Claim Missing Document
Check
Articles

Eksistensi dan Pemaknaan Huruf al-Muqatta’ah dalam al-Qur’an: Komparasi antara Tafsir Ulama Kalam dan Ulama Sufi Muhammad Yahya; Badruzzaman M. Yunus
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 2, No 2 (2022): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v2i2.18316

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk membahas eksistensi huruf-huruf muqatta'ah dan penafsirannya oleh para ulama, baik ulama kalam maupun ulama sufi. Kualitatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan studi pustaka. Selain membahas huruf-huruf muqatta'ah dan interpretasinya, penulis juga berusaha menganalisanya dengan pendekatan semiotika. Kesimpulan yang didapatkan adalah para ulama kalam lebih memilih untuk bersikap moderat meskipun mereka juga memberikan pendapat dan komentarnya mengenai huruf-huruf muqatta'ah. Adapun para ulama sufi, terkesan lebih gagah dan percaya diri dalam memaknai huruf-huruf muqatta’ah secara batin dengan pemahaman dan ijtihad yang mereka lakukan. Alhasil,  kedua golongan ulama ini sama-sama menggunakan pendekatan semiotika dalam memberikan makna konotasinya terhadap huruf-huruf muqatta’ah yang notabene tidak memiliki  makna denotasi. Keduanya juga memberikan sumbangsih nilai positif terhada kajian ilmu al-Qur’an dan tafsir.
Metodologi Tafsir Darul Islam Fillah : Studi Atas Ayat-Ayat Kerasulan Ismi Lutfi Rijalul Fikri Syukur; Badruzzaman M Yunus
Khazanah Pendidikan Islam Vol 2, No 1 (2020): Khazanah Pendidikan Islam Vol 2, No 1 April (2020)
Publisher : Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.826 KB) | DOI: 10.15575/kp.v2i1.8130

Abstract

Dalam sejarah Islam, kaum muslimin sejak masa Nabi saw. hingga dewasa ini sepakat berpandangan bahwa kenabian dan atau kerasulan berakhir dengan kehadiran Nabi Muhammad saw. Berbeda halnya dengan Darul Islam Fillah, di mana mereka berpandangan bahwa kenabian belum berakhir, begitupun dengan kerasulan. Hal tersebut berdasar di dalam al-Qur’an tidak ditemukan kalimat khatam ar-rasul yang menyatakan bahwa rasul telah berakhir, sementara yang ditemukan hanyalah kalimat khatam an-nabiyyin yang dalam al-Qur’an kalimat tersebut hanya terdapat dalam satu ayat yaitu QS. al-Ahzab [33]: 40. Sedangkan kata khatam sendiri oleh mereka dimaknai dengan banyak arti, yaitu: stempel, cincin, penyempurna dan penutup. Pemaknaan khatam oleh Darul Islam Fillah tersebut tentu saja tidak sejalan dengan doktrin khatam an-nabiyyin yang disimpulkan dari ayat tersebut dan hadits-hadits yang derajatnya mencapai mutawatir, baik lafdzi maupun ma’nawi. Apalagi para pakar qira’ah yang tergabung dalam qira’ah sab’ah yang mutawatir, mayoritas mereka membacanya dengan kasrah (khatim an-nabiyyin), yang berarti penutup para nabi. Sehingga penafsiran kalimat khatam an-nabiyyin harus pula disesuaikan dengan qira’ah khatim an-nabiyyin, yang tidak menyisakan spekulasi pemaknaan khatam itu dengan stempel, cincin, penyempurna, dan lain sebagainya. Melakukan penafsiran dan menganalisa berbagai permasalahan dari al-Qur’an memang merupakan proses ilmiah yang sangat berat. Oleh karena itu, seorang mufassir harus memiliki kelengkapan ilmu, standar dan kriteria, serta parameter guna menjamin kebenaran penafsiran, dan metodologi yang benar guna mengukur tingkat akurasi penafsiran tersebut sesuai dengan maksud dan tujuan al-Qur’an
Diskursus Tafsir bi al-Ma’tsur Muhamad Yoga Firdaus; Nida Husna Abdul Malik; Hanna Salsabila; Eni Zulaiha; Badruzzaman M Yunus
Jurnal Dirosah Islamiyah Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Dirosah Islamiyah
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Agama Islam Nasional Laa Roiba Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.873 KB) | DOI: 10.47467/jdi.v5i1.2150

