p-Index From 2020 - 2025
12.349
P-Index
This Author published in this journals
All Journal E-Journal of Linguistics Jurnal Pendidikan dan Pengajaran PRASI: Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajarannya Lingua Scientia Journal Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan Humaniora (JPPSH) Jurnal IKA Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Jurnal Pendidikan Indonesia Jurnal Kajian Bali Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurnal Pendidikan Bahasa Jurnal Pendidikan Matematika Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Jurnal Arbitrer EXPOSURE JOURNAL Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS IDEAS: Journal on English Language Teaching and Learning, Linguistics and Literature Linguistic, English Education and Art (LEEA) Journal k@ta Esteem Journal of English Study Programme International Journal of Language and Literature WIDYA LAKSANA Journal of Education Technology MABASAN ACITYA Journal of Teaching & Education JALL (Journal of Applied Linguistics and Literacy) Journal of English Language and Culture E-Link Journal Journal of English Teaching and Applied Linguistics (JETAL) Lexeme : Journal of Linguistics and Applied Linguistics Interference: Journal of Language, Literature, and Linguistics The Art of Teaching English as a Foreign Language (TATEFL) Journal of English Language and Education Journal of Educational Study Jurnal Penelitan Mahasiswa Indonesia Jurnal Impresi Indonesia Linguistic, English Education and Art (LEEA) Journal Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Indonesian Journal Of Educational Research and Review Edu Society: Jurnal Pendidikan, Ilmu Sosial dan Pengabdian Kepada Masyarakat Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Jurnal Sosiologi, Antropologi, dan Budaya Nusantara International Journal of Community Engagement Payungi Room of Civil Society Development IJLHE: International Journal of Language, Humanities, and Education Pubmedia Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Journal of Linguistic and Literature Studies (JOLLES) Room of Civil Social Development Journey: Journal of English Language and Pedagogy
Claim Missing Document
Check
Articles

The Phonological System of Balinese Language of Tajun Dialect: A Descriptive Qualitative Study ., Kadek Vera Mia Asitari; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.; ., Dewa Ayu Eka Agustini, S.Pd., M.S.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.12231

Abstract

Penelitian ini dirancang dalam bentuk kualitatif deskriptif yang mendeskripsikan Sistem Fonologi yang dimiliki oleh masyarakat Bali di Tajun. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jumlah fonem yang ada di Dialek Tajun dan distribusinya. Penelitian ini difokuskan hanya pada fonem segmental pada Tajun Dialek. Tiga informan dari Tajun Dialek dipilih berdasarkan standar persyaratan dan kriteria yang telah ditentukan. Data dikumpulkan menggunakan tiga daftar kata yaitu: daftar kata Swadesh, Nothofer, dan Holle. Data yang diperoleh dianalisis dan ditampilkan secara deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Tajun Dialek memiliki 56 fonem Dan tidaksemua fonem memiliki distribusi yang lengkap (posisi awal, tengah, dan akhir). Fonem yang ditemukan dapat diklasifikasikan menjadi: enam vokal; /ʌ/, /i/, /u/, /ɛ/, /ɔ/, dan /ə/, Sembilanbelas konsonan; /b/, /c/, /d/, /g/, /h/, /j/, /ʔ/, /k/, / l/, /m/, /n/, /p/, /r/, /s/, /t/, /w/, /y /, /ŋ/, dan /ñ/,tujuhbelas konsonan kluster; /kl/, /bl/, /ml/, /tl/, /cl/, /ñl/, /pl/, /gl/, /ŋl/, /kr/, /pr/, /ŋr/, /tr/, /jr/, /mr/, /gr/, dan /br/, Sembilan diftong; /ʌʊ/, /ʌɛ/, /ɪʌ/, /ʌɪ/, /ɪʊ/, /ʊʌ/, /ʌɒ/, /ɒʌ, dan /ɛʌ/, / dan, 5 geminates; /ʌʌ/, /ɪɪ/, /ʊʊ/, /ɒɒ/, and /əə/.Kata Kunci : fonem, kualitatif deskriptif, logat Tajun, system fonologi This study was designed in form of descriptive qualitative that describes Tajun Balinese phonological system. This study aimed at describing the number of phonemes in Tajun Dialect and theirs distribution. This study focused only on the segmental phonemes of the dialect. Three informants of Tajun Dialect were chosen based on the standard requirement and criteria. The obtained data were collected based on three word lists, namely: Swadesh’, Nothofer’s, and Holle’s and the obtained data were analyzed and displayed descriptively. As the result of this study, it shows that Tajun Dialect has 56 phonemes. Not all of those phonemes have complete distribution (initial, middle, final position). The phonemes could be classified into: six vowels; /ʌ/, /ɪ/, /u/, /ɛ/, /ɔ/, and /ə/, nineteen consonants; /b/, /c/, /d/, /g/, /h/, /j/, /k/, /l/, /m/, /n/, /p/, /r/, /s/, /t/, /w/, /y/, /ŋ/, and /ñ/, seventeen consonant clusters; /kl/, /bl/, /ml/, /tl/, /cl/, /ñl/, /pl/, /gl/, /ŋl/, /kr/, /pr/, /ŋr/, /tr/, /jr/, /mr/, /gr/, and /br/, nine diphthongs; /ʌʊ/, /ʌɛ/, /ɪʌ/, /ʌɪ/, /ɪʊ/, /ʊʌ/, /ʌɒ/, /ɒʌ, and /ɛʌ/, and five geminates; /ʌʌ/, /ɪɪ/, /ʊʊ/, /ɒɒ/, and /əə/. keyword : descriptive qualitative, phoneme, phonological system, Tajun dialect
AN ANALYSIS OF THE PHONOLOGICAL AND LEXICAL CHANGES FROM TIGAWASA DIALECT TO DENCARIK DIALECT: A DESCRIPTIVE STUDY ., I Komang Bramawan; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.; ., G.A.P. Suprianti, S.Pd., M.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.12232

