Claim Missing Document
Check
Articles

LEMBAR KEGIATAN BELAJAR IPA BERBASIS “SINAU” PADA ANAK-ANAK KOMUNITAS SEDULUR SIKEP DI KECAMATAN SUKOLILO, KABUPATEN PATI Widyanarko, Anang Christian; Sunarno, Widha; Prayitno, Baskoro Adi
Jurnal Inkuiri Vol 4, No 3 (2015): Jurnal Inkuiri
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.496 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) karakteristik lembar kegiatan belajar IPA berbasis “sinau” pada anak-anak komunitas Sedulur Sikep; 2) kelayakan lembar kegiatan belajar IPA berbasis “sinau” pada anak-anak komunitas Sedulur Sikep; 3) efektivitas lembar kegiatan belajar IPA berbasis “sinau” pada anak- anak komunitas Sedulur Sikep. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) yang mengacu pada model 4-D yang dimodifikasi sesuai dengan kondisi di lapangan. Penelitian dibagi menjadi 4 tahap: 1) pendefinisian (define); 2) perancangan (design); 3) pengembangan (develop); dan 4) penyebaran (disseminate). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) karakteristik lembar kegiatan belajar IPA berbasis “sinau” pada anak-anak komunitas Sedulur Sikep adalah mudah diterima dan dipahami, serta tidak melanggar aturan adat; 2) lembar kegiatan belajar IPA berbasis “sinau” dengan materi konsep dasar air pada anak-anak komunitas Sedulur Sikep dapat diterapkan setelah mendapat penilaian layak dari ahli materi, akademisi pengamat budaya dan tokoh masyarakat Sedulur Sikep, karena sesuai dengan kebutuhan sehari-hari, tidak melanggar aturan adat dan tidak melanggar prinsip “sinau”; 3) lembar kegiatan belajar IPA berbasis “sinau” efektif digunakan pada anak-anak Komunitas Sedulur Sikep karena menggunakan metode eksperimen berbasis lingkungan yang dimodifikasi sesuai kondisi, sehingga anak-anak Sedulur Sikep mudah menerima dan memahami. Mereka menganggap seperti bermain, sangat antusias karena menjumpai sesuatu yang baru dan belum pernah dilakukan, mudah dilakukan karena menggunakan bahan dan media yang mudah ditemukan di sekitar mereka, tanpa mereka sadari bahwa mereka telah mempelajari konsep dasar IPA seperti yang diberikan di sekolah formal.
PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MODUL BERBASIS GROUP DISCOVERY LEARNING (GDL) PADA MATERI PROTISTA Octovi, Chrisnia; Sajidan, Sajidan; Prayitno, Baskoro Adi
Jurnal Inkuiri Vol 4, No 3 (2015): Jurnal Inkuiri
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.496 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui: 1) karakteris tik modul pembelajaran berbas is Group Discovery Learning (GDL), 2) kelayakan modul pembelajaran berbas is Group Discovery Learning (GDL), dan 3) keefektifan modul berbas is Group Discovery Learning (GDL) dis ertai model dan media terhadap has il belajar pada materi protis ta. Penelitian menggunakan metode Research And Development (R & D) mengacu pada model Gall, Borg, and Gall (1983) yang dimodifikas i menjadi s embilan tahap. Res ponden pengembangan meliputi res pon uji coba lapangan awal berjumlah 3 validator dan 2 praktis i, res pon uji coba lapangan terbatas berjumlah 10 s is wa, dan res ponden uji lapangan operas ional berjumlah 40 s is wa kelas existing learning, 36 s is wa kelas modul, dan 26 s is wa kelas agregas i. Ins trumen yang digunakan adalah angket, obs ervas i, wawancara, dan tes . Data penelitian dianalis is dengan metode des kriptif kualitatif dan has il belajar dianalis is dengan N-gain ternormalis as i untuk mengetahui keefektifan modul, Paired-Sample T-Test untuk mengetahui has il belajar s ebelum dan s etelah menggunakan modul, Independent T-Test untuk mengetahui perbedaan has il belajar kelas modul dan agregas i, dan anava untuk mengetahui perbedaan has il belajar kelas existing learning, kelas modul, dan kelas agregas i . Has il penelitian diperoleh: 1) model yang dikembangkan mengacu pada model Gall, Borg, and Gall (1983) dan modul dilengkapi dengan model pembelajaran GDL; 2) hasil pengembangan modul berbasis Group Discovery Learning (GDL) yang diperoleh dari ahli, praktis i, dan s is wa mas uk kedalam kategori baik, s ehingga modul berbas is Group Discovery Learning (GDL) layak digunakan s ebagai bahan ajar; 3) Has il efektivitas modul berbas is Group Discovery Learning (GDL) pada materi protis ta terdapat kenaikan has il belajar, dengan demikian modul berbas is Group Discovery Learning (GDL) efektif dalam meningkatkan has il belajar. Berdas arkan has il penelitian d is impulkan bahwa modul yang telah dikembangkan dan diuji cobakan memperoleh has il yang efektif untuk meningkatkan has il belajar.
