Claim Missing Document
Check
Articles

Edukasi kejadian anemia pada ibu hamil yang memicu kegawatdaruratan maternal Wardiyah, Aryanti; Chrisanto, Eka Yudha; Zulhaida, Zulhaida; Nadira, Khoirul; Ladin, Juliawan; Sintia, Monica Bela Dwi; Rahmatika, Ida; Anjani, Ni Wayan Oktavia; Putri, Mia; Prayogo, Idfy Dwi; Sari, Yunidha Puspita
JOURNAL OF Public Health Concerns Vol. 4 No. 3 (2024): JOURNAL OF Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v4i3.445

Abstract

Background: Iron requirements increase during pregnancy to meet increased fetoplacental requirements, increase maternal red blood cell mass, and compensate for iron loss during birth. In more than 80% of countries worldwide, the prevalence of anemia during pregnancy exceeds 20% and is considered a major public health problem. Lampung Province, data shows that Bandar Lampung City has the highest number of cases of anemia in pregnant women, namely 1,975 cases (22.50%). Purpose: Increase the knowledge of pregnant and breastfeeding mothers regarding the prevention of anemia that triggers maternal emergencies. Method: The activity was carried out using lecture and presentation methods using leaflet media. Education was given to respondents regarding knowledge about anemia in pregnant and breastfeeding mothers, as well as regarding the prevention of anemia that can cause maternal emergencies. Results: Respondents were very enthusiastic about the material provided. In addition, several respondents who asked questions about the material on preventing anemia and were very interested in knowledge about anemia, none left the room before the community service activity was completed. One of the measures to prevent anemia is to consume foods rich in vitamins and minerals. Conclusion : Counseling activities on anemia can increase knowledge of preventing anemia in pregnant and breastfeeding mothers. Increasing knowledge will greatly help reduce the risk of several complications that endanger pregnant women and fetuses such as abortion, low birth weight and premature birth. So that indirectly it can suppress the occurrence of maternal emergencies. Keywords : Anemia; Education; Pregnant women; Prevention of anemia Pendahuluan: Kebutuhan zat besi meningkat selama kehamilan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan fetoplasenta,  meningkatkan massa sel darah merah ibu, dan  mengkompensasi kehilangan zat besi selama kelahiran. Di lebih dari 80% negara di seluruh dunia, prevalensi anemia selama kehamilan melebihi 20% dan dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama. Provinsi Lampung, data menunjukkan bahwa Kota Bandar Lampung memiliki jumlah kasus anemia ibu hamil tertinggi, yaitu sebanyak 1.975 kasus (22,50%). Tujuan : Meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan ibu menyusui mengenai pencegahan kejadian anemia yang memicu kegawatdaruratan maternal.  Metode: Kegiatan dilaksanakan dengan metode ceramah dan presentasi menggunakan media leaflet.  Edukasi diberikan kepada responden mengenai pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil dan ibu menyusui, serta mengenai pencegahan kejadian anemia yang dapat menjadi penyebab terjadinya kegawatdaruratan maternal. Hasil: Responden sangat berantusias dengan materi yang diberikan. Selain itu, beberapa responden yang memberikan pertanyaan mengenai materi pencegahan anemia dan sangat tertarik dengan pengetahuan tentang anemia, tidak ada yang meninggalkan ruangan sebelum kegiatan pengabdian kepada masyarakat selesai dilakukan. Salah satu tindakan pencegahan anemia adalah dengan mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin dan mineral.  Simpulan: Kegiatan penyuluhan tentang anemia dapat meningkatkan pengetahuan pencegahan kejadian anemia pada ibu hamil dan ibu menyusui. Dengan meningkatnya pengetahuan akan sangat membantu mengurangi resiko  beberapa komplikasi yang membahayakan ibu hamil dan janin seperti abortus, berat badan lahir rendah dan persalinan prematuritas. Sehingga secara tidak langsung dapat menekan terjadinya kegawatdaruratan maternal.
Asuhan keperawatan komplementer perasan air kunyit untuk mengatasi nyeri pada penderita gastritis Hidayat, Taufiq; Yulendasari, Rika; Chrisanto, Eka Yudha
JOURNAL OF Mental Health Concerns Vol. 3 No. 2 (2024): October Edition 2024
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mhc.v3i1.418

