Komunitas Baduy dikenal dengan gaya hidup tradisional yang terisolasi dari dunia luar. Literasi di kalangan masyarakat lebih banyak bersifat lisan, dengan pengetahuan yang ditransmisikan melalui cerita dan tradisi. Namun, perkembangan teknologi informasi yang pesat menimbulkan tantangan bagi mereka dalam mengadopsi literasi digital, yang sangat penting di era globalisasi ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan literasi membaca dan digital masyarakat Baduy serta implikasinya untuk pendidikan di era digital. Jenis penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan desain studi kasus. Subjek penelitian terdiri atas anggota komunitas Baduy. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data meliputi wawancara semi terstruktur dan observasi partisipatif. Teknik analisis data dengan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun literasi membaca tradisional mereka kuat, akses terhadap literasi digital sangat terbatas. Penelitian ini menyarankan bahwa untuk meningkatkan literasi digital, program pendidikan yang sensitif terhadap budaya perlu dirancang, dengan melibatkan komunitas dalam setiap tahap perencanaan. Implikasi penelitian dapat memberikan wawasan untuk pengembangan literasi digital yang inklusif di komunitas adat, sambil tetap mempertahankan warisan budaya mereka.