PENGEMBANGAN MODUL IPATERPADU BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP DENGAN TEMAAIR LIMBAH RUMAH TANGGA Palayaswati, Indriyani; Masykuri, Mohammad; Prayitno, Baskoro Adi
Jurnal Inkuiri Vol 4, No 3 (2015): Jurnal Inkuiri
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.496 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) karakteristik modul IPA Terpadu berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa dengan tema air limbah rumah tangga dapat digunakan sebagai sumber belajar siswa di SMP; 2) kelayakan modul IPA Terpadu untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa; 3) efektivitas modul IPA Terpadu untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Penelitian pengembangan modul IPA Terpadu ini menggunakan prosedur Borg and Gall yang dimodifikasi yang terdiri 7 tahap. Hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1) Modul IPA Terpadu berbasis inkuiri terbimbing dengan tema air limbah rumah tangga yang telah dikembangkan memiliki karakteristik: a) modul yang utuh, berdiri sendiri; b) materi IPA Terpadu bersifat holistik, bermakna, dan aktif dengan aktivitas modul berupa sintaks pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan keterampilan proses sains. 2) Modul IPA Terpadu yang dikembangkan termasuk dalam kategori sangat baik ditinjau dari kelayakan kualitas isi/materi, relevansi dan kredibilitas buku sumber, kesesuaian inkuiri terbimbing dalam memberdayaan keterampilan proses sains siswa, kesesuaian basis inkuiri terbimbing, kualitas metode penyajian, penggunaan ilustrasi, kelengkapan bahan penunjang, penyajian pembelajaran, kegrafikan, dan tampilan umum. 3) Modul IPA Terpadu yang dikembangkan efektif meningkatkan keterampilan proses sains berdasarkan hasil N-gain score sebesar 0,40 yang menunjukkan kategori sedang.
