Claim Missing Document
Check
Articles

Penerapan Akupresure untuk Mengurangi Nyeri Haid pada Remaja Putri Priskila, Antika; Rizki, Milya; Khayati, Yulia Nur; Veftisia, Vistra
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 3 No. 1 (2024): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dysmenorrhea is a painful condition that occurs during menstruation and can significantly disrupt daily activities. This menstrual pain is a common complaint among many women and is considered a symptom rather than a disease. The primary cause of dysmenorrhea is the increase in prostaglandin F2 alpha levels in the body. When progesterone hormone levels decrease, prostaglandin levels rise, leading to increased uterine muscle tone and excessive uterine contractions. One midwifery care intervention to reduce menstrual pain or dysmenorrhea is acupressure, which involves massaging or applying pressure to specific meridian points on the body. Dysmenorrhea remains a prevalent issue among adolescent girls in Kenteng Village, yet there has been no intervention to address this problem. Menstrual pain or dysmenorrhea can affect the daily activities of adolescent girls, causing difficulty in concentration, emotional conflicts, tension, anxiety, disruption of the learning process, discomfort, and decreased participation in learning activities. Based on these issues, a community service activity was deemed necessary. The program began with an opening session and a pre-test, followed by the delivery of material on acupressure to reduce menstrual pain and a practical session on acupressure techniques. The activity concluded with a closing session and a post-test, attended by 17 adolescent girls. The results showed an increase in the knowledge of adolescent girls about acupressure to reduce menstrual pai.   Abstrak Dismenore adalah rasa nyeri yang terjadi saat menstruasi dan bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Nyeri haid ini merupakan keluhan umum yang dialami oleh banyak perempuan dan merupakan gejala, bukan penyakit. Penyebab utama dismenore adalah peningkatan prostaglandin F2 alfa dalam tubuh. Ketika kadar hormon progesteron menurun, prostaglandin akan meningkat, yang kemudian menyebabkan peningkatan tonus atau kekakuan otot rahim dan kontraksi rahim yang berlebihan. Salah satu asuhan kebidanan yang dapat diberikan untuk mengurangi nyeri haid atau dismenore adalah akupresure. Akupresure adalah pemijatan atau penekanan pada  titik-titik  meridian tubuh. Permasalahan nyeri haid atau dismenore ini masih banyak terjadi pada remaja putri di dusun kenteng namun belum ada penanganan untuk mengatasinya.  Padahal, nyeri haid atau dismenore dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari remaja putri diantaranya sulit berkonsentrasi, konflik emosional, ketegangan, kecemasan, dan mengganggu proses belajar, merasa kurang nyaman, penurunan keaktifan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan  masalah yang muncul, maka diperlukanlah kegiatan pengabdian masyarakat untuk mengatasi hal tersebut. Kegiatan diawali dengan pembukaaan dan pree test , kedua penyampaian materi tentang Akupresure untuk mengurangi nyeri haid pada remaja putri sekaligus praktik melakukan akupresure untuk mengurangi nyeri haid, ketiga penutup dan post tes yang di hadiri oleh 17 remaja putri. Dari kegiatan tersebut didapatkan ada peningkatan pengetahuan remaja putri tentang akupresure untuk mengurangi nyeri haid pada remaja putri.
Pendewasaan Usia Perkawinan ( PUP ) Dengan Pendekatan Active Learning di SMK PGRI 1 Salatiga Listiyaningsih, Moneca Diah; Veftisia, Vistra; Ismiriyam, Fiktina Vifri
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 2 No. 2 (2020): Indonesian Journal of Community Empowerment November Vol.2 No.2
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (908.034 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v2i2.755