Abstract

Background: Gastritis is inflammation that occurs in the gastric mucosa, which is caused by alcohol, nicotine products, caffeine, foods that are too spicy and sour, coffee, stress, foods with rough textures, very high temperatures and foods that have been contaminated by Helicobacter pylori bacteria ( H. Pylori). which is still a problem in Indonesia, there are 33,580 new cases in 2021 and in Lampung province there are 1,483 sufferers in 2022, especially in Lempasing village in 2022. Purpose: Complementary Therapy Nursing Care with Squeezed Turmeric Juice to Overcome Pain in Gastritis Sufferers in Lempasing Village, Lampung Province in 2024. Method: This writing uses a quasi-experimental method. This research design uses a one group pre test - post test design with 3 respondents. The instruments used were the SOP for applying turmeric juice therapy to reduce pain in gastritis patients, and an observation sheet. Results: based on the data, there was a decrease in the pain scale scores for the three respondents. The results of this research show, among others: Mrs. I, Mrs. B and Mrs. S from the initial assessment with a pain scale value of 06 which decreased to 0 from the seventh implementation. Conclusion: the results of the evaluation of the application of turmeric juice therapy in patients with gastritis within 7 days showed results: acute pain associated with irritated gastric mucosa was resolved   Keywords: Complementary Therapy; Gastritis; Turmeric Juice.   Pendahuluan: Gastritis merupakan inflamasi yang terjadi pada mukosa lambung, yang disebabkan oleh alkohol, produk nikotin, kafein, makanan yang terlalu berbumbu pedas dan asam, kopi, stres, makanan bertekstur kasar, bersuhu sangat tinggi dan makanan yang sudah terkontaminasi oleh bakteri Helicobacter pylori (H. Pylori). yang masih menjadi permasalahan di Indonesia sebanyak 33.580 kasus baru pada th 2021 dan diprovinsi lampung sebanyak 1.483 penderita pada tahun 2022 khususnya di desa lempasing  Pada tahun 2022. Tujuan: asuhan Keperawatan Terapi Komplementer Perasan Air Kunyit Untuk Mengatasi Nyeri Pada Penderita Gastritis Di Desa Lempasing Provinsi Lampung tahun 2024. Metode: Penulisan ini menggunakan metode quasy eksperimental, Desain penelitian ini menggunakan One group pre test – post test desain dengan 3 responden. Instrumen yang digunakan yakni SOP penerapan terapi perasan air kunyit untuk menurunkan nyeri pada pasien gastritis, dan lembar observasi. Hasil:berdasarkan data adanya penurunan nilai skala nyeri pada ke tiga responden. Hasil penelitian ini menunjukkan, antara lain :Ny.I, Ny.B dan Ny.S dari pengkajian awal dengan nilai skala nyeri 06 turun menjadi 0 dari ke tujuh implementasi. Simpulan: hasil evaluasi penerapan terapi perasan air kunyit pada pasien dengan gastritis dalam waktu 7 hari mendapatkan hasil: nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi teratasi.
Terapi relaksasi autogenik untuk mengurangi nyeri pada penderita hernia nukleus pulposus (HNP) Saputra, Hepi Leo; Djamaludin, Djunizar; Chrisanto, Eka Yudha
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 4 No. 1 (2024): June Edition 2024
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v4i1.373

Abstract

Background: Relaxation using autogenic therapy is beneficial for reducing levels of stress, anxiety, discomfort, and can also reduce metabolism, heart contractions, blood pressure, and release hormones which reduce pain intensity and can provide a relaxing effect. Purpose: Analyze journals, apply journal interventions, discuss results Nursing care for patients with herniated nucleus pulposus (HNP) using autogenic relaxation therapy in the Bougenville ward at Dr. H Abdul Moeloek Hospital, Lampung Province, 2023. Nursing care with Autogenic relaxation techniques to reduce pain intensity in Nucleus Pulposus (HNP) patients, in Sidodadi Village, Penengahan District, South Lampung in 2023. Method: Final Scientific Work Design (KIA) uses a case study design in the form of application by means of an appropriate descriptive method approach, this method is to collect data first, analyze the data and then draw conclusions on the data. The unit that became the case was further analyzed and given a therapeutic action of lavender aromatherapy by inhalation. Results: In this nursing care, Mr. S & Mr. M patient experienced a decrease in acute pain after applying autogenic therapy. The pain scale went down from 6 to 3. Conclusion: Nursing care performed on Mr. S & Mr. M is providing therapy using autogenic relaxation techniques to reduce the intensity of the pain felt so that the patient is able to reduce and control the pain felt by the patient. Keywords: Autogenic Therapy; Hernia Nucleus Pulposus (HNP); Pain Pendahuluan: Relaksasi dengan terapi autogenik bermanfaat untuk menurunkan tingkat stres, kecemasan, rasa tidak nyaman, dan juga dapat menurunkan metabolisme, kontraksi jantung, tekanan darah, serta pelepasan hormon sehingga mengurangi intensitas nyeri dan dapat memberikan efek relaksasi. Tujuan: Menganalisis jurnal, menerapkan intervensi jurnal, mendiskusikan hasil Asuhan Keperawatan Pada Pasien Herniated Nukleus Pulposus (HNP) dengan menggunakan terapi relaksasi autogenik di bangsal Bougenville RSUD Dr. H Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2023. Asuhan keperawatan dengan teknik relaksasi autogenik untuk menurunkan intensitas nyeri pada pasien Nucleus Pulposus (HNP), di Desa Sidodadi, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan pada tahun 2023. Metode: Desain Karya Ilmiah Akhir (KIA) menggunakan desain studi kasus berbentuk aplikasi dengan pendekatan metode deskriptif yang sesuai, metode ini mengumpulkan data terlebih dahulu, menganalisis data kemudian menarik kesimpulan atas data tersebut. Unit yang menjadi kasus tersebut dianalisis lebih lanjut dan diberikan tindakan terapi aromaterapi lavender dengan cara dihirup. Hasil: Pada asuhan keperawatan ini pasien Mr. S & Mr. M mengalami penurunan nyeri akut setelah dilakukan penerapan terapi autogenik. Skala nyeri turun dari 6 menjadi 3. Simpulan: Asuhan keperawatan yang dilakukan pada Tuan S & Tuan M adalah memberikan terapi dengan menggunakan teknik relaksasi autogenik untuk menurunkan intensitas nyeri yang dirasakan sehingga pasien mampu mengurangi dan mengendalikan nyeri yang dirasakan pasien.
Kolaborasi FIK dan HPU dalam menumbuhkan kesadaran pemeriksaan kesehatan rutin sebagai upaya pencegahan penyakit tidak menular Nuryani, Dina Dwi; Listyaningsih, Erna; Sary, Lolita; Oktarina, Devi; Chrisanto, Eka Yudha; Muhani, Nova; Perdana, Agung Aji; Setiawati, Setiawati
JOURNAL of Public Health Concerns Vol. 5 No. 6 (2025): JOURNAL of Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v5i6.1382

