p-Index From 2020 - 2025
11.885
P-Index
This Author published in this journals
All Journal E-Journal of Linguistics Jurnal Pendidikan dan Pengajaran PRASI: Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajarannya Lingua Scientia Journal Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan Humaniora (JPPSH) Jurnal IKA Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Jurnal Pendidikan Indonesia Jurnal Kajian Bali Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurnal Pendidikan Bahasa Jurnal Pendidikan Matematika Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Jurnal Arbitrer EXPOSURE JOURNAL Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS IDEAS: Journal on English Language Teaching and Learning, Linguistics and Literature Linguistic, English Education and Art (LEEA) Journal k@ta Esteem Journal of English Study Programme International Journal of Language and Literature WIDYA LAKSANA Journal of Education Technology MABASAN ACITYA Journal of Teaching & Education JALL (Journal of Applied Linguistics and Literacy) Journal of English Language and Culture E-Link Journal Journal of English Teaching and Applied Linguistics (JETAL) Lexeme : Journal of Linguistics and Applied Linguistics Interference: Journal of Language, Literature, and Linguistics The Art of Teaching English as a Foreign Language (TATEFL) Journal of English Language and Education Journal of Educational Study Jurnal Penelitan Mahasiswa Indonesia Jurnal Impresi Indonesia Linguistic, English Education and Art (LEEA) Journal Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Indonesian Journal Of Educational Research and Review Edu Society: Jurnal Pendidikan, Ilmu Sosial dan Pengabdian Kepada Masyarakat Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Room of Civil Society Development IJLHE: International Journal of Language, Humanities, and Education Pubmedia Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Journal of Linguistic and Literature Studies (JOLLES) Room of Civil Social Development
Claim Missing Document
Check
Articles

CULTURE SHOCK EXPERIENCED BY DUTCH TOURISTS IN KALIBUKBUK VILLAGE ., Gede Ari Suyasna Putra; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.; ., Dewa Ayu Eka Agustini, S.Pd., M.S.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.12053

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti fenonema gegar budaya yang dialami oleh turis Belanda dan bagaimana cara mereka mengatasi gegar budaya mereka di Desa Kalibukbuk. Peneliti membatasi pada penelitian gegar budaya yang berhubungan dengan komunikasi lisan dan komunikasi tidak lisan. Penelitian sekarang ini adalah sebuah studi kasus dengan desain penelitian kualitatif. Subjek dari penelitian ini adalah tiga turis Belanda yang tinggal di Desa Kalibukbuk, Kabupaten Buleleng, Bali. Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan wawancara yang terstruktur dan tidak struktur dari tiga turis Belanda di Desa Kalibukbuk. Instrumen utama dari penelitian ini adalah peneliti sendiri, pedoman wawancara, perekam suara dan catatan. Teori dari Pederson yang digunakan didalam menganalisis data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh fenomena gegar budaya didalam komunikasi lisan dan sepuluh didalam komunikasi tidak lisan. Dari semua gegar budaya, sebagian besar turis Belanda mengalami gegar budaya tentang transportasi. Selain itu, ada empat cara dari turis Belanda untuk mengatasi gegar budaya seperti meminta orang lokal untuk menjelaskan, mencoba untuk melakukan hal yang sama, berpikir solusi dengan cara mereka dan menghormati perbedaan budaya. Data dari observasi dan wawancara menyatakan masalah dari turis Belanda didalam meniru budaya baru di Desa Kalibukbuk, Kabupaten Buleleng, Bali. Kata Kunci : gegar budaya, komunikasi tidak lisan, komunikasi lisan This study aimed at investigating the culture shock phenomena experienced by Dutch tourists and how the way they overcome their culture shock in Kalibukbuk village. The researcher limited on investigating the culture shock that related with verbal communication and non-verbal communication. This present study was a case study with qualitative research design. The subjects of this research were three Dutch tourists who stay in Kalibukbuk village, Buleleng regency, Bali. The researcher collected the data based on semi structure interview and semi unstructured interview from three Dutch tourists in Kalibukbuk village. The main instrument of this study was the researcher itself, interview guide, voice recorder and note. Pederson’s theory that used in analyzes the data. The result of this research shows that there were ten culture shock phenomena in verbal communication and ten in non-verbal communication. From all the culture shock, the most Dutch tourists experienced culture shock about transportation. Moreover, there were four ways of Dutch tourists to overcome the culture shock such as asked the local people to explain, tried to do the same thing, thought the solution their own and respect the difference culture. The data from observation and interview reveals the Dutch tourists’ problems in copying the new culture in Kalibukbuk village, Buleleng regency, Bali. keyword : culture shock, non-verbal communication, verbal communication
THE DIFFERENCES OF TIGAWASA DIALECT AND DENCARIK DIALECT VIEWED FROM PHONOLOGICAL AND LEXICAL VARIATION ., I Ketut Satria Adiguna; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.; ., Nyoman Karina Wedhanti, S.Pd., M.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.12115

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mencari perbedaan fonologis dan variasi leksikal pada dialek di desa Tigawasa dan dialek di desa Dencarik. Penelitiaan ini di disain secara deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan 3 informan di tiap-tiap desa. Dimana diantaranya, 3 informan di desa Tigawasa dan 3 informan di desa Dencarik. Semua informan dipilih sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. Penelitian ini menggunakan 3 instrumen di dalam mengumpulkan data. 1. Peneliti, 2. Lis kata atau daftar kata dari Swadesh dan Nothofer, dan 3 .Perekam suara. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan 4 teknik dalam mengumpulkan. 1. Observasi, 2. Merekam, 3. Mencatat, dan 4. Interview. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ada 6 indikasi variasi fonologis, yaitu syncope, apocope, prothesis, epenthesis, paragoge, dan haplology. Hasil selanjutnya adalah adanya 4 indikasi variasi leksikal, yaitu semasiological variation, onomasiological variation, formal variation and contextual variation. Kata Kunci : dialek, variasi fonologi, variasi leksikal Abstract This study aimed at exploring the differences of Tigawasa and Dencarik dialect viewed from phonological and lexical variation. This research was a descriptive qualitative research. In this research, there were 3 informant samples from Tigawasa village and 3 informant samples from Dencarik village. All of the informants were chosen based on a set of criteria. The obtained data were collected based on three instruments, namely: researcher, word lists (swadesh and nothofer) and recorder. This study also used four techniques namely: observation, recording, note-taking, and interview. The results of the study show that, 1) there were 6 indications of phonological variarion, such as; syncope, apocope, prothesis, epenthesis, paragoge and haplology, 2) there were 4 indications of lexical variation, such as; semasiological variation, onomasiological variation, formal variation and contextual variation. keyword : dialect, phonological variation, lexical variation.