Abstract

Teenage marriage is still common in Indonesia, even though the impact of it is obvious. This marriage can also cause mental, social and economic problems that may lead to domestic violence. The factor of teenagers’ less knowledge about the age of safe marriage has not been widely understood, so many teenagers are easily influenced by unhealthy relationship, and some of them decide not to continue their study. The implementation of the activity was carried out at SMK PGRI 1 Salatiga with the method of providing health education about PUP by using an active learning approach divided into 3 stages of implementation. The data collection instrument was questionnaires. Before being given the health education about PUP, a small proportion of them had less knowledge about the age of marriage with the score of 67, namely 13 students (14.3%), 2 students (2.2%) got 50 and 58 score (2.2%), most students or 31 students (34.1%) got 75 score, 18 students (19.8%) got 83 score, 20 students (22.0%) got 92 score, and 4 students (4.4%) got 100 score. After getting the health education, 35 students (38.5%) got 83 score, 32 students (35.2%) got 92 score, and 3 students (3.3%) got 100 score. However there were still some students who had less knowledge getting 67 score as many as 4 students (4.4%) and 58 score as many as 3 students (3.3%). Marriage Age Maturing (PUP) is a program that can be implemented to increase students’ knowledge about marriage.AbtrakPernikahan remaja masih banyak terjadi, meskipun dampak pernikahan pada usia remaja ini sudah nyata terlihat. Masalah lainnya adalah masalah mental,sosial dan ekonomi yang bisa berdampak pada kekerasan dalam rumah tangga. Faktor pengetahuan remaja tentang usia perkawinan yang aman belum banyak dipahami, sehingga banyak remaja yang mudah terpengaruh oleh pergaulan yang bebas, dan banyak juga yang memutuskan untuk tidak melanjukankan sekolah. Pelaksanan kegiatan dilaksanakan di SMK PGRI 1 Salatiga dengan metode pemberian promosi kesehatan Pendewasaan Usia Pernikahan (PUP) dengan pendekatan active learning yang terbagi menjadi 3 tahap pelaksanaan. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner. Sebelum diberikan promosi kesehatan pendewasaan usia perkawinan sebagian kecil memiliki pengetahuan kurang tentang usia perkawinan dengan nilai 67 yaitu 13 siswa (14.3%), nilai 50 dan 58 sebanyak 2 siswa (2.2%), siswa memiliki pengetahuan baik tentang usia perkawinan paling banyak siswa mendapat nilai 75 sebanyak 31 siswa (34.1%), nilai 83 sebanyak 18 siswa (19.8%), nilai 92 sebanyak 20 siswa (22.0%) dan ada yang mendapat nilai 100 sebanyak 4 siswa (4.4%)’. Sesudah diberi promosi kesehatan yang memiliki pengetahuan baik tentang usia perkawinan dengan nilai 83 sebanyak 35 siswa (38.5%), nilai 92 sebanyak 32 siswa (35.2%), dan yang mendapat nilai 100 sebanyak 3 siswa (3.3%). Namun masih ada siswa dengan pengetahuan kurang yang mendapat nilai 67 yaitu sebanyak 4 siswa (4.4%) dan nilai 58 3 siswa (3.3%). Pendewasaan Usia Pernikahan ( PUP ) merupakan salah satu program yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang pernikahan.
Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Penanganan Disminore Primer Khayati, Yulia Nur; Veftisia, Vistra; Widyaningsih, Ari; Windayanti, Hapsari; Dewi, Maya Kurnia; Hidayanti, Nur; Sari, Putri Ayuni; Rinawati, Rinawati
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 3 No. 1 (2021): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei Vol.3 No.1
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.319 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v3i1.964

Abstract

Menstruation happens when body discharges blood from the uterus periodically accompanied by desquamation of endometrium (Prawirohardjo, 2009). In general, this phase will occur normally, but in some individuals, it becomes a painful condition and interferes their activities called as dysmenorrhea. According to the World Health Organization (WHO), the average incidence of dysmenorrhea in the world is 16.8 - 81%. In Indonesia, the prevalence of dysmenorrhea in 2008 reached 64.25% consisting of 54.89% primary dysmenorrhea and 9.36% secondary dysmenorrhea. The incidence of dysmenorrhea is felt to be disturbing experienced by 50% of those at reproductive age, and 60-85% in teenagers (Keisya, 2009).Until now, the problem that often arises is the lack of knowledge of female teenagers in dealing with primary dysmenorrhea. In connection with the problem, an online education about it as an activity of community empowerment was conducted attended by 33 female teenagers. This activity was carried out in 3 stages; first by choosing the teenagers according to the target decided before, second by conducting a pre-test about dysmenorrhea followed by giving the digital information about dysmenorrhea and doing a post-test about dysmenorrhea, and third by evaluating the knowledge of the female teenagers about dysmenorrhea continued by giving the result of the evaluation to the party cooperated with this activity. The results of this activity is shown by the increase of knowledge of the female teenagers after getting the education about how to handle primary dysmenorrhea. AbstrakMenstruasi atau haid adalah pengeluaran darah secara periodik dan siklik dari uterus, disertai dengan pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prawirohardjo, 2009). Secara umum fase ini akan berlangsung dengan normal, namun pada beberapa individu menjadi suatu keadaan yang sangat berat dan mengganggu aktivitas (dismenore). Menurut World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa rata-rata insidensi dismenore didunia sebesar 16,8 – 81%. Di Indonesia Prevalensi dismenore tahun 2008 mencapai 64.25 % yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% disminore sekunder. Kejadian dismenore dirasakan mengganggu yaitu sebanyak 50% pada usia reproduksi, dan 60-85% pada remaja (Keisya, 2009).Sampai saat ini permasalahan yang sering muncul adalah kurangnya pengetahuan remaja putri dalam menangani dismenorea primer. Berkaitan dengan permasalahan mitra tersebut maka kami melakukan pengabdian kepada masyarakat tentang optimalisasi pemahaman dalam menangani dismenorea primer dengan cara daring melalui WA Group yang diikuti oleh 33 remaja putri.Pengabdian ini dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu Tahap Pertama adalah pemilihan sasaran remaja putri, Tahap Kedua adalah melakukan pre test tentang dismenorea, pemberian informasi digital tentang dismenorea,dan melakukan post test tentang dismenorea Tahap Ketiga adalah evaluasi pengetahuan remaja tentang dismeorea dan memberikan hasil pelaksanaan kepada mitra pengabdian. Hasil dari pengabdian digambarkan dengan peningkatan pengetahuan remaja setelah dilakukan penyuluhan tentang penanganan disminore primer.
Yoga untuk Mengurangi Nyeri Haid Primer pada Remaja Putri Windayanti, Hapsari; Khayati, Yulia Nur; Veftisia, Vistra; Widyaningsih, Ari; Dewi, Maya Kurnia; Izzah, Lu’luul Fitrotul; Mulyani, Mulyani; Aprilia, Nia; Sabwan, Indriani Kasih; Sari, Lidia Arjulia
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 3 No. 2 (2021): Indonesian Journal of Community Empowerment November
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.44 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v3i2.1186