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan fonologis dan leksikal dialek Tigawasa ke Dencarik. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan 3 informan dari masing masing dialek, yang dibagi atas satu orang ditunjuk sebagai informan utama, sedangkan 2 orang ditunjuk sebagai informan pendamping Data diperoleh dengan mengunakan 4 teknik, yaitu: peneliti, observasi, rekaman, dan daftar kata Swadesh dan Nothofer. Dialek di desa Tigawasa dan Dencarik unik karena situasi dan kondisi desa tersebut. Hasil menunjukkan bahwa 4 kata apocope, 4 kata syncope, 10 suku kata (haplology), 3 kata epenthesis, 3 kata prothesis, 3 kata paragoge, dan 48 kata termasuk kategori perubahan bunyi abnormal. Perubahan leksikal yang terdapat dari dialek Tigawasa ke dialek Dencarik dapat dikategorikan sebagai berikut: 10 kata termasuk penyalinan leksikal, 10 kata termasuk kata yang sudah punah, 4 kata yang di kompres, dan 4 kata yang dicampur.Kata Kunci : dialek, perubahan fonologi, perubahan leksikal This study aimed at describing the phonological and lexical changes from Tigawasa to Dencarik dialect. This research was a descriptive qualitative research. In this study, there were three informants selected for each dialect, One person was appointed as the main informant, where as two others were appointed as the secondary informants. The obtained data were collected by using these techniques, namely: the researcher, observation, recording, and Swadesh’s and Nothofer’s wordlist. The results of the data analysis show that there were four words which were categorized as deletion in the final word position (apocope), four words as deletion in the middle word position (syncope), ten words were as deletion of syllable in the word (haplology), three words as addition in the middle word position (epenthesis), three words were as addition in the initial word position (prothesis), three words were as addition in the final word position (paragoge), forty eight words as abnormal sound change. The lexical changes which occur from Tigawasa dialect to Dencarik dialect were categorized as follows: ten words were categorized as lexical copying, ten words were as lost words, four words were as compressions (initials) and four words were as blends.keyword : dialect, phonological changes, lexical changes
AN ANALYSIS OF JARGON USED BY RECEPTIONISTs IN FRONT OFFICE AT LOVINA BEACH HOTEL ., Made Wikrama; ., Drs. I Wayan Suarnajaya,MA., Ph.D.; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.12235

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi dan analisis bentuk-bentuk linguistics, arti dan fungsi jargon yang digunakan oleh petugas front officers di bagian front office Lovina Beach Hotel. Dalam menganalisis jargon didukung oleh theory Allan&Burridge(2006), theory yule (2006), dan theory chaer and Agustina’s (2010). Penelitian ini menggunakan kualitatif. Penelitian pada jargon diteliti berdasasrkan bentuk pembicaraan dan bentuk tulisan. Penelitin ini dilaksanakan di Lovina Beach Hotel yang beralamat Desa Kalibubuk-Kecamatan Buleleng-Kabupaten Buleleng. Subject penelitian dalam penelitian ini adalah Front officers di Front Office, hotel Lovina Beach Hotel. Object penilitian ini adalah jargon yang digunakan dalam proses komunikasi dan interaksi antara orang-orang dengan kelompok, orang-orang dengan orang lain, kelompok dengan kelompok di Front Office. Dalam penilitian ini ditemukan berbagai bentuk jargon seperti phrasa (2 or 1,9 %), Singkatan (30 or 28%), Kata-kata (45 or 42 %), Pemendekan ( 19 or 10,9%), Peminjaman (2 or 1,9 %), Pengabungan (2 or 1,9%) and Akronym (5 or 4,7%). Dalam istilah arti jargon bahwa terdapat sebanyak 105 arti jargon. Berdasarkan teori Allan dan Burridge (2006, p.58) jargon memiliki dua fungsi pertama (1) jargon untuk menyajikan sebagai teknis atau spesialis bahasa untuk berkomunikasi yang tepat dan effisiensi dalam berkomunikasi (51, 54 %). Kedua (2) jargon sebagai bentuk memajukan bahasa dalam kelompok solidaritas dan diluar dari kelompok solidaritas kepada orang-orang yang tidak menggunakan jargon (51, 48%).Kata Kunci : jargon, front office department, lovina beach hotel. This study aimed at identify and analyze the the linguistics forms, the meanings and the function of jargon used by front officers of the front office department at Lovina Beach Hotel. The analysing of jargon was supported by Allan&Burridge (2006) theory,Yule’s (2006) theory and Chaer & Agustina’s (2010) theory. This study was conducted in a qualitative research design. The jargons was investigated based on spoken and written form. This study was conducted at Lovina Beach Hotel and located in Kalibubuk Village Buleleng Subdistrict- Buleleng Regency.The subjects of the study were receptionists at the front office department of Lovina Beach Hotel.The object of this research was jargon used in the process of communicating and interacting people with groups, people with people and group with group in front office department. This study found the types of jargon in form of phrases (2 or 1,9 %), abbreviation (30 or 28%), words (45 or 42 %), clipping ( 19 or 10,9%), borrowing (2 or 1,9 %), compounding (2 or 1,9%) and acronym (5 or 4,7%). Terms of the meaning, there were 105 jargons meaning. According to Allan and Burridge (2006, p.58) jargon has two functions, as follows.Firstly, to serve as a technical or specialist language for precise and economical communication (51, 54 %).Secondly,to promote in-group solidarity, and to exclude as out-groupers, the people who do not use the jargon (51, 48%)keyword : Keyword : jargon, front office department, lovina beach hotel.
