Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Pendapatan dan Pengetahuan tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) pada Keberadaan Jentik Aedes aegypti Rochmadina Suci Bestari; Estu Puguh Prabancono; Listiana Masyita Dewi; Riandini Aisyah
Surya Medika: Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 15, No 2 (2020)
Publisher : STIKes Surya Global Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.306 KB)

Abstract

ABSTRACTBackground of Study : DHF still become health problem in Indonesia. In Central Java, especially Sukoharjo district, Angka Bebas Jentik (ABJ) is still under national standard. Some factors that influence the existence of larvae are the level of income and knowledge about PSN. Consumerism triggered escalation amount of  mosquito breeding sites due to ownership of non-degradable goods like plastic containers, paper cups, and so on. Consumerism is related to income. This study has purpose to determine corelation between income levels and knowledge about PSN with existence of Aedes aegypti larvae in Karangtengah Village.Methods : Designed with cross-sectional approach. The population were residences that has Family Card in Karangtengah Village with a total of 1660 households taken 65 households. The independent variable is the level of income and knowledge about PSN. Dependent variable is existence of larvae. Data analysis used Chi-Square test and contingency coefficient (C).Results :  The results showed income with the existence of larvae (container index) (p = 0.009, C = 0.308) and PSN knowledge in the presence of larvae (container index) (p = 0.005, C = 0.332).Conclusion : The results of data analysis show that there is a correlation between income and knowledge about PSN with the existence of larvae. This study showed there is a relationship between income and knowledge about PSN with the existence of larvae.Keywords: Aedes aegypti, Container Index, DHF
Correlation Between Soil-Transmitted Helminth (STH) Infection and Eosinophil Score on Residents Around Landfill of Mojosongo Village, Jebres Sub-District, Surakarta City Rochmadina Suci Bestari; Supargiyono Supargiyono; Sumarni Sumarni; Suyoko Suyoko
Tropical Medicine Journal Vol 4, No 1 (2017): Tropical Medicine Journal
Publisher : Pusat Kedokteran Tropis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.28 KB) | DOI: 10.22146/tmj.37158