The Lingusitic Evidences that Unite Perean and Taro Dialect: A Comparative Study ., Desak Made Mira Diahningsih; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.; ., Nyoman Karina Wedhanti, S.Pd., M.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.12123

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan persamaan fonologis dan leksikal antara dialek Perean dan dialek Taro. Penelitian ini didesain dalam bentuk penelitian deskriptif kualitatif dengan karakteristik sinkronis. Data yang telah diperoleh dalam bentuk kata diidentifikasi dengan menggunakan daftar kata Swadesh, daftar kata Nothofer, dan daftar kata Holle. Data didapatkan dengan menggunakan teknik observasi, rekaman, dan catatan. Dalam mengumpulkan data, dipilih tiga narasumber pada setiap dialek. Hasil dari penelitin ini menunjukan bahwa ada 46 fonem yang telah dibuktikan sama di antara kedua dialek. Mereka adalah: 1) enam vokal /ʌ/,/i/,/u/,/ɛ/,/ɒ/, and /ə/; 2) delapan diftong /ʌɪ/, /ʌu/, /ʌɛ/, /ʌɒ/, /ɪʌ/, /ɪu/, /uʌ/, and /ʊʌ/; 3) lima geminates /ʌʌ/, /ɪɪ/, /ʊʊ/, /ɒɒ/, and /əə/; 4) sembilan belas konsonan /p/, /b/, /t/, /d/, /k/, /g/, /ʔ/, /s/, /c/, /j/, /l/, /h/, /m/, /n/, / ñ /, /ŋ/, /r/, /w/, and /y/; and 5) delapan konsonan kluster /kl/, /bl/, /ml/, /kr/, /pr/, /mp/, /mb/, dan /ŋkKata Kunci : diftong, fonologi, geminate, kata, konsonan, konsonan kluster, Perean Dialek, Taro Dialek, vokal. This research aimed at describing the phonological and lexical similarities between Perean Dialect and Taro Dialect. This research was designed in the form of descriptive qualitative study which has synchronic characteristics. The obtained data was in the forms of lexicon identified by using Swadesh’s, Nothofer’s, and Holle’s Wordlist. The data were collected through observation, recording, and note taking techniques. The sources of data were three informants from each dialect were selected by using a set of criteria. The results of this research show that there are 46 phonemes have been proven the same from both dialects. They are: 1) six vowels /ʌ/,/i/,/u/,/ɛ/,/ɒ/, and /ə/; 2) eight diphthongs /ʌɪ/, /ʌu/, /ʌɛ/, /ʌɒ/, /ɪʌ/, /ɪu/, /uʌ/, and /ʊʌ/; 3) five geminates /ʌʌ/, /ɪɪ/, /ʊʊ/, /ɒɒ/, and /əə/; 4) nineteen consonants /p/, /b/, /t/, /d/, /k/, /g/, /ʔ/, /s/, /c/, /j/, /l/, /h/, /m/, /n/, / ñ /, /ŋ/, /r/, /w/, and /y/; and 5) eight consonant clusters /kl/, /bl/, /ml/, /kr/, /pr/, /mp/, /mb/, and /ŋk/. From the three wordlists, this research found that there are 1297 words which were exactly the same and 181 words which were similar from both Perean Dialect and Taro Dialect.keyword : consonants, consonant clusters, diphthong, geminate, lexicon, Perean Dialect, phonology, Taro Dialect, vowels.
