Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Adaptation of the Cambridge curriculum: A comparative study of public and Islamic schools Ilma, Labibah Sayaka; Asrohah, Hanun; Zainiyati, Husniyatus Salamah
Curricula: Journal of Curriculum Development Vol 4, No 2 (2025): Curricula: Journal of Curriculum Development, December 2025
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/curricula.v4i2.84860

Abstract

This research aims to explore how the Cambridge curriculum can be adapted as a relevant educational strategy for addressing global challenges, particularly in developing countries such as Indonesia. In the inequality between national education policy and its implementation in the field, the Cambridge curriculum offers an approach that emphasizes critical thinking, collaboration, and global-mindedness. The method used in this study is a qualitative literature review, analyzing various academic sources and reports on the implementation of the Cambridge curriculum in different school contexts. The results of the study show that the adaptation of the Cambridge curriculum in Indonesia, both in public and Islamic-based schools, exhibits different dynamics. However, both have a positive impact. Public schools implement this curriculum directly with a primary focus on global academic standards, without the need to conform to religious values. Meanwhile, the Islamic school has successfully combined the Cambridge curriculum with Islamic values, creating an educational model that is not only academically global but also spiritually and morally strong. Both approaches show great potential in bridging local education with global standards in a contextual and relevant manner. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana adaptasi kurikulum Cambridge dapat menjadi strategi pendidikan yang relevan dalam menjawab tantangan global, khususnya bagi negara berkembang seperti Indonesia. Di tengah ketimpangan antara kebijakan pendidikan nasional dan pelaksanaannya di lapangan, kurikulum cambridge menawarkan pendekatan yang menekankan pada kemampuan berpikir kritis, kolaboratif, dan global-mindedness. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur kualitatif, dengan menganalisis berbagai sumber akademik dan laporan implementasi kurikulum cambridge di berbagai konteks sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adaptasi kurikulum cambridge di Indonesia, baik di sekolah umum maupun berbasis Islam, menunjukkan dinamika yang berbeda namun keduanya berdampak positif. Sekolah umum menerapkan kurikulum ini secara langsung dengan fokus utama pada standar akademik global, tanpa perlu menyesuaikan dengan nilai-nilai keagamaan. Sementara itu, sekolah Islam berhasil menggabungkan kurikulum cambridge dengan nilai-nilai keislaman, menciptakan model pendidikan yang tidak hanya global secara akademik, tetapi juga kuat secara spiritual dan moral. Kedua pendekatan ini menunjukkan potensi besar dalam menjembatani pendidikan lokal dengan standar global secara kontekstual dan relevan.Kata Kunci: kurikulum Cambridge; sekolah Islam; sekolah negeri
Inovasi Kurikulum Fikih pada Kurikulum Merdeka Perspektif Fethullah Gülen: Analisis terhadap Capaian Pembelajaran di Madrasah Maulidia, Martarosa; Asrohah, Hanun; Zainiyati, Husniyatus Salamah
Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol 10 No 2 (2025): Edisi Mei 2025
Publisher : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51169/ideguru.v10i2.1893

Abstract

Kajian ini menelaah relevansi inovasi kurikulum Fikih dalam Kurikulum Merdeka dengan pemikiran pendidikan Islam menurut Fethullah Gülen (2022), khususnya dalam konteks capaian pembelajaran di madrasah. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengidentifikasi kesesuaian antara prinsip pendidikan Fethullah Gülen (yang menekankan integrasi nilai spiritual, intelektual, dan sosial) dengan pendekatan Kurikulum Merdeka yang berbasis karakter dan kontekstual, khususnya dalam mata pelajaran Fikih di lingkungan madrasah. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan (library research) dengan pendekatan kualitatif, di mana penulis menganalisis dokumen kurikulum (SK Dirjen Tahun 2022 dan SK Dirjen Tahun 2024) dan literatur pemikiran Gülen. Hasil kajian menunjukkan bahwa Capaian Pembelajaran Fikih Tahun 2022 lebih kompatibel dengan pemikiran Gülen dibanding Tahun 2024, karena mendukung pengembangan keterampilan Higher Order Thinking Skills (HOTS), pembentukan karakter, dan tanggung jawab sosial. Sebaliknya, CP 2024 cenderung menyederhanakan konten dan berpotensi menghambat pencapaian kompetensi holistik. Simpulan dari kajian ini menegaskan bahwa inovasi kurikulum Fikih di madrasah memiliki prospek positif dalam membentuk generasi yang religius, inklusif, dan berpikiran terbuka apabila digabungkan dengan prinsip-prinsip pendidikan Fethullah Gülen.
Analisis Materi Ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA Kelas 10 Perspektif HOTS: Membangun Pemikiran Kritis Umi Sarah Nafi’ah Darojat; Rini Saputri; Lilik Huriyah; Hanun Asrohah
Risâlah Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol. 11 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v11i3.1465

