; Novalina Serdiati; Fathuuddin Fathuuddin
Jurnal Kelautan Vol 15, No 3: Desember (2022)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v15i3.17309

Abstract

ABSTRACTThe Banggai KKPD is located in the coastal area and small islands of Banggai Regency, Banggai Archipelago and Banggai Laut which has the potential for coral reef biodiversity with a fairly wide expanse of coral reefs along the coast and small islands. The core zone area in the Banggai Conservation Area is 42,879.58 ha or 5.01%. The aim of this research is to provide initial data (T0) related to the health condition of coral reef ecosystems in the core zone of the Banggai Water Conservation Area. This research was carried out for 2 months, namely in October - November 2019, with a total of 10 observations. Coral cover data was collected using the UPT (Underwater Photo Transect) method. The condition of corals in the core zone of the Banggai KKPD varies greatly, ranging from damaged, moderate, to found corals in very good condition. The results of the analysis of coral reefs in the core zone in the Banggai KKPD area have an average percentage value of 29.93% so that the condition of the corals at 10 points is in the "MEDIUM" category. The base substrate cover in Banggai MPA apart from live hard corals was also dominated by dead corals (38.35%) and abiotic components (16.80%) such as sand and coral fractures.Keywords: Coral Reef, Banggai Conservation Area, Core ZoneABSTRAKKKPD Banggai terletak di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Kabupaten Banggai, Banggai Kepulauan dan Banggai Laut yang memiliki potensi keanekaragaman hayati ekosistem terumbu karang dengan hamparan terumbu karang yang cukup luas di sepanjang pesisir dan pulau-pulau kecilnya. Luas zona inti pada Kawasan Konservasi Banggai adalah 42.879,58 ha atau 5,01%. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah menyediakan data awal (T0) terkait kondisi kesehatan ekosistem terumbu karang pada zona inti Kawasan Konservasi Perairan Daerah Banggai. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu pada bulan Oktober - November 2019, dengan jumlah stasiun pengamatan sebanyak 10 titik. Pengambilan data tutupan karang menggunakan metode UPT (Underwater Photo Transect = Transek Foto Bawah Air). Kondisi karang pada zona inti di KKPD Banggai sangat bervariasi mulai dari karang rusak, sedang, hingga dijumpai karang dengan kondisi sangat baik. Hasil analisis diperoleh terumbu karang pada zona inti di kawasan KKPD Banggai memiliki persentase tutupan rata-rata yaitu 29,93% sehingga kondisi karang pada 10 titik pengamatan berada dalam kategori “SEDANG”. Tutupan substrat dasar di KKPD Banggai selain karang keras hidup juga didominasi oleh karang mati (38,35%) dan komponen abiotik (16,80%) seperti pasir dan patahan karang.Kata Kunci: Terumbu Karang, Kawasan Konservasi Banggai, Zona Inti 
Evaluasi Tepung Bulu Seribu (Acanthaster planci) sebagai Kandidat Bahan Pakan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) muhammad safir; Novalina Serdiati; Kasim Mansyur; Fadly Y. Tantu
Jurnal Media Akuatika Vol 7, No 4 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jma.v7i4.28133