Abstract

Introduction: Soil-Transmitted Helminth (STH) infected more than one million people all over the world. In Indonesia, the prevalence of STH infection is still high in a few places, some of them are 40-60 % of all ages, with different species of helminth and intensity. Citizens around landfills usually has unhealthy  sanitary and life style. Some data indicated that they often suffer  alergic symptoms, like itchy on the skin and chronic coughing which could be due to STH infection.Objectives: This study was held to know the relationship between STH infection and eosinophil score at citizens around landfills of Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta, Central Java, Indonesia.Methods: Stool and blood sample from 96 citizens of study site who agreed to participate (by informed consent) were collected. Kato-Katz method was used to determine the helminths infection intensity. Eosinophil count was done on thin blood smear stained with Giemsa to identify the percentage of eosinophil among other cells on the blood smear subjects. .Results: Prevalence of STH infection was 7,29% (7/96) with egg density of 61 Eggs Per Gram Feses (EPGF). Single type of helminth infection occured among the participants and there was no co-infection. Hookworm infection was 6,25% (6/96) and Trichuris trichiura infection was 1,04% (1/96). There was no Ascaris lumbricoides infection. All of them were fall into catagory of light infection. The prevalence of eosinophilia was 27,8% (26/96) with 2,63% mean osinophil percentage. There was a very weak association between STH infection intensity and eosinophil score (r=0,190; p=0,032).Conclusion: The prevalence of STH infection of the population around landfills of Mojosongo, Surakarta was 7,29% and predominated by Hookworm. There was a very weak association between STH infection intensity and eosinophil score (r=0,190; p=0,032). Keywords: STH infection, STH infection intensity, eosinophil score, Kato-Katz, eosinophiliaINTISARIPendahuluan: Soil-Transmitted Helminth (STH) menginfeksi lebih dari satu milyar orang di seluruh dunia. Di Indonesia, prevalensi STH di beberapa tempat juga masih tinggi, ada diantaranya dengan prevalensi 40-60 % pada semua umur, dengan jenis cacing dan intensitas yang berbeda-beda. Masyarakat yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan sampah Akhir (TPA) biasanya sanitasi lingkungan dan kebiasaan hidupnya tidak sehat. Beberapa data menunjukkan bahwa mereka biasanya mengeluhkan adanya  gejala alergi seperti gatal-gatal pada kulit dan batuk kronis yang sangat mungkin disebabkan olef infeksi STH.Tujuan: Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan infeksi STH dengan angka eosinofil pada masyarakat di sekitar TPA Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.Metode : Sampel tinja dan darah dikoleksi dari 96 warga yang bersedia berpartisipasi (dengan informed consent). Metode Kato-Katz digunakan untuk mengetahui adanya infeksi STH dan mengetahui intensitas infeksinya. Hitung eosinofil dilakukan pada sediaan apus darah tipis yang dipulas dengan Giemsa untuk mengetahui persentase eosinofil pada penderita.Hasil: Prevalensi infeksi STH secara keseluruhan sebesar 7,29% (7/96) dengan rata-rata jumlah telur 61 telur per gram feses. Semua menderita infeksi tunggal dan tidak ada yang infeksi campuran. Infeksi hookworm sebesar 6,25% (6/96) dan infeksi Trichuris trichiura sebesar 1,04% (1/96). Tidak ditemukan infeksi Ascaris lumbricoides. Semuanya menderita infeksi ringan. Prevalensi eosinofilia adalah 27,8% (26/96) dengan rata-rata persentase eosinofil 2,63%. Terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas infeksi STH dengan angka eosinofil, dengan kekuatan sangat lemah (r=0,190; p=0,032).Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas infeksi STH dengan angka eosinofil, dengan kekuatan sangat lemah (r=0,190; p=0,032). Kata kunci : infeksi STH, intensitas infeksi STH, angka eosinofil, Kato-Katz, eosinofilia
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU MAHASISWA TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) TERHADAP KEBERADAAN JENTIK AEDES AEGYPTI Rochmadina Suci Bestari; Purnama Parulian Siahaan
Biomedika Vol 10, No 1 (2018): Biomedika Februari 2018
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v10i1.5847

Abstract

Metode Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M merupakan cara yang mudah dan murah untuk dilakukan akan tetapi kenyataannya cara ini tidak terlaksana dengan baik. Hal ini sangat erat dengan kebiasaan hidup bersih dan pemahaman serta perlakuan terhadap bahaya DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku mahasiswa tentang PSN DBD terhadap keberadaan jentik Aedes aegypti di Desa Karang Asem Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Penelitian ini termasuk observasional analitik non eksperimen dengan pendekatan cross sectional, pengambilan sampel dengan purposive sampling sejumlah 43 responden. Data diperoleh dari data primer dengan kuesioner dan uji pemeriksaan larva. Analisis statistitik menggunakan Uji spearman. Hasil penelitian secara statistik dengan uji spearman didapatkan bahwa tidak ada hubungan tingkat pengetahuan tentang PSN DBD terhadap keberadaan jentik Aedes aegypti dengan nilai ρ=0,464 (ρ 0.05) dan terdapat hubungan antara tingkat perilaku PSN DBD terhadap keberadaan jentik Aedes aegypti. tingkat pengetahuan PSN DBD tidak terdapat hubungan terhadap keberadaan jentik Aedes aegypti dan terdapat hubungan tingkat perilaku PSN DBD terhadapat keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan PSN DBD, tingkat perilaku PSN DBD, keberadaan jentik Aedes aegypti
DERAJAD EOSINOFILIA PADA PENDERITA INFEKSI SOIL-TRANSMITTED HELMINTH (STH) Rochmadina Suci Bestari; Supargiyono .; Sumarni .; Suyoko .
Biomedika Vol 7, No 2 (2015): Biomedika Agustus 2015
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v7i2.1897