Abstract

The results of the study show that educational technology has a very important role in the 4.0 education era, as seen from the use of educational technology products such as E-learning, applications, self study platforms that are in line with the demands of education 4.0. especially during the covid-19 pandemic which requires everyone to be able to master technology to make it easier to get information. The information here is related to how to handle dysmenorrhea or primary menstrual pain which is usually experienced by women of childbearing age. Although most period pain can go away on its own, but if it lasts all day, it will interfere with activities. Primary dysmenorrhea is menstrual pain that is not based on pathological conditions, while secondary dysmenorrhea is menstrual pain based on pathological conditions such as the discovery of endometriosis or ovarian cysts. Through regular yoga practice, it will provide great benefits such as reducing pain during menstruation. Community service consists of several stages, namely the first stage of determining the sample consisting of 10 teenagers with the age of 12-19 years. The second stage determines the measuring instrument used is a questionnaire on the level of respondents' knowledge about the symptoms of menstrual pain and skills to reduce menstrual pain during menstruation. The third stage is lectures and discussions as well as online practice through Whatsapp Groups. The fourth stage is applying yoga by providing online assistance and evaluating how each teenager who is a sample sends a video of the application of yoga.ABSTRAKHasil studi menunjukan bahwa teknologi pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam era pendidikan 4.0, terlihat dari pemanfaaatan produk teknologi pendidikan seperti e-learning, aplikai, platform self study yang selaras dengan tuntutan pendidikan 4.0. terlebih pada masa pandemi covid-19 yang menuntut setiap orang untuk bisa menguasai teknologi agar lebih mudah mendapatkan informasi. Informasi disini terkait tentang cara penanganan disminore atau nyeri haid primer yang biasanya dialami wanita usia subur. Meskipun kebanyakan nyeri haid dapat hilang dengan sendirinya, tetapi jika berlangsung sepanjang hari, akan mengganggu aktivitas. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang tidak didasari kondisi patologis, sedangkan dismenore sekunder merupakan nyeri haid yang didasari dengan kondisi patologis seperti ditemukannya endometriosis atau kista ovarium. Melalui latihan yoga secara teratur, akan memberikan manfaat yang besar seperti dapat mengurangi nyeri saat haid. Pengabdian masyarakat terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap pertama menentukan sampel terdiri dari 10 remaja dengan usia 12–19 Tahun. Tahap kedua menentukan alat ukur yang digunakan adalah kuesioner tingkat pengetahuan responden tentang gejala nyeri haid dan ketrampilan untuk mengurangi nyeri haid pada saat menstruasi. Tahap ketiga dilakukan ceramah dan diskusi maupun praktik secara online melalui WhatsappGrup. Tahap keempat mengaplikasikan yoga dengan melakukan pendampingan secara daring/online serta mengevaluasi dengan cara setiap remaja yang menjadi sampel mengirimkan video penerapan yoga.
Pelatihan Pendidik Sebaya Tentang Status Gizi dan Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja di SMA N 1 Donorojo Jepara Veftisia, Vistra; Dian A, Luvi; Kristiningrum, Wahyu
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 4 No. 1 (2022): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei 2022
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.568 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v4i1.1619