Abstract

Background: Maintaining health is a fundamental aspect in supporting quality of life, especially for vulnerable groups such as mothers and children. Prevention through early detection and health education is a key strategy in building public awareness. As a concrete manifestation of the university's role in improving public health, the Faculty of Health Sciences (FIK) of Malahayati University, in collaboration with Health Promoting University (HPU), conducted a community service activity. Purpose: To raise awareness and increase knowledge of mothers and children regarding the importance of regular health check-ups and adopting a healthy lifestyle as a preventative measure for non-communicable diseases (NCDs). Method: The activity was held on Sunday, May 24, 2025, involving 136 orphans and 120 mothers of orphans. The series of activities included a fun walk, health checks by FIK lecturers (measurement of blood pressure, blood sugar, uric acid, weight, and height), and distribution of iron tablets. Additionally, educational games were provided by the Psychology Study Program, reproductive health counseling by the Midwifery Study Program, and education on NCD prevention by the Public Health Study Program. Results: The number of participants in this activity was quite significant, demonstrating high public enthusiasm for the free health screening service. The majority of participants were housewives and school-aged children from communities with limited access to routine health services. The examination results indicated that some participants had test results that were outside the normal range, particularly for blood pressure and blood sugar levels. In children, several cases were found with a body mass index (BMI) below the standard. Conclusion: The basic health screening activity for mothers and orphans went smoothly and received high enthusiasm from participants. The basic health screening activity for mothers and orphans had a positive impact in raising awareness of the importance of early detection for preventing non-communicable diseases (NCDs). Suggestion: Participants are expected to undergo regular health checks, and relevant parties are also encouraged to facilitate access and improve health education in the community. Keywords: Community service; Early detection; Health education; Non-communicable diseases Pendahuluan: Menjaga kesehatan merupakan aspek fundamental dalam menunjang kualitas hidup, terutama bagi kelompok rentan seperti ibu dan anak. Pencegahan melalui deteksi dini dan edukasi kesehatan menjadi strategi utama dalam membentuk kesadaran masyarakat. Sebagai wujud nyata peran perguruan tinggi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Malahayati bekerja sama dengan Health Promoting University (HPU) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat. Tujuan: Untuk menumbuhkan kesadaran serta meningkatkan pengetahuan ibu dan anak mengenai pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin dan penerapan gaya hidup sehat sebagai langkah pencegahan penyakit tidak menular (PTM). Metode: Kegiatan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 24 Mei 2025, dengan melibatkan 136 anak yatim dan 120 ibu dari anak-anak yatim. Rangkaian kegiatan meliputi jalan sehat, pemeriksaan kesehatan oleh dosen FIK (pengukuran tekanan darah, gula darah, asam urat, berat badan, dan tinggi badan), serta pemberian tablet Fe. Selain itu, terdapat permainan edukatif oleh Prodi Psikologi, penyuluhan kesehatan reproduksi oleh Prodi Kebidanan, serta edukasi pencegahan PTM oleh Prodi Kesehatan Masyarakat. Hasil: Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini cukup signifikan, menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat terhadap layanan pemeriksaan kesehatan gratis. Mayoritas peserta merupakan ibu rumah tangga dan anak-anak usia sekolah dari kelompok masyarakat dengan akses terbatas terhadap layanan kesehatan rutin. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sebagian peserta memiliki hasil pemeriksaan yang tidak berada dalam rentang normal, khususnya dalam hal tekanan darah dan kadar gula darah. Pada anak-anak, ditemukan beberapa kasus dengan indeks massa tubuh (IMT) yang berada di bawah standar. Simpulan: Kegiatan pemeriksaan kesehatan dasar bagi ibu-ibu dan anak-anak yatim berjalan dengan lancar, mendapat antusiasme tinggi dari peserta. Kegiatan pemeriksaan kesehatan dasar bagi ibu-ibu dan anak-anak yatim berdampak positif dalam meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya deteksi dini untuk pencegahan terjadinya penyakit tidak menular (PTM). Saran: Diharapkan pada peserta untuk memeriksakan kesehatannya secara rutin dan pihak terkait juga diharapkan untuk memberikan kemudahan dalam peningkatan akses dan edukasi kesehatan di masyarakat.
Penerapan active cycle of breathing technique terhadap pernapasan SPO2 pada pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dengan masalah keperawatan pola nafas tidak efektif Sumarni, Sumarni; Chrisanto, Eka Yudha; Hermawan, Dessy
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 5 No 4 (2025): September Edition 2025
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v5i4.1287