Abstract

This research explores Tafsir bi al-Ma'tsur, or Qur'an interpretation via history. This qualitative research method uses literature and historical interpretation. This paper discusses the history of Tafsir bi al-Ma'tsur, its restrictions, and scholarly disagreements over it. This study finds that Tafsir bi al-Ma'tsur is an interpretation based on Qur'anic verses, the Prophet Muhammad's viewpoints, companions, and scholars, commencing with the interpretation of Qur'anic verses with Qur'anic verses. 'an, the Qur'an's hadith, the Companions' atsar, and the Tabi'in's view. The Qur'an must be interpreted using a manner agreed upon by scholars to be in compliance with Shari'a. If the interpretation is done honestly and according to the manner approved by the commentators, it will obtain two rewards from Allah SWT if it's accurate, but only one if it's wrong, according to the Prophet SAW's statements on Ijtihad. This research should aid Qur'an scholars and interpreters. This research explains Tafsir bi al-Ma'tsur-related issues. This research offers a complete review of all western scientists' perspectives of Qur'anic exegesis literature to update our knowledge of Tafsir bi al-Ma'tsur.
Tahfidz Alquran Learning Model in Pesantren: an Example from West Java, Indonesia Badruzzaman, M. Yunus; Imelda Helsyi; Eni Zulaiha
Indonesian Journal of Islamic Studies Vol 2 No 1 (2018): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/ijis.v2i1.14

Abstract

This article focuses on the discussion of effective and efficient tahfidz Al-Qur'an learning that has been developed by Podok Tahfidz Hikamus Salafiyyah Cirebon and the pesantren Al-Khoeriyyah-Sukabumi) which has demonstrated its success in giving birth to Quranic hafidul and mufassir, who are ready to compete in various musabaqoh events. local to the international level. The object is to look for models of tahfidz al-Quran distribution that are applied in these two pesantren. Through a study of qualitative descriptive methods with instruments that collect data in the form of observation, documentation study and interview writing, this shows that the implementation of tahfidz Alquran learning in Al-Khairiyyah and pesantren MQHS when viewed from the learning elements has been well established, starting from planning, implementation, and evaluation. ; The interaction pattern built by the pesantren community in creating an academic culture is the existence of a peer tutor program, maximum supervision, and service, building a constructive environment; Appreciation of pesantren for students who excel in the form of full scholarships (living and school fees), given jobs and mated and financed by pesantren; Supporting resources that greatly influence the success of pesantren are highly qualified human resources (all hafidz who have already achieved), adequate funding so that all santri are free.
Hamka dan Jihad dalam Pendekatan Hermeneutika Sonny Permana; Badruzzaman M. Yunus
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 2, No 3 (2022): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v2i3.18566

Abstract

Penafsiran jihad mengalami deradikalisasi makna. Hamka melakukan upaya penafsiran jihad jauh melampaui zamanya. Sehingga penafsiran jihad yang selama ini telah terkontaminasi dengan framing radikal. Kini mendapatkan porsi yang lebih menyeluruh dan lebih mengena di hati masyarakat Indonesia. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk menelisik upaya penafsiran Hamka mengenai jihad secara historis menggunakan kaca mata hermeneutika, sehingga dihasilkan reasoning (alasan ilmiah) cara berfikir Hamka dalam menafsirkan jihad. Penelitian ini menggunakan pendekatan hermeneutika dalam merangkai kerangka pembahasan. Metode penelitian pada pembahasan ini menggunakan metode tematik konseptual untuk untuk melakukan pelacakan seluruh konsep jihad dalam al-Qur’an yang tidak secara jelas disebutkan atau dijelaskan, akan tetapi secara substansi maknanya terdapat dalam al-Qur’an. Sedangkan metode khusus pada penelitian ini menggunakan metode hermeneutika William Dilthey yang berfungsi juga sebagai pisau analisis penulis dalam mengestrak penafsiran Hamka mengenai jihad.Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa Penafsiran jihad Hamka merupakan bentuk upaya Hamka untuk menangkal ideologi imperialisme, komunisme, kristenisasi dan liberalisme dari tanah Indonesia dengan membentuk strategi penafsiran jihad  pada tiga aspek, yakni aspek ekonomi, pendidikan dan sosial politik.
Potensi Dasar Individu Muslim Sebagai Penunjang Kehadiran Diri Dalam Peran Khalifatullah dan ‘Abdullah Susanti Vera; Eni Zulaiha; Badruzzaman M Yunus
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 7, No 2 (2022): JAQFI VOL.7 NO. 2, 2022
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jaqfi.v7i2.18392

