Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

STUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU PELAT BETON SERAT BAJA DIATAS PASIR Sutomo, Yogi Ilham; Supriyadi, Asep; Budi, Gatot Setya
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 4, No 4 (2017): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2017
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v4i4.22284

Abstract

At this time the use of concrete is very rapidly growing on the construction activities, because the concrete has the advantages easily formed according to desire, have a good compressive strength and others. But the concrete has a weakness in the brittle and low tensile strength, so that the concrete construction is reinforced to overcome in the tensile. Then needed a special concrete to increase the tensile strength or strong bending of the fiber concrete. Concrete fibers are concrete with fiber-added materials. In this study, the concrete mixture uses steel-added materials, so it is expected to improve the quality of concrete in general and especially on tensile strength and flexural strength. The steel fibers use 3G Dramix Steel Fiber products with a diameter of 0.75 mm and a length of 60 mm aspect ratio of 80. These tests include on compressive strength, flexural strength and elastic modulus. For testing of compressive strength and elastic modulus using cylindrical test specimen with diameter 15 cm and height 30 cm, while bending strength using plate test object with length 50 cm, width 50 cm and height 5 cm. The cylindrical test specimen consists of sixty cylinders and three plates for each variation. This study used 5 variations, Normal Concrete (N), Normal Concrete plus 10 kg per m3 Steel Fiber (SF10), Normal Concrete plus 20 kg per m3 Steel Fiber (SF20), Normal Concrete plus 30 kg per m3 Steel Fiber (SF30) And Normal Concrete using its rebars. 5mm. From slump testing can be concluded no significant change in the use of steel fiber. And from the compressive strength test, and the bending strength in the plates in obtain the optimum value on Normal Concrete plus 30 kg per m3 (SF30). On Strength Press increased by 11.00% compared to Normal Concrete (N), in Elasticity Modulus was increased compared to Normal and Strong Concrete Strength on plate increased compared to Normal Concrete (N).  Keywords: Fiber Concrete, Stell Fiber, Strong Press, Modulus of Elasticity, Strong Bending.
PENGUJIAN SIFAT MEKANIS BATAKO PEJAL MENGGUNAKAN GABUS KELAPA DENGAN VARIASI VOLUME GABUS 10%, 15%, 20% DAN 50% ., Arfan; ., Herwani; Supriyadi, Asep
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 1, No 1 (2015): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL UNTAN
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v1i1.10504

Abstract

Concrete brick is one infill material made from a mixture of cement, sand, with or without added ingredients and a little water. The amount of waste oil cork unprocessed as possible in the area of Pontianak in West Kalimantan have spawned an idea to use it as an ingredient added in a mixture of solid brick, with the consideration that it will produce a lighter brick and relative quality equivalent to regular brick. So the research must be done to achieve that purpose. The composition of the mixture used in this study were 1 pc : 6 ps with the use of cork coconut variation of 10%, 15%, 20% and 50% of the volume of concrete brick. Stirring is done manually and printing using solid brick mold dimension of 10 cm x 20 cm x 40 cm. compressive strength test performed at the test specimen was 3, 7, 14 and 28 days. The test results showed that the use of cork coconut as an ingredient added in a mixture of brick causes decreased reach 2,127 MPa; 1,302 MPa; 0.901 MPa and 0.109 MPa. While heavy concrete bricks also decreased reached ,3 kg/m3; 1473,7 kg/m3; 1411,4 kg/m3 dan 832 kg/m3. Mean while, according to SK SNI 03-0349-1989 compressive strength of solid brick average of 2.5 MPa, under of 2.5 MPa, the brick does not meet the standards. Keywords: solid brick, Materials Cork Add coconut, and Compressive Strength.
PENGGUNAAN METERIAL KAYU BENGKIRAI SEBAGAI BAHAN PEMBUTAN BETON RINGAN Setiawan, M. Imam; Sutandar, Erwin; Supriyadi, Asep
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 7, No 2 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2020
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v7i2.42486