Abstract

 Background: Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) is a lung disease characterized by persistent, generally progressive, respiratory symptoms and airflow limitation associated with an excessive chronic inflammatory response in the airways and lung parenchyma due to noxious gases or particles. Purpose: To help improve the respiratory condition of COPD patients, one of which is active cycle of breathing technique (ACBT) breathing exercises, in providing geriatric nursing care to COPD clients with ineffective breathing patterns. Method: This descriptive study, using a case study design, used two subjects with ineffective breathing patterns. The Active Cycle of Breathing Technique (ACBT) was applied twice daily for 15-20 minutes per day for three days. Results: The author managed the ineffective breathing patterns with the active cycle of breathing technique (ACBT) nursing interventions for three days in COPD patients. The ineffective breathing patterns of both clients were resolved, as evidenced by the normal respiratory rate of Mrs. H and Mr. S, and their cooperative behavior during the intervention. Conclusion: There is an effect of applying the active cycle of breathing technique (ACBT) to reduce the respiratory rate in COPD patients.   Keywords: Active Cycle Of Breathing Technique (ACBT); COPD; Ineffective Breathing Pattern.   Pendahuluan: Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit paru dengan adanya gejala pernafasan dan keterbatasan aliran udara yang persisten dan umumnya bersifat progresif yang berhubungan dengan respon inflamasi kronik yang berlebihan pada saluran nafas dan parenkim paru akibat gas atau partikel berbahaya. Tujuan: Untuk membantu meningkatkan kondisi pernafasan pasien PPOK salah satunya latihan pernapasan active cycle of breathing Technique (ACBT) dalam melakukan asuhan keperawatan gerontik pada klien PPOK dengan masalah keperawatan pola nafas tidak efektif dengan penerapan active cycle of breathing technique. Metode: Penelitian deskriptif dengan rancangan studi kasus menggunakan 2 orang sebagai subjek dengan masalah keperawatan pola nafas tidak efektif. Penerapan Active Cycle Of Breathing Technique (ACBT) untuk kelompok intervensi adalah 2 kali sehari selama 15-20 menit perhari selama 3 hari.  Hasil: Pengelolaan keperawatan pola nafas tidak efektif dengan  penerapan  tindakan  keperawatan active cycle of breathing Technique (ACBT) yang  penulis  lakukan  selama  3  hari  pada pasien PPOK,  dimana masalah pola nafas tidak efektif  kedua  klien  teratasi  semua  dibuktikan  dengan klien  Ny.H dan Tn. S frekuensi nafasnya normal dan selama tindakan kedua klien kooperatif. Simpulan: Terdapat pengaruh penerapan active cycle of breathing Technique (ACBT) untuk mengurangi frekuensi nafas pada pasien PPOK.   Kata Kunci:  Active Cycle Of Breathing Technique (ACBT); Pola Nafas Tidak Efektif; PPOK.
Penyuluhan Digital Marketing Gula Aren untuk Peningkatan Pendapatan Keluarga dan Pencegahan Stunting di Air Abang Ulu Belu Tanggamus Firmanto, Aditia Arief; Chrisanto, Eka Yudha; Trioko, Agus; Andrian, Rizky; Safitri, Laila; Mubarok, Faqih Al; Yani, Rizka Gustri
Jurnal Ilmiah Pengabdian dan Inovasi Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Ilmiah Pengabdian dan Inovasi (September)
Publisher : Insan Kreasi Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57248/jilpi.v4i1.677

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat di Pekon Air Abang dilaksanakan sebagai upaya nyata untuk membantu warga dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan di bidang pemasaran produk lokal, khususnya gula aren. Kegiatan ini menggunakan metode ceramah, simulasi, dan diskusi interaktif yang disertai dengan pemberian pre-test dan post-test untuk mengukur tingkat pemahaman masyarakat sebelum dan sesudah kegiatan. Hasil pengukuran dibagi menjadi tiga kategori, yaitu paham, cukup paham, dan tidak paham. Selama pelaksanaan, warga mendapatkan penjelasan mengenai pentingnya digital marketing sebagai sarana pemasaran modern yang dapat memperluas jangkauan pasar serta meningkatkan daya saing produk gula aren Air Abang dengan produk sejenis dari daerah lain. Melalui diskusi interaktif, masyarakat juga dilibatkan dalam pembahasan berbagai strategi pemasaran yang bisa diterapkan, mulai dari pemanfaatan marketplace hingga promosi melalui media sosial. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman masyarakat setelah diberikan materi dan simulasi, terbukti dari perbandingan nilai pre-test dan post-test. Dengan demikian, kegiatan pengabdian berjudul “Penyuluhan Digital Marketing Marketplace terhadap Masyarakat sebagai Program Unggulan untuk Pemasaran Gula Aren dalam Mendukung Pendapatan Keluarga dan Pencegahan Stunting di Air Abang Ulu Belu Tanggamus” dapat disimpulkan berhasil memberikan manfaat nyata, baik dalam peningkatan pengetahuan maupun kesiapan warga untuk mengembangkan usaha gula aren secara lebih profesional.
Upaya bersihan jalan napas dengan posisi semi fowler dan teknik batuk efektif pada pasien ISPA di Desa Lempasing Lina, Mia Nurar; Yulendasari, Rika; Chrisanto, Eka Yudha
JOURNAL of Public Health Concerns Vol. 5 No. 7 (2025): JOURNAL of Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v5i7.1427