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas pakan berbahan baku tepung bulu seribu (Acanthaster planci) sebagai bahan baku pakan untuk udang vannamei (Litopenaeus vannamei). Pakan yang diujikan adalah pakan dengan penambahan tepung bulu seribu (A. planci), dan tanpa penambahan tepung bulu seribu (A. planci) (kontrol) dalam formulasi pakan. Kandungan protein kedua pakan uji adalah sama (35%). Parameter yang diamati yakni kualitas kimia (kandungan nutrien pakan), kualitas fisik (homogenitas bahan, kecepatan tenggelam, kecepatan pecahdan tingkat kekerasan pakan), dan kualitas biologi (daya pikat) pakan. Hasil analisis secara deskriptif menunjukkan bahwa pakan dengan penambahan tepung bulu seribu (A. planci) memiliki kualitas kimia pakan relatif sama (kadar protein), kadar lemak, dan kadar bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) lebih tinggi, serat kasar dan kadar abu yang lebih rendah dari pakan kontrol. Kualitas fisik pakan meliputi tingkat homogenitas dan kecepatan pecah pakan relatif sama, sedangkan kecepatan tenggelam dan tingkat kekerasan pakan lebih tinggi pada pakan dengan penambahantepung bulu seribu (A. planci). Kualitas biologi (daya pikat) pakan lebih cepat pada pakan dengan penambahan tepung bulu seribu (A. planci). Kesimpulan, penambahan tepung bulu seribu (A. planci) sebagai bahan baku pakan udang vannamei (L. vannamei) memberikan kualitas kimia, fisik, dan biologi pakan yang lebih tinggi dibandingkan pakan tanpa penambahan tepung bulu seribu (A. planci).Kata kunci: Acanthaster planci, aroma, asam amino, bahan baku, pertumbuhan, protein pakan. 
Keanekaragaman Makrozoobentos di Pantai Tukak Kabupaten Bangka Selatan Dwi Rosalina; Dini Sofarini; Novalina Serdiati; Suci Puspita Sari
Jurnal Kelautan Nasional Vol 17, No 3 (2022): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkn.v17i3.9982

Abstract

Makrozoobentos adalah hewan yang hidup di dasar perairan. Makrozoobentos dipergunakan sebagai hewan indikator terhadap pencemaran di suatu perairan. Penelitian tentang makrozoobentos di Pantai Tukak Kabupaten Bangka Selatan telah dilakukan pada April 2012. Tujuan penelitian ini menghitung kepadatan, kepadatan relatif, frekuensi kehadiran, nilai penting, keanekaragaman, keseragaman, dominansi dan korelasi antara parameter fisik-kimia perairan dengan keanekaragaman. Metode yang digunakan adalah Purposive Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makrozoobenthos yang ditemukan dalam stasiun pengamatan terdiri dari 30 spesies dari kelas Gastropoda, Bivalvia, Polychaeta, Merostomata, Holothuroidea, Asteroidea dan Crustacea. Nilai kepadatan 52-745 ind/m2. Semua stasiun memiliki kepadatan relatif dan frekuensi relatif yang sama yaitu 100. Semua stasiun memiliki Nilai penting yang sama yaitu 200. Nilai keanekaragaman berkisar antara 1,682 – 2,413. Nilai keseragaman jenis berkisar antara 0,427 - 0,881. Nilai dominansi berkisar antara 0,108 - 0,219. Korelasi antara keanekaragaman dengan salinitas, pH, liat, DO, debu dan nitrogen adalah positif. Nilai korelasi antara keanekaragaman dengan suhu, pasir, kecepatan arus, C-organik dan fosfor adalah negatif.
Fermentasi Bahan Baku Nabati Pakan dengan Cairan Rumen Sapi dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Muhammad Safir; Novalina Serdiati; Aswad Eka Putra; Yesaya Warisyu
Juvenil Vol 4, No 1: Februari (2023)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v4i1.18792

