Penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi arah baru pengembangan Pendidikan Islam dengan mengintegrasikan paradigma ekopedagogi dan moderasi beragama sebagai respon terhadap tantangan globalisasi, krisis lingkungan, dan dinamika sosial-keagamaan kontemporer. Latar belakang penelitian ini didasarkan pada realitas bahwa Pendidikan Islam selama ini cenderung berfokus pada dimensi kognitif-doktrinal dan ritualistik, sehingga kurang menekankan pada aspek praksis yang membentuk kesadaran kritis peserta didik terhadap isu ekologis dan keberagaman sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi, serta pengujian kredibilitas melalui triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai ekopedagogi dalam Pendidikan Islam berpotensi menumbuhkan kesadaran ekologis peserta didik, namun implementasinya masih bersifat parsial dan seremonial. Demikian pula, moderasi beragama mulai diajarkan melalui berbagai kegiatan sekolah, tetapi lebih banyak berhenti pada tataran kognitif-simbolik dan belum membentuk kesadaran praksis. Masih ditemui pandangan eksklusif siswa yang mengindikasikan lemahnya pendekatan dialogis dalam pembelajaran PAI. Selanjutnya, integrasi ekopedagogi dan moderasi beragama dalam Pendidikan Islam masih pada tahap konseptual, belum menjadi paradigma utama dalam kurikulum maupun budaya sekolah. Padahal, keduanya memiliki keterhubungan yang erat dalam membentuk generasi muslim yang ramah lingkungan, toleran, inklusif, dan berkeadilan sosial. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa rekonstruksi pengembangan Pendidikan Islam berbasis ekopedagogi dan moderasi agama merupakan kebutuhan mendesak. Strategi integrasi dapat dilakukan melalui kurikulum kontekstual, pembelajaran dialogis, dan pengalaman praksis berbasis proyek. Dengan demikian, Pendidikan Islam berpotensi melahirkan generasi muslim progresif yang tidak hanya saleh secara ritual, tetapi juga berperan aktif sebagai agen perubahan sosial dan ekologis dalam membangun peradaban rahmatan lil-‘alamin.