An Analysis of Grammatical Errors in Writing Recount Text Committed by the 8th Grade Students of SMP Negeri 1 Seririt ., Putu Pipin Septiari; ., Drs. I Wayan Suarnajaya,MA., Ph.D.; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.12124

Abstract

Dirancang sebagai penelitian deskriptif-kualitatif, studi ini ditujukan untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa-siswa kelas 8 SMP Negeri 1 Seririt beserta sumber-sumber kesalahan yang mempengaruhinya. Subjek penelitian ini adalah 30 orang siswa kelas 8 SMP 1 Seririt dan objek penelitian ini adalah kesalahan-kesalahan gramatikal yang dilakukan oleh siswa. Dalam penelitian ini, tulisan siswa dianalisis dengan menggunakan taksonomi Azar mengenai tipe-tipe kesalahan dan klasifikasi sumber kesalahan oleh Brown. Hasil studi ini menunjukkan bahwa ada total 447 kesalahan gramatikal yang dilakukan oleh siswa. Tipe kesalahan yang paling dominan ditemukan adalah kesalahan bentuk kata kerja (verb tense) sebanyak 22.82%, diikuti dengan kesalahan diksi (word choice) sebanyak 16.33%, pengurangan kata (omit a word) sebanyak 11.19%, penambahan kata (add a word) sebanyak 10.51%, kapitalisasi (capitalization) sebanyak 7.38%, ejaan (spelling) sebanyak 5.82%, tunggal-jamak (plural-singular) sebanyak (4.47%),tanda baca (punctuation) sebanyak (4.47%), arti tidak jelas (meaning not clear) sebanyak 4.25%, bentuk kata (word form) sebanyak 4.03%, kalimat beruntun (run on sentence) sebanyak 3.36%, kalimat tidak lengkap (incomplete sentence) sebanyak 2.91%, susunan kata (word order) sebanyak 2.01% dan kesalahan artikel (article error) sebanyak 0.45%. Sedangkan sumber kesalahan yang paling dominan ditemukan adalah faktor intralingual (interlingual factor) sebanyak 62.67%, diikuti oleh strategi komunikasi siswa (communication strategy) sebanyak 29.42%, faktor interlingual (interlingual factor), dan konteks pembelajaran (context of learning) sebanyak 0.68%.Kata Kunci : kesalahan gramatikal, analisis kesalahan, teks recount. Designed as descriptive qualitative study, this research aimed at investigating the types of grammatical errors committed by the 8th grade students of SMP Negeri 1 Seririt in writing recount text as well as the sources of error affecting their writing. The subjects of this study were 30 grade 8 students of SMP Negeri 1 Seririt and the objects were grammatical errors committed by the students. In this research, students’ writings were analyzed by using Azar’s taxonomy of types of error and Brown’s classification of sources of error. The result of the study showed that there were 447 total grammatical errors committed by the students. The most frequent type of error committed was verb tense error (22.82%). It was followed by word choice error (16.33%), omit a word error (11.19%), add a word error (10.51%), capitalization error (7.38%), spelling error (5.82%), plural-singular error (4.47%), punctuation error (4.47%), meaning not clear (4.25%), word form error (4.03%), run on sentence (3.36%), incomplete sentence (2.91%), word order error (2.01%) and article error (0.45%). As for the sources of error, intralingual factor was found as the most common source of error affecting the students in writing recount text (62.67%). Then, it is followed by students’ communication strategy (29.41%), interlingual factors (7.42%), and context of learning (0.68%). keyword : grammatical errors, error analysis, recount text.
AFFIXATION OF PACUNG DIALECT: A DESCRIPTIVE STUDY ., I Kadek Sudarma; ., Drs. I Wayan Suarnajaya,MA., Ph.D.; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.12125

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan penggunaan dari prefixes, suffixes, infixes, and penggabungan dari prefix dan suffix di dialek Pacung. Penelitian ini menggunakan deskriptif qualitative. Tiga informan dari dialek Pacung dipilih sebagai sampel penelitian berdasarkan kreteria yang ditetapkan oleh Samarin (1967) dalam penelitian budasi (2015) dan salah satu kreteria yang terpenting adalah bahwa informan harus berasal dari orang asli yang ada di desa Pacung. Data ini di kumpulkan menggunakan 4 instrumen yaitu: peneliti sebagai instrumen utama, observasi, daftar kata dari Swades dan Budasi, dan interview. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 6 prefixes, 6 suffixes, dan 2 penggabungan dari prefix dan suffix yang ada di dialek Pacung. Jenis prefix yaitu {ma-}, {ka-}, {pa-}, {a-}, {pari-}, dan {pati}. Jenis suffix yaitu {-in}, {-an}, {-ang}, {-ȇ}, {-nȇ} and {-a}. Jenis penggabungan dari prefix dan suffix yaitu prefix {ma-} dengan suffix {-an} dan prefix {ma-} dengan suffix {-ang}. Kedua prefix dan suffix tidak terjadi perubahan pengucapan. Juga tidak terdapat tanda-tanda dari infix karena tidak ada bahasa yang di pengaruhi oleh infix.Kata Kunci : Dialek Pacung, affixation, infix, prefix, suffix This study aimed at describing the uses of prefixes, suffixes, infixes, and combination of prefix and suffix in Pacung Dialect. This research was a descriptive qualitative research. Three informants of Pacung Dialect were chosen as the samples of the study based on a set of criteria established by Samarin (1967) in Budasi’s (2015) and one of the important criteria was that the informant must belong to the original people of Pacung village. The data were collected by using four instruments, namely: the researcher as the main instrument, observation, wordlist (Swadesh and Budasi wordlist), and interview technique. The results of the study showed that there were six prefixes, six suffixes, and two combinations of prefix and suffix existing in Pacung Dialect. The prefixes are {ma-}, {ka-}, {pa-}, {a-}, {pari-}, and {pati-}. The suffixes are {-in}, {-an}, {-ang}, {-ȇ}, {-nȇ} and {-a}. The uses of combination of prefix and suffix are in the form of prefix {ma-} with suffix {-an} and prefix {ma-} with suffix {-ang}. Both prefixes and suffixes do not change the part of speech. There was also no indication of infixes because there are no words influenced by infix.keyword : Pacung dialect, Affixation, infixes,prefixes, suffixes,