Abstract

ABSTRAKIkan mas adalah salah satu ikan air tawar yang bersifat herbivor. Pakan sebagai sumber nutrien dalam pembesaran ikan mas umumnya terbuat dari beberapa campuran bahan baku nabati. Penggunaan bahan baku nabati tanpa pengolahan dapat menurunkan pertumbuhan ikan karena kandungan serat dan zat antinutrisnya yang relatif tinggi. Cairan rumen sapi merupakan salah satu bahan kaya akan enzim dan mikroorganisme yang berperan dalam menurunkan serat kasar dan zat antinutrisi pada bahan nabati pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis cairan rumen sapi yang tepat sebagai bahan fermentasi pada seluruh bahan nabati pakan dalam meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan mas. Penelitian didesain menggunakan rancangan acak lengkap. Perlakuan yang diujikan yakni dosis penggunaan cairan rumen sapi (0%, 25%, 50% dan 75% dari bobot bahan nabati pakan). Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan cairan rumen sapi sebagai bahan fermentasi bahan nabati dalam pembuatan pakan memberikan pengaruh nyata (p0,05) terhadap laju pertumbuhan spesifik harian (LSPH), pertambahan bobot individu (PBI), rasio konversi pakan (RKP). LSPH dan PBI tertinggi serta RKP terendah diperoleh pada perlakuan dosis cairan rumen sapi 75% per bobot sampel bahan nabati yakni secara berurut sebesar 2,87 % hari-1, 1,18 g dan 1,77. Kelangsungan hidup selama pemeliharaan untuk semua perlakuan berkisar antara 66,67-80,0%. Kualitas air selama pemeliharaan meliputi pH (5,8-8,1), suhu (28-30 ºC), oksigen terlarut (5,0-6,8 ppm), dan amonia  (0,05-0,01 ppm) masih dalam kategori sesuai untuk pemeliharaan benih ikan mas. Dosis penggunaan cairan rumen sapi sebagai bahan fermentasi bahan baku nabati pakan yang memberikan nilai terbaik diperoleh pada perlakuan D (75% cairan rumen sapi).Kata Kunci: Bahan baku pakan, Kelangsungan hidup, Rasio konversi pakanABSTRACTThe carp (Cyprinus carpio) is a herbivorous freshwater fish. Feed as a source of nutrients in carp grow-out is generally made from a mixture of plant-based ingredients. The use of unprocessed plant materials can inhibit fish growth due to the relatively high fiber and anti-nutrient content. Bovine rumen fluid is rich in enzymes and microorganisms that can reduce crude fiber and anti-nutrient content in plant-based feed ingredients. This study aimed to determine the best dose of bovine rumen fluid used as a plant-based feed ingredient fermentation agent in terms of improving the growth and survival of carp fry. The study used a complete randomized design. The treatments trialed were various doses of bovine rumen fluid (0%, 25%, 50% and 75% of plant-based feed ingredients by weight). The results showed that using bovine rumen liquid to induce fermentation of plant-based feed ingredients during feed manufacturing had a significant effect (p0.05) on specific growth rate (SGR), individual weight gain (IWG), and feed conversion ratio (FCR). The highest SGR and IWG and the lowest FCR (2.87% day-1, 1.18 g and 1.77, respectively) were obtained under the bovine rumen fluid dose of 75% plant-based ingredient weight. Across all treatments, survival rate during the study period ranged from 66.67-80.0%. Water quality remained within suitable ranges for carp fry rearing, as follows: pH (5.8-8.1), temperature (28-30ºC), dissolved oxygen (5.0-6.8 ppm), and ammonia (0.05-0.01 ppm). The dosage of bovine rumen fluid that provided the best results when used as a fermentation agent for plant-based ingredients in carp fry feed was treatment D (75% bovine rumen fluid by weight).Key words: Feed ingredients, Survival, Feed conversion ratio.
GENOTOXIC EFFECT ON HEMATOLOGICAL AND MICRONUCLEUS ALTERATION OF COMMON CARP (Cyprinus carpio L.) EXPOSED BY GLYPHOSATE-BASED HERBICIDE R Adharyan Islamy; Abdul Rahem Faqih; Yuni Kilawati; Yunita Maimunah; Mohamad Fadjar; Veryl Hasan; Wahyu Isroni; Novalina Serdiati; Ayu Winna Ramadhani; Diana Aisyah
Jurnal Perikanan Pantura (JPP) Vol 6 No 1 (2023): MARET 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/jpp.v6i1.944