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS GROUP DISCOVERY LEARNING (GDL) PADA MATERI PROTISTA KELAS X SMA NEGERI KARANGPANDAN Febriana, Deny; Sajidan, Sajidan; Prayitno, Baskoro Adi
Jurnal Inkuiri Vol 4, No 2 (2015): Jurnal Inkuiri
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.496 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1) pengembangan multimedia interaktif berbasis (GDL) pada materi protista, 2) mengetahui kelayakan multimedia interaktif berbasis (GDL) pada materi protista, dan 3) mengetahui keefektifan produk multimedia interaktif berbasis (GDL) disertai model dan modul terhadap hasil belajar pada materi protista. Penelitian menggunakan metode Reseacrh and Development (R&D) mengacu Gall, Borg, and Gall (1983) dengan sembilan tahapan. Kelayakan multimedia divalidasi ahli media, materi, perangkat pembelajaran, dan praktisi. Subjek uji coba penelitian adalah siswa SMA Negeri Karangpandan yang berjumlah 114 siswa. Pengumpulan data dengan angket untuk analisis kebutuhan, lembar observasi, dan tes untuk mengukur kemampuan siswa. Data penelitian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Produk yang  dikembangkan  adalah  multimedia  interaktif.  berbasis  model  GDL  pada  materi  protista,  sesuai kurikulum 2013, dan menggunakan program macromedia flash. Hasil analisis dengan N-gain menunjukkan bahwa kelas agregasi lebih tinggi dari kelas media dan kelas existing learning (0,61 > 0,57 > 0,39). Hasil analisis Paired Sample T-Test menunjukkan ada perbedaan hasil belajar aspek pengetahuan sebelum dan sesudah menggunakan multimedia interaktif berbasis GDL (sig 0,000 < 0,05). Hasil analisis Anova menunjukkan ada perbedaan hasil belajar aspek pengetahuan antara kelas media, agregasi, dan existing learning (sig 0,000 < 0,05). Hasil analisis Mann-Whitney U aspek psikomotorik menunjukkan tidak ada perbedaan antara kelas media dan agregasi (sig 0,107 > 0,05). Hasil analisis Mann-Whitney U aspek sikap menunjukkan ada perbedaan antara kelas media dan agregasi (sig 0,000 < 0,05). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut: 1) Produk yang dikembangkan dalam bentuk multimedia interaktif berbasis GDL pada materi protista, disesuaikan dengan kurikulum 2013, terintegrasi sintak model GDL, dan menggunakan program macromedia flash. 2) Multimedia interaktif berbasis GDL dinyatakakan layak digunakan  sebagai  media  pembelajaran  dengan  mendapatkan  nilai  85,53%  dalam  kategori  baik.  3) Multimedia interaktif berbasis GDL efektif pada hasil belajar aspek pengetahuan dan sikap, tetapi tidakefektif pada aspek psikomotorik. Hasil belajar antara kelas media, agregasi, dan existing learning menunjukkan ada perbedaan dan dalam kategori sedang.
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REACT PADA MATERI JAMUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA Nugroho, Ervan Setya Bakti; Prayitno, Baskoro Adi; Maridi, Maridi
DIDAKTIKA BIOLOGI: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi Vol 1, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian adalah menyusun karakteristik, menguji validitas dan menguji efektivitas modul berbasis Relating, Experiencing, Applying, Cooperating dan Transferring (REACT) pada materi Jamur untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA. Pengembangan modul berbasis REACT mengacu pada 9 langkah model research and development (R&D) dari Borg and Gall meliputi: penelitian dan pengumpulan data, perencanaan, pengembangan produk, uji coba produk awal, revisi produk I, uji coba lapangan, revisi produk II, uji coba lapangan operasional, dan revisi produk akhir. Analisis hasil penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: karakteristik modul dikembangkan berdasarkan sintaks model pembelajaran REACT yang bermuatan indikator-indikator kemampuan berpikir kritis; validitas modul siswa dinilai oleh penilaian ahli materi dengan 88,75%, ahli penyajian modul 93,44%, ahli keterbacaan 93,75%, dan ahli perangkat pembelajaran 92,40%; untuk modul guru dinilai oleh ahli materi dengan 94,40%, ahli penyajian modul 97,66%, ahli keterbacaan 93,75%, dan ahli perangkat pembelajaran 86,46%; rata-rata penilaian praktisi pendidikan 98,69%; serta rata-rata penilaian siswa 81,88%; modul berbasis REACT pada materi jamur efektif dalam memberdayakan kemampuan berpikir kritis siswa karena adanya perbedaan hasil posttest antara kelas modul dan kelas kontrol (Sig.=0,020 < α=0,05). This research aimed to publish the characteristics and to test the validity and the effectiveness of module based on REACT to improve students’ critical thinking skills on fungal material at grade X. The development of module based on REACT referred to nine modified steps of Research and Development (R&D) model from Borg & Gall that included: research and information collection, planning, development of initial design of product, initial field test, first product revision, limited field test, second product revision, operational field test, and final product revision. The data analysis used qualitative and quantitative descriptive method. The research results showed that the characteristics of module based on REACT were developed according to syntax of REACT model that was included by indicators of critical thinking; the validity of student module was assessed by material expert at 88.75%, by module presentation expert at 93.44%, by readability expert at 93.75%, and by learning device expert at 92.40% and for the validity of teacher module was assessed by material expert at 94.40%, by module presentation expert at 97.66%, by readability expert at 93.75%, and by learning device expert at 86.46%; scoring average at 98.69% by practitioner and at 81.88% by students; and module based on REACT on fungal material was effective to improve students’ critical thinking skills because there was difference of posttest results between module class and control class (Sig.=0.020 < α=0.05).