THE LINGUISTIC UNITING FEATURES OF TIGAWASA AND DENCARIK DIALECTS VIEWED FROM PHONOLOGICAL AND LEXICAL VARIATIONS ., Putu Mas Juliatmadi; ., Drs. I Wayan Suarnajaya,MA., Ph.D.; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.12278

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mencari bukti penyatu fonologis dan leksikal pada dialek Tigawasa dan Dencarik. Informan dalam penelitian ini adalah penutur asli dari dialek Tigawasa dan Dencarik. Penelitian ini menggunakan desain linguistik lapangan. Data dari penelitian ini diperoleh berdasarkan daftar kata dari Swadesh dan Nothofer menggunakan tehnik pengamatan, wawancara, rekaman, dan pencatatan. Data yang diperoleh ditranskrip dan dianalisis secara deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dialek Tigawasa dan Dencarik memiliki kesamaan dalam segi fonologis dan leksikal. Terdapat 25 fonem yang sama dalam segi fonologisnya. Fonem-fonem tersebut meliputi 6 huruf vokal (vowel): /ʌ/, /I/, /ʊ/, /ɛ/, /ɔ/ dan /∂/; dan 19 konsonan: /b/, /c/, /d/, /g/, /h/, /j/, /ʔ/, /k/, /l/, /m/, /n/, /p/, /r/, /s/, /t/, /w/, /y/, /ñ/, and /ŋ/. Sebagai tambahan, pembeda antara dialek Tigawasa dan Dencarik terletak pada distribusi dari fonem /ʌ/ dan fonem /∂/-nya. Lebih lanjut, berdasarkan daftar kata dari Swadesh dan Nothofer yang memuat 668 kosa kata (lexicon), terdapat 365 kosa kata yang serupa dalam segi leksikalnya. Kosa kata tersebut bisa diklasifikasikan sebagai berikut: 291 kosa kata yang persis sama dan 74 kosa kata yang serupa. Dengan kata lain, lebih dari 50% dari keseluruhan jumlah kosa kata yang didapat dari dialek Tigawasa dan Dencarik dinilai sama ataupun serupa. Sebagai tambahan, alasan kenapa dialek Tigawasa dan Dencarik mempunyai kesamaan dalam penggunaan Bahasa Bali adalah karena dialek Tigawasa dan Dencarik termasuk dalam bahasa yang mempunyai hubungan kekerabatan sehubungan dengan kedekatan keduanya secara geografis. Kata Kunci : dialek, variasi fonologi, variasi leksikal Abstract This study aimed to find out the phonological and lexical evidences that unite Tigawasa and Dencarik dialects. The informants of this study were the speakers of Tigawasa and Dencarik dialects. This research employed field linguistic design. The data of the study were collected based on Swadesh and Nothofer word lists using observation, interview, recording, and note-taking techniques. The obtained data were transcribed and analyzed descriptively. The results of the study show that Tigawasa and Dencarik dialects actually have similarities in terms of phonological and lexical features. There are 25 phonemes that are similar in Tigawasa and Dencarik dialects in terms of phonological features. Those phonemes include 6 vowels: /ʌ/, /I/, /ʊ/, /ɛ/, /ɔ/ and /∂/ ; and 19 consonants: /b/, /c/, /d/, /g/, /h/, /j/, /ʔ/, /k/, /l/, /m/, /n/, /p/, /r/, /s/, /t/, /w/, /y/, /ñ/, and /ŋ/. In addition, the differences between Tigawasa and Dencarik dialects is the distribution of phonemes /ʌ/ and /∂/ in Tigawasa and Dencarik dialects. Furthermore, from the Swadesh and Nothofer word lists which contain 668 lexicons, 365 lexicons are found similar in Tigawasa and Dencarik dialects in terms of lexical features. Those lexicons can be classified into: 291 exactly the same forms and 74 similar forms of lexicons. In the other words, more than 50% of the total number of lexicons that were found the same or similar in Tigawasa and Dencarik dialects. In addition, the reason why Tigawasa and Dencarik dialects have similarities in using Balinese is because Tigawasa and Dencarik dialects belong to a language family since they are geographically close. keyword : dialect, phonological variation, lexical variation.