Abstract

Bahan agregat kasar ringan yang digunakan merupakan limbah kayu bengkirai dari pengrajin kusen pintu dan jendela. Penelitian ini bertujuan mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan agregat Kayu Bengkirai terhadap berat volume, kuat tekan, kuat tarik belah dan modulus elastisitas beton, serta mendapatkan variasi optimal dari variasi jumlah agregat Kayu Bengkirai. Perhitungan campuran beton mengunakan metode SNI  7656-2012 dengan kuat tekan rencana 22,5 MPa. Variasi campuran  agregat Kayu Bengkirai yaitu sebesar  90%, 100% dan 110% dari banyaknya agregat kasar yang digunakan, serta dibuat beton normal sebagai pembanding. Benda uji yang dibuat berbentuk slinder dengan  diameter 15  cm dan tinggi 30 cm.  Dari penelitian,  didapat hasil  berat volume beton ringan dengan agregat Kayu Bengkirai  berkisar antara 1737-1788 kg/m3 lebih ringan dari beton normal yaitu 2361 kg/m3. Nilai kuat tekan rata-rata beton ringan dengan agregat Kayu Bengkirai berkisar 11,04-12,55 MPa lebih kecil dari beton normal yaitu 24,91 MPa. Nilai modulus elastisitas beton ringan dengan agregat Kayu Bengkirai berkisar 9912,63-12682,19 MPa lebih kecil dari beton normal yaitu 34919,25 MPa.  Dari penelitian ini dapat disimpulkan beton agregat Kayu Bengkirai masih tergolong kedalam beton ringan dan agregat  Kayu Bengkirai tidak direkomendasikan sebagai pengganti agregat kasar pada pembuatan beton ringan, jika tidak ada perbaikan/peningkatan daya ikat  antara agregat Kayu Bengkirai dengan semen.Kata kunci: beton ringan, agregat Kayu Bengkirai, berat volume, kuat tekan , modulus elastisitas
PENGUJIAN SIFAT MEKANIS BATAKO PEJAL DENGAN SERAT KELAPA DENGAN VARIASI 1,5 CM, 2 CM DAN 2,5 CM ., Samsul; ., Herwani; Supriyadi, Asep
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 2, No 2 (2015): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL UNTAN EDISI JUNI 2015
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v2i2.10797

Abstract

Brick is an infill material made from a mixture of cement, sand, with or without added ingredients and water. The amount of coconut fibers waste that has not been processed maximally the area of ​​Pontianak, West Kalimantan Province lead to an idea to use it as an ingredient in a mixture of brick. With theat consideration it will produce bricks that are addet material bricks, this research is purposed for that. The composition of the mixture used in this study are 1 pc: 6 ps with coconut fiber length variation of 1.5 cm, 2 cm and 2.5 cm of brick volume. Mixing done manually and moulding using solid brick mold dimension of 10 cm x 20 cm x 40 cm. Compressive strength testing is done at the time of the test specimen was 3, 7, 14 and 28 days. The test results showed that the addition of coconut fiber with fiber length of 2 cm and a percentage of fibers 10% of the volume of concrete brick, generating a maximum compressive strength of 4.210 MPa in comparison with other variations. The value increases in the ratio of compressive strength of concrete blocks over 17.389% of normal brick
Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren dalam Membentuk Learning Society Mayasari, Annisa; Iqbal, Aji Muhammad; Supriyadi, Asep; Syah, Muhibbin; Erihadiana, Muhammad
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 4 No. 8 (2021): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.888 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v4i8.350

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren Dalam Membentuk Learning Society. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang mencari gambaran secara mendalam terkait sebuah fenomena yang terjadi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang didirikan dan dikelola secara mandiri oleh masyarakat yang dalam hal ini dapat kita lihat begitu besarnya peran serta masyarakat dalam membangun kekuatan karakter dan mental anak bangsa bahkan bukan hanya dibidang pendidikan saja, dalam hal ini Pondok Pesantren Zawiyah sudah bertransformasi menjadi lembaga yang membangun ekonomi dan menyerap tenaga kerja dengan hadirnya koperasi disebuah pesantren ini menjadikan pondok pesantren dapat berdiri secara mandiri, Learning Society yang direncankan oleh ondok pesantren sudah dilakukan secara bertahap, terbukti pondok pesantrten menyerap tenaga pengajar dan karyawan unit usahanya merekrut dari masayarakat sekitar. Namun dalam hal pengembangan pondok pesantrenpun tak lepas dari wajibnya kehadiran pemerintah sangat diperlukan dan bahkan wajib hadir pula agar pengembangan dalam satu pondok pesantren tidak berjalan lambat jika pemerintah ikut andil dalam mewujudkan pondok pesantren yang mandiri.
Teori Belajar dalam Alam Pikir Ali Ahmad Madkur Najili, Hakin; Supriyadi, Asep; Mustafa, Izzuddin
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 5 No. 1 (2022): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.185 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v5i1.414