AN ANALYSIS OF LANGUAGE FUNCTION AND EXPRESSION USED BY TOUR GUIDES AT BALI BEST MEMORY TOURS IN HANDLING TOURISTS ., Anak Agung Istri Yurika Kanya Paramita D; ., Drs. I Wayan Suarnajaya,MA., Ph.D.; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.12150

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fungsi dan ungkapan bahasa yang digunakan oleh pemandu wisata di Bali Best Memory Tours dalam menangani wisatawan. Untuk mencapai tujuan ini, penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif, yang dilakukan dengan mengamati, merekam audio, dan mewawancarai subjek. Subjek penelitian ini adalah 2 pemandu wisata di Bali Best Memory Tours. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 6 fungsi bahasa yang digunakan oleh pemandu wisata dalam menangani wisatawan, seperti: (1) fungsi untuk ucapan, (2) fungsi pemberian informasi, (3) fungsi untuk menawarkan sesuatu, (4). ) berfungsi untuk berterima kasih, (5) berfungsi untuk meminta maaf dan (6) berfungsi untuk mengucapkan selamat tinggal. Dari 6 fungsi bahasa, fungsi pemberian informasi banyak digunakan oleh pemandu wisata dalam menangani para wisatawan. Fungsi pemberian informasi sebanyak 58 kali (57%), kemudian dilanjutkan dengan fungsi untuk mengucapkan terima kasih sebanyak 11 kali (11%), berfungsi untuk menyapa 10 kali (10%), berfungsi untuk meminta maaf 9 kali (9%) dan berfungsi untuk menawarkan sesuatu 8 kali (8%). Fungsi bahasa yang paling sedikit yang digunakan oleh pemandu wisata adalah fungsi untuk mengucapkan selamat tinggal, yang muncul 5 kali (5%). Dalam mengekspresikan fungsi bahasa tersebut, pemandu wisata di Bali Best Memory Tours kebanyakan menggunakan ekspresi formal, yang digunakan 96% oleh kedua pemandu wisata. Dan ada 4% ekspresi informal yang digunakan oleh pemandu wisata dalam menangani para wisatawan.Kata Kunci : fungsi bahasa, ekspresi bahasa, pemandu wisata This study aimed at analyzing language functions and expressions used by the tour guides at Bali Best Memory Tours in handling tourists. To accomplish this goal, this study used a descriptive qualitative research, which was conducted by observing, audio recording, and interviewing the subjects. The subjects of this study were 2 tour guides at Bali Best Memory Tours. The results of the study show that there were 6 language functions used by the tour guides in handling the tourists, such as: (1) function for greeting, (2) function for giving information, (3) function for offering something, (4) function for thanking, (5) function for apologizing and (6) function for saying goodbye. Out of 6 language functions, function for giving information was mostly used by the tour guides in handling the tourists. Function for giving information was used 58 times (57%), then followed by function for thanking that occurred 11 times (11%), function for greeting 10 times (10%), function for apologizing 9 times (9%) and function for offering something 8 times (8%). Moreover, the least language function that was used by the tour guides was the function for saying goodbye, occurring 5 times (5%). In expressing those language functions the tour guides at Bali Best Memory Tours mostly used formal expression, which were expressed 96% by both of the tour guides. Moreover, there were 4% informal expressions committed by the tour guides while handling the tourists.keyword : language functions, language expressions, tour guides
An Analysis of Balinese Swear Words Used in Sawan Village, Buleleng Regency ., I Gede Soni Restiadi; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.; ., Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi, M.A.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.12227

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan bahasa kasar di Desa Sawan, Kabupaten Buleleng. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kwalitatif, yang dimana dilaksanakan dengan cara mengobservasi, merekam suara, and mewawancarai narasumber. Narasumber yang digunakan adalah 10 masyarakat Desa Sawan, Buleleng Regency. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa bahasa kasar yang digunakan di Desa Sawan, Kabupaten Buleleng mempunyai bentuk, referensi, dan fungsi masing-masing. Ada tiga bentuk dari bahasa kasar: (1) bentuk kata yang dimana dibagi menjadi dua bagian: monomofemik (contoh: pirate ‘ancestor’) dan polymorfemik (contoh: matan ‘eyes’). (2) bentuk frasa yang dimana dibagi menjadi tiga bagian: frasa kata benda (contoh: jeleme cicing ‘human dog’), frasa kata sifat (contoh: jaruh gati ‘very wicked), frasa kata sifat (contoh: mekatukan gen ‘always having sex’). (3) bentuk klausa (contoh: naskleng iba ‘you are bastard’). Referensi dari bahasa kasar dibagi berdasarkan (a) agama, (b) bagian tubuh, (c) kotoran badan, (d) binatang, (e) aktivitas, (f) latar belakang pribadi, (g) keadaan jiwa, (h) makhluk halus, (i) kekerabatan. Berdasarkan fungsinya: (a) untuk menarik perhatian, (b) untuk mengurangi rasa susah, (c) untuk memprovokasi, (d) untuk membuat identitas perorangan, (e) integratif, (f) agresif, (g) pemungutan, (h) perhatian Kata Kunci : bentuk, fungsi, referensi, bahasa kasar This study aimed at analyzing swear words used in Sawan Village, Buleleng Regency. This study used a descriptive qualitative research, which was conducted by observing, audio recording, and interviewing the informants. The informants were 10 people from Sawan Village, Buleleng Regency. The results of the study showed that the swear words used in Sawan Village, Buleleng Regency have their forms, references, and functions. There are three forms of swear words: (1) in the form of words which are divided into two types: monomorphemic (i.e. pirate ‘ancestor’) and polymorphemic (i.e. matan ‘eyes’). (2) in the form of phrases which are divided into three types: noun phrases (i.e. jeleme cicing ‘human dog’), adjective phrases (i.e. jaruh gati ‘very wicked), and verb phrases (i.e. mekatukan gen ‘always having sex’). (3) in the form of clauses (i.e. naskleng iba ‘you are bastard’). The references of swear words are related to (a) religion, (b) body function, (c) excrement, (d) animal terms, (e) activity (f) personal background, (g) mental illness, (h) devils, and (i) kinship. The function of swear words are (a) to draw attention, (b) to provide catharsis, (c) to provoke, (d) to create interpersonal identity, (e) integrative, (f) aggressive, (g) regressive, and (h) emphasis.keyword : forms, functions, references, swear words
The Phonological System of Balinese Language of Tajun Dialect: A Descriptive Qualitative Study ., Kadek Vera Mia Asitari; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.; ., Dewa Ayu Eka Agustini, S.Pd., M.S.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.12231

Abstract

Penelitian ini dirancang dalam bentuk kualitatif deskriptif yang mendeskripsikan Sistem Fonologi yang dimiliki oleh masyarakat Bali di Tajun. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jumlah fonem yang ada di Dialek Tajun dan distribusinya. Penelitian ini difokuskan hanya pada fonem segmental pada Tajun Dialek. Tiga informan dari Tajun Dialek dipilih berdasarkan standar persyaratan dan kriteria yang telah ditentukan. Data dikumpulkan menggunakan tiga daftar kata yaitu: daftar kata Swadesh, Nothofer, dan Holle. Data yang diperoleh dianalisis dan ditampilkan secara deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Tajun Dialek memiliki 56 fonem Dan tidaksemua fonem memiliki distribusi yang lengkap (posisi awal, tengah, dan akhir). Fonem yang ditemukan dapat diklasifikasikan menjadi: enam vokal; /ʌ/, /i/, /u/, /ɛ/, /ɔ/, dan /ə/, Sembilanbelas konsonan; /b/, /c/, /d/, /g/, /h/, /j/, /ʔ/, /k/, / l/, /m/, /n/, /p/, /r/, /s/, /t/, /w/, /y /, /ŋ/, dan /ñ/,tujuhbelas konsonan kluster; /kl/, /bl/, /ml/, /tl/, /cl/, /ñl/, /pl/, /gl/, /ŋl/, /kr/, /pr/, /ŋr/, /tr/, /jr/, /mr/, /gr/, dan /br/, Sembilan diftong; /ʌʊ/, /ʌɛ/, /ɪʌ/, /ʌɪ/, /ɪʊ/, /ʊʌ/, /ʌɒ/, /ɒʌ, dan /ɛʌ/, / dan, 5 geminates; /ʌʌ/, /ɪɪ/, /ʊʊ/, /ɒɒ/, and /əə/.Kata Kunci : fonem, kualitatif deskriptif, logat Tajun, system fonologi This study was designed in form of descriptive qualitative that describes Tajun Balinese phonological system. This study aimed at describing the number of phonemes in Tajun Dialect and theirs distribution. This study focused only on the segmental phonemes of the dialect. Three informants of Tajun Dialect were chosen based on the standard requirement and criteria. The obtained data were collected based on three word lists, namely: Swadesh’, Nothofer’s, and Holle’s and the obtained data were analyzed and displayed descriptively. As the result of this study, it shows that Tajun Dialect has 56 phonemes. Not all of those phonemes have complete distribution (initial, middle, final position). The phonemes could be classified into: six vowels; /ʌ/, /ɪ/, /u/, /ɛ/, /ɔ/, and /ə/, nineteen consonants; /b/, /c/, /d/, /g/, /h/, /j/, /k/, /l/, /m/, /n/, /p/, /r/, /s/, /t/, /w/, /y/, /ŋ/, and /ñ/, seventeen consonant clusters; /kl/, /bl/, /ml/, /tl/, /cl/, /ñl/, /pl/, /gl/, /ŋl/, /kr/, /pr/, /ŋr/, /tr/, /jr/, /mr/, /gr/, and /br/, nine diphthongs; /ʌʊ/, /ʌɛ/, /ɪʌ/, /ʌɪ/, /ɪʊ/, /ʊʌ/, /ʌɒ/, /ɒʌ, and /ɛʌ/, and five geminates; /ʌʌ/, /ɪɪ/, /ʊʊ/, /ɒɒ/, and /əə/. keyword : descriptive qualitative, phoneme, phonological system, Tajun dialect
AN ANALYSIS OF THE PHONOLOGICAL AND LEXICAL CHANGES FROM TIGAWASA DIALECT TO DENCARIK DIALECT: A DESCRIPTIVE STUDY ., I Komang Bramawan; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.; ., G.A.P. Suprianti, S.Pd., M.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.12232