Abstract

Humans as creatures who have the title "the best form" is an affirmation of Allah SWT that He has created and made a complete spiritual and physical form. This event indicates that humans have basic potential that continues to develop biologically as well as their knowledge, so that humans are given the mandate to carry out two roles as well as the purpose of their presence, namely as khalifatullah and 'Abdullah on earth. However, the orientation of a Muslim's life is currently being hit by the development of a life style that follows trends and the pace of the times which results in the mingling of global ideologies, so that the basic human potential is no longer directed to achieving the essence of his presence as the representative of Allah (khalifatullah) and the servant of Allah ('Abdullah) in the world. earth. Thus, a study of basic human potential and how to develop it is needed in the order of life and human life. The purpose of this study is to discuss the basic potential of Muslim individuals in the Qur'an as a supporter of carrying out their roles as khalifatullah and 'abdullah on earth. This study applies a qualitative step. This research approach is human axiological aspect. The results and discussion of this research include the definition of human potential in the Qur'an, basic potential as eternal existence, and procedures for maximizing potential so that it can support the role of both humans as khalifatullah and 'abdullah. The conclusion of this study is that there are six approaches that are considered capable of activating human potential, in order to achieve awareness of the role and purpose of presence in this universal reality, namely social, moral, philosophical, chronological, meditation, and functional approaches.
Metode Tafsir Tahlili dalam Menafsirkan Al-Qur’an: Analisis pada Tafsir Al-Munir Iqlima Nurul Ainun; Lu’luatul Aisyiyyah; Badruzzaman M. Yunus
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 3, No 1 (2023): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v3i1.21788

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tafsir tahlili bekerja dengan pembahasan yang detail di dalamnya, sehingga makna dari ayat al-Qur’an yang sedang dijelaskan dapat tersampaikan. Strategi penelitian ini bersifat kualitatif library research dengan mendeskripsikan dan menganalisis pembahasan yang ada. Ayat-ayat al-Qur’an akan dibahas secara menyeluruh dari beberapa sisi yang beragam jika penafsiran al-Qur’an menggunakan metode tafsir tahlili. Mufasir menafsirkan ayat sesuai dengan runtut ayat dan surat sebagaimana yang terdapat dalam mushaf. Uraian yang disusun mulai dari pembahasan kosakata, diikuti dengan penjelasan arti global ayat. Selain itu, dikemukakan pula hubungan antar ayat yang ada, serta asbab nuzul yang melatarbelakangi ayat tersebut diturunkan. Metode ini sangat bermanfaat bagi para pelajar untuk memahami al-Qur’an secara komprehensif. Metode ini pula sudah ada sejak zaman Sahabat, namun kerap kali dipandang bahwa metode ini tidak dapat membahas permasalahan yang ada di zaman sekarang karena pembahasannya tidak terfokuskan pada satu tema. Maka, peneliti mencoba mendeskripsikan kembali metode tafsir tahlili agar dapat difahami tujuannya. Selain itu pada penelitian ini akan sedikit dibahas beberapa komentar ulama mengenai kekurangan dan kelebihan dari matode tafsir tahlili. Penelitian ini dilakukan agar pelajar dan pengkaji ilmu al-Qur’an dapat mendiskusikan bersama penggunaan dan kemanfaatan dari metode ini.
Human Need for Religion Rulia Rahmawati; Badruzzaman M. Yunus
Gunung Djati Conference Series Vol. 4 (2021): The 1st Conference on Ushuluddin Studies
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.252 KB)

Abstract

This study aims to discuss the human need for religion. This research method is qualitative through literature study, while the approach to data interpretation uses content analysis. The results and discussion of this study include the understanding of religion, the background of the need for humans to religion, the concept of fitrah in an Islamic perspective. This research concludes that humans who live in this world cannot stand alone. In the sense that humans need guidance, guidance and guidance in this life. Therefore, the human need for religion is very important in this life.
Takhrij and Syarah Hadith of Chemistry: The Role of Pomegranate Skin Extract on Health Syahrul Gopar Sidik; Haura Alfiyah Nida; Ira Ryski Wahyuni; Badruzzaman M. Yunus; M Solahudin
Gunung Djati Conference Series Vol. 5 (2021): Proceedings Conference on Chemistry and Hadith Studies
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.007 KB)