Abstract

Penelitian ini menjelaskan tentang teori belajar dalam alam pikir Ali Ahmad Madkur. Metode yang digunakan dalam kajian ini menggunakan metode atau pendekatan kepustakaan (library research), Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemikiran Ali Ahmad madkur tentang teori belajar berbeda dengan konsep teori belajar barat. Perbedaan tersebut terdapat dalam beberapa aspek. Pertama, konsep pembelajaran dalam kurikulum pendidikan Islam yaitu perilaku manusia dimulai dengan motif dari naluri manusia dan kebutuhan bawaan atau tindakan, atau dari perasaan, hati nurani, niat, dan kehendak bebas, atau dimotivasi oleh keyakinan, prinsip, filosofi, dan orientasi perilakunya. Kedua, sumber dan perangkat pembelajaran yaitu sumber pembelajaran dalam pendidikan Islam adalah wahyu yang terdiri dari Al-Qur’an dan hadits dan sumber yang lainnya adalah kaun (alam semesta). Sedangkan untuk sarana belajar adalah (a) Mengambil pelajaran dari bahasa manusia; (b) Pengalaman langsung  yang disebut metode pembelajaran bawaan, yang dipelajari seseorang melalui tindakan, pengamatan, dan penggunaan indra. (c) Proses berfikir ; (d) Ilham. Ketiga, tujuan ilmu adalah tujuan ilmu dalam pendidikan islam adalah untuk beramal (aktivitas). Keempat, klasifikasi situasi belajar adalah ranah belajar Pendidikan Islam adalah mencakup keseluruhan aspek Kognitif, afektif dan psikomotorik. Kelima, Stabilitas atau perubahan Pengetahuan adalah pengetahuan akan terus berubah, namun yang tidak berubah adalah hakikat kebenaran, standar, nilai, dan prinsip ilahi, apakah itu yang disebutkan dalam Al-Qur'an atau diucapkan secara lisan Rasul SAW.
Kajian terhadap Gerakan Kebangkitan Epistemologi (Epistemological Movement): Scientific Revolution Thomas S. Kuhn Supriyadi, Asep; Natsir, Nanat Fatah; Haryanti, Erni
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 5 No. 2 (2022): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.832 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v5i2.437

Abstract

Penelitian ini menjelaskan tentang kajian terhadap gerakan kebangkitan epistemologi (epistemological movement): scientific revolution Thomas S. Kuhn. Metode yang digunakan dalam kajian ini menggunakan metode atau pendekatan kepustakaan (library research), bahwa studi pustaka atau kepustakaan dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemikiran Thomas S. Khun dapat diimplementasikan dalam ilmu pengetahuan, dari kajian yang telah ada paling tidak dapat berupa hal sebagai berikut: (1) Pentingnya sejarah ilmu dalam setiap pembahasan keilmuan. Sejarah penting karena dapat menjelaskan kesalahan-kesalahan ilmiah di masa lampau. Sebagai contoh adalah revisi akan konsep heliosentris. (2) Para peneliti atau ilmuan hendaknya menggunakan paradigma tertentu dalam melakukan kajian maupun penenlitian. Sebagaimana telah dibahas dan diuraikan bahwa paradigma merupakan sebuah cara pandang tertentu terhadap suatu hal. Paradigma ini dapat digunakan sebagai alat instrumen dalam sebuah kajian. Terkadang ilmu normal (norman science) yang ada telah berbeda dengan kondisi kekinian. Sehingga paradigma yang ada dalam sebuah subjek kajian pun berbeda. Oleh karena itu, maka diperlukan paradigma baru (new paradigm) dalam kajian keilmuan. (3) Alur berfikir Thomas S. Khun memberikan konstribusi bagi ilmu pengetahuan bahwa ilmu dapat direvisi bahkan direvolusi. Keilmuan tidak menjadi hal yang statis melainkan dinamis. Oleh karena itu, dalam implementasinya, sebuah keilmuan harus senantiasa dikembangkan dan ditinjau ulang kembali disesuaikan dengan zaman sehingga paradigma yang ada merupakan paradigma baru yang sesuai dengan kondisi kekinian.
Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Praktik Pendidikan Pada Tri Pusat Pendidikan Supriyadi, Asep; Alawi, Dindin; Ruswandi, Uus; Erihadiana, Muhamad
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 5 No. 6 (2022): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.948 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v5i6.673