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan fonologis dan leksikal dialek Tigawasa ke Dencarik. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan 3 informan dari masing masing dialek, yang dibagi atas satu orang ditunjuk sebagai informan utama, sedangkan 2 orang ditunjuk sebagai informan pendamping Data diperoleh dengan mengunakan 4 teknik, yaitu: peneliti, observasi, rekaman, dan daftar kata Swadesh dan Nothofer. Dialek di desa Tigawasa dan Dencarik unik karena situasi dan kondisi desa tersebut. Hasil menunjukkan bahwa 4 kata apocope, 4 kata syncope, 10 suku kata (haplology), 3 kata epenthesis, 3 kata prothesis, 3 kata paragoge, dan 48 kata termasuk kategori perubahan bunyi abnormal. Perubahan leksikal yang terdapat dari dialek Tigawasa ke dialek Dencarik dapat dikategorikan sebagai berikut: 10 kata termasuk penyalinan leksikal, 10 kata termasuk kata yang sudah punah, 4 kata yang di kompres, dan 4 kata yang dicampur.Kata Kunci : dialek, perubahan fonologi, perubahan leksikal This study aimed at describing the phonological and lexical changes from Tigawasa to Dencarik dialect. This research was a descriptive qualitative research. In this study, there were three informants selected for each dialect, One person was appointed as the main informant, where as two others were appointed as the secondary informants. The obtained data were collected by using these techniques, namely: the researcher, observation, recording, and Swadesh’s and Nothofer’s wordlist. The results of the data analysis show that there were four words which were categorized as deletion in the final word position (apocope), four words as deletion in the middle word position (syncope), ten words were as deletion of syllable in the word (haplology), three words as addition in the middle word position (epenthesis), three words were as addition in the initial word position (prothesis), three words were as addition in the final word position (paragoge), forty eight words as abnormal sound change. The lexical changes which occur from Tigawasa dialect to Dencarik dialect were categorized as follows: ten words were categorized as lexical copying, ten words were as lost words, four words were as compressions (initials) and four words were as blends.keyword : dialect, phonological changes, lexical changes
AN ANALYSIS OF JARGON USED BY RECEPTIONISTs IN FRONT OFFICE AT LOVINA BEACH HOTEL ., Made Wikrama; ., Drs. I Wayan Suarnajaya,MA., Ph.D.; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.12235

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi dan analisis bentuk-bentuk linguistics, arti dan fungsi jargon yang digunakan oleh petugas front officers di bagian front office Lovina Beach Hotel. Dalam menganalisis jargon didukung oleh theory Allan&Burridge(2006), theory yule (2006), dan theory chaer and Agustina’s (2010). Penelitian ini menggunakan kualitatif. Penelitian pada jargon diteliti berdasasrkan bentuk pembicaraan dan bentuk tulisan. Penelitin ini dilaksanakan di Lovina Beach Hotel yang beralamat Desa Kalibubuk-Kecamatan Buleleng-Kabupaten Buleleng. Subject penelitian dalam penelitian ini adalah Front officers di Front Office, hotel Lovina Beach Hotel. Object penilitian ini adalah jargon yang digunakan dalam proses komunikasi dan interaksi antara orang-orang dengan kelompok, orang-orang dengan orang lain, kelompok dengan kelompok di Front Office. Dalam penilitian ini ditemukan berbagai bentuk jargon seperti phrasa (2 or 1,9 %), Singkatan (30 or 28%), Kata-kata (45 or 42 %), Pemendekan ( 19 or 10,9%), Peminjaman (2 or 1,9 %), Pengabungan (2 or 1,9%) and Akronym (5 or 4,7%). Dalam istilah arti jargon bahwa terdapat sebanyak 105 arti jargon. Berdasarkan teori Allan dan Burridge (2006, p.58) jargon memiliki dua fungsi pertama (1) jargon untuk menyajikan sebagai teknis atau spesialis bahasa untuk berkomunikasi yang tepat dan effisiensi dalam berkomunikasi (51, 54 %). Kedua (2) jargon sebagai bentuk memajukan bahasa dalam kelompok solidaritas dan diluar dari kelompok solidaritas kepada orang-orang yang tidak menggunakan jargon (51, 48%).Kata Kunci : jargon, front office department, lovina beach hotel. This study aimed at identify and analyze the the linguistics forms, the meanings and the function of jargon used by front officers of the front office department at Lovina Beach Hotel. The analysing of jargon was supported by Allan&Burridge (2006) theory,Yule’s (2006) theory and Chaer & Agustina’s (2010) theory. This study was conducted in a qualitative research design. The jargons was investigated based on spoken and written form. This study was conducted at Lovina Beach Hotel and located in Kalibubuk Village Buleleng Subdistrict- Buleleng Regency.The subjects of the study were receptionists at the front office department of Lovina Beach Hotel.The object of this research was jargon used in the process of communicating and interacting people with groups, people with people and group with group in front office department. This study found the types of jargon in form of phrases (2 or 1,9 %), abbreviation (30 or 28%), words (45 or 42 %), clipping ( 19 or 10,9%), borrowing (2 or 1,9 %), compounding (2 or 1,9%) and acronym (5 or 4,7%). Terms of the meaning, there were 105 jargons meaning. According to Allan and Burridge (2006, p.58) jargon has two functions, as follows.Firstly, to serve as a technical or specialist language for precise and economical communication (51, 54 %).Secondly,to promote in-group solidarity, and to exclude as out-groupers, the people who do not use the jargon (51, 48%)keyword : Keyword : jargon, front office department, lovina beach hotel.