Abstract

Soil-Transmitted Helminth (STH) menginfeksi lebih dari satu milyar orang di seluruh dunia. Di Indonesia, prevalensi STH di beberapa tempat juga masih tinggi, ada diantaranya dengan prevalensi 40-60 % pada semua umur, dengan jenis cacing dan intensitas yang berbeda-beda. Masyarakat yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan sampah Akhir (TPA) biasanya sanitasinya buruk. Beberapa data menunjukkan bahwa pada penderita dengan infeksi STH sering menunjukkan gejala alergi seperti gatal-gatal pada kulit dan batuk kronis. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan infeksi STH dengan angka eosinofil pada masyarakat di sekitar TPA Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Sampel tinja dan darah dikoleksi dari 96 warga yang bersedia berpartisipasi (dengan informed consent). Metode Kato-Katz digunakan untuk mengetahui adanya infeksi STH dan mengetahui intensitas infeksinya. Hitung eosinofil dilakukan pada sediaan apus darah tipis yang dipulas dengan Giemsa untuk mengetahui persentase eosinofil pada penderita. Prevalensi infeksi STH secara keseluruhan sebesar 7,29% (7/96) dengan rata-rata jumlah telur 61 telur per gram feses. Semua menderita infeksi tunggal dan tidak ada yang infeksi campuran. Infeksi hookworm sebesar 6,25% (6/96) dan infeksi Trichuris trichiura sebesar 1,04% (1/96). Tidak ditemukan infeksi Ascaris lumbricoides. Semuanya menderita infeksi ringan. Prevalensi eosinofilia adalah 27,8% (26/96) dengan rata-rata persentase eosinofil 2,63%. Terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas infeksi STH dengan angka eosinofil, dengan kekuatan sangat lemah (r=0,190; p=0,032).Kata kunci : infeksi STH, intensitas infeksi STH, angka eosinofil, Kato-Katz, eosinofilia
HUBUNGAN DERAJAT KEPRIBADIAN INTROVERT DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI Rochmadina Suci Bestari
Biomedika Vol 3, No 2 (2011): Biomedika Agustus 2011
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v3i2.241

Abstract

Introvert people tend to have distress. Psicosomatic manifestation from distress on women can be appeared as premenstrual syndrome. The aim of this study is to know the correlation between social introversion stage and premenstrual syndrome. This study is an analitic observasional study with cross sectional approach, which was held on November 2006 on Medical Faculty UNS Solo. Samples were taken by purposive sampling with restriction on new university studentsclass 2006 Medical Faculty of UNS. The requirements are : (1) on premenstrual or menstrual phase, and (2) does not have reproduction organ disease. Subject  fi  lled (1) Kuesioner Riwayat Menstruasi dan Ginekologi (Gynecology and Menstrual History Questionair) to know subject’s menstrual cycle, (2) Kuesioner Skala L-MMPI (L-MMPI Scale Questionair) to state honesty in answering questions given, (3) Kuesioner Sindroma Pramenstruasi (Premenstrual Syndrome Questionair) consisted of pramenstrual syndrome’s aspects, (4) Kuesioner Skala-0 MMPI (MMPI 0-Scale Questionair) to state social introversion stage. It’s obtained 42 subjects data. Social introversion stage (SI) and premenstrual syndrome (PMS) data were then analyzed with (1) Normality test by Shapiro Wilk, and (2) Hypothetic test by Pearson correlation used SPSS 11.0 for Windows computer program.Results of this study are (1) Premenstrual subjects are bigger amount than non-premenstrual subjects (88,1% vs 11,9%), (2) there is signifi  cant positive correlation between social introversion stage and premenstrual syndrome with strong correlation (r=0,551; P0,05). The conclusion of this study is there is signifi  cant positive correlation between social introversion stage and premenstrual syndrome.Keywords: Social introversion, premenstrual syndrome
UJI EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SIRIH (Piper betle L.) TERHADAP BLEEDING TIME PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER Tri Sutopo; Rochmadina Suci Bestari; Retno Sintowati
Biomedika Vol 8, No 2 (2016): Biomedika Agustus 2016
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v8i2.2917