Abstract

Adolescents are often classified as a group that is always healthy away from risk factors for illness, but many health problems suffered by adolescents due to behavioral factors that can actually be prevented. Adolescents are faced with complex problems related to physical, psychological and emotional changes that cause them to experience health problems. Some of the health problems that often occur are nutrition and reproductive health. Prevention can be done if students make early detection of nutritional problems and adolescent reproductive health problems with the support of the environment both at home and at school. The obstacle that often occurs in schools is the large comparison between the number of health service providers and the number of students in the school. The role of adolescent health cadres is to help adolescents be more comfortable discussing issues of nutrition and adolescent reproductive health, health education and strengthening about early childhood development and social media divided into 2 stages of implementation. Data collection instruments in the form of questionnaires. The activity was carried out at SMA N 1Donorojo Jepara with the method of providing training to students who would be used as peer educators about nutritional status and adolescent reproductive health problems with the small group method of discussion in the delivery of material, which was divided into 2 stages of implementation, namely training and evaluation. The data collection instrument is in the form of a questionnaire. It was found that there was an increase in the knowledge of adolescent health cadres after the training. This peer educator training becomes a means of providing information which can later be continued to peers so that it can increase knowledge of adolescents in high school about nutritional status and adolescent reproductive health problems.ABSTRAKRemaja sering digolongkan sebagai kelompok yang selalu sehat jauh dari faktor resiko sakit, namun banyak masalah kesehatan yang diderita oleh remaja karena faktor perilaku yang sebenarnya bisa dicegah. Remaja dihadapkan pada permasalahan yang komplek terkait dengan perubahan fisik, psikis dan emosi yang menyebabkan remaja mengalami masalah kesehatan. Beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi adalah gizi dan kesehatan reproduksi. Pencegahan dapat dilakukan jika siswa melakukan deteksi dini masalah gizi dan masalah kesehatan reproduksi remaja dengan adanya dukungan dari lingkungan baik dirumah dan disekolah. Kendala yang sering terjadi di sekolah adalah perbandingan yang cukup besar antara jumlah pelaksana pelayanan kesehatan dengan jumlah siswa di sekolah. Peran kader kesehatan remaja untuk membantu remaja lebih nyaman berdiskusi tentang masalah gizi dan kesehatan reproduksi remaja.Pelaksanan kegiatan dilaksnakan di SMA N 1Donorojo Jepara dengan metode pelaksanaan pemberian melatih siwa yang akan dijadikan pendidik sebaya tentang stataus gisi dan masalah Kesehatan reproduksi remaja dengan metode small group dicussiun dalam penymapain materi, yang terbagi menjadi 2 tahap pelaksanaan yaitu pelatihan dan evaluasi. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner. Didapatkan ada peningkatan pengetahuan kader kesehatan remaja setelah dilakukan pelatihan. pelatihan pendidik sebaya ini menjadi sarana pemberian informasi yang nantinya bisa dilanjutkan kepada teman sebaya sehingga dapat meningkatkan pengetahuan pada remaja di SMA tentang stataus gisi dan masalah Kesehatan reproduksi remaja .
Pemberian Terapi Akupresure terhadap Penurunan Nyeri Disminore pada Remaja Widyaningsih, Ari; Khayati, Yulia Nur; Windayanti, Hapsari; Veftisia, Vistra; Isfaizah, Isfaizah; Listyaningsih, Moneca Diah
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 4 No. 1 (2022): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei 2022
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.186 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v4i1.1653

Abstract

This complementary community service activity is carried out online/online media to increase the knowledge and understanding of teenagers about menstrual pain and provide tutorials to relieve menstrual pain. The implementation time of the activities is in the 1st and 2nd weeks. After the counseling, this complementary community service activity is expected to increase the knowledge and skills of adolescents in practicing acupressure to relieve menstrual pain.  The method used is online/online media and then conduct counseling about Acupressure to relieve Menstrual Pain using leaflets and videos.  During adolescence there are changes that occur such as hormonal, physical, psychological and social changes, where this condition is called puberty. One of the signs of puberty in adolescent girls is the occurrence of menstruation (Batubara, 2012). During menstruation, the problem experienced by most women is severe discomfort or pain. This is commonly known as menstrual pain (dysmenorrhea).ABSTRAKKegiatan pengabdian komplementer pada masyarakat ini dilakukan secara daring/media online untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para remaja tentang Nyeri Haid serta memberikan tutorial meringankan nyeri haid. Waktu pelaksanan kegiatan pada minggu ke 1 dan 2. Setelah adanya penyuluhan kegiatan pengabdian masyarakat komplementer ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam mempraktikan akupresure untuk meringankan Nyeri haid. Metode yang dilakukan adalah dengan cara daring/ media online kemudian melakukan penyuluhan tentang Akupresur untuk meringankan Nyeri Haid menggunakan leaflet dan video. Pada masa remaja terdapat perubahan-perubahan yang terjadi seperti perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial, dimana kondisi tersebut dinamakan dengan masa pubertas. Salah satu tanda pubertas pada remaja putri yaitu terjadinya menstruasi (Batubara, 2012). Pada saat menstruasi, masalah yang dialami oleh hampir sebagian besar wanita adalah rasa tidak nyaman atau rasa nyeri yang hebat. Hal ini biasa disebut dengan nyeri haid (dismenore).
Peningkatan Pengetahuan Ibu Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Menggunakan Pesan Seluler Interaktif: Increasing Mothers' Knowledge About Danger Signs of Pregnancy Using Interactive Mobile Messaging Veftisia, Vistra; Yulia Nur Khayati; Luvi Dian Afriyani
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 7 No. 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijm.v7i1.2527