Abstract

The purpose of this research is to discuss the hadith of the Prophet about the benefits of pomegranate peel from a scientific perspective. This research method is qualitative through the approach of takhrij and syarah hadith with chemical analysis. The results and discussion of this study is that pomegranate peel as a traditional medicine has many benefits for the health of the body's organs as a whole. The conclusion of this research is takhrij and syarah hadith of the Prophet about pomegranate peel by chemical analysis shows pomegranate peel has chemical compounds that are beneficial to health and as a strategy development for the need for treatment and prevention of various diseases.
Ibn Barrajan's Sufistic Tafsir of Surah al-Baqarah and Ali Imran Hafid, Moc; Yunus, Badruzzaman M.; Zulaiha, Eni; Muhyi, Asep Abdul
Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama Vol 7, No 2 (2024): Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama
Publisher : Program Studi Studi Agama-Agama Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/hanifiya.v7i2.38305

Abstract

This study aims to know the Sufistic interpretation in Tafsir Tanbih and the characteristics of Tafsir Tanbih, which is focused on Surah al-Baqarah and Surah Ali Imran. Tafsir Tanbih is an eclectic collection/source of various materials collected over the years from various sources, Tafsir Tanbih is a Sufi interpretation of Ibn Barrajan trying to understand the meaning of every divine word with the teachings of Sufism, it can be seen from some interpretations of Surah al-Baqarah lafadz nazala 'alaikal litaaba bil haqqi, interpreted that this verse opens the door to a person's realization in himself through His asma in the lafad al-hayyu and al-Qayyum, someone who ma'rifat is who knows with a strong, perfect substance, and His sublime attributes, and His good names. The characteristics of Tafsir Tanbih are the experience of Mysticism and Spirituality in Tafsir Tanbih, using an Integrative approach in Tafsir Tanbih, there are Moral ideas in Tafsir Tanbih, there is a relationship with Ma'rifah (Divine Knowledge) in Tafsir Tanbih, understanding Mutashabihat Verses in Tafsir Tanbih. And many other characteristics.
Co-Authors Abdul Rohman Ahmad Fuad Ahmad Izzan, Ahmad Ahmad Jalaludin Rumi Durachman Ahmad, Khadher Arifin, Syarah Sofiah Asep Muhyiddin, Asep Asep Mulyaden Asep Nursobah, Asep Asep Sufian Sya'roni Awadin, Adi Pratama Azni, Selly Rachmi Basyiruddin, Muhammad Hafizh Bustomi, Jenal Dadan Mardani Dadan Rusmana Deni Albar Fangesty, Maolidya Asri Siwi Fathurrohman, Asep Ahmad Fauzi, Muhammad Iqbal Fauziah, Debibik Nabilatul Fithria Khusno Amalia Ghinaurraihal Ghinaurraihal Gunawan, Iwan Caca Hafid, Moc Hamdan Taviqillaah, Muhamad Hanna Salsabila Haririe, Muhammad Ruhiyat Haura Alfiyah Nida Hezam, Motea Naji Dabwan Hikmah Maulani Ikhsan, Mocammad Ikhsan, Muhammad Jusuf Nur Imelda Helsyi Iqlima Nurul Ainun Ira Ryski Wahyuni Ismi Lutfi Rijalul Fikri Syukur Isop Syafe’i Izzah Faizah Siti Rusydati Khaerani Izzuddin Musthafa Lu’luatul Aisyiyyah M Solahudin Moch. Sya'ban Abdul Rozak Muhamad Yoga Firdaus Muhammad Rizaldi Syahputra Muhammad Yahya Muhammad Zainul Hilmi Muhlas Muhlas Muhyi, Asep Abdul Musthafa, Izzuddin Mutaqin, Ayi Zaenal Najihah, Bannan Naelin Nalahuddin Saleh Nida Husna Abdul Malik Novianti, Fitria Listi Nugraha, Sandi Qomaruzzaman, Bambang Ratih Rahmawati Ratminingtyas, Ratminingtyas Ridwan Setiawan Rohmanudin, Deden Rohmatulloh, Yasin Ruhendi, Ateng Rulia Rahmawati Sa’dina, Ahmad Midrar Saepurrohman, Aep Solihin, Muhtar Sonny Permana Sunarya, Yaya Susanti Vera Syahrul Gopar Sidik Syu’aib, Ibrahim Taufiq, Wildan Umillah, Hasya an Ummah, Wardatul Uwoh Abdullah Vera, Susanti Zulaiha, Eni