An analysis of jargon used by waiters and waitresses in food and beverage at Krisna Beach Street Singaraja. ., Putu Sutarma; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.; ., Drs. I Wayan Suarnajaya,MA., Ph.D.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.12404

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menggambarkan jenis jargon, makna dan fungsi jargon yang digunakan oleh para pelayan dan pramusaji di Jalan Pantai Krisna Singaraja. Dalam menganalisa jargon, teori ini didukung oleh teori Allan & Burridge (2006), Chaer & Agustina (2010) dan Yule (2006). Analisis ini menggunakan metode kualitatif. Subjek penelitian ini adalah pelayan laki-laki dan pelayan wanita di departemen makanan dan minuman di Krisna Beach Street Singaraja. Teknik pengumpulan data adalah observasi, dokumentasi dan wawancara. Ditemukan jenis jargon yang digunakan oleh pelayan dan pramusaji, seperti singkatan 6 (26%), pinjaman 5 (21%) dan kata 17 (73%). Ditemukan bahwa artinya 28 jargon digunakan oleh para pelayan dan pramusaji di Krisna Beach Street. Dalam fungsi jargon, teori ini didukung oleh teori Allan & Burridge (2006) dan Ivess (1999) menemukan dua jargon fungsi yang digunakan oleh pelayan dan pelayan, (1) jargon sebagai bahasa yang efisien dan efektif dalam komunikasi dan (2) Jargon sebagai Identifikasi kelompokKata Kunci : jargon, food and beverage department , waiters and waitresses dan Krisna Beach Street This study aimed at analyzing and describing the types of jargon, meaning and function of jargon used by the waiters and waitresses in Krisna Beach Street Singaraja. In analyzing jargon, it was supported by theories from Allan & Burridge (2006), Chaer & Agustina ( 2010) and Yule (2006). This analysis used qualitative method. The subjects of this study were waiters and waitresses of the food and beverage department at Krisna Beach Street Singaraja. The technique of data collection was observation, documentation and interview. It was found types of jargon used by waiters and waitresses, such as abbreviation 6 (26 %) , borrowing 5 (21 %) and word 17 (73 % ). It was found that meaning 28 jargons used by the waiters and waitresses in Krisna Beach Street. In function of jargon, it was supported by theories from Allan & Burridge ( 2006) and Ivess( 1999) it found two functions jargons used by waiters and waitresses, (1) jargon as efficient and effective language in communication and ( 2) Jargon as group identification. keyword : jargon, food and beverage department , waiters and waitresses dan Krisna Beach Street
PHONOLOGICAL SYSTEM OF BALINESE LANGUAGE USED IN PEDAWA VILLAGE, BULELENG REGENCY, BALI ., Iga Putu Ardaba Kory; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.; ., Nyoman Karina Wedhanti, S.Pd., M.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.12560

Abstract

This qualitative research describes Phonological system of Balinese language. The aim of this study was 1) To find out the vowel phonemes of Balinese language in Pedawa Dialect and their distribution, 2) To find out the diphthong Balinese language used in Pedawa dialect, 3) To find out the consonant phonemes of Balinese language in Pedawa dialect and their distribution, 4) To find out the consonant clusters that are used in Pedawa dialect. The main instrument was the researcher, and the researcher also used the other instruments namely, recorder and a word list. The data were gathered by conducting observation, recording and interview techniques. The result of this research can be describe that (1) there were 28 phonemes of Balinese language in Pedawa dialect. Those phoneme were /ʌ/, /i/, /u/, /e/, /o/, /ǝ//p/, /b/, /t/, /d/, /k/, /g/, /ʔ/, /s/, /c/, /j/, /l/, /h/, /m/, /n/, /ñ/, /ŋ/, /r/, /w/, /y/ /ʌi/, /ʌe/, /ʌɛ/ that consist of 6 vowels, 3 diphthongs and 19 consonants. (2) The researcher also found 2 consonant clusters in of Balinese language in Pedawa dialect which were they are /r/ and /kl/keyword : Dialect, Pedawa, Phonological System
The Morphological Processes of Balinese Dialect Spoken by Timbrah Villagers ., Ni Made Sariningsih; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, M.A.; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.13329

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya proses pembentukan kata yang terjadi pada bahasa Bali yang digunakan di desa Timbrah. Penelitian ini merupakan Deskriptif Kualitatif. Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan metode observasi dan metode interview. Data dikumpulkan berdasarkan 3 domain, yaitu: keluarga, pertemanan dan lingkungan. Peneliti mengumpulkan data berdasarkan prosedur penelitian menggunakan data analisis oleh Miles dan Huberman (1994). Objek penelitian ini adalah proses pembentukan kata bahasa bali pada desa timbrah. Adapun 2 macam dari proses morfologi yaitu: awalan dan akhiran. Adapun 6 pembentukan kata yaitu: gabungan kata, pengulangan kata, campuran kata, pemotongan kata, peminjaman kata dan akronim. Hasil penelitian ini menunujukan adanya tiga jenis awalan yang merupakan proses pembentukan suatu jenis kata {me-}, {N-} allomorph |ny| and {N-} allomorph |m|. Tujuh jenis akhiran yang dapat membentuk perubahan kata adalah jenis suffix {-an}, {-nye}, {-ne}, {-e}, {-ane}, {-ku} dan {-mu}. Lima jenis awalan yang tidak merubah kelas kata {me-}, {N-} allomorph |ng|, {N-} allomorph |n|, {a-} and {nge-}. Tiga jenis kata akhiran yang tidak merubah kelas kata {-e}, {-ang} dan {-in}. Adapun proses penambahan affiks salah satunya adalah prefiks {me-}, {N-} allomorph |ny|, {N-} allomorph |ng| and {a-} dan sufiks {-an}, {-ang} and {-in}. Adapun contoh dari penggabungan kata: kaje kangin dan kaje kauh. Pemendekan kata: au, ko, to dan jae. Blending kata: bangku, jangku, karjae dan binpuan. Pengulangan kata: dadong-dadong, ujan-ujan and kunang-kunan. Peminjaman kata: buku, kamar mandi dan baju. Singkatan kata: UNDIKNAS dan UNDIKSHAKata Kunci : Bahasa Bali, Perubahan Kata,Timbrah Dialek,. The aim of this study was to find about the morphological processes of Balinese dialect spoken by Timbrah villagers. The research was a descriptive qualitative research which used observation method and interview method. The data were collected in three different domains, namely: Family, Friendship and Neighborhood. The researcher collected the data based on the research procedure by using data analysis suggested by Miles and Huberman (1994). The object of the study was the morphological processes of Balinese Dialect in Timbrah village. There were two kinds of morphological processes, namely: Preixation and Suffixation. There were six kinds of word formation, namely: compounding, reduplication, blending, clipping, borrowing and acronym. There are three kinds of derivational prefixes, namely {me-}, {N-} allomorph |ny| and {N-} allomorph |m|. There are seven kinds of derivational suffixes, namely {-an}, {-nye}, {-ne}, {-e}, {-ane}, {-ku} and {-mu}. There are five kinds of inflectional prefixes, namely {me-}, {N-} allomorph |ng|, {N-} allomorph |n|, {a-} and {nge-}. There are three kinds of inflectional suffixes, namely {-e}, {-ang} and {-in}. There are Affixation process, namely prefixation of affixation {me-}, {N-} allomorph |ny|, {N-} allomorph |ng| and {a-}. Suffixation of affixation {-an}, {-ang} and {-in}. There were found compounding: kaje kangin and kaje kauh; clipping: au, ko, to, and jae; blending: bangku, jangku, karjae, and binpuan; reduplication: dadong-dadong, ujan-ujan, and kunang-kunang; borrowing: buku, kamar mandi, and baju; and acronym: UNDIKNAS and UNDIKSHA.keyword : Balinese Language , Timbrah Dialect, Morphological Process.