Abstract

Maternal mortality rate (MMR) in Indonesia is still relatively high when compared to other Southeast Asian countries. One of the government programs in reducing maternal mortality rate is the provision of the MCH Book to every pregnant woman which contains guidelines for the health of mothers and babies, but the lack of information of pregnant women about the danger signs of pregnancy which is an important factor in determining actions in handling pregnant women with danger signs, so it is very necessary to provide information about the danger signs of pregnant women through effective media. The purpose of the study was to determine the increase in maternal knowledge about pregnancy danger signs and the practice of early detection of pregnancy danger signs using interactive mobile messages. The research method was quashi experiment, using a pre-test-post test design approach and conducted at Ibu Alam Salatiga clinic, the sample in this study used purposive sampling technique by using the minimum sample requirement in experimental research which was 15 pregnant women. Data processing was carried out by testing the normality of the data with the results of abnormal data then processing the data using the Wilcoxon Test. The results of the study there is a difference in maternal knowledge about the danger signs of pregnancy before and after being given health education with interactive mobile messages with p 0.004. It is expected that pregnant women utilize all information related to pregnancy danger signs.   Abstrak Jumlah AKI (Angka Kematian Ibu) di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya. Salah Satu Program pemerintah dalam menurunkan AKI yaitu pemberian Buku KIA pada Setiap ibu hamil yang didalamnya sudah berisi pedoman untuk kesehatan ibu dan bayi, namun kurangnya informasi ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan yang merupakan faktor penting dalam menentukan tindakan dalam penanganan pada ibu hamil dengan tanda bahaya, sehingga sangat perlu diberikan informasi tentang tanda bahaya ibu hamil melalui media yang efektif. Tujuan penelitian  untuk mengetahui peningkatan pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan dan praktik deteksi dini tanda bahaya kehamilan menggunakan pesan seluler interaktif. Metode penelitian quashi eksperimen, dengan menggunakan pendekatan pre test-post test design dan dilakukan di Klinik Ibu Alam Salatiga,Sampel dalam penelitian ini menggukan teknik purposive sampling dengan emnggunakan syarat minimal sampel pada penelitian exsperimen yaitu sehjulah 15 ibu hamil. Pengolahan data dilakukan dengan nenguji normalitas data dengan hasil data tidak normal selanjutnya pengolahan data menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil penelitian ada perbedaan pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan sebelum dan sesudah diberikan Pendidikan kesehatan dengan pesan selluler interaktif dengan p  0.004. Diharapkan ibu hamil memanfaatkan semua informasi terkait tanda bahaya kehamilan.
Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) pada Ny. N Umur 17 Tahun di PMB Ina Rositasari Rositasari, Ina; Veftisia, Vistra
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 3 No. 2 (2024): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

During pregnancy a woman will experience internal changes that including physiological and psychological changes. With these changes, pregnant women need adaptation, causing complaints or discomfort. One of the discomforts that often occur in pregnant women is frequent micturition. The discomfort of frequent micturition if not addressed can cause urinary tract infection (UTI). In addition, there may also be complications in pregnancy as obstetric complications. One of them is the fetal factor, namely the size of the fetus. Estimated foetal weight that is underestimated or inappropriate for the gestational age can lead to low birth weight (LBW). Based on this, comprehensive midwifery care was carried out on Mrs N at PMB Ina Rositasari. This midwifery care method is a case review study. The case study was conducted at PMB Ina Rositasari. The subject of the case study used was Mrs Ndi, whose gestational age began in the third trimester, then care was provided from pregnancy to the birth control period. Data collection techniques are interview, physical examination, and observation sheet. Based on the results of studies that have been carried out from pregnancy to the birth control phase. It was found that the assessment of Mrs N's pregnancy care at 34 weeks pregnant, the mother said she often urinated and sometimes her stomach was tight, then the results of the objective examination found that there was a mismatch in TBJ at UK 34mg. The management given is nutrition in pregnancy and giving motivation not to worry. At the second visit pregnancy care, several complaints were that the mother said she was afraid of giving birth, the mother said she often had a tub, and the mother said her back was painful. The management given was explaining to the mother not to be afraid of giving birth, IEC related to frequent urination, IEC related to back pain, allowed to do massage in the back area, IEC about the danger signs of childbirth. In labour care, the patient was given direction to give birth in the hospital because the mother's age was included in the risk factor of being too young to get pregnant. The mother said that she came to Bina Kasih Hospital because she felt tight