Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA MELALUI PERTANYAAN (LEARNING BY QUESTIONING) DAN KETERAMPILAN BERPIKIR Suprapto, Nadi; Suliyanah, Suliyanah; Admoko, Setyo
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpfa.v3n2.p1-11

Abstract

Paradigma pembelajaran saat ini adalah Student Center Learning (SCL), yang dapat dicapai apabila pembelajaran khususnya pembelajaran fisika di SMA dirancang sedemikian rupa hingga dapat membelajarkan siswa. Salah satu desain pembelajaran (learning design) yang dapat digunakan untuk membelajarkan siswa adalah pembelajaran melalui pertanyaan?Learning by Questioning- (LBQ). LBQ berpotensi lebih memberdayakan keterampilan berpikir dan dapat mengkonstruk pengetahuan. Untuk itu sangat perlu dihasilkan contoh perangkat pembelajaran melalui bertanya (LBQ) dan selanjutnya diuji secara empiris. Artikel ini akan mendeskripsikan hasil-hasil pengujian empiris tersebut, sehingga rumusan masalah yang dikemukakan adalah bagaimanakah hasil implementasi perangkat pembelajaran melalui bertanya (LBQ) di kelas? Setelah dihasilkan contoh perangkat pembelajaran melalui pertanyaan (Learning by Questioning) yang terdiri dari dua topik fisika SMA: fluida statis yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP), dan Hukum-hukum Newton sesuai dengan Kurikulum 2013.Perangkat pembelajaran tersebut terdiri atas silabus, RPP, LKS dan panduannya, buku siswa, Lembar penilaian LBQ dan kuncinya. Selanjutnya terkait hasil uji empiris atau hasil implementasi perangkat pembelajaran di kelas, diperoleh temuan-temuan: (a) Penerapan pembelajaran bertanya (LBQ) dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa dengan perolehan gain peningkatan untuk 10 atribut keterampilan berpikir berada pada rentang 0,27 sampai 0,73 dengan rata-rata 0,48 (sedang), (b) Ditemukan delapan atribut keterampilan berpikir (80%) dari sepuluh yang diteliti yang konsisten dan dapat ditingkatkan dengan pembelajaran melalui pertanyaan (LBQ). Kedelapan atribut tersebut adalah menganalisis dan mensintesis (analizing and synthesizing), meningkatkan kualitas pertanyaan (raises questions), menggali informasi (information searching), menggunakan konsep (utilizes concept), membuat inferensi (makes inferences), membangun implikasi (generates implications), mengambil keputusan (making decision), dan memecahkan masalah secara kreatif (creative problem solving), (c) Guru model dan siswa merespons positif pembelajaran dengan LBQ. Guru model menilai 95 persen penerapan pembelajaran LBQ sesuai untuk diterapkan, sementara siswa memberikan jawaban positif sebesar 76,7%.
PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA MELALUI PERTANYAAN (LEARNING BY QUESTIONING) DAN KETERAMPILAN BERPIKIR Suprapto, Nadi; Suliyanah, Suliyanah; Admoko, Setyo
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpfa.v3n2.p1-11