The Morphological Processes of Balinese Dialect By Villagers of Tajen: A Descriptive Study ., Ni Putu Wahyuni Sri Rahayu Cahyani; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, M.A.; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.13330

Abstract

Penelitian ini bertujuan menjelaskan proses morpologi Dialek Bahasa Bali yang digunakan di Desa Tajen Tabanan. Penelitian ini berbentuk penelitian kualitatif. Data dibagi menjadi tiga domain bahasa, yaitu domain keluarga, domain persahabatan, dan domain lingkungan. Data dikumpulkan berdasarkan metode observasi dan metode wawancara (mendengar dan mencatat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua macam proses prefiksasi dan sufiksasi. Prefiksasi adalah proses yang mengalami tambahan awalan. Awalannya adalah {a -}, {ke-}, {me}, dan {N-}. Sementara sufiksasi adalah proses yang mengalami tambahan akhiran. Akhirannya adalah {-e}, {-an}, {-ang}, {-in}, dan {-n}. Prefiks dan sufiks yang melewati proses derifatif, yaitu: prefik {a-}, {me-}, {N-}: dan sufiks {-an}, {-ang}, dan {-in}. Prefiks dan sufiks yang melewati proses inflektif, yaitu: prefiks {a-}, {me-}, {N-}: dan sufiks {-e}, {-an}, {-in}, {-n}.Terpisah dari ini, ada juga proses morpologi dalam bentuk kata ulang dan kata majemukKata Kunci : prefiks dan sufiks, proses derivatif dan inflektif, kata ulang, kata majemuk This study aimed at describing morphological processes of Balinese Dialect in Tajen village Tabanan. This study was a descriptive qualitative research. The data were divided into three language domains, namely: family domain, friendship domain, and neighborhood domain. The data were collected based on three techniques, namely: observing, recording, and interviewing (listening and noting) .The results of the study show that there are two kinds prefixation and suffixation. Prefixation is a process which undergoes an additional prefixes.The prefixes are {a-},{ke-}, {me-}, and {N-}. Meanwhile suffixation is a process which undergoes additional suffixes. The suffixes are {-e}, {-an}, {-ang}, {-in}, and {-n}. The prefixes and suffixes that undergo derivation process include: prefix {ke-}, {me-}, and {N-}; and suffix {-an}, {-ang}, {-in}. The prefixes and suffixes that undergo inflection process include: prefix {a-}, {me-}, {N-}; and suffix {-e}, {-an}, {-in}, {-n}. Apart from this, there are also morphological processes in the form of reduplicative words ‘kata ulang’ and compound words ‘kata majemuk.keyword : prefixes and suffixes, derivational and inflectional processes, reduplicatives, compound word
The Comparison of Culture Shock between Dutch and Danish Tourists during Their Staying in Singaraja ., I Gusti Bagus Widi Darmadi; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.; ., Nyoman Karina Wedhanti, S.Pd., M.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.13389

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbandingan gegar budaya yang dialami turis Belanda dan turis Denmark selama tinggal di Singaraja. Penelitian ini menganalisis gegar budaya terkait dengan komunikasi lisan dan tidak lisan. Data dianalisis berdasarkan teori dari Pederson (1995). Penelitian ini mengacu pada peneilitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah tiga turis Belanda dan tiga turis Denmark. Peneliti mengumpulkan data dengan teknik wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam komunikasi lisan, ada lima persamaan gegar budaya dialami turis Belanda dan Denmark yaitu menyapa, perkenalan, pertanyaan pribadi, merekomendasikan, dan membuat janji. Dalam komunikasi tidak langsung yaitu tersenyum, kontak mata, interaksi sentuhan, jarak, bersendawa, dan gerak-gerik kepala. Perbedaan keduanya adalah turis Belanda mengalami enam gegar budaya, diantaranya mengingatkan, berterima kasih, menawarkan, meminta maaf, mengundang, dan bersiul. Sementara turis Denmark mengalami lima gegar budaya dalam menyarankan, menghakimi, melarang, menolak, dan memotong pembicaraan. Dalam komunikasi tidak lisan, turis Belanda mengalami lima gegar budaya, diantaranya dengan dua tangan menyapa, menggeretakkan jari tangan, tersenyum, makan dengan tangan, dan mengedipkan mata. Sedangkan, turis Denmark mengalami