and it was known that the objective examination results were 5 cm open. The management given is labour assistance. Postpartum care assessment of the first visit, obtained data Mrs N said her stomach still felt nauseous and pain in the suture wound. The management given is to provide information to the mother about the stomach still feels heartburn and teach the mother how to reduce heartburn in the stomach. Teaching mothers how to breastfeed properly. Provide counselling on exclusive breastfeeding.Counselling mothers about preventing infant hypothermia. Counselling on puerperal danger signs. Postpartum care assessment of the second visit, obtained data no complaints. The management given was in accordance with the needs and standards. First visit LBW care assessment, subjective data obtained that the baby has not been immunised with HB-0. The management given is in accordance with the needs and standards. Assessment of second visit LBW care, subjective data obtained no complaints. Assessment of family planning care, obtained subjective data Mrs N said she wanted to use 3-month injectable family planning. The management given is in accordance with the needs and standards. Midwives are expected to be able to provide comprehensive midwifery care with the correct procedures and according to client needs.   Abstrak Selama kehamilan seorang wanita akan mengalami perubahan dalam yang meliputi perubahan fisiologis dan psikologis. Dengan adanya perubahan tersebut membuat ibu hamil memerlukan adaptasi sehingga menyebabkan keluhan atau ketidaknyamanan. Salah satu ketidaknyamanan yang sering terjadi pada ibu hamil adalah sering berkemih. Ketidaknyamanan sering berkemih apabila tidak diatasi dapat menyebabkan infeksi Saluran kemih (ISK). Selain itu, kemungkinan juga dapat terjadi penyulit dalam kehamilan sebagai komplikasi obstetri. Salah satunya adalah faktor janin yaitu ukuran dari janin. Taksiran berat janin yang kutang atau tidak sesuai dengan usia kehamilan dapat menyebabkan kondisi berat badan bayi lahir rendah (BBLR). Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny N di PMB Ina Rositasari.Metode asuah kebidanan ini yaitu studi penelaahan kasus. Studi kasus dilakukan di PMB Ina Rositasari. Subjek studi kasus yangdigunakan adalahNy. Ndi usia kehamilannya mulai trimester III, kemudian dilakukan asuhan pada dari kehamilan sampai dengan masa KB. Teknik pengumpulan data yaitu Interview, Pemeriksaan Fisik, dan Lembar Observasi. Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan mulai dari kehamilan sampai fase KB. Didapatkan hasil bahwa pengkajian pada asuhan kehamilan Ny. N saat hamil 34 minggu, ibu mengatakan sering kencing dan kadang perutnya kenceng, kemudian hasil pemeriksaan obyektif diktahui ada ketidaksesuaian TBJ pada UK 34mg. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu penkes nutrisi dalam kehamilan dan pemberian motivasi agar tidak cemas. Pada asuhan kehamilan kunjungan kedua, beberapa keluhan yaitu ibu mengatakan takut melahirkan, ibu mengatakan sering bak, dan ibu mengatakan punggung terasa nyeri. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu Menjelaskan kepada ibu agar tidak takut melahirkan, KIE terkait sering BAK, KIE terkait nyeri punggung, boleh melakukan pijat diarea punggung, KIE tentang tanda bahaya persalinan. Pada asuhan persalinan, pasien duberi arahan untuk melahirkan di rumah sakit karena usia ibu yang masuk dalan faktor resiko terlalu muda untuk hamil. Ibu mengatakan datang RSU Bina Kasih karena sudah merasakan kenceng-kenceng dan diketahui hasil pemeriksaan obyektif sudah pembukaan 5 cm. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu pertolongan persalinan. Pengkajian asuhan nifas kunjungan pertama, diperoleh data Ny. N mengatakan perutnya masih  terasa mules dan nyeri pada luka jahitan. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu Memberikan informasi kepada ibu tentang perut masih terasa mulas dan mengajarkan kepada ibu cara mengurangi rasa mulas pada perut. Mengajarkan ibu cara menyusui dengan benar. Memberikan konseling mengenai ASI eksklusif. Memberikan konseling kepada ibu tentang pencegahan hipotermi bayi. Memberikan konseling tanda bahaya nifas. Pengkajian asuhan nifas kunjungan kedua, diperoleh data tidak ada keluhan. Penatalaksanaan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan standar. Pengkajian asuhan BBL kunjungan pertama, diperoleh data subyektif bayinya belum diimunisasi HB-0. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu sesuai dengan kebutuhan dan standa. Pengkajian asuhan BBL kunjungan kedua, diperoleh data subyektif  tidak ada keluhan. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu menyesuaikan teori asuhan KN 3. Pengkajian asuhan KB, diperoleh data subyektif  Ny. N mengatakan ingin  mengunakan KB suntik 3 bulan. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu sesuai dengan kebutuhan dan standar. Bidan diharapkan dapat melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif dengan prosedur yang benar dan sesuai dengan kebutuhan klien.
Hubungan Dukungan Ibu dengan Kecemasan Menghadapi Menarche Siswi di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2023: Relationship of Mother's Support with Anxiety Facing Students' Menarche at MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Pabelan District, Semarang Regency 2023 Erna Rahayu; Veftisia, Vistra
Journal of Holistics and Health Sciences Vol. 6 No. 2 (2024): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v6i2.407