Abstract

Study aims to analyze the genotoxic potential of glyphosate-based herbicide on common carp (Cyprinus carpio L) using Micronucleus and hematological assay. The concentration of Glyphosate-based herbicide in this study was 0 ppm, 1.35 ppm, 1.8 ppm, 2.4 ppm, 3.2 ppm, 4.2 ppm, 6.5 ppm, and 8.7 ppm. Administration of herbicide base on modification of published methods with 96 hours of exposure. This research result has shown that the average number of micronuclei was increased simultaneously with increasing the concentration of herbicide exposure. There are also other types of cell nucleus abnormalities, namely: blebbed, lobed, notched, and binuclear. In the treatment of 0 ppm of herbicide shown blebbed nuclei are 8 ‰, lobed nuclei are 6.6 ‰, notched nuclei are 10 ‰, binuclei is 4 ‰. From the research results, it can be concluded that the LC50-96 hours exposure of the herbicide isopropylamine glyphosate in carp (Cyprinus carpio L.) was obtained at a concentration of 8.57 ppm. Based on the evaluation on hematology, it was found that there was a decrease in the number of erythrocytes, hematocrit, and hemoglobin of fish blood, whereas the number of leukocytes, micronuclei, and other abnormal micronuclei showed an increase along with the increase in the dose of exposure to the herbicide isopropylamine glyphosate, which indicates a genotoxic effect.
Spawning potential ratio of comercially important spiny lobster in Donggala Waters Central Sulawesi Muh Saleh Nurdin; Salim Salim; Nur Hasanah; Aswad Eka Putra; Teuku Fadlon Haser; Akbar Marzuki Tahya; Novalina Serdiati; Kasim Mansyur; Madinawati Madinawati
Arwana: Jurnal Ilmiah Program Studi Perairan Vol 5 No 1: Mei 2023
Publisher : Program Studi Akuakultur, Fakultas Pertanian, Universitas Almuslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51179/jipsbp.v5i1.1765

Abstract

Currently, spiny lobster fishery in Indonesia ranks third as an export commodity from the crustacean subphylum after shrimp and blue swimming crab – mud crab. Most of the spiny lobster export needs still rely on wild population resulting in fishing pressure. To ensure the sustainability of spiny lobster stocks, information of the Spawning Potential Ratio (SPR) is needed. This study aims to analyze SPR of spiny lobsters of Panulirus femoristriga and P. versicolor species. The research was conducted in May − November 2022 in Donggala Regency waters. SPR analysis uses the Length-Based SPR method. The results showed that the stock status of P. femoristriga and P. versicolor had experienced growth overfishing and recruitment overfishing with estimated SPRs of 17 and 11%, respectively. Fishing regulations are needed to maintain a sustainable spiny lobster fishery through increased participation of stakeholders in the implementation, monitoring and evaluation of the regulations set by the government. In addition, it is necessary to reduce of efforts 27 − 33% from the current exploitation rate to E50 0.28.
Analisis Jenis dan Kandungan Makanan Oreochromis mossambicus dan Oreochromis nilotica asal Danau Lindu Syech Zainal; Manap Trianto; Novalina Serdiati; Raya Agni
Media Eksakta Vol 19 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/me.v19i1.3461

Abstract

The purpose of this study was to describe the type and content of food for Mujair and tilapia fish from Lake Lindu by means of a section and taking gastric contents and observing and analyzing them. The stages of the research were fish sampling, surgery (section), research in the laboratory and testing the nutritional content of food (carbohydrates, protein and fat). The research samples were Mujair fish (Oreochromis mossambicus) and Tilapia (Oreochromis nilotica) from Lake Lindu. Based on research obtained by the types of fish food O. mossambicus obtained two groups of Phytoplankton namely, Oedogonium sp, Anabaena sp, Nostoc sp, Oscillatoria princeps, Diatomae sp, Navicula gysingen, Rivularia sp, Coelastrum sphaericum, and Zooplankton namely Chironomus sp, Dugesia tigrina. There were eight types of food for O. nilotica, consisting of six types of phytoplankton, namely Oedogonium sp, Anabaena sp, Nostoc sp, Oscillatoria princeps, Rivularia sp, Coelastrum sphaericum and 2 types of zooplankton feed, namely Chironomus sp and Dugesia tigrina. The nutritional content of fish food/feed is protein (15.18%), fat (19.20%), and carbohydrates (1.9%).
Microhabitat association and population status of the Luwuk introduced Banggai cardinalfish (Pterapogon kauderni Koumans, 1933) population Novalina Serdiati; Abdul Gani; Deddy Wahyudi; Abigail Mary Moore; Samliok Ndobe
Depik Vol 10, No 3 (2021): December 2021
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (820.778 KB) | DOI: 10.13170/depik.10.3.23501