Abstract

Tanaman sirih (Piper betle L.) mengandung tanin dan flavonoid yang diduga memiliki efek sebagai agen hemostatik/penghentian perdarahan. Penelitian ini bersifat experimental laboratorium dengan metode Post Test Only With Control Group Design. Hewan uji yang digunakan adalah 25 ekor mencit jantan galur Swiss Webster yang dibagi menjadi Kelompok Kontrol Negatif diberikan aquades steril, Kelompok kontrol positif diberikan epinefrin 1:1000, Kelompok perlakuan pertama diberikan ekstrak etanol daun sirih konsentrasi 10%, Kelompok Perlakuan kedua konsentrasi 20%, dan Kelompok perlakuan ketiga konsentrasi 40%. Masing-masing kelompok dihitung bleeding time dengan menggunakan metode Duke. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun sirih konsentrasi 10%, 20%, dan 40% dapat memperpendek bleeding time dengan rerata waktu penghentian perdarahan secara berturut-turut adalah 124,60 detik, 104,80 detik, dan 92,60 detik. Analisis data one-way ANOVA menunjukkan rerata yang berbeda secara bermakna terhadap bleeding time pada kelima kelompok setelah diberikan perlakuan dengan p=0,000 (p0,05).Kesimpulan : Ekstrak etanol 70% daun sirih (Piper betle L.) konsentrasi 10%, 20%, dan 40% dapat memperpendek bleeding time pada mencit jantan galur Swiss Webster. Kata Kunci : Ekstrak etanol, daun sirih (Piper betle L.), bleeding time
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.) TERHADAP MORTALITAS LARVA Anopheles aconitus Nurhayani Nurhayani; Dhiastika Nanda Sari; Rochmadina Suci Bestari; Erika Diana Risanti
Biomedika Vol 13, No 1 (2021): Biomedika Februari 2021
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v13i1.11272

Abstract

ABSTRAKAnopheles aconitus merupakan nyamuk pembawa parasit malaria (Plasmodium sp.). Pengendalian  penyakit malaria bergantung pada pengendalian vektornya. Penggunaan larvasida alami perlu dikembangkan untuk mengurangi dampak negatif larvasida sintetis yang dapat mencemari lingkungan. Tanaman yang dapat digunakan untuk larvasida alami salah satunya adalah daun tembakau (Nicotiana tabacum L.) karena mengandung flavanoid, alkaloid, tanin, saponin, dan minyak atsiri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun tembakau terhadap mortalitas larva Anopheles aconitus dan dosis optimal ekstrak daun tembakau sebagai larvasida Anopheles aconitus. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan rancangan post test only with control group design, dengan 4 variasi konsentrasi 0,00875%, 0,0175%, 0,035%, 0,07%, 1 kontrol negatif (aquadest dan CMC) dan 1 kontrol positif (abate), dilakukan 4 kali pengulangan dengan pengamatan tiap 6 jam sekali selama 24 jam. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukan terdapat hubungan antara ekstrak daun tembakau kematian larva Anopheles aconitus (p= 0,000). Hasil uji Post Hoc Mann-whitney, semua konsentrasi memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan kontrol negatif, sedangkan kontrol positif dengan konsentrasi 0,07% tidak berbeda signifikan, menunjukkan bahwa konsentrasi 0,07% memiliki potensi hampir dengan abate sebagai larvasida. Analisis probit LC50 pada 0,025% dan LT50 pada 9,877 jam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun tembakau efektif dalam membunuh larva Anopheles aconitus.Kata Kunci : Ekstrak Daun Tembakau, Anopheles aconitus, Larvasida, Malaria ABSTRACTAnopheles aconitus is a mosquito carrying malaria parasite (Plasmodium sp.). Malaria control depends on controlling the vector. The use of natural larvicides needs to be developed to reduce the negative impact of synthetic larvicides which can pollute the environment. One of the plants that can be used for natural larvicides is tobacco leaf (Nicotiana tabacum L.) because it contains flavonoids, alkaloids, tannins, saponins, and essential oils. The purpose of this study was to determine the effectiveness of tobacco leaf extract on the mortality of Anopheles aconitus larvae and the optimal dose of tobacco leaf extract as Anopheles aconitus larvae. This study is a laboratory experimental study with post test only with control group design, with 4 concentrations of 0.00875%, 0.0175%, 0.035%, 0.07%, 1 negative control (aquadest and CMC) and 1 positive control (abate) performed 4 repetitions with observations every 6 hours for 24 hours. The Kruskal-Wallis test showed that there was a relationship between tobacco leaf extract and the death of Anopheles aconitus larvae (p= 0,000). Post-Hoc Mann-Whitney test results, all concentrations had significant differences compared to negative controls, while positive controls with a concentration of 0.07% did not differ significantly, indicating that a concentration of 0.07% had the potential to be nearly as abate as larvicide. The LC50 probit analysis was 0.025% and LT50 was 9.877 hours. So it can be concluded that tobacco leaf extract is effective in killing Anopheles aconitus larvae.Keyword: Tobacco Leaf Extract, Anopheles aconitus, Larvasida, Malaria
PERBEDAAN JUMLAH TELUR CACING GEOHELMINTH ANTARA SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN DI SURAKARTA Rochmadina Suci Bestari; Aulia Nanda Safitri; Ayu Arista Purnama
Biomedika Vol 12, No 1 (2020): Biomedika Februari 2020
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v12i1.8688