Co-Authors ., Anak Agung Inten Sakanti ., Anak Agung Inten Sakanti ., Anak Agung Istri Yurika Kanya Paramita D ., Anak Agung Istri Yurika Kanya Paramita D ., Desak Made Mira Diahningsih ., Desak Made Mira Diahningsih ., DIAH CYNTHIA PUTRI ., Gede Agus Lesmana Putra ., Gede Agus Lesmana Putra ., Gede Ari Suyasna Putra ., Gede Ari Suyasna Putra ., Gede Dharma Arya Wicaksana ., Gede Dharma Arya Wicaksana ., I DEWA MADE BAGUS KASUMAJAYA ., I G A N Alitia k ., I G A N Alitia k ., I GEDE ARIS PRATAMA PUTRA ., I Gede Shasy Bagus ., I Gede Shasy Bagus ., I Gede Soni Restiadi ., I Gede Soni Restiadi ., I Gede Wahyu W.p ., I Gede Wahyu W.p ., I GUSTI AYU AGUNG MIRAH MEYLIANA ., I Gusti Bagus Widi Darmadi ., I Gusti Bagus Widi Darmadi ., I Kadek Gunarsa ., I Kadek Gunarsa ., I Kadek Sudarma ., I Ketut Satria Adiguna ., I Ketut Seken ., I Komang Bramawan ., I Komang Bramawan ., I Made Dedi Kurniawan ., I Nym Dedy Rahland Krisna Hari ., I Nyoman Surya Manggala ., I Putu Adhi Wirayasa ., I PUTU AGUS ENDRA SUSANTA ., I Putu Hendra Adi Sutika ., I Putu Hendra Adi Sutika ., I Putu Rika Adi Putra ., I Putu Rika Adi Putra ., I Putu Suamba Wijaya ., I Wayan Bagastana ., Iga Putu Ardaba Kory ., Iga Putu Ardaba Kory ., Intania Harismayanti ., Intania Harismayanti ., Kadek Puspa Ariantini ., Kadek Puspa Ariantini ., Kadek Toni Sumartawan ., Kadek Vera Mia Asitari ., Kadek Vera Mia Asitari ., Km Triyunita Yani ., Km Triyunita Yani ., Komang Evayanti ., Komang Evayanti ., Komang Tia Dwi Pradipta ., KOMANG TRY WAHYUNI DEWI ., LUH GEDE TRISNAWATI ., Luh Putu Dewi Ariani ., Luh Putu Dewi Ariani ., Luh Widiyaswary ., Made Ady Pradana Wiyasa ., Made Intan Kusuma Dewi ., Made Intan Kusuma Dewi ., Made Wikrama ., Made Wikrama ., MADE WINNY PARAMITHA ., Md Arini Purnamasari ., Md Arini Purnamasari ., Ngurah Putra Bayu Krisna ., Ngurah Putra Bayu Krisna ., Ni Kadek Meina Andriani ., Ni Kadek Meina Andriani ., Ni Kadek Sudiartini ., Ni Kadek Sudiartini ., NI LUH MIA ADNYANI ., Ni Luh Putu Wida a ., Ni Luh Putu Wida a ., Ni Made Eni Parwati ., Ni Made Sariningsih ., Ni Made Sariningsih ., NI MADE SRI ARTINI ., Ni Nym. Ayu Padmitri ., Ni Putu Anggie Orchidiani ., Ni Putu Anggie Orchidiani ., Ni Putu Sri Erawati ., Ni Putu Sri Erawati ., Ni Putu Sri Merta Utami ., Ni Putu Sri Merta Utami ., Ni Putu Stefi Anjani Darmarini ., Ni Putu Stefi Anjani Darmarini ., Ni Putu Wahyuni Sri Rahayu Cahyani ., Ni Putu Wahyuni Sri Rahayu Cahyani ., Nyoman Erlina ., Nyoman Erlina ., Pande Nyoman Ita Wulandari ., Pande Nyoman Ita Wulandari ., PROF. DR. I NYM. ADI JAYA PUTRA, M.A. ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd., M.Pd. ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd., M.Pd. ., Putu Eka Jaya Famugi ., Putu Eka Jaya Famugi ., Putu Mas Juliatmadi ., Putu Mas Juliatmadi ., Putu Pipin Septiari ., Putu Rika Pramayani ., Putu Rika Pramayani ., Putu Sri Ayu Padmi ., Putu Sutarma ., Putu Sutarma ., RISMA DIYAN SAPUTRI ., Servasius. Tawurutubun ., Servasius. Tawurutubun A.A. Putu Putra Adnyani, Ni Luh Putu Sri Adnyayanti, Ni Luh Putu Era Agus Yogi Pranata ., Agus Yogi Pranata Anak Agung Istri Mas Diah Utari Dewi Andi Nursyafeizah Anita Sofia Veronia Ariantari, Pande Kadek Dea Aridana, I Komang Japar Aron Meko Mbete Aron Meko Mbete Aryasuari, Putu Tanniya Pradnyan Batan, I Gede Bhuwana, I Putu Abdi Budiantari Putu Yuli Cantika, Kadek Meisani Dinda Dewa Ayu Eka Agustini Dewa Komang Tantra Dewa Putu Ramendra Dewi, Feby Febriyanti Dewi, Ni Putu Desy Krisna Dharmasanti, Ni Made Utari Drs. Asril Marjohan,MA . Drs.Gede Batan,MA . Eka Grana Aristyana Dewi Fitriani Lestari G.A.P. Suprianti GD Hoki Artha Tama Wijaya Gede Bagus Kresnantara Gede Mahendrayana Gusanto, Athanasia Gusti Ayu Putu Linda Riani Gusti Made, Jyotika Gusti Ngurah Rai Dwijantara . Hayuni, Nyoman Tri I Dewa Gede Budi Utama I Gede