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INQUIRY LAB PADA MATERI SISTEM GERAK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMAN 1 MEJAYAN Pranoto, Andrias Marstanto Setyo; Sajidan, Sajidan; Prayitno, Baskoro Adi
DIDAKTIKA BIOLOGI: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi Vol 1, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian adalah: 1) mengembangkan modul berbasis Inquiry Lab, 2) menguji kelayakan modul berbasis Inquiry Lab, dan 3) menguji efektivitas modul berbasis Inquiry Lab untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem gerak di SMA Negeri 1 Mejayan. Pengembangan modul berbasis Inquiry Lab mengacu pada 9 langkah model Research and Development (R&D) dari Borg & Gall (1983) meliputi: 1) penelitian dan pengumpulan data, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk, 4) uji coba produk awal, 5) revisi produk I, 6) uji coba lapangan, 7) revisi produk II, 8) uji coba lapangan operasional, 9) revisi produk akhir. Hasil penelitian menunjukkan: 1) modul biologi Inquiry Lab pada materi sistem gerak yang dikembangkan menggunakan sintak Inquiry Lab (observasi, manipulasi, generalisasi, verifikasi, dan aplikasi); 2) kelayakan modul berbasis Inquiry Lab sebagai berikut: a) uji validasi ahli materi 93,00%, b) validasi ahli pengembangan desain 82,90%, c) validasi ahli perangkat 95,70%, d) validator praktisi (guru) 94,00%, dan e) uji kelompok kecil 83,82%; dan 3) modul berbasis Inquiry Lab pada materi sistem gerak efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa (Sig.=0,000 < α=0,05). This research aimed: 1) to develop an inquiry-based laboratory module, 2) to test the feasibility of an inquiry-based laboratory module, and 3) to test the effectiveness of an inquiry-based laboratory module to improve students’ outcomes on motion system material at class XI of State Senior High School (SMAN) 1 of Mejayan. The development of an inquiry-based laboratory module referred to nine steps of Research and Development (R&D) model from Borg & Gall (1983) that included: 1) research and data collection, 2) planning, 3) product development, 4) initial product test, 5) product revision I, 6) field test, 7) product revision II, 8) operational field test, 9) final product revision. The research results showed: 1) the developed inquiry-based laboratory module on motion system material used the Inquiry Lab syntax (observation, manipulation, generalization, verification, and application), 2) the feasibility of an inquiry-based laboratory module as followed: a) the validation test of material expert at 93.00%, b) the validation of design development expert at 82.90%, c) the validation of tool expert at 95.70%, d) the validation of practitioners (teachers) at 94.00%, and e) the test of small group at 83.82%; and 3) an inquiry-based laboratory module on motion system material was effective to improve students’ outcomes (Sig.=0.000 < α=0.05).