Abstract

ABSTRAKInfeksi cacingan yang disebabkan oleh geohelminth masih terbilang tinggi di Indonesia, yaitu antara 2,5-62 % pada semua umur. Geohelminth  yang sering didapati di Indonesia terdiri dari tiga macam, yaitu Ascaris lumbricoides, hookworm dan Trichuris trichiura. Penularan infeksi geohelminth bisa melalui makanan yang dimakan manusia tanpa dimasak dahulu, larva menembus kulit, dan inhalasi. Jenis sayuran dimakan tanpa dimasak dahulu adalah selada, kemangi dan kubis. Sayuran ini bisa ditemukan di pasar tradisional dan pasar modern. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti perbedaan jumlah telur cacing yang terdapat pada sayuran di pasar tradisional dan pasar modern di Surakarta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, dengan rancangan penelitian cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 18 sampel. Pengambilan sampel penelitian dilaksanakan di 3 pasar tradisional dan 3 pasar modern di Surakarta. Pemeriksaan metode sentrifugasi dan pengamatan dengan mikroskop di Sub Laboratorium Biokimia FK UMS, Surakarta. Hasil penelitian didapatkan rerata jumlah telur geohelminth pada sampel sayuran kemangi yang dijual di pasar tradisional sebanyak 2,46% dan di pasar modern sebanyak 1,25%, sedangkan tidak terdapat kontaminasi telur geohelminth dari sampel sayuran kubis dan selada. Jenis telur yang terdapat pada sayuran kemangi adalah telur hookworm sebanyak 100%. Bisa disimpulkan bahwa rerata jumlah telur geohelminth pada sampel kemangi dari pasar modern lebih sedikit daripada pasar tradisional. Oleh karena itu, sebaiknya pencucian sayuran dilakukan secara seksama untuk menghilangkan semua telur geohelminth yang terdapat pada sayuran sebelum dikonsumsi manusia.Kata kunci: Geohelminth, Sayuran, Pasar Tradisonal, Pasar ModernABSTRACTGeohelminth infection incidence is still high in Indonesia, 2,5-62% in all ages. Geohelminth causing infection in Indonesia are Ascaris lumbricoides, hookworm and Trichuris trichiura. The transmission of geohelminths are by fecal oral (raw vegetables), larvae infestation and inhalation. Non-cooked food is raw vegetables, for example: lettuce, basil and cabbage. The vegetables found at traditional and modern market. The aim of this research is to know the differences in the number of geohelminths egg between raw vegetables sold at traditional market and modern market. It is descriptive, with cross sectional design. The sample size are 18 vegetables, 3 kinds of vegetables taken from 3 tradisional market, and another 3 kinds are taken from 3 modern market. This research used sentrifuge method and the preparat were investigated by microscope to see geohelminths eggs. The result of this research are the mean of geohelminth egg on basil was 2,46% from traditional market and 1,25% from modern market. The kind of the egg was hookworm. There was no contamination of geohelminth egg on lettuce and cabbage of those markets. It can be concluded that the mean of the egg in traditional market was higher than modern markets. For that reason, there should be good handle of basil before it consumed by human.Key words: Geohelminth, Vegetables, Traditional Market, Modern Market
The Role of Larval Source Management (LSM) as Malaria Elimination Rochmadina Suci Bestari; Amelia Sri Mulyani
Community Medicine and Education Journal Vol. 3 No. 1 (2022): Community Medicine and Education Journal
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37275/cmej.v3i1.170