tujuh gegar budaya, yaitu melambai, penguatan, bersalaman, mencangkupkan tangan, memeluk, dan penggunaan tangan kiri kanan. Untuk mengatasi gegar budaya, mereka menayakan informasi kepada pemandu atau orang local, meniru, dan menyesuaikan diri sesuai aturan yang ada di Bali. Masalah dari turis Belanda dan Denmark adalah meniru budaya baru. Kata Kunci : gegar budaya, komunikasi lisan, komunikasi tidak lisan This descriptive qualitative study aimed at analyzing the comparison of culture shock experienced by Dutch and Danish tourists during staying in Singaraja. This study analyzed the culture shock which is related to verbal and non-verbal communications. The data were analyzed based on Pederson’s theory (1995). The subjects of this study were three Dutch and Danish tourists. The data were collected based on semi structure and unstructured interview. The result of this study shows that in verbal communication, there are five similarities of culture shock experienced by Dutch and Danish tourists, namely: greeting, introducing, asking personally, recommending, and making appointment. In non-verbal communication, there are five similarities of culture shock phenomena, namely: smiling, eye contact, touch interaction, space, belch, and head movement. However, Dutch tourists experienced six culture shock, namely: reminding, thanking, offering, apologizing, inviting, and whistling, while Danish tourists experienced five culture shock, namely: suggesting, judging, prohibiting, refusing, and interrupting. In non-verbal communication, Dutch tourists experienced five culture shock, namely: two hands greeting, snapping fingers, smiling, use hand in eating, and winking. Danish tourists experienced seven culture shock, namely: waving hands, thumb reinforcement, smiling, shaking hand, covering hands, hugging, and the right and left hand. To overcome the culture shock phenomena, they conducted something as follows: asking information to their tour guide or local people, imitating the local people’s habits, and organizing themselves based on the rule in Bali. Dutch and Danish tourists’ problems were in copying the communications of new culture. keyword : Culture shock, differences, similarities.
An Analysis of Morphological Processes of Balinese Dialect of Batukandik ., Ni Putu Stefi Anjani Darmarini; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, M.A.; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.13397

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis-jenis dari proses morfologi yang terdapat dalam Dialek Bahasa Bali di Batukandik. Untuk mencapai tujuan ini, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Subjek dari penelitian ini adalah masyarakat desa Batukandik yang menggunakan dialek Batukandik dalam komunikasi sehari-hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada enam jenis-jenis dari proses morfologi yang terdapat dalam Dialek Bahasa Bali di Batukandik, yaitu; afiksasi, peminjaman, penciptaan kata baru, pemenggalan, dan pemendekan kata. Ada dua jenis afiksasi: (1) prefix: {me-}, {N-}, {pe-}, dan {a-} dan (2) suffix: {-ne}, {-ang}, {-in}, {-an}, {-e} dan {-te}. Reduplikasi adalah dagang-dagang, bedos-bedos, penjak-penjak, dengoh-dengoh, dll. Peminjaman adalah TV, trik, administrasi, mineral, objek, persen, cek-up, transit, dll. Hanya ada tiga kata yaitu Rinso, Aqua, dan Honda yang termasuk penciptaan kata baru. Pemenggalan adalah kata pa dari paak, ked dari neked, pan dari bapan, dan kata hang dari bahang, dll. Pemendekan kata adalah KKN, TV, and HP.Kata Kunci : proses-proses morfologi, Dialek Bahasa Bali, Batukandik The study aimed at analyzing the types of morphological processes that exist in Balinese Dialect of Batukandik. To accomplish this goal, this study used a descriptive qualitative research, in which the data were collected through observation and interview technique. The subjects of this study were the people of Batukandik village who speak Balinese in their daily communication. The result of the study showed that there were seven types of morphological processes that exist in Balinese Dialect Batukandik, namely; affixation, reduplication, borrowing, coinage, clipping, and initialism. There were two kinds of affixation: (1) by adding prefix: {me-}, {N-}, {pe-}, and {a-}and (2) by adding suffix: {-ne},{-ang}, {-in}, {-n}, {-an}, {-e} and {-te}. The reduplication were dagang-dagang, bedos-nedos, penjak-penjak, dengoh-dengoh, etc. The borrowing were TV, strait, tricks, administration, mineral, objek, persen, cek-up, transit, etc. The coinage were Rinso, Aqua, and Honda. The clipping were the word pa from paak, ked from neked, pan from bapan, and the word hang from bahang, etc. The initialism were KKN, TV, andHP.keyword : morphological processes, Balinese dialect, Batukandik