Preliminary Study on Developing Science Literacy Test for High School Students in Indonesia Ariyanti, Ade Intan Permata; Ramli, Murni; Prayitno, Baskoro Adi
Proceeding of International Conference on Teacher Training and Education Vol 1, No 1 (2016): Proceeding of International Conference on Teacher Training and Education
Publisher : Sebelas Maret University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.516 KB)

Abstract

The research aimed to describe the science literacy of high school student tested by Nature of Science Literacy Test (NOSLiT), which was developed by Carl J. Wenning. NOSLiT is a test to measure science literacy, as a research instrument to identify weaknesses of students’ understanding, and determine instrument effectiveness. NOSLiT consists of 35 multiple choice questions with four alternative answers, and true-false questions with two alternative answers. This study was begun with translating the original NOSLiT into Indonesian language, and validated the translated version by expert validators. Second, selected the respondents, consisted of 225 students from ten public and private high schools, i.e. 30 students of SMAN 1 Ngawi, 25 students of SMAN 2 Ngawi, 26 students MAN Ngawi, 21 students of SMAN Kwadungan, 25 students of SMA Muhammadiyah 1 Ngawi, 17 students of SMA Karya Pembangunan Paron, 29 students of SMAN 1 Madiun, 18 students of SMAN 3 Madiun, 23 students of SMAN 1 Nglames, and 11 students of SMA Cokro Aminoto Madiun. The result showed that the average score of NOSLiT test of grader X was 16.86; grader XI was 15.78; and grader XII was 16.40. Score of student’s science literacy was quite low, or had not achieved at least 50% of total score, which put students into moderate literacy.
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REACT PADA MATERI JAMUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA Nugroho, Ervan Setya Bakti; Prayitno, Baskoro Adi; Maridi, Maridi
DIDAKTIKA BIOLOGI: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi Vol 1, No 1 (2017): DIDAKTIKA BIOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian adalah menyusun karakteristik, menguji validitas dan menguji efektivitas modul berbasis Relating, Experiencing, Applying, Cooperating dan Transferring (REACT) pada materi Jamur untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA. Pengembangan modul berbasis REACT mengacu pada 9 langkah model research and development (R&D) dari Borg and Gall meliputi: penelitian dan pengumpulan data, perencanaan, pengembangan produk, uji coba produk awal, revisi produk I, uji coba lapangan, revisi produk II, uji coba lapangan operasional, dan revisi produk akhir. Analisis hasil penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: karakteristik modul dikembangkan berdasarkan sintaks model pembelajaran REACT yang bermuatan indikator-indikator kemampuan berpikir kritis; validitas modul siswa dinilai oleh penilaian ahli materi dengan 88,75%, ahli penyajian modul 93,44%, ahli keterbacaan 93,75%, dan ahli perangkat pembelajaran 92,40%; untuk modul guru dinilai oleh ahli materi dengan 94,40%, ahli penyajian modul 97,66%, ahli keterbacaan 93,75%, dan ahli perangkat pembelajaran 86,46%; rata-rata penilaian praktisi pendidikan 98,69%; serta rata-rata penilaian siswa 81,88%; modul berbasis REACT pada materi jamur efektif dalam memberdayakan kemampuan berpikir kritis siswa karena adanya perbedaan hasil posttest antara kelas modul dan kelas kontrol (Sig.=0,020 < a=0,05). This research aimed to publish the characteristics and to test the validity and the effectiveness of module based on REACT to improve students’ critical thinking skills on fungal material at grade X. The development of module based on REACT referred to nine modified steps of Research and Development (R&D) model from Borg & Gall that included: research and information collection, planning, development of initial design of product, initial field test, first product revision, limited field test, second product revision, operational field test, and final product revision. The data analysis used qualitative and quantitative descriptive method. The research results showed that the characteristics of module based on REACT were developed according to syntax of REACT model that was included by indicators of critical thinking; the validity of student module was assessed by material expert at 88.75%, by module presentation expert at 93.44%, by readability expert at 93.75%, and by learning device expert at 92.40% and for the validity of teacher module was assessed by material expert at 94.40%, by module presentation expert at 97.66%, by readability expert at 93.75%, and by learning device expert at 86.46%; scoring average at 98.69% by practitioner and at 81.88% by students; and module based on REACT on fungal material was effective to improve students’ critical thinking skills because there was difference of posttest results between module class and control class (Sig.=0.020 < a=0.05).
