Background: Chronic kidney disease (CKD) is a public health problem with increasing prevalence. Globally, CKD mortality rose from 19th to 9th, with a 95% increase in deaths between 2000 and 2021. In Indonesia, the prevalence of CKD jumped from 2.0% to 3.8% (2013–2018), with Lampung reaching 0.39%. CKD is progressive and irreversible, requiring end-stage patients to require hemodialysis, which results in significant protein-energy and amino acid losses. Excessive fluid and sodium intake triggers complications such as hypertension, edema, and heart failure, while dietary non-compliance increases toxin accumulation and the risk of death. Structured education through leaflets using simple language and informative visuals has been proven effective in improving patient knowledge and compliance. Purpose: To evaluate the effectiveness of health education through leaflets on improving fluid and nutritional dietary compliance in chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis. Method: The activity was conducted from May 3–9, 2025, in the Hemodialysis Room at Bintang Amin Hospital in Bandar Lampung, with two hemodialysis patients as respondents. The nursing intervention consisted of verbal health education and leaflets about diet according to physician instructions. Dietary understanding included respondents' compliance with nutrient and fluid intake restrictions during treatment. Respondent compliance was measured using a questionnaire. Pre-test and post-test compliance scores were analyzed to determine improvements in understanding and compliance following the educational intervention. Results: Pre-intervention adherence to diet and fluid management for both respondents was low. Data showed that Mrs. S's pre-test compliance score was 52.5% and post-test score was 85.0%, while Mrs. M's pre-test compliance score was 55.0% and post-test score was 90.0%. Conclusion: Providing health education has been shown to improve adherence to a restricted diet with nutrients and fluids in patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis. This intervention strengthened patients' knowledge about dietary and fluid management, thereby reducing symptoms of weakness, shortness of breath, and decreased quality of life due to non-compliance. Recommendation: To maintain and improve long-term adherence, it is recommended to integrate regular education sessions at least once a month, vary the media (e.g., short videos or educational apps), involve families in the learning process, and conduct regular assessments of knowledge and adherence to tailor the material to the patient's individual needs. Keywords: Adherence;Education; Hemodialysis; Kidney failure; Nutrition and fluids Pendahuluan: Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang prevalensinya terus meningkat. Secara global, mortalitas PGK naik dari peringkat ke-19 menjadi ke-9 dengan kenaikan kematian 95% antara 2000 dan 2021. Di Indonesia prevalensi PGK melonjak dari 2.0% menjadi 3.8% (2013–2018), dengan Lampung mencapai 0.39%. PGK bersifat progresif dan irreversible, sehingga pasien stadium akhir memerlukan hemodialisis, yang sekaligus mengakibatkan kehilangan protein-energi dan asam amino signifikan. Asupan cairan dan natrium yang berlebih memicu komplikasi seperti hipertensi, edema, dan gagal jantung, sedangkan ketidakpatuhan diet meningkatkan akumulasi toksin dan risiko kematian. Edukasi terstruktur melalui leaflet dengan bahasa sederhana dan visual informatif terbukti efektif meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien. Tujuan: Mengevaluasi efektivitas edukasi kesehatan melalui media leaflet terhadap peningkatan kepatuhan diet cairan dan nutrisi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis. Metode: Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 3–9 Mei 2025 di ruang Hemodialisa Rumah Sakit Bintang Amin Bandar Lampung dengan dua pasien hemodialisis sebagai responden. Intervensi keperawatan berupa edukasi kesehatan yang disampaikan secara verbal dan leaflet tentang diet sesuai petunjuk dokter. Pemahaman diet meliputi kepatuhan responden dalam melakukan batasan terhadap asupan nutrisi dan cairan pada masa perawatan. Tingkat kepatuhan responden diukur dengan memberikan pernyataan dalam bentuk kuesioner. Nilai kepatuhan responden sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) di analisa untuk melihat peningkatan pemahaman dan kepatuhan responden setelah intervensi edukasi. Hasil: Pra-intervensi, kepatuhan diet dan pengaturan cairan kedua responden tergolong rendah. Data menunjukkan bahwa skor pencapain tingkat kepatuhan Ny. S pada pre-test sebesar 52.5 % dan post-test sebesar 85.0 %, sedangkan skor pencapain tingkat kepatuhan Ny. M pada pre-test sebesar 55.0 % dan post-test sebesar 90.0 %. Simpulan: Pemberian edukasi kesehatan terbukti meningkatkan kepatuhan tentang diet pembatasan asupan nutrisi dan cairan pada pasien gagal ginjal kronik yang sedang menjalani hemodialisis. Intervensi ini memperkuat pengetahuan pasien tentang pengaturan pola makan dan cairan, sehingga menurunkan gejala kelemahan, sesak napas, dan penurunan kualitas hidup akibat ketidakpatuhan. Saran: Untuk mempertahankan dan meningkatkan kepatuhan jangka panjang, disarankan mengintegrasikan sesi edukasi berkala minimal sekali sebulan, memvariasikan media (misalnya video pendek atau aplikasi edukasi), melibatkan keluarga dalam proses pembelajaran, serta melakukan evaluasi rutin pengetahuan dan kepatuhan untuk menyesuaikan materi dengan kebutuhan individu pasien.