Abstract

Malaria is one of the infectious diseases that are still a problem in Indonesia and the world. The Indonesian government in collaboration with WHO had have guidelines to prevent malaria transmission through the distribution of mosquito nets (long-lasting insecticidal net), Indoor Residual Spray, use of repellents, and others. However, advances in malaria elimination measures had also been accompanied by rapidly growing resistance and changes in vector genetics. This study aimed to know the effectiveness of LSM for malaria elimination. This study used a literature review method using online-based databases including Google Scholar, Pubmed, Science Direct, and Springer, limited to the last 15 years, boolean operator “Malaria” OR “Malaria Control” OR “Malaria Elimination” AND “LarvalSource Management”. There were 1,716 articles found and then excluded according to the restriction criteria, 8 articles were reviewed. Based on the 8 articles that had been obtained and analyzed, it was found that 1 article showed fully practised LSM and 7 articles had practised larviciding as representatives of the LSM program. Larval source management (LSM) can effectively reduce the number of Anopheles sp. mosquito larvae, whether used according to complete action or only one action. All articles stated that LSM was an effective program and can be used for malaria elimination in the future. Larval source management (LSM) was an effective program for malaria elimination.
Penyuluhan Protozoa Usus Penyebab Diare dan Penyerahan Washtafel Pada Siswa SD Makamhaji 03 Sukoharjo Rochmadina Suci Bestari; Novita Ardilla; Safitri Sri Handayani
AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Vol 1, No 2 (2020): As-Syifa: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/assyifa.1.2.115-124