Abstract

The Banggai cardinalfish Pterapogon kauderni is the Indonesian national marine ornamental fish mascot, and an object of national and international conservation concern. The endemic population of this species is limited to the Banggai Archipelago in Central Sulawesi, Indonesia and a few nearby islands in North Maluku. In addition, introduced populations have become established, mainly along ornamental fish trade routes. The National Action Plan for Banggai Cardinalfish Conservation (NAP-BCFC) calls for monitoring and management of all P. kauderni populations. A survey of the Luwuk introduced P. kauderni population was carried out in October 2021.   Data were collected at three sites with established P. kauderni populations: the ferry harbour, public harbour (Teluk Lalong) and a recreational area on the nearby coast (Kilo 5). P. kauderni were recorded by microhabitat association and size class (recruits, juveniles, adults). Data collected were compared with data from previous surveys where available. With the exception of one group in a sea anemone at Kilo 5, all P. kauderni were associated with Diadema sea urchins (D. setosum at all sites; D. savignyi at Kilo 5). At Kilo 5 P. kauderni the population structure indicates the possible capture of market-sized juveniles. Overall abundance was also lower compared to the polluted but unfished harbours. The proportion of recruits was significantly negatively correlated with the ratio of adult P. kauderni to Diadema urchins. The results will inform regional legislation currently in preparation to support sustainable management of P. kauderni populations, habitat and microhabitat in Central Sulawesi, as well as contributing to NAP-BCFC targets.Keywords:Banggai cardinalfishEndangered speciesDiademaMicrohabitat,MonitoringOrnamental fisheryLocal regulation
Maskulinisasi Ikan Platy Pedang (Xiphophorus hellerii) melalui Perendaman Larva dalam Larutan Madu dengan Dosis Berbeda Ariatna Dewi Mangia; Novalina Serdiati; Irawati Mei Widiastuti
Jurnal Ilmiah AgriSains Vol. 24 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah AgriSains
Publisher : Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jiagrisains.v24i1.2023.1-8

Abstract

Ikan platy pedang jantan memiliki keindahan bentuk, warna lebih mencolok dibanding betina, sehingga harga jual ikan platy pedang jantan lebih tinggi dibandingkan dengan betina. Oleh karena itu, para pembudidaya berupaya meningkatkan produksi ikan platy pedang jantan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis madu yang berbeda terhadap maskulinisasi ikan platy pedang (Xiphophorus hellerii) melalui perendaman larva. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan yang diujikan dalam penelitian yaitu perendaman larva dengan dosis madu 0 mL, 25 mL, 30 mL, dan 35 mL masing-masing per liter air. Hasil analisis ragam (ANOVA) penelitian menunjukkan bahwa perendaman larva ikan platy pedang (Xiphophorus hellerii) dalam larutan madu, berpengaruh nyata terhadap maskulinisasi (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis madu yang diberikan, semakin tinggi pula jumlah persentase jantan yang dihasilkan. Dengan demikian perendaman larva ikan platy pedang dalam larutan madu mampu mengarahkan gonad larva ikan platy pedang yang belum terdiferensiasi menjadi jantan. Perendaman dalam larutan madu dengan dosis 35 ml/L selama 7 jam menunjukkan persentase maskulinisasi tertinggi yaitu sebesar 67,86%.
Response of Growth, Albumin, and Blood Glucose of Snakehead (Channa Striata) Juvenile Feed with the Addition of Different Animal Protein Sources Novalina Serdiati; Muhammad Safir; Umul Rezkiyah; R Adharyan Islamy
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No 6 (2023): June
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i6.3618