Abstract

Paradigma pembelajaran saat ini adalah Student Center Learning (SCL), yang dapat dicapai apabila pembelajaran khususnya pembelajaran fisika di SMA dirancang sedemikian rupa hingga dapat membelajarkan siswa. Salah satu desain pembelajaran (learning design) yang dapat digunakan untuk membelajarkan siswa adalah pembelajaran melalui pertanyaan–Learning by Questioning- (LBQ). LBQ berpotensi lebih memberdayakan keterampilan berpikir dan dapat mengkonstruk pengetahuan. Untuk itu sangat perlu dihasilkan contoh perangkat pembelajaran melalui bertanya (LBQ) dan selanjutnya diuji secara empiris. Artikel ini akan mendeskripsikan hasil-hasil pengujian empiris tersebut, sehingga rumusan masalah yang dikemukakan adalah bagaimanakah hasil implementasi perangkat pembelajaran melalui bertanya (LBQ) di kelas? Setelah dihasilkan contoh perangkat pembelajaran melalui pertanyaan (Learning by Questioning) yang terdiri dari dua topik fisika SMA: fluida statis yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP), dan Hukum-hukum Newton sesuai dengan Kurikulum 2013.Perangkat pembelajaran tersebut terdiri atas silabus, RPP, LKS dan panduannya, buku siswa, Lembar penilaian LBQ dan kuncinya. Selanjutnya terkait hasil uji empiris atau hasil implementasi perangkat pembelajaran di kelas, diperoleh temuan-temuan: (a) Penerapan pembelajaran bertanya (LBQ) dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa dengan perolehan gain peningkatan untuk 10 atribut keterampilan berpikir berada pada rentang 0,27 sampai 0,73 dengan rata-rata 0,48 (sedang), (b) Ditemukan delapan atribut keterampilan berpikir (80%) dari sepuluh yang diteliti yang konsisten dan dapat ditingkatkan dengan pembelajaran melalui pertanyaan (LBQ). Kedelapan atribut tersebut adalah menganalisis dan mensintesis (analizing and synthesizing), meningkatkan kualitas pertanyaan (raises questions), menggali informasi (information searching), menggunakan konsep (utilizes concept), membuat inferensi (makes inferences), membangun implikasi (generates implications), mengambil keputusan (making decision), dan memecahkan masalah secara kreatif (creative problem solving), (c) Guru model dan siswa merespons positif pembelajaran dengan LBQ. Guru model menilai 95 persen penerapan pembelajaran LBQ sesuai untuk diterapkan, sementara siswa memberikan jawaban positif sebesar 76,7%.
THE CONTRIBUTION OF TOULMIN'S ARGUMENTATION PATTERNS IN PHYSICS LEARNING IN INDONESIA: LITERATURE REVIEW Amiruddin, Mohd Zaidi Bin; Sari, Eka Putri Dian Nata; Paramita, Uci Vebia; Suliyanah, Suliyanah; Admoko, Setyo
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol 14, No 1 (2023): January 2023
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.021 KB) | DOI: 10.26418/jpmipa.v14i1.55338

Abstract

This research is a descriptive research using literature study method which aims to analyze how far is the contribution of Toulmin's Argument Pattern (TAP) in learning physics in Indonesia. The data collection technique used is a review of articles from previous studies related to the application of Toulmin's argument in learning physics. Sources of data used four articles in this research is secondary data. The data obtained were then analyzed using the, organize method, namely organizing the articles to be reviewed, synthesize, which combines the results of organizing articles into an integrated literature,  Identify, which is to identify articles to draw conclusions. Based on the results of the research, it is known that the application of Toulmin's Argumentation in learning Physics in Indonesia has many contributions such as in mastering concepts, problem solving abilities, and especially in improving students' argumentation skills. It is also known that the application of the argumentation-based learning model should be collaborated with problem-based learning models and discussion methods to train students' argument structure preparation. So, for build good argumentation skills, directed teaching is needed by utilizing Toulmin's argumentation pattern.
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI Diaz, Nandaru; Suliyanah, Suliyanah; Kholifah, Kholifah
Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 2 (2024): April 2024
Publisher : Mitra Edukasi dan Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58706/jipp.v2n2.p65-71

Abstract

Observasi peserta didik memperlihatkan bahwa motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran fisika masih tergolong rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan penerapan model pembelajaran problem-based learning.  Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan pengaruh penerapan model pembelajaran problem-based learning  terhadap motivasi belajar fisika peserta didik kelas XI-1 SMAN 13 Surabaya. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas pada materi vektor yang dilaksanakan dalam dua siklus pembelajaran. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu angket motivasi belajar yang memuat 4 indikator motivasi yaitu perhatian, relevansi, percaya diri, dan kepuasan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I terdapat 54,1% peserta didik yang berada pada kategori motivasi Tinggi dan pada siklus II 100% peserta didik telah mencapai motivasi Tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model problem-based learning dapat meningkatkan motivasi belajar fisika. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan skor motivasi pada setiap siklusnya.
Analisis Implementasi Kurikulum Cambridge pada Salah Satu Sekolah Internasional di Jakarta Adilah, Nisa; Galvez, Jay; Suliyanah, Suliyanah; Deta, Utama Alan
Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 1 (2023): Oktober 2023
Publisher : Mitra Edukasi dan Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58706/jipp.v2n1.p48-64