Abstract

Background: Acute respiratory infection (ARI) is an infectious disease that affects the upper and lower respiratory tract and can progress to pneumonia, and is transmitted through the air. Globally, ARI causes millions of deaths each year, and Indonesia recorded the highest prevalence in ASEAN, including 35.9% of cases in Lampung Province in 2020. Increased bronchial secretions in ARI patients create nursing problems in the form of ineffective airway clearance, which can be addressed through pharmacological and non-pharmacological interventions such as the semi-Fowler's position and effective coughing to improve respiratory function. Purpose: To determine the effectiveness of the semi-Fowler's position and effective coughing techniques in improving airway clearance in ARI patients, as non-pharmacological efforts that support respiratory function recovery and reduce secretion accumulation. Method: This activity was conducted in Lempasing Village from May 21–26, 2025, with two patients with acute respiratory infections (ARI) as respondents. Nursing interventions, including the semi-Fowler's position and effective coughing, were implemented for three days and analyzed using a case study approach to evaluate improvements in airway clearance. Data on the amount of sputum collected in sputum pots were collected twice: in the morning (9:00 AM - 4:00 PM) and in the afternoon (4:00 PM - 9:00 PM), with sputum volume used as a measure of airway clearance. Sputum volume data was tabulated to observe changes before (pre-test) and after (post-test) the intervention. Results: The total sputum volume of respondent 1 was 140 cc in the pre-test, 115 cc in the post-test, and 70 cc in the post-test. Meanwhile, the total sputum volume of respondent 2 in the pre-test was 120 cc, in post-test 1 it was 80 cc and in post-test 2 it was 60 cc. Conclusion: Applying the semi-Fowler's position combined with effective coughing techniques twice daily for three days significantly reduced sputum volume in patients with acute respiratory infections (ARI), as reflected in a 50% reduction in secretion production in both respondents, thereby increasing the effectiveness of airway clearance. Suggestion: For nursing practice, the semi-Fowler's position and effective coughing should be routinely integrated at least twice daily in patients with acute respiratory infections to support airway clearance. Keywords: Acute respiratory infections (ARI); Airway clearance; Effective cough; Semi-Fowler's position Pendahuluan: Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyakit menular yang menyerang saluran pernapasan atas maupun bawah dan dapat berkembang menjadi pneumonia, dengan penularan melalui udara. Secara global, ISPA menyebabkan jutaan kematian setiap tahun, dan Indonesia mencatat prevalensi tertinggi di ASEAN, termasuk 35.9% kasus di Provinsi Lampung pada tahun 2020. Peningkatan sekret bronkus pada pasien ISPA menimbulkan masalah keperawatan berupa bersihan jalan napas tidak efektif, yang dapat ditangani melalui intervensi farmakologis dan nonfarmakologis seperti posisi semi-fowler, dan batuk efektif untuk memperbaiki fungsi pernapasan. Tujuan: Mengetahui efektivitas posisi semi-fowler dan teknik batuk efektif dalam meningkatkan bersihan jalan napas pada pasien ISPA, sebagai upaya nonfarmakologis yang mendukung pemulihan fungsi pernapasan dan mengurangi akumulasi sekret. Metode: Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Lempasing pada 21–26 Mei 2025 dengan dua pasien ISPA sebagai responden. Intervensi keperawatan berupa posisi semi-fowler dan batuk efektif diterapkan selama tiga hari dan dianalisis menggunakan pendekatan studi kasus untuk mengevaluasi peningkatan bersihan jalan napas. Pengambilan data jumlah sputum yang terkumpul di sputum pot, dilakukan dua kali yaitu periode pagi (09.00 - 16.00) dan sore hari (16.00 - 21.00) dimana volume sputum sebagai data ukur bersihan napas. Data volume sputum ditabulasikan untuk melihat perubahan dari sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) intervensi.. Hasil: Menunjukkan bahwa total volume sputum responden 1 pada pre-test sebanyak 140 cc, pada post-test1 sebanyak 115 cc dan pada post-test2 sebanyak 70 cc. Sedangkan untuk total volume sputum responden 2 pada pre-test sebanyak 120 cc, pada post-test1 sebanyak 80 cc dan pada post-test2 sebanyak 60 cc. Simpulan: Penerapan posisi semi-fowler dipadu teknik batuk efektif dua kali sehari selama tiga hari terbukti secara signifikan menurunkan volume sputum pada pasien ISPA, yang tercermin dari penurunan produksi sekret hingga 50% pada kedua responden, sehingga meningkatkan efektivitas pembersihan jalan napas. Saran: Untuk praktik keperawatan, intervensi posisi semi-fowler dan batuk efektif sebaiknya diintegrasikan secara rutin minimal dua kali sehari pada pasien ISPA guna mendukung bersihan jalan napas.  
Edukasi kesehatan media leaflet tentang ketidakpatuhan terhadap pembatasan nutrisi dan cairan pada pasien gagal ginjal kronik di ruang hemodialisa Fajrianti, Endah; Kurniasih, Dennti; Chrisanto, Eka Yudha
JOURNAL of Public Health Concerns Vol. 5 No. 7 (2025): JOURNAL of Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v5i7.1428