Abstract

Keterampilan HOTS membantu mengembangkan kapasitas berpikir, membangun pengetahuan, memecahkan masalah, dan menemukan konsep baru yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis beberapa lembar kerja peserta didik dalam buku tersebut agar diketahui tingkatan instruksi atau soal yang diberikan pada tingkatan LOTS, MOTS, atau HOTS. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu studi pustaka atau library research dengan teknik mengumpulkan data berbagai literatur seperti buku, artikel, dan dokumen tertulis yang relevan. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis isi yang membantu menemukan konsep yang sesuai dengan tema. Hasil penelitian ini menjelaskan materi ajar PAI kelas 10 mengandung berbagai aktivitas yang berorientasi pada pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Bab pertama, beberapa lembar kerja peserta didik yang disediakan terdiri dari instruksi yang didominasi pada tingkatan HOTS dan LOTS. Bab kedua, terdiri dari beberapa lembar kerja yang diteliti lebih banyak mengandung instruksi tingkatan HOTS dan MOTS. Bab ketiga, instruksi pada beberapa lembar kerja mengandung instruksi pada tingkatan HOTS. Secara umum, aktivitas yang dirancang dalam materi ajar ini mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir analitis, evaluatif, dan kreatif sehingga mencapai pada tingkatan HOTS.
Implementasi Metode Wafa dalam Mengembangkan Pembelajaran Al Qur’an yang Bermutu di SD IT Insan Permata Bojonegoro Saidah, Anis; Yunita, Ita; Asrohah, Hanun; Zainiyati, Husniyatus Salamah
Al-Madrasah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Al-Madrasah Vol. 9, No. 4 (Oktober 2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (SIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/am.v9i4.5133

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi metode Wafa dalam mengembangkan pembelajaran Al-Qur’an yang bermutu di SD IT Insan Permata Bojonegoro. Metode Wafa diterapkan untuk meningkatkan pemahaman, penghafalan, dan penerapan ajaran Al-Qur’an melalui pendekatan sistematis yang melibatkan tujuh elemen inti, yaitu Pemetaan, Penyempurnaan, Standarisasi, Pendampingan, Pengawasan, Munaqosyah, dan Pengukuhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian lapangan, dimana data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi metode Wafa di SD IT Insan Permata Bojonegoro telah memberikan dampak positif terhadap kualitas pembelajaran Al-Qur’an. Pembelajaran di sekolah ini telah mengacu pada standar yang ditetapkan oleh metode Wafa, dengan kualitas guru yang sesuai, rasio pengajar dan siswa yang ideal, serta struktur pembelajaran yang terorganisir dengan baik. Namun, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti kurangnya pengawasan akademik yang intensif, ketidakteraturan kenaikan level bacaan siswa, dan tingginya pergantian guru yang mempengaruhi kesinambungan pembelajaran. Secara keseluruhan, metode Wafa terbukti efektif dalam meningkatkan pembelajaran Al-Qur’an. Untuk mencapai hasil yang lebih optimal, diperlukan penguatan pengawasan, peningkatan kualitas pelatihan guru, dan optimalisasi penggunaan perangkat evaluasi pembelajaran. Penelitian ini menyarankan agar metode Wafa diterapkan secara lebih konsisten untuk mencapai hasil pembelajaran Al-Qur’an yang lebih bermutu dan berkelanjutan di sekolah-sekolah berbasis Islam.
The Role of School Principals in Facilitating the Implementation of the Independent Learning Curriculum in Islamic Religious Education and Character Subjects at SDN Tenggilis 1 Mejoyo Ulul Azmi Nur Rohmatulloh; Husniyatus Salamah Zainiyati; Hanun Asrohah; Iksan, Iksan
al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol. 8 No. 4 (2025)
Publisher : Perkumpulan Dosen Fakultas Agama Islam Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/afkarjournal.v8i4.1835

Abstract

This study examines the role of the principal in facilitating the implementation of the Independent Curriculum in Islamic Religious Education (PAI) at SDN Tenggilis Mejoyo 1 Surabaya. The Independent Curriculum is designed to provide students with the flexibility to choose learning activities that align with their interests and talents, employing a student-centered learning approach. The principal plays a vital role as an educator, manager, administrator, innovator, motivator, leader, and supervisor in supporting the curriculum's implementation. Through resource management, teacher training, and regular monitoring, the principal strives to create a conducive learning environment for the development of students' religious character. Despite challenges such as limited teacher understanding of the new curriculum and inadequate facilities, strategic measures are undertaken to ensure effective implementation. This study offers insights into the significance of the principal's role in supporting the successful implementation of the Independent Curriculum at the elementary school level.
Socio-Physical and Spiritual Environment (SPaSE) Model For Religious Moderation in Madrasa Asrohah, Hanun; Junaedi; Ritonga, Iskandar
Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 8 No. 1 (2025): Transformative Islamic Education in Pesantren and Madrasah
Publisher : Universitas Pesantren Kh abdul Chalim Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31538/nzh.v8i1.111

Abstract

This research examines the role of the Socio-Physical and Spiritual Environments (SPaSE) Model in developing religious moderation. PLS-SEM (Partial Least Square- Structural Equational Models) was used for this study to create a Social, Physical, and Spiritual Environments (SPaSE) Model for developing attitudes toward religious moderation. SEM is used in statistical techniques that measure the strength of the hypothetical relationship between variables in a model as a structure with many dependent variables. This research found that the SPaSE model represents a holistic madrasa environment with mutual relationships. In a social space, a transfer of values instills attitudes to being a good citizen. A positive social environment can promote students' social and emotional learning development to prevent intolerant behavior. Prevention may involve the physical environment, namely learning facilities, which become information about attitudes, values, and ethics in Islam compatible with a pluralistic society and prevent extremism and radicalism. The spiritual environment, as mediation and legitimacy, influences the worldview of a large group of people. This research concludes that the social, physical, and spiritual environment is significantly related to religious moderation attitudes in madrasas. The SPaSE model illustrates that students can gain specific meanings and identities through social interaction assisted by the values ​​of religious moderation. The values ​​of religious moderation that originate from Islam are the doctrines or teachings of Islam as a spiritual environment that is accustomed through social interaction and learning facilities. The SPaSE model is very important in madrasahs because it can promote attitudes and perspectives of religious moderation in madrasahs.