Bagus Wisnu Bayu Temaja I Gede Batan I Gede Erlan Cahaya Unggawan . I Gede Febry Wira Pratama I Gede Putu Adhitya Prayoga . I Gede Sumerjaya ., I Gede Sumerjaya I Gusti Bagus Wiksuana I Gusti Putu Satria Wibawa I Ketut Mantra I Ketut Mantra . I Ketut Trika Adi Ana I Ketut Trika Adi Ana I Komang Japar Aridana I Made Adi Widarta Kusuma I Made Pasek Suwarbawa ., I Made Pasek Suwarbawa I Nyoman Adi Jaya Putra I NYOMAN SUPARWA I Putu Anjas Widya k ., I Putu Anjas Widya k I PUTU BAYOE MAHA PUTRA . I Putu Edi Sutrisna . I Putu Gede Satriya Wibawa I Putu Indra Kusuma I PUTU MARIANA . I Putu Ngurah Wage Myartawan I PUTU SUYOGA DHARMA . I PUTU YOGA LAKSANA . I Putu Yoga Purandina I Wayan Adi Wiweka . I Wayan Agus Anggayana I Wayan Eri Kurnia ., I Wayan Eri Kurnia I WAYAN PUTRAWAN . I Wayan Sandiyasa . I Wayan Suarnajaya I Wayan Swandana I Wayan Wikajaya ., I Wayan Wikajaya I Wayan Wira Praditya I Wayan Wiranata . Ida Ayu Iran Adhiti IDA AYU MADE ISTRI UTAMI . IGA Pt Novita Sari Paragae Kadek Adyatna Wedananta Kadek Dwi Candra Oktariana Kadek Dwi Maharani ., Kadek Dwi Maharani Kadek Sari Wahyuni ., Kadek Sari Wahyuni Kadek Sintya Dewi Kadek Sonia Piscayanti Kadek Suardika Kd Astri Nirwitta Wijayanti Ketut Ayu Swati Pramitha Yuliandari Ketut Puspa Dewi Ketut Sintya Dewi KOMANG MELIAWATI . Luh Diah Surya Adnyani Luh Eka Susanti Luh Parmawati Luh Putu Artini Luh Siantari M.A. ., PROF. DR. I KETUT SEKEN, M.A. Made Arniati ., Made Arniati Made Hery Santosa Made Jane Purnama ., Made Jane Purnama Made Sri Satyawati MADE SUCI SUANDARI . Made Wahyu Mahendra . Mahayoni, Ni Putu Sukma Mahendrayana, I Gede Manik Puspita, Ni Nyoman Mantra, I Ketut Maria Yuliana Geofany Mella Resita Widhiastari Nafiis, Nahla Annisa Ainun Natih, Made Sarasvati Wirapuspa Ngurah Agung Riski Restuaji ., Ngurah Agung Riski Restuaji Ni Kadek Ita Tristiani Ni Kadek Suartini . Ni Komang Arie Suwastini Ni Luh Aristyawati Ni Luh Putu Era Adnyayanti Ni Made Ayu Sulatri Okta Pratiwi Ni Made Ayuni Wulandari ., Ni Made Ayuni Wulandari Ni Made Dhanawaty Ni Made Rai Wisudariani Ni Made Ratmingsih Ni Made Ratminingsih Ni Made Suniyasih NI MADE YUNIARI . Ni Nyoman Manik Puspita Ni Nyoman Padmadewi Ni Putu Astiti Pratiwi Ni Putu Deanitha Rizki Awalia . Ni Putu Desi Wulandari Ni Putu Dianita Safitri Ni Putu Puriasih Ni Putu Sintia Dewi Kusuma Wardani Ni Wayan Monik Rismadewi Nyoman Karina Wedanthi Nyoman Karina Wedhanti Okta Pratiwi, Ni Made Ayu Sulatri Pande Agus Putu Dharma Putra Panensia, Feraliensis Mangifera Paragae, IGA Pt Novita Sari Paramarta, I Made Suta Petrus I Wayan Brahmadyantara . Pradnyani, Pande Eka Putri Prayoga, Gusti Km Arysuta Pridayani, Kadek Prof. Dr. A. A. I. Ngurah Marhaeni,MA . Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi,MA . Prof. Dr.I Ketut Seken,MA . Putu Adi Krisna Juniarta Putu Ayu Kinanti Praditha Putu Bagus Mahardika . Putu Diandra Dama Suri Putu Dinia Suryandani Putu Edi Kusuma ., Putu Edi Kusuma Putu Eka Dambayana Putu Eka Dambayana Putu Eka Dambayana S Putu Eka Dambayana Suputra Putu Hendra Kusuma . Putu Kerti Nitiasih Putu Kerti Nitiasih Putu Niken Praweda Yanti Putu Pande Novita Sari Putu Reynald Ridana Pratama PUTU TIKA VIRGINIYA ., PUTU TIKA VIRGINIYA Putu Wulandari Tristananda . Rahayu, Made Sri Ratmingsih, Ni Made S.Pd. I Putu Ngurah Wage M . Salsabila, Unik Hanifah Sang Ayu Made Diah Utami Putri Sang Ayu Putu Sriasih Sari, Nyoman Arina Putri Seken I Ketut Seniasih, Ni Kadek Mira Sri Pithamahayoni . Suardika, Kadek Sugiantari, Putu Ayu Dinda Suka, Eva Suniyasih, Ni Made Sutrini, Ayu Nyoman UNDIKSHA . Utamayana, I Wayan Yoga Utari Dewi, Anak Agung Istri Mas Diah Wawan Marhanjono Mustamar Wicaksana, GDA Widarta Kusuma, I Made Adi Widya Suputra I Gede Wiguna, Ida Bagus Andika Wikajaya, I Wayan Wulandari, Putu Ratih Yogiantari, Ni Putu Egik Yuliantari, I Gusti Ayu Winda