Abstract

Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia. Pada tahun 2016 terdapat 911.901 kejadian diare di Jawa Tengah. Salah satu sebab diare adalah infeksi protozoa usus. Penyakit diare yang disebabkan oleh protozoa usus pada siswa SD bisa terjadi karena banyak faktor, antara lain yaitu pengetahuan dan sikap tentang protozoa usus yang bisa menyebabkan diare, serta perilaku dalam pencegahan diare karena protozoa usus. Perilaku dalam hal ini yang bisa mencegah terjadinya diare karena protozoa usus yaitu menjaga personal higiene siswa, misalnya mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar. Oleh karena itu, kami mengadakan pengabdian masyarakat dengan cara memberikan penyuluhan tentang protozoa usus yang bisa menyebabkan diare kepada siswa-siswi SD Makamhaji 03 Sukoharjo. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberi pengetahuan kepada siswa-siswi SD Makamhaji 03 Sukoharjo tentang protozoa usus yang dapat menyebabkan diare. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 November 2019 di SD Negeri Makamhaji 03 Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Peserta penyuluhan terdiri dari siswa-siswi kelas IV, sebanyak 37 anak. Siswa-siswi mengikuti penyuluhan dengan antusias. Acara ditutup dengan penyerahan washtafel dan sabun cuci tangan dari tim penyuluh kepada pihak sekolah. Persiapan, proses dan hasil penyuluhan baik. Terdapat peningkatan pengetahuan siswa tentang protozoa sebagai penyebab diare. Hal tersebut bisa diketahui dari nilai kuesioner. Rata-rata nilai pretes adalah 2,45 sedangkan rata-rata nilai postes adalah 3,16.---Diarrhea is an endemic disease in Indonesia. On 2016, the incidence of diarrhea was 911.901 cases in Central Java. One of microorganism can cause diarrhea is intestinal protozoa. Protozoal diarrhea in elementry school students can occur because of many factors, such as knowledge and attitude  of the diarrheal prevention. One of the attitudes is about maintain personal hygiene, such as washing hands before and after eating and after defecation. We did the community service by socialization to the students about intestinal protozoa as cause of diarrhea. The socialization aimed to give adequat information about intestinal protozoa as cause of diarrhea to the students of SD Makamhaji 03 Sukoharjo. The community service was held on Wednesday, 13th November 2019 in SD Makamhaji 03 Sukoharjo. The audience was students of 4th grade of SD Makamhaji 03 Sukoharjo, 37 students. The students attended the socialization well. There  was donation of washtafel and hand soap from presenter team to school team. The preparation, process and socialization result was good. There was increasing of students’ knowledge about intestinal protozoa as cause of diarrhea, within the mean of pretest score was 2.45 meanwhile the mean of postes score was 3.16.
Co-Authors Afif Iqbal Hibatullah Amelia Sri Mulyani Anam, Ilham Hafizha Maulana Anggitaratri, Zakia Novi Anggreheni, Putri Dwi Anggriyanti, Zeindhita Arum Anika Candrasari Aria Wibawa Aryanto Aulia Nanda Safitri Ayu Arista Purnama Azenta, Moch. Tabriz Azmi, Aninditha Syavela Binuko, Raafika Studiviani Dwi Brilliantama, Fandy Akbar Burhanudin Ichsan Candrama Jalu Kumara Devi Usdiana Rosyidah Dewi, Shintia Pratama Dhiastika Nanda Sari Dwi Permatasari Utomo Putri Dyah Farida Inli Em Sutrisna Erika Diana Risanti Estu Puguh Prabancono Farid Santya Budi Fauzi, Favian Arriella Shabri Ikmal Fauziah, Nida Faradisa Febrian Dwi Cahyo Febrian, Rizky Fitri, Alifah Aulia Flora Ramona Sigit Prakoeswa Graffico Eryza Oldiara Haliza, Sheli Nur Hibatullah, Afif Iqbal Iin Novita Nurhidayati Mahmuda Izzati, Ismatu Aghni Fatwa Juninda, Larasati Kamila, Aulida Azkia Khotik, Laisa Kumala, Aswa Arsa Kusumaningrum, Tanjung Anitasari Indah Listiana Masyita Dewi Mapa, Anna Rochim Maulida Rahmah, Maulida Maulida, Amira Hasna Muhamad Irfan Hidayatullah Muhammad Adha Muhammad Ibrahim N Nurhayani N. Juni Triastuti Najmii, Muhammad Firoos Allaam Naruma, Anteng Nisa, Faridita Khoirun Noer Safita Noer Safita Novita Ardilla Nur Mahmudah Nurhaliza, Sheli Nurhayani Nurhayani nurhayani Nurhayani Nurhayani Nurhayani, N Oktamia Nursanty Prabancono, Estu Puguh Purnama Parulian Siahaan Purnama, Ayu Arista Ratih Pramuningtyas Retno Sintowati - Riandini Aisyah Rohman, Raihan Fadzlur Rohmaniar, Delianti Rusnaindah Ifta Firdausi Ryanuranti , Rahma Ghaida Safari Wahyu Jatmiko Safitri Sri Handayani Safitri, Aulia Nanda Salsabila, Nabila Mutia Salsabila, Tasya Viona Santosa, Talitha Ulima Santoso, Talitha Ulima Sari, Dhiastika Nanda Sella Felina Sholeh, Muhammad Dzikru Irfan Siahaan, Purnama Parulian Sitta Rahma Sri Wahyuni Sulistiyo, Azka Hafiy Sumarni . Sumarni . Sumarni Sumarni Supargiyono . Supargiyono ., Supargiyono Supargiyono Supargiyono Supraba, Intan Pratiwi Suryani, Latifah Sutopo, Tri Suyoko . Suyoko ., Suyoko Suyoko Suyoko Syah, Devan Adil Syahida, Safira Talitha Ulima Santoso Tanjung Anitasari Indah Kusumaningrum Tara , Irmanawati Audhina Nirmala Tolibin, Restu Triwulandani Tri Agustina, Tri Tri Sutopo Tristanti, Imaz Zaniar Utami, Aurelia Ratna Utami, Indari Wafiq, Muhammad Azzim Wibowo, Haryo Kunto Yustika Nurani Wijaya Zaid Ziyaadatulhuda Ashshiddiiq