Perubahan penggunaan lahan pada daerah pesisir akibat adanya peningkatan aktivitas manusia yang meningkat dalam beberapa dekade terakhir menyebabkan pencemaran air tanah. Intrusi air laut merupakan salah satu bentuk pencemaran air tanah yang diakibatkan oleh masuknya air laut di bawah permukaan tanah melalui akuifer. Peningkatan jumlah bangunan berupa rumah masyarakat akan menyebabkan over-pumping sehingga muka air tanah menurun dan menyebabkan air laut masuk kedalam air tanah. Penelitian dilakukan di daerah pesisir Pantai Pasar Bawah, Kecamatan Pasar Bawah, Kota Manna. Tujuan dari penelitian mengidentifikasi pengaruh aktivitas antropogenik khususnya tutupan lahan terbangun terhadap intrusi air laut. Data yang digunakan adalah data primer berupa sampel air sumur yang kemudian dianalisis untuk mendapatkan nilai salinitas, DHL (daya hantar listrik), dan TDS (Total dissolved solids) serta data sekunder berupa data citra satelit yaitu Landsat 8 OLI/TIRS yang diekstraksi untuk mengetahui nilai tutupan lahan terbangun dengan menggunakan indeks Normalized Difference Built-Up Index (NDBI). Hasil penelitian menunjukkan pada daerah dengan indeks tutupan lahan terbangun tinggi akan berpengaruh terhadap peningkatan nilai salinitas, DHL (daya hantar listrik), dan TDS (Total dissolved solids). Berdasarkan hasil analisis titik pengamatan 9 yang berada di area indeks tutupan lahan terbangun tinggi memiliki tingkat salinitas tertinggi yaitu 42.6 ppm, begitupun dengan nilai DHL yaitu 281μS/cm dan nilai TDS dengan nilai 100,1 mg/l. Sebaliknya pada daerah penelitian 5 yang berada di indeks tutupan lahan terbangun rendah memiliki nilai salinitas terendah yaitu 17.3 ppm, begitupun dengan nilai DHL yaitu 115 μS/cm dan nilai TDS dengan nilai 45 mg/l.