Abstract

Background: Chronic kidney disease (CKD) is a public health problem with increasing prevalence. Globally, CKD mortality rose from 19th to 9th, with a 95% increase in deaths between 2000 and 2021. In Indonesia, the prevalence of CKD jumped from 2.0% to 3.8% (2013–2018), with Lampung reaching 0.39%. CKD is progressive and irreversible, requiring end-stage patients to require hemodialysis, which results in significant protein-energy and amino acid losses. Excessive fluid and sodium intake triggers complications such as hypertension, edema, and heart failure, while dietary non-compliance increases toxin accumulation and the risk of death. Structured education through leaflets using simple language and informative visuals has been proven effective in improving patient knowledge and compliance. Purpose: To evaluate the effectiveness of health education through leaflets on improving fluid and nutritional dietary compliance in chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis. Method: The activity was conducted from May 3–9, 2025, in the Hemodialysis Room at Bintang Amin Hospital in Bandar Lampung, with two hemodialysis patients as respondents. The nursing intervention consisted of verbal health education and leaflets about diet according to physician instructions. Dietary understanding included respondents' compliance with nutrient and fluid intake restrictions during treatment. Respondent compliance was measured using a questionnaire. Pre-test and post-test compliance scores were analyzed to determine improvements in understanding and compliance following the educational intervention. Results: Pre-intervention adherence to diet and fluid management for both respondents was low. Data showed that Mrs. S's pre-test compliance score was 52.5% and post-test score was 85.0%, while Mrs. M's pre-test compliance score was 55.0% and post-test score was 90.0%. Conclusion: Providing health education has been shown to improve adherence to a restricted diet with nutrients and fluids in patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis. This intervention strengthened patients' knowledge about dietary and fluid management, thereby reducing symptoms of weakness, shortness of breath, and decreased quality of life due to non-compliance. Recommendation: To maintain and improve long-term adherence, it is recommended to integrate regular education sessions at least once a month, vary the media (e.g., short videos or educational apps), involve families in the learning process, and conduct regular assessments of knowledge and adherence to tailor the material to the patient's individual needs. Keywords: Adherence;Education; Hemodialysis; Kidney failure; Nutrition and fluids Pendahuluan: Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang prevalensinya terus meningkat. Secara global, mortalitas PGK naik dari peringkat ke-19 menjadi ke-9 dengan kenaikan kematian 95% antara 2000 dan 2021. Di Indonesia prevalensi PGK melonjak dari 2.0% menjadi 3.8% (2013–2018), dengan Lampung mencapai 0.39%. PGK bersifat progresif dan irreversible, sehingga pasien stadium akhir memerlukan hemodialisis, yang sekaligus mengakibatkan kehilangan protein-energi dan asam amino signifikan. Asupan cairan dan natrium yang berlebih memicu komplikasi seperti hipertensi, edema, dan gagal jantung, sedangkan ketidakpatuhan diet meningkatkan akumulasi toksin dan risiko kematian. Edukasi terstruktur melalui leaflet dengan bahasa sederhana dan visual informatif terbukti efektif meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien. Tujuan: Mengevaluasi efektivitas edukasi kesehatan melalui media leaflet terhadap peningkatan kepatuhan diet cairan dan nutrisi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis. Metode: Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 3–9 Mei 2025 di ruang Hemodialisa Rumah Sakit Bintang Amin Bandar Lampung dengan dua pasien hemodialisis sebagai responden. Intervensi keperawatan berupa edukasi kesehatan yang disampaikan secara verbal dan leaflet tentang diet sesuai petunjuk dokter. Pemahaman diet meliputi kepatuhan responden dalam melakukan batasan terhadap asupan nutrisi dan cairan pada masa perawatan. Tingkat kepatuhan responden diukur dengan memberikan pernyataan dalam bentuk kuesioner. Nilai kepatuhan responden sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) di analisa untuk melihat peningkatan pemahaman dan kepatuhan responden setelah intervensi edukasi. Hasil: Pra-intervensi, kepatuhan diet dan pengaturan cairan kedua responden tergolong rendah. Data menunjukkan bahwa skor pencapain tingkat kepatuhan Ny. S pada pre-test sebesar 52.5 % dan post-test sebesar 85.0 %, sedangkan skor pencapain tingkat kepatuhan Ny. M pada pre-test sebesar 55.0 % dan post-test sebesar 90.0 %. Simpulan: Pemberian edukasi kesehatan terbukti meningkatkan kepatuhan tentang diet pembatasan asupan nutrisi dan cairan pada pasien gagal ginjal kronik yang sedang menjalani hemodialisis. Intervensi ini memperkuat pengetahuan pasien tentang pengaturan pola makan dan cairan, sehingga menurunkan gejala kelemahan, sesak napas, dan penurunan kualitas hidup akibat ketidakpatuhan. Saran: Untuk mempertahankan dan meningkatkan kepatuhan jangka panjang, disarankan mengintegrasikan sesi edukasi berkala minimal sekali sebulan, memvariasikan media (misalnya video pendek atau aplikasi edukasi), melibatkan keluarga dalam proses pembelajaran, serta melakukan evaluasi rutin pengetahuan dan kepatuhan untuk menyesuaikan materi dengan kebutuhan individu pasien.
TERAPI NONFARMAKOLOGI INFUSED WATER MENTIMUN UNTUK NYERI KEPALA PADA LANSIA HIPERTENSI: STUDI DI DESA SUKAJAYA 2025 Chrisanto, Eka Yudha; Yulendasari, Rika; Adhani, Neisa
OVUM : Journal of Midwifery and Health Sciences Vol. 5 No. 2 (2025): OVUM : Journal of Midwifery and Health Sciences
Publisher : Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/tdn59644