Abstract

Anxiety facing menarche is a feeling characterized by physical tension, worry and the assumption that something bad will happen during menarche. Parents, especially mothers, play a role in providing support including basic knowledge and matters related to menarche. In MI Miftahul huda, 4 out of 7 schoolgirls experienced anxiety, felt tense and afraid if they would face menarche because they had not received maternal support, and 3 of them also felt worried and anxious about facing menarche, even though they had received support from their mothers. Meanwhile, as many as 3 schoolgirls who have also received support from their mothers in the form of informational and instrumental support do not experience anxiety. This study aims to determine the relationship between maternal support and anxiety facing menarche students at Mi Miftahul Huda Sumberejo 01 in 2023. Research Methods: This study used a correlational analytic design with a cross sectional approach. The population of this study were adolescents aged 10-12 years, namely 49 female students. The sampling technique in this study used purposive sampling with a total sample size of 46. Data analysis using chi square analysis. Research Results: Most respondents with good support were 26 respondents (54.5%), and respondents who experienced mild anxiety were 16 (34.8%). Obtained a p value of 0.000 < α (0.05), then Ho is rejected, meaning that there is a significant relationship between maternal support and anxiety facing menarche. Conclusion: There is a relationship between maternal support and anxiety facing menarche. Health workers should provide education related to Menarche through adolescent posyandu activities or prom KRR in schools.   ABSTRAK Kecemasan menghadapi menarche merupakan perasaan yang ditandai oleh ketegangan fisik, kekhawatiran dan anggapan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi saat menarche. Orang tua terutama ibu berperan dalam memberikan dukungan meliputi pengetahuan dasar dan hal yang berkaitan dengan menarche. Di MI Miftahul huda didapatkan 4 dari 7 siswi mengalami kecemasan, merasa tegang dan takut jika nantinya menghadapi menarche karena belum mendapatkan dukungan ibu, dan 3 diantaranya juga merasa khawatir, dan cemas untuk menghadapi menarche, meskipun sudah mendapatkan dukungan dari ibu. Sementara itu, sebanyak 3 siswi yang juga sudah mendapatkan dukungan dari ibu berupa dukungan informasional dan instrumental tidak mengalami kecemasan. Penelitain ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Dukungan Ibu Dengan Kecemasan Menghadapi Menarche Siswi Di Mi Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah remaja berusia 10 – 12 tahun yaitu sebanyak 49 siswi. Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 46. Analisis data menggunakan analisis chi square. Didapatkan sebagian besar responden dengan dukungan baik sebanyak 26 responden (54,5%), dan responden yang mengalami cemas ringan sebanyak 16 (34,8%). Diperoleh nilai p value sebesar 0,000 < α (0,05), maka Ho ditolak, artinya ada hubungan yang signifikan antara dukungan ibu dengan kecemasan menghadapi menarche. Ada hubungan antara dukungan ibu dengan kecemasan menghadapi menarche. Hendaknya tenaga kesehatan meberikan edukasi terkait Menarche melalui kegiatan posyandu remaja atau prom KRR di sekolah.
Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) pada Ny. “RF” Umur 29 Tahun G2P1A0 di Desa Polosiri, Kec. Bawen, Kab. Semarang Umi Sholehah; Vistra Veftisia
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 3 No. 2 (2024): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Low or insufficient breast milk production is one of the problems of postpartum mothers that often occurs during the breastfeeding process. Various ways can be done to increase breast milk production, one of which is with complementary oxytocin massage therapy. In the case of Mrs RF during puerperium, there was a decrease in breast milk production so it was necessary to provide complementary care for oxytocin massage. So that the author conducts midwifery care entitled ‘Midwifery Care in Continuity of Care (COC) on Mrs RF Age 29 Years in G2P1A0 Polosiri Village, Kec. Bawen, Kab. Semarang.’ This research uses descriptive research methods with the type of case study conducted from 29 July - 10 November 2024. The data used were primary data and secondary data using midwifery care management in the form of SOAP. Obtained results, in pregnancy care, Mrs RF did not experience problems during pregnancy, as for the discomfort that occurred could be overcome by herself. At the examination carried out at 38 weeks gestation, all were within normal limits. So that the management carried out in the form of counselling about preparation for childbirth. In the process of childbirth, because the gestational age has passed HPL but has not felt the signs of labour, then referral management is carried out. At the hospital, Mrs RF was given induction of labour, but when the opening was complete, partus was stuck, so SC was performed. LBW care was performed at 5 days and 23 days of age. There were no complaints from the mother and the examination results were within normal limits. The management given adjusted the theory of LBW care in KN2 and KN3. In the postpartum period midwifery care was carried out 3 times. On the 5th postpartum day, the mother said she still felt pain in the stitches. So counselling was given on how to reduce the pain felt with long breath relaxation. On the 23rd postpartum day the mother said there were no complaints and the examination results were within normal limits. The management given adjusts the care theory in KF3. Then on the 48th postpartum day the mother said there were no complaints and no birth control, the examination results were within normal limits. The management given adjusts the theory of care in KF4. In midwifery care, birth control was carried out on the 48th postpartum day and wanted to use 3-month injectable birth control. The mother said she did not want birth control after 42 days postpartum because she was still traumatised by her childbirth. It is expected that health workers continue to play an active role in providing quality midwifery services to patients, especially in maternal midwifery care from pregnancy to the postpartum period by adhering to midwifery service standards, always developing their knowledge and being more applicable and in accordance with patient circumstances so as to reduce the increase in MMR and IMR in Indonesia.   