Abstract

Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan dan kualitas pendidikan yang diwujudkan dalam perubahan kurikulum. Kurikulum di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda misalnya kurikulum nasional dna kurikulum internasional. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pengumpulan data yakni observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kurikulum nasional seringkali lebih terkait dengan budaya lokal dan nilai-nilai nasional, menciptakan fondasi yang mencerminkan identitas dan kebutuhan masyarakat. Sedangkan kurikulum internasional, seperti kurikulum Cambridge dan International Baccalaureate (IB) mencerminkan aspirasi global dan standar yang relevan dalam skala internasional (Cambridge Assessment International Education, 2021). Pada salah satu sekolah internasional di Jakarta terdapat beberapa jenis kurikulum, meliputi: Singapore Curriculum, IGCSE, dan IB Diploma. Terdapat tingkat prasekolah yang menggunakan Kurikulum Singapura, di tingkat dasar dan menengah menggunakan IGCSE dan Kurikulum Singapura, sedangkan di tingkat perguruan tinggi junior menggunakan kurikulum IB Diploma. Pembelajaran pada kurikulum nasional dan internasional memiliki perbedaan pada penggunaan bahasa, misalnya pada kurikulum nasional menggunakan bahasa utama Bahasa Indonesia sedangkan pada kurikulum internasional menggunakan bahasa utama Bahasa Inggris.  
Implementasi Kurikulum Semesta pada Salah Satu SMA di Jombang Musaadah, Sibahah Niah; Devi, Fitri Diana; Arrahmat, Mohamad Wahdiansyah; Indasa, Nita; Suliyanah, Suliyanah; Deta, Utama Alan
Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 1 (2023): Oktober 2023
Publisher : Mitra Edukasi dan Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58706/jipp.v2n1.p36-47

Abstract

Saat ini sebagian besar sekolah di Indonesia tengah menerapkan kurikulum 2013 (K-13) untuk kelas XII dan kurikulum merdeka untuk kelas X dan XI. Berbeda dengan salah satu SMA di Jombang,  dimana tidak hanya menerapkan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka, akan tetapi juga menerapkan kurikulum semesta sebagai kurikulum kearifan pesantren. Berdasarkan kondisi tersebut, penulis melakukan penelitian yang bertujuan  untuk menganalisis implementasi kurikulum yang telah diterapkan pada salah satu SMA di Jombang, baik kurikulum 2013, kurikulum merdeka, maupun kurikulum semesta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa studi literatur, wawancara, dan observasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis induktif. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa  saat ini kurikulum yang diterapkan pada SMA di Jombang adalah kurikulum nasional, akan tetapi secara aplikatif di lapangan menerapkan kurikulum semesta yang merupakan adopsi dari kurikulum nasional. Berdasarkan pelaksanaan empat Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang diterapkan, dapat disimpulkan bahwa implementasi pengembangan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka sudah terlaksana dengan baik. Implementasi pengembangan Kurikulum Semesta secara keseluruhan berdasarkan komponen pengembangan kurikulum Ralph Tyler yaitu Objectives, Selecting Learning Experiences, Organizing Learning Experiences, and Evaluation dapat disimpulkan secara keseluruhan sudah sesuai dan terlaksana dengan baik.  
Identifikasi Konsep Fisika pada Kearifan Lokal Pembuatan Tuak dan Budaya Nitik Tuak di Kabupaten Tuban Sa’diyah, Halimatus; Mustafaroh, Vinka Amalia; Rizaldi, Dimas Fahmi; Ashfy, Aulia Camila; Suliyanah, Suliyanah
Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 2 (2024): April 2024
Publisher : Mitra Edukasi dan Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58706/jipp.v2n2.p90-98

Abstract

Kabupaten Tuban di Jawa Timur, Indonesia, terkenal dengan tradisi lokalnya yang kaya, di antaranya budaya Nitik Tuak. Budaya ini melibatkan pembuatan dan konsumsi Tuak, sebuah minuman tradisional beralkohol rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan serta menganalisis budaya Nitik Tuak dengan sudut pandang Kearifan Lokal Fisika. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Fenomenologi. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam konteks ini, tradisi Nitik Tuak tidak hanya memegang peranan penting dalam mempertahankan kekayaan budaya dan sosial lokal, tetapi juga menyajikan relevansi signifikan dengan konsep-konsep fisika seperti momentum, gaya gesek, energi potensial, dan gaya gravitasi yang terlibat dalam proses produksi dan penikmatan Tuak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Nitik Tuak bukan hanya sebagai elemen penting dalam warisan budaya, tetapi juga menawarkan potensi sebagai sumber pembelajaran fisika yang inovatif untuk siswa SMA, memberikan aplikasi praktis konsep-konsep fisika. Dengan demikian, penelitian ini menekankan pada pentingnya pelestarian Nitik Tuak tidak hanya sebagai warisan budaya tetapi juga sebagai alat edukatif yang dapat meningkatkan pemahaman konseptual fisika di kalangan pelajar.
Online and Distance Learning Research in The Last 30 Years: Real Contribution in Physics Learning Prahani, Binar Kurnia; Jatmiko, Budi; Amelia, Tan; Pristianti, Mila Candra; Suliyanah, Suliyanah; Mahtari, Saiyidah
Jurnal Penelitian dan Pengkajian Ilmu Pendidikan: e-Saintika Vol. 6 No. 3: November 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/esaintika.v6i3.897