Co-Authors ., Anak Agung Inten Sakanti ., Anak Agung Inten Sakanti ., Anak Agung Istri Yurika Kanya Paramita D ., Anak Agung Istri Yurika Kanya Paramita D ., Desak Made Mira Diahningsih ., Desak Made Mira Diahningsih ., DIAH CYNTHIA PUTRI ., Gede Agus Lesmana Putra ., Gede Agus Lesmana Putra ., Gede Ari Suyasna Putra ., Gede Ari Suyasna Putra ., Gede Dharma Arya Wicaksana ., Gede Dharma Arya Wicaksana ., I DEWA MADE BAGUS KASUMAJAYA ., I G A N Alitia k ., I G A N Alitia k ., I GEDE ARIS PRATAMA PUTRA ., I Gede Shasy Bagus ., I Gede Shasy Bagus ., I Gede Soni Restiadi ., I Gede Soni Restiadi ., I Gede Wahyu W.p ., I Gede Wahyu W.p ., I GUSTI AYU AGUNG MIRAH MEYLIANA ., I Gusti Bagus Widi Darmadi ., I Gusti Bagus Widi Darmadi ., I Kadek Gunarsa ., I Kadek Gunarsa ., I Kadek Sudarma ., I Ketut Satria Adiguna ., I Ketut Seken ., I Komang Bramawan ., I Komang Bramawan ., I Made Dedi Kurniawan ., I Nym Dedy Rahland Krisna Hari ., I Nyoman Surya Manggala ., I Putu Adhi Wirayasa ., I PUTU AGUS ENDRA SUSANTA ., I Putu Hendra Adi Sutika ., I Putu Hendra Adi Sutika ., I Putu Rika Adi Putra ., I Putu Rika Adi Putra ., I Putu Suamba Wijaya ., I Wayan Bagastana ., Iga Putu Ardaba Kory ., Iga Putu Ardaba Kory ., Intania Harismayanti ., Intania Harismayanti ., Kadek Puspa Ariantini ., Kadek Puspa Ariantini ., Kadek Toni Sumartawan ., Kadek Vera Mia Asitari ., Kadek Vera Mia Asitari ., Km Triyunita Yani ., Km Triyunita Yani ., Komang Evayanti ., Komang Evayanti ., Komang Tia Dwi Pradipta ., KOMANG TRY WAHYUNI DEWI ., LUH GEDE TRISNAWATI ., Luh Putu Dewi Ariani ., Luh Putu Dewi Ariani ., Luh Widiyaswary ., Made Ady Pradana Wiyasa ., Made Intan Kusuma Dewi ., Made Intan Kusuma Dewi ., Made Wikrama ., Made Wikrama ., MADE WINNY PARAMITHA ., Md Arini Purnamasari ., Md Arini Purnamasari ., Ngurah Putra Bayu Krisna ., Ngurah Putra Bayu Krisna ., Ni Kadek Meina Andriani ., Ni Kadek Meina Andriani ., Ni Kadek Sudiartini ., Ni Kadek Sudiartini ., NI LUH MIA ADNYANI ., Ni Luh Putu Wida a ., Ni Luh Putu Wida a ., Ni Made Eni Parwati ., Ni Made Sariningsih ., Ni Made Sariningsih ., NI MADE SRI ARTINI ., Ni Nym. Ayu Padmitri ., Ni Putu Anggie Orchidiani ., Ni Putu Anggie Orchidiani ., Ni Putu Sri Erawati ., Ni Putu Sri Erawati ., Ni Putu Sri Merta Utami ., Ni Putu Sri Merta Utami ., Ni Putu Stefi Anjani Darmarini ., Ni Putu Stefi Anjani Darmarini ., Ni Putu Wahyuni Sri Rahayu Cahyani ., Ni Putu Wahyuni Sri Rahayu Cahyani ., Nyoman Erlina ., Nyoman Erlina ., Pande Nyoman Ita Wulandari ., Pande Nyoman Ita Wulandari ., PROF. DR. I NYM. ADI JAYA PUTRA, M.A. ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd., M.Pd. ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd., M.Pd. ., Putu Eka Jaya Famugi ., Putu Eka Jaya Famugi ., Putu Mas Juliatmadi ., Putu Mas Juliatmadi ., Putu Pipin Septiari ., Putu Rika Pramayani ., Putu Rika Pramayani ., Putu Sri Ayu Padmi ., Putu Sutarma ., Putu Sutarma ., RISMA DIYAN SAPUTRI ., Servasius. Tawurutubun ., Servasius. Tawurutubun A.A. Putu Putra Adnyani, Ni Luh Putu Sri Adnyayanti, Ni Luh Putu Era Agus Yogi Pranata ., Agus Yogi Pranata Anak Agung Istri Mas Diah Utari Dewi Anita Sofia Veronia Ariantari, Pande Kadek Dea Aridana, I Komang Japar Aron Meko Mbete Aron Meko Mbete Aryasuari, Putu Tanniya Pradnyan Batan, I Gede Bhuwana, I Putu Abdi Budiantari Putu Yuli Cantika, Kadek Meisani Dinda Dewa Ayu Eka Agustini Dewa Komang Tantra Dewa Putu Ramendra Dewi, Feby Febriyanti Dewi, Ketut Puspa Dewi, Ketut Sintya Dewi, Ni Putu Desy Krisna Dharmasanti, Ni Made Utari Drs. Asril Marjohan,MA . Drs.Gede Batan,MA . Eka Grana Aristyana Dewi