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat kajian riset sejauh mana implementasi pendidikan multikultural pada tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode teknik analisis data yang digunakan adalah analisis isi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pustaka (library research). Hasil kajian menunjukan bahwa Implementasi pendidikan multikultural di Indonesia telah dilakukan di tri pusat Pendidikan yang meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat. Implementasi pendidikan multikultural yang ada pada tri pusat pendidikan lebih bermuara pada lima dimensi Pendidikan multikultural yaitu integrasi konten, proses penyusunan pengetahuan, mengurangi prasangka dan pedagogi kesetaraan, budaya sekolah dan struktur sekolah. Kelima dimensi tersebut diterapkan pada tri pusat pendidikan dengan implementasi yang berbeda-beda. Hal yang menjadi khas implementasi pendidikan multikultural di keluarga dan masyarakat yaitu adanya budaya lokal pada masing-masing masyarakat seperti apa yang terjadi pada praktik pembelajaran pendidikan keluarga pada masyarakat Dayak dengan penerapan filosofi Huma Betang. Sedangkan yang pendidikan multikultural yang ada dalam dunia sekolah adalah apa yang terjadi pada taman kanak-kanak. Strategi pelaksanaanya lebih diorientasikan pada pembiasaan dan aktifitas sosial seperti menjenguk orang yang sakit.
Nawa Cita Sebagai Core Value Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Supriyadi, Asep; Ningsih, Indah Wahyu; Alawi, Dindin; Hasanah, Aan; Arifin, Bambang Samsul
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 5 No. 9 (2022): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.345 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v5i9.916

Abstract

Penelitian ini membahas terkait dengan nawa cita sebagai core value pendidikan karakter berbasis budaya. Melalui telaah pemahaman secara tekstual dan kontekstual. Permasalahan yang ada dijawab melalui penelitian kepustakaan (library research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada praktiknya di sekolah, nawa cita diimplementasikan dengan penguatan pendidikan karakter (PPK) dengan adanya perpres no 87 tahun 2017 dan permendikbud no 20 tahun 2018. Secara Implementasi PPK di sekolah menunjukan variasi yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan kearifan lokal satuan pendidikan di sekolah. Kehadiran nawa cita sebagai core value dari kebijakan pemerintah diadaptasikan dengan budaya lokal di lingkungan dimana penguatan pendidikan karakter diterapkan. Kebijakan ini menjadi core value dari kebijakan pemerintah yang dilaksanakan secara struktural untuk mewujudkan pembudayaan pada tri pusat pendidikan: Keluarga, Sekolah dan masyarakat.
Investigating the Relationship Between Scout as an Extracurricular Activity and Students' Physical Fitness Supriyadi, Asep; Basri, Hasan; Azhari, Adli; Kusuma, Rizki Ridha
PARADIGMA : JURNAL ILMU PENGETAHUAN AGAMA, DAN BUDAYA Vol 21 No 1 (2024): PARADIGMA Journal of Science, Religion and Culture Studies
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam 45

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33558/paradigma.v21i1.8348

Abstract

The purpose of this study was to analyze the relationship between extracurricular scout as an extracurricular activity and physical fitness of a group of students from YANIIC Jakarta high school. This study used a quantitative research design by applying research method applies quantitative with the type of research an ex-post facto research. The participants of this study are 57 students from YANIIC Jakarta High School. This study used descriptive statistical analysis, analysis requirements test, and final analysis (hypothesis testing) as data analysis techniques. The results showed a moderate level of positive relationship between scout as an extracurricular activity and students' physical fitness. It can be concluded that scout as an extracurricular activity that involves involve physical activities such as walking, hiking, camping, and various field games can bring positive impacts on students' physical fitness. It is because those physical activities can improve physical endurance, muscle strength, and flexibility.