Abstract

Snakehead fish or Channa Striata is a type of freshwater fish that has high economic value in Indonesia. Aims of this study was to evaluating the effect of adding different protein sources to snakehead fish feed on fish growth, blood glucose levels, and albumin content of snakehead fish (Channa Striata). This study consisted of 3 treatments and each was given 6 replications. Treatment A: Use of feed made from nilem fish flour. Treatment B: Use of feed made from golden snail flour and Treatment C: Use of feed made from earthworm flour. The best daily growth was obtained by using feed containing animal protein sources from earthworm flour of 1.85 g. The albumin level of snakehead fish at the end of rearing was highest in the treatment using feed made from earthworm flour (5.106%). followed by golden snail flour (4.802%) and nilem fish meal (4.492%). Snakehead fish blood glucose levels 2 hours after consuming the feed increased in all treatments, with the highest value in the treatment of golden snail flour and earthworms (112 mg/dL). Followed by nilem fish meal (105 mg/dL). However blood glucose levels 4 hours after consuming the feed decreased in all treatments. With the highest reduction occurring in the treatment using earthworm flour (38 mg/dL). Followed by golden snail flour (58 mg/dL) and nilem fish meal (92 mg/dL).
Co-Authors A. Masyahoro, A.Masyahoro A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abdul Gani Abdul Gani Abdul Gani Abdul Masyahoro Abdul Rahem Faqih Abigail Mary Moore Abigail Moore Achmad Afif Bakri Achmad Rizal Achmad Rizal Adetya Maryani Adrianton A. Adriany, Devita Tetra Akbar Marzuki Tahya Akbar Marzuki Tahya Alfiani Eliata Sallata Alimudin Laapo Andi Iqbal Burhanuddin Ariatna Dewi Mangia Armansya, Armansya Arwansa Arwansa Asgar Taiyeb Asriani Hasanuddin Aswad Eka Putra Ayu Winna Ramadhani Azmi, Fauziah Bakri, Achmad Afif Burhanuddin Haji Nasir Burhanuddin Nasir Cahyani, Regita Christian Julianto Opi Dance Tangkesalu Danty, Astri Rahma Dawam Heksa Satria Deddy Wahyudi Deddy Wahyudi Desiana Trisnawati Tobigo Deva Elvina Sari Devita Tetra Adriany Diana Aisyah Dini Sofarini Dwi Rosalina Dwi Sulistiawati Eka Rosyida Ellen Oktanike Merpati Fachri Ramadhan Tamrin Fadly Y Tantu Fathuuddin Fathuuddin Fitri Sil Valen Gina N. Putri Hartina Hartina Haser, Teuku Fadlon Hendrahmat Ocktovian Herjayanto, Muh. I Ketut Suada I Made Antara Ibrahim, Fadhila A Ici Arfanika Indira Ghandi Insarullah, Insarullah Intan Sukarmin Maasily Irawati Mei Widiastuti Islamy, R Adharyan Islamy, Raden Adharyan Isroni, Wahyu Izhar Izhar Jalalludin Moh Ikram Jamaluddin Jamaluddin Jamaluddin Jusmanto Jusmanto Jusri Nilawati Jusri Nilawati Karimullah Karimullah Kasim Mansyur Kasim Mansyur Kasim Mansyur, Kasim Khartiono, Lady Diana Lamusa, Arifudin Madinawati Manap Trianto Mangitung, Seftina Fifi Mangitung, Septina Fifi Moh. Riyadi MOHAMAD FADJAR Moore, Abigail Mary Muh. Iqbal Adam Muh. Saleh Nurdin Muhammad F. Haq Muhammad Nur Muhammad Safir Muhammad Safir Muhammad Safir Muliati Muliati, Muliati Musayyadah Tis’in Nasmia Nur Edy Nur Hasanah Nur Hasanah Nurjirana Nurjirana Nurjirana, Nurjirana Nurul Awwaliyah P. Firman Nurul Mutmainnah, Nurul Nur’aidah Nur’aidah Osmar Buatan Pawaro, Moh. Fadlan Daeng Pitriani, Pitriani Putri A. Arta R Adharyan Islamy R Adharyan Islamy Raya Agni Regita Cahyani Roni Hermawan, Roni Ruqayyah Jamaluddin Rusaini Rusaini Rusaini, Rusaini Rusdi Rusdi Rustam Abd. Rauf S. Malasugi Sakinah, Umu Salim Salim Samliok Ndobe Sari, Devi Elvina Seftina Fifi Mangitung Septina F Mangitung Septina Fifi Mangitung Sinta Amelia Siti B. Al-Amri Sri Anjar Lasmini Suci Puspita Sari Sunirco Sunirco Suriani Suriani Suriani Suriani Syafiah, Zulhafifa Syahna Shaldan Syamsul Lakahoro Syech Zainal Teuku Fadlon Haser Umul Rezkiyah Veryl Hasan Wa Ode S. Musnina Widyawati, Ni Made Yesaya Warisyu Yoel Yoel Yonelian Yuyun Yudana, Kadek Yuliet Yuliet Yuni Kilawati Yunita Maimunah Yusuf, Sunarti