Fitriani Lestari G.A.P. Suprianti GD Hoki Artha Tama Wijaya Gede Bagus Kresnantara Gede Krisna Widiantara Gede Mahendrayana Gusanto, Athanasia Gusti Ayu Putu Linda Riani Gusti Made, Jyotika Gusti Ngurah Rai Dwijantara . Hayuni, Nyoman Tri Hendra Yani, Kadek Nila I Dewa Gede Budi Utama I Gede Bagus Wisnu Bayu Temaja I Gede Batan I Gede Erlan Cahaya Unggawan . I Gede Putu Adhitya Prayoga . I Gede Sumerjaya ., I Gede Sumerjaya I Gusti Bagus Wiksuana I Ketut Mantra I Ketut Mantra . I Ketut Trika Adi Ana I Ketut Trika Adi Ana I Komang Japar Aridana I Made Adi Widarta Kusuma I Made Pasek Suwarbawa ., I Made Pasek Suwarbawa I Nyoman Adi Jaya Putra I NYOMAN SUPARWA I Putu Anjas Widya k ., I Putu Anjas Widya k I PUTU BAYOE MAHA PUTRA . I Putu Edi Sutrisna . I Putu Indra Kusuma I PUTU MARIANA . I Putu Ngurah Wage Myartawan I PUTU SUYOGA DHARMA . I PUTU YOGA LAKSANA . I Putu Yoga Purandina I Wayan Adi Wiweka . I Wayan Agus Anggayana I Wayan Eri Kurnia ., I Wayan Eri Kurnia I WAYAN PUTRAWAN . I Wayan Sandiyasa . I Wayan Suarnajaya I Wayan Swandana I Wayan Wikajaya ., I Wayan Wikajaya I Wayan Wira Praditya I Wayan Wiranata . Ida Ayu Iran Adhiti IDA AYU MADE ISTRI UTAMI . IGA Pt Novita Sari Paragae Kadek Adyatna Wedananta Kadek Dwi Candra Oktariana Kadek Dwi Maharani ., Kadek Dwi Maharani Kadek Sari Wahyuni ., Kadek Sari Wahyuni Kadek Sintya Dewi Kadek Sonia Piscayanti Kadek Suardika Kartika, Ni Made Intan Widya Surya Kd Astri Nirwitta Wijayanti Ketut Ayu Swati Pramitha Yuliandari KOMANG MELIAWATI . Luh Diah Surya Adnyani Luh Eka Susanti Luh Parmawati Luh Putu Artini Luh Putu Artini Luh Siantari M.A. ., PROF. DR. I KETUT SEKEN, M.A. Made Arniati ., Made Arniati Made Hery Santosa Made Jane Purnama ., Made Jane Purnama Made Sri Satyawati MADE SUCI SUANDARI . Made Wahyu Mahendra . Mahayoni, Ni Putu Sukma Mahendrayana, I Gede Manik Puspita, Ni Nyoman Mantra, I Ketut Maria Yuliana Geofany Mella Resita Widhiastari Nafiis, Nahla Annisa Ainun Natih, Made Sarasvati Wirapuspa Ngurah Agung Riski Restuaji ., Ngurah Agung Riski Restuaji Ni Kadek Suartini . Ni Komang Arie Suwastini Ni Luh Aristyawati Ni Luh Putu Era Adnyayanti Ni Made Ayu Sulatri Okta Pratiwi Ni Made Ayuni Wulandari ., Ni Made Ayuni Wulandari Ni Made Dhanawaty Ni Made Rai Wisudariani Ni Made Ratmingsih Ni Made Ratminingsih Ni Made Suniyasih NI MADE YUNIARI . Ni Nyoman Manik Puspita Ni Nyoman Padmadewi Ni Putu Astiti Pratiwi Ni Putu Deanitha Rizki Awalia . Ni Putu Desi Wulandari Ni Putu Dianita Safitri Ni Putu Puriasih Ni Putu Sintia Dewi Kusuma Wardani Ni Wayan Monik Rismadewi Nursyafeizah, Andi Nyoman Karina Wedhanti Okta Pratiwi, Ni Made Ayu Sulatri Pande Agus Putu Dharma Putra Panensia, Feraliensis Mangifera Paragae, IGA Pt Novita Sari Paramarta, I Made Suta Petrus I Wayan Brahmadyantara . Pradnyani, Pande Eka Putri Pratama, I Gede Febry Wira Pratama, Putu Reynald Ridana Prayoga, Gusti Km Arysuta Pridayani, Kadek Prof. Dr. A. A. I. Ngurah Marhaeni,MA . Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi,MA . Prof. Dr.I Ketut Seken,MA . Putu Adi Krisna Juniarta Putu Ayu Kinanti Praditha Putu Bagus Mahardika . Putu Diandra Dama Suri Putu Dinia Suryandani Putu Edi Kusuma ., Putu Edi Kusuma Putu Eka Dambayana Putu Eka Dambayana Putu Eka Dambayana S Putu Eka Dambayana Suputra Putu Hendra Kusuma . Putu Kerti Nitiasih Putu Kerti Nitiasih Putu Niken Praweda Yanti Putu Pande Novita Sari Putu Ramendra, Dewa PUTU TIKA VIRGINIYA ., PUTU TIKA VIRGINIYA Putu Wulandari Tristananda . Rahayu, Made Sri Ratmingsih, Ni Made S.Pd. I Putu Ngurah Wage M . Salsabila, Unik Hanifah Sang Ayu Made Diah Utami Putri Sang Ayu Putu Sriasih Sari, Nyoman Arina Putri Satriya Wibawa, I Putu Gede Seken I Ketut Seniasih, Ni Kadek Mira Sri Pithamahayoni . Suardika, Kadek Sugiani, Ni Nyoman Sugiantari, Putu Ayu Dinda Suka, Eva Suniyasih, Ni Made Sutrini, Ayu Nyoman Tristiani, Ni Kadek Ita UNDIKSHA . Utamayana, I Wayan Yoga Utari Dewi, Anak Agung Istri Mas Diah Wawan Marhanjono Mustamar Wedanthi, Nyoman Karina Wibawa, I Gusti Putu Satria Wicaksana, GDA Widarta Kusuma, I Made Adi Widya Suputra I Gede Wiguna, Ida Bagus Andika Wikajaya, I Wayan Wulandari, Putu Ratih Yogiantari, Ni Putu Egik Yuliantari, I Gusti Ayu Winda