Absrak Produksi ASI sedikit atau kurang, menjadi salah satu permasalahan ibu nifas yang sering terjadi pada saat proses meyusui. Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk menigkatkan produksi ASI, salah satunya yaitu dengan terapi komplementer pijat oksitosin. Pada kasusu Ny. RF saat nifas mangalami penurunanan produksi asi sehingga perlu diberikan asuhan komplemeneter pijat oksitosin. Sehingga penulis melakukan Asuhan Kebidanan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Secara Continuity Of Care (COC) Pada Ny. RF Umur 29 Tahun di G2P1A0 Desa Polosiri, Kec. Bawen, Kab. Semarang.” Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan jenis studi kasus yang dilakukan dari bulan 29 Juli – 10 November 2024. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder menggunakan manajemen asuhan kebidanan berbentuk SOAP. Diperoleh hasil, pada asuhan kehamilan, Ny. RF tidak mengalami masalah selama kehamilan, adapun ketidaknyaman yang terjadi dapat diatasi sendiri. Pada pemeriksaan yang dilakukan saat usia kehamilan 38 minggu, semua dalam batas normal. Sehingga penatalaksanaan yang dilakukan berupa konseling tentang persiapan persalinan. Pada proses persalinan, dikarenakan usia kehamilan sudah lewat HPL tapi belum merasakan tanda tanda persalinan, maka dilakukan tatalaksana rujukan. Di rumah sakit, Ny. RF diberi induksi persalinan, namun saat pembukaan lengkap terjadi partus macet, sehingga dilakukan tindakan SC. Pada asuhan BBL, dilakukan saat usia 5 hari dan 23 hari. Tidak ada keluhan dari ibu dan hasil pemeriksaan dalam batas normal. Penatalasanaan yang diberikan menyesuaikan teori asuhan BBL pada KN2 dan KN3. Pada asuhan kebidanan masa nifas dilakuan 3 kali. Pada hari ke-5 postpartum ibu mengatakan masih terasa nyeri pada jahitan. Sehingga diberikan konseling mengenai cara mengurangi nyeri yang dirasakan dengan relaksasi nafas panjang. Pada hari ke-23 postpartum ibu mengatakan tidak ada keluhan dan hasil pemeriksaan dalam batas normal. Penatalasanaan yang diberikan menyesuaikan teori asuhan pada KF3. Kemudian Pada hari ke-48 postpartum ibu mengatakan tidak ada keluhan dan belum KB, hasil pemeriksaan dalam batas normal. Penatalasanaan yang diberikan menyesuaikan teori asuhan pada KF4. Pada asuhan kebidanan KB dilakukan pada hari ke 48 pasca salin dan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan. Ibu mengatakan tidak mau kb pasca nifas 42 hari karena masih trauma dengan persalinan nya. Diharapkan tenaga kesehatan terus berperan aktif dalam memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas kepada pasien terutama dalam asuhan kebidanan ibu dari mulai hamil sampai dengan masa nifas dengan tetap berpegang pada standar pelayanan kebidanan senantiasa mengembangkan ilmu yang dimiliki serta lebih aplikatif dan sesuai dengan keadaan pasien sehingga dapat mengurangi terjadinya peningkatan AKI dan AKB di Indonesia.
Co-Authors Afriyani, Luvi Dian Ali Djamhuri Ana Oktavia Ana Zully Astuti Andi Fawiloy Andini Putri Angelina Chika Pury Putri Anggraeni Indri Hapsari Aprilia, Nia Ari Andayani Ari Widayaningsih Ari Widyaningsih Asti Puspita Azelia Dewianti Bunga Asmara Clarisa Martila Cantika Dewi Nuraini Suci Dewianti, Azelia Dian A, Luvi Dian Ayu Dian Cahya Putri Dian Cahya Putri Didik Tamtomo, Didik Dina Fitrianingtyas Eka Sularsih elviatun nisa, risha nur Eny Ruth Sinaga Erna Rahayu Eti Salafas Evitasari Evy Yuliastuti Fatresia Fhitriani, Insiyah Nur Fiktina Vifri Ismiriyam Fitria Prabandari Ginaya Dinda Putri Haerani Hanik Ekowati Hanis Permayanti Hapsari Windayanti Haryati Hasmawati Heldina Hutahaean Hidayanti, Nur Hidayati, Anis Inayatul Hidayah Indriani Kasih Sabwan Isfaizah Izzah, Lu’luul Fitrotul Kai Buti, Yovita Kumalasari, Kafita Kurniawati Tri Utami Lailatur Rohmah Lidia Arjulia Sari Linda, Prisma Listyaningsih, Moneca Diah Lutfiyah, Elly Luvi Dian A Lu’luul Fitrotul Izzah Mafudiah, Lalita Margita Widi Esti Martinha Pinto Masruroh Masruroh . Maya Kurnia Dewi Maya Kurnia Dewi, Maya Kurnia Mei Wulansari Meisya Tiara Herlina MIFTAHUL JANNAH Moneca Diah Listiyani Moneca Diah Listiyaningsih Muhammad Mustain Mulyani Mulyani Mulyani Mulyani Nafi’ah Nelly Anggriyani Nia Aprilia Ninik Christiani Nova Harianti Nur Fadilah Nur Hidayanti Nurdiana Nurul Fadilah Priskila, Antika Purnamasari , Ita Putri Ayuni Sari Putri, Risma Aliviani Reni Mustikaningrum Renny Anjelina Retno Ginanjar Rifqi Roshifah Rinawati Rinawati Rinawati Rinawati Rinda Murtiningsih Rini Susanti Rizki, Milya Rizky Febria Suseno Rositasari, Ina Ruliana Isna Rosida Ryan Nabela Maharani Sabwan, Indriani Kasih Salma, Siti Samsi Rohmini Sari, Lidia Arjulia Sari, Putri Ayuni Shinta Lutfiani Shintya Putriningrum Siswati Siswati Siti Hardi Yanti Cahyati Sofiyanti, Ida Sri Sutarti Sry Wahyuni Sulistiyani Syahrianti Tandean, Delvianti Tina, Agus Titik Nor Hidayah Tyas Pujiana, Ratna Uci Nurmala Umi Sholehah Wahyu Hastuti Utami Wahyu Kristiningrum Wening Dwijayanti Widyaningsih, Ari Wijayanti Wulandari, Retna Yeni Susanti Yulia Nur Khayati Yulianti Yulinda Yasa Putri Zone Asia Alva Berty