Abstract

Learning systems in emergencies, can be implemented by making online-based learning or distance learning. This study compares the top 100 citations of online learning and distance learning publications and analyzes their real contribution in physics learning from 1992 to 2021. This study uses bibliometric analysis and literature review. The findings of this study include: 1) The trend of online learning topics is more consistently rising and has a higher value than distance learning every year, 2) The most frequently used keywords are online learning, and distance metrics learning, the United States has the highest contribution over the last thirty years, 3) The type of document that is often used is articles, 4) The highest average citation per paper per year is in 2020, 5) Both topics demonstrate the superiority of contributions to studying physics. The real contributions in physics are to make learning more flexible, train students' independence, train technology, deepen understanding of concepts and make learning more efficient. More intensively, further research can be done by comparing other learning systems applied in physics learning.
Innovative approach: Teachers’ perceptions of implementation Merdeka Belajar Curriculum in physics education Puteri, Alfini Yunita; Safitri, Afaurina Indriana; Sherliyanti, Yeni; Qiro’ah, Innita Fashihatul; Mustafaroh, Vinka Amalia; Admoko, Setyo; Suliyanah, Suliyanah; Sucahyo, Imam
Momentum: Physics Education Journal Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/mpej.v8i2.9544

Abstract

These various perceptions emerged both positive and negative perceptions regarding the implementation of the latest curriculum, namely the Merdeka Belajar curriculum. The purpose of writing this scientific article is to explore various teachers' perceptions regarding the implementation of the Merdeka Belajar curriculum in physics subjects. The research was conducted at one of the state high schools in the Surabaya area. The approach used in this research is a qualitative approach with a case study method. The data collection technique was carried out using purposive sampling and data triangulation as an analysis technique. This research includes the perceptions of physics teachers regarding the implementation of the Merdeka curriculum. There were positive and negative responses conveyed by the teachers. The shortcomings of the Merdeka curriculum implemented in schools are that teachers are still unable to adapt to the relatively new Merdeka curriculum and there is still a lack of information and references regarding the Merdeka curriculum teaching modules. The solution that can be applied to overcome this problem is that schools must pay more attention to teachers by holding more frequent training activities in preparing learning devices, providing access to training in using technology-based learning support media, and restructuring schedules for implementing P5 activities to be more optimal. The implementation of the Merdeka curriculum in this school has resulted in many teachers' perceptions of creating learning tools that are in accordance with this new curriculum. Apart from that, P5 activities with 12 more hours than other subjects make students take these activities more lightly.
Concept Analysis of Heat and Temperature in Batik Gedog Ni’mah, Vika Luthfiyatun; Imamah, Nanda Sofa; Sasmi, Rinda Rahmanisa; Rosyida, Krisna Muftidafila Ilham; Nurlailiyah, Alfi; Suliyanah, Suliyanah
International Journal of Research and Community Empowerment Vol. 2 No. 2 (2024): August 2024
Publisher : Mitra Edukasi dan Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58706/ijorce.v2n2.p30-39

Abstract

Batik Gedog, a traditional craft from Tuban Regency, is rich in local wisdom, particularly in its unique manufacturing processes, motifs, and colors. This study aims to analyze the concepts of heat and temperature involved in creating Batik Gedog, demonstrating its potential as a contextual learning medium for teaching these concepts. The research adopts a qualitative descriptive approach, utilizing ethnographic methods to gather insights. Purposive sampling was employed to select Batik Gedog craftsmen with comprehensive knowledge of the Batik-making process. Data collection involved interviews with two craftsmen from Kerek District, Tuban Regency, and a review of relevant literature. The data were analyzed using the Miles and Huberman model. The findings reveal the presence of heat transfer mechanisms—conduction, convection, and radiation—during the Batik-making process, alongside the phase change of Batik wax from solid to liquid through heating. These results underscore the relevance of heat and temperature concepts in the traditional practice of making Batik Gedog.