Abstract

Pendahuluan: Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif dengan prevalensi tinggi pada lansia. Secara global, prevalensi lansia usia ?65 tahun meningkat dari 9,3% pada tahun 2020 menjadi 10% pada tahun 2022 dan diproyeksikan mencapai 16% pada tahun 2050. Di Indonesia, prevalensi lansia pada tahun 2023 tercatat usia 60–69 tahun sebesar 63,59%, usia 70–79 tahun 27,76%, dan usia ?80 tahun 8,65%. Sementara itu, prevalensi hipertensi di Provinsi Lampung meningkat dari 7,4% pada tahun 2013 menjadi 15,10% pada tahun 2018 dengan jumlah penderita 130.076 orang. Hipertensi sering disertai nyeri kepala sedang, sehingga diperlukan intervensi non-farmakologi seperti infused water mentimun yang mengandung flavonoid, kalium, dan magnesium. Tujuan: Mengevaluasi kegunaan terapi infused water mentimun sebagai intervensi non-farmakologi untuk menurunkan intensitas nyeri kepala dan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Metode: Studi kasus dilakukan pada satu pasien lansia hipertensi dengan keluhan nyeri kepala sedang. Intervensi diberikan berupa infused water mentimun 50gram dalam 250 ml air dingin, dikonsumsi sekali sehari selama tiga hari berturut-turut. Asuhan keperawatan dilakukan melalui tahapan pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Hasil: Setelah tiga hari pemberian terapi, skala nyeri pasien menurun dari 5 menjadi 2, disertai penurunan tekanan darah yang signifikan. Pasien tampak lebih rileks, tidak lagi meringis, dan mampu beraktivitas ringan. Kesimpulan: Terapi infused water mentimun efektif sebagai intervensi non-farmakologi dalam menurunkan nyeri kepala dan tekanan darah pada lansia hipertensi, sehingga dapat menjadi pilihan intervensi pendukung dalam praktik keperawatan gerontik
Penerapan water tepid sponge terhadap suhu pada pasien dengue hemorrhagic fever dengan masalah hipertermia Fitria, Yanti; Chrisanto, Eka Yudha; Kurniasih, Dennti
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 5 No 5 (2025): October Edition 2025
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v5i5.1318