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INQUIRY LAB PADA MATERI SISTEM GERAK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMAN 1 MEJAYAN Pranoto, Andrias Marstanto Setyo; Sajidan, Sajidan; Prayitno, Baskoro Adi
DIDAKTIKA BIOLOGI: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi Vol 1, No 1 (2017): DIDAKTIKA BIOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian adalah: 1) mengembangkan modul berbasis Inquiry Lab, 2) menguji kelayakan modul berbasis Inquiry Lab, dan 3) menguji efektivitas modul berbasis Inquiry Lab untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem gerak di SMA Negeri 1 Mejayan. Pengembangan modul berbasis Inquiry Lab mengacu pada 9 langkah model Research and Development (R&D) dari Borg & Gall (1983) meliputi: 1) penelitian dan pengumpulan data, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk, 4) uji coba produk awal, 5) revisi produk I, 6) uji coba lapangan, 7) revisi produk II, 8) uji coba lapangan operasional, 9) revisi produk akhir. Hasil penelitian menunjukkan: 1) modul biologi Inquiry Lab pada materi sistem gerak yang dikembangkan menggunakan sintak Inquiry Lab (observasi, manipulasi, generalisasi, verifikasi, dan aplikasi); 2) kelayakan modul berbasis Inquiry Lab sebagai berikut: a) uji validasi ahli materi 93,00%, b) validasi ahli pengembangan desain 82,90%, c) validasi ahli perangkat 95,70%, d) validator praktisi (guru) 94,00%, dan e) uji kelompok kecil 83,82%; dan 3) modul berbasis Inquiry Lab pada materi sistem gerak efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa (Sig.=0,000 < a=0,05). This research aimed: 1) to develop an inquiry-based laboratory module, 2) to test the feasibility of an inquiry-based laboratory module, and 3) to test the effectiveness of an inquiry-based laboratory module to improve students’ outcomes on motion system material at class XI of State Senior High School (SMAN) 1 of Mejayan. The development of an inquiry-based laboratory module referred to nine steps of Research and Development (R&D) model from Borg & Gall (1983) that included: 1) research and data collection, 2) planning, 3) product development, 4) initial product test, 5) product revision I, 6) field test, 7) product revision II, 8) operational field test, 9) final product revision. The research results showed: 1) the developed inquiry-based laboratory module on motion system material used the Inquiry Lab syntax (observation, manipulation, generalization, verification, and application), 2) the feasibility of an inquiry-based laboratory module as followed: a) the validation test of material expert at 93.00%, b) the validation of design development expert at 82.90%, c) the validation of tool expert at 95.70%, d) the validation of practitioners (teachers) at 94.00%, and e) the test of small group at 83.82%; and 3) an inquiry-based laboratory module on motion system material was effective to improve students’ outcomes (Sig.=0.000 < a=0.05).
Effectiveness of Problem-Based Learning Module as An Instructional Tool in Improving Scientific Argumentation Skill Nurinda, Sindy; Sajidan, Sajidan; Prayitno, Baskoro Adi
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 10, No 2 (2018): August 2018
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v10i2.12600

Abstract

Scientific argumentation skill required to be mastered in this era. Unfortunately many students still have strunggle improving their scientific argumentation skills. This study was aimed at describing the effectiveness of ecosystem module grounded in Problem-Based Learning in improving scientific argumentation skills. This research was part of the field testing of R&D, a research and development previously conducted. Research participants included tenth grade senior high school students. Two classes were selected as a control and experiment class. The control class (existing) did not use the module but the experiment class use the module (module class) grounded in Problem Based Learning implemented. Data were collected from written tests and observations. Data analysis used the scoring rubric of scientific argumentation skill aspect which their results were tested with Gain test and independent T-test. The findings showed an increase in scores of the four aspects of scientific argumentation skills from the module class. The highest percentage of aspect was rebuttal aspect (27.27%) followed by evidence 26,06% and reasoning 23.94%, while the aspect of claim increased by 20.61%. The independent t-test results showed that there was a significant difference between pre-test and post-test results of the module class. It can be concluded that the ecosystem module with problem-based learning material was effective to improve students’ scientific argumentation skills. The product of this reasearch can be use as a tools to improve students’ scientific argumentation skills.