Abstract

Background: Hyperthermia is a primary symptom found in all DHF patients. The duration of hyperthermia before treatment ranges from 2-7 days. Hyperthermia can be managed through non-pharmacological approaches, one of which is Water Tepid Sponge. Therefore, hyperthermia can be treated appropriately using comprehensive nursing care to lower the temperature to normal. Purpose: To provide nursing care to a client with dengue hemorrhagic fever who has hyperthermia, using the water tepid sponge technique. Method: This study used a descriptive research design with a case study design. The subjects were two individuals experiencing hyperthermia. This study was conducted in January 2025. The water temperature used in the compresses was between 350-370C, or lukewarm, and can be performed in approximately 15-20 minutes per session. Results: The author implemented water tepid sponge nursing care for three days in a patient with dengue hemorrhagic fever. The hyperthermia problems of both clients were resolved, as evidenced by Mrs. H and Mrs. S's body temperature was normal and the client was cooperative during both procedures. Conclusion: The application of water tepid sponges was effective in reducing hyperthermia in patients with dengue hemorrhagic fever.   Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF); Hyperthermia; Water Tepid Sponge.   Pendahuluan: Hipertermia sebagai gejala utama terdapat pada semua penderita DHF. Lama hipertermia sebelum dirawat berkisar antara 2-7 hari. Mengatasi hipertermia melalui non farmakologi yang salah satunya adalah Water Tepid Sponge. Sehingga masalah hipertermi mendapat intervensi yang tepat dengan menggunakan asuhan keperawatan yang lengkap untuk menurunkan suhu menjadi normal. Tujuan: Untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien dengue hemorrhagic fever dengan masalah keperawatan hipertermia dengan penerapan teknik water tepid sponge. Metode: Penelitian menggunakan desain penelitian deskriptif dengan rancangan studi kasus. Subjek yang digunakan 2 orang yang mengalami masalah keperawatan hipertermia. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2025. Suhu untuk air yang digunakan dalam kompres antara 350 -370C atau hangat hangat kuku, untuk pelaksanaannya dapat dilakukan dalam waktu sekitar 15-20 menit dalam 1 kali pelaksanaan. Hasil: Pengelolaan keperawatan hipertermia dengan  penerapan  tindakan  keperawatan water tepid sponge yang  penulis  lakukan  selama  3  hari  pada pasien dengue hemorrhagic fever.  Permasalah hipertermia kedua  klien  teratasi  semua  dibuktikan  dengan klien  Ny.H dan Ny. S suhu tubuhnya normal dan selama tindakan kedua klien kooperatif. Simpulan: Terdapat pengaruh penerapan water tepid sponge untuk mengurangi hipertermia pada pasien dengue hemorrhagic fever.   Kata Kunci: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF); Hipertermia; Water Tepid Sponge.
Co-Authors Ade Gunawati Sandi Adhani, Neisa Aditia Arief Firmanto Afsani , Mahda Agung Aji Perdana Agustama Agustama Amelia, Weni Andoko Andoko Andoko Andoko Anisa Nismawati Anjani, Ni Wayan Oktavia Antonij Edimarta Sitanggang Aria Winara Perkasa Aryanti Wardiyah, Aryanti Atika Sari HS1, Senja Ayu, Shinta Arini Azahra, Putri Salsabila Bahjatun Nadrati Bina Riani Chelda Ernita Cindy Desmonika Cindy Desmonika Desi Risnarita Dewi Anggraini, Mega Dewi Kusumaningsih Dewi Kusumaningsih Dina Dwi Nuryani Djamaludin, Djuniar Djamaludin, Djunizar Djamaludin, Djunizar Djunizar Djamaludin Djunizar Djamaludin Djunizar Djamaludin Edimarta Sitanggang, Antonij Eka Trismiyana Elliya, Rahma Erlianti, Febi Erna Listyaningsih Ernita, Chelda Erpiyana, Refsi Esti Handayani Eva Listiyo Putri Fajrianti, Endah Febi Erlianti Fitria, Yanti Fradini Wandira Furqoni, Prima Dian Helma Wati Hermawan, Dessy Hidayat, Asep Rahmad Imron Saputra Irma Fitriyan Isnainy, Usastiawaty Cik Ayu Saadiah Keswara, Umi Romayati Kurniasih, Dennti Ladin, Juliawan Lina, Mia Nurar Linawati Novikasari Lisa Yuliana Sari Lita Puspita Lolita Sary Ludiana, Ludiana M. Arifki Zainaro M. Deni Indrawan Made Novita Sari Mahda Afsani Mardani Mardani Mardani Mardani Mayka Kaduana Mega Dewi Anggraini Megah Rachmawati Mubarok, Faqih Al Muhani, Nova Murni Oktania Nadira, Khoirul Nirwanto Nirwanto Nirwanto Nirwanto, Nirwanto nopriani, nopriani Novikasari, Linawati Novikasari, Linawati Nur Afni Nuri Lutfiatil Fitri Oktarina, Devi Palupi, Antika Perkasa, Aria Winara Prayogo, Idfy Dwi Prima Dian Furqoni Putri Salsabila Azahra Putri Salsabila Azzahra Putri, Eva Listiyo Putri, Mia Rahma Ellya Rahmatika, Ida Rahmawati, Reka Putri Reka Putri Rahmawati Rilyani Rilyani Riska Wandini, Riska Risnarita, Desi Rita Purnama Rizki Zulkandri Rizky Andrian, Rizky Rudi Winarno Safitri, Laila Sandayanti, Vera Sapti Ayubbana Saputra, Hepi Leo Sari, Yunidha Puspita Selvianti, Utari Aditia Setiawati Setiawati Sintia, Monica Bela Dwi Sumarni Sumarni Susi Anisia Laila Susilawati, Susilawati Taufiq Hidayat Teguh Pribadi Teguh Pribadi Trioko, Agus Triyono Triyono Triyoso Triyoso Triyoso Triyoso Triyoso Triyoso Triyoso Triyoso Umsani Umsani Umsani, Umsani Utama, Putri Yolanda Utari Aditia Selvianti Vera Yulyani Wahid Tri Wahyudi Weni Amelia Wenny Nopianti Widia Afira Yani, Rizka Gustri Yoko Saputra Yola Anjani Yopita Sari Yulendasari, Rika Yulyani, Vera Zulhaida, Zulhaida