Co-Authors Ade Intan Permata Ariyanti, Ade Intan Permata Anang Christian Widyanarko, Anang Christian Andrias Marstanto Setyo Pranoto, Andrias Marstanto Setyo Anfira, Danita Kurnia Anjarwati, Pamula Guruh Prastiwa Annur Indra Kusumadani Aprilia, Nur Isna ashadi - Asri Nafi’a Dewi Astuti, Lia Puji Aulia Richvana Bashir, Faqih Abdul Bowo Sugiharto Bowo Sugiharto Budi Hartanto Chandra Adi Prabowo Chandra Adi Prabowo, Chandra Adi Chasanah, Elisa Hidayatul Chrisnia Octovi Deny Febriana, Deny Desy Fajar Priyayi Dewi Puspita Sari Dewi, Alia Purwati Dewi, Asri Nafi?a Dwi Oetomo Eka Sulistyowati, Eka Endang Purwanti Ertando, Alfi Ervan Setya Bakti Nugroho, Ervan Setya Bakti Faturrahim, Muhammad Ilham Fitakurahmah, Nur Fitri Susanti Fungky, Nabela Harlita Harlita Hendarto, Puji HP, Noni Shella Ikha - Primarinda Indriyani Palayaswati, Indriyani Intantiasari, Intantiasari Ismara, Viana Izzatin Kamala, Izzatin Joko Ariyanto Kartika, Rahma Eka Khasanah, Mayasari Mahfudhotul Khasanah, Nadhirotul Kistantia Elok Mumpuni Laksmi, Monika Lintang Lestari, Suwarti Liina, As Syaffa Al Liina, As Syaffa Al Lina Artuty Widyasari M. Soeprijadi Djoko Laksana M.Pd S.T. S.Pd. I Gde Wawan Sudatha . Majid, Alysa Nur Chasanah Alam Majid, Qonita Maridi - - Maridi Maridi Maridi, M. Marjono Marjono Meti Indrowati Metta Liana Mohammad Masykuri Muhamad Ajwar Muhammad - Masykuri Murni Ramli Mutmainnah, Shofia Nur Muzzazinah Muzzazinah Nisa, Salis Khoirun Nisa, Salis Khoirun Nur Eka Kusuma Hindrasti Nur Khasanah Nurhuda, Haris Nuriyana, Dana Nurul Faiqoh, Nurul Padmawati, Kusnia Pangestu, Adhe Bayu Pitorini, Dewi Ekaputri Pitorini, Dewi Ekaputri Prayitno, Riski Prihatin, Restu PUGUH KARYANTO Purwati, Rani Puspitasari, Nella Putri, Adelia Putri, Dwika Sarnia Rahayu, Ratna Rahmadani, Yesika Ramadhani, Rizka Retno Susanti Riezky Maya Probosari Ririk Kusuma Handari Rohmani, Silmi Nur Sajidan Sajidan Salma, Safina Salma, Safina Sambodo, Rizki Agung Samuel Agus Triyanto, Samuel Agus Santi, Delinta Herlia SAPARTINI, RADEN RARA Sarwanto Pratama Sarwanto Sarwanto Shelli Febriyanti Sindy Nurinda, Sindy Siti Muthmainah Siti Rokhmatika Slamet Santosa Sri Dwiastuti Sri Sulastri Sri Widoretno Sri Widoretno Sri Wulanningsih Suciati - - Suciati Suciati Suciati Sudarisman Sutarno Sutarno Syamsiyah, Nurul Tutik Fitri Wijayanti Umi Nurjannah Utama, Muhammad Nanda Utami, Nova Indri Wahyu Harjanti Wahyu Wahyu Walid, Ahmad Widha Sunarno Wijarini, Fitri - Wiyadi - Yasir Sidiq