Claim Missing Document
Check
Articles

SELEKSI JENIS ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU DI SELAT BALI Himelda Himelda; Eko Sri Wiyono; Ari Purbayanto; Mustaruddin Mustaruddin
Buletin PSP Vol. 20 No. 1 (2012): Buletin PSP (Edisi Khusus)
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.601 KB)

Abstract

Alat tangkap yang digunakan oleh nelayan untuk penangkapan ikan lemuru di Selat Bali, baik oleh nelayan di Kabupaten Banyuwangi maupun di Kabupaten Jembrana terdiri dari beberapa jenis.  Jenis alat tangkap tersebut adalah purse seine (sleret), gillnet, payang, bagan, dan pukat pantai.  Untuk memperoleh pedoman pengembangan alat tangkap, diperlukan suatu kajian dan seleksi terhadap alat yang digunakan.  Kajian ini dapat dijadikan sebagai informasi dalam pengambilan keputusan dan penyusunan kebijakan.  Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis alat tangkap yang baik untuk penangkapan lemuru di Selat Bali, dilihat dari aspek biologi, teknis, sosial, ekonomi, dan aspek ekosistem. Analisis yang digunakan adalah analisis skoring.  Hasil penelitian ini membuktikan bahwa unit alat tangkap yang dapat dijadikan sebagai dasar dan pedoman untuk dikembangkan dalam rangka upaya pemanfaatan sumberdaya perikanan lemuru di Selat Bali yang dilakukan oleh nelayan di Kabupaten Banyuwangi secara berurutan adalah purse seine, gillnet, payang, dan bagan.  Untuk Kabupaten Jembrana secara berurutan alat tangkap yang dapat dikembangkan adalah purse seine, gillnet, dan pukat pantai.  Jika dilihat secara keseluruhan, maka alat tangkap utama yang potensial untuk menangkap lemuru (Sardinella lemuru Bleeker, 1853) adalah purse seine. Namun demikian, hal yang perlu dipertimbangkan bahwa alat tangkap selain purse seine yangdimiliki oleh nelayan kecil tetap dapat diupayakan karena menyangkut kelangsungan hidup nelayan yang menggunakan alat tangkap selain purse seine di Selat Bali. Pembaharuan terhadap  kuota alat tangkap purse seine di masing-masing wilayah melalui keputusan bersamadua Provinsi.  Berdasarkan keputusan bersama tersebut, dapat terwujud pengelolaan sumberdaya perikanan lemuru (Sardinella lemuru Bleeker, 1853) di Selat Bali secara berkelanjutan, ramah lingkungan dan lestari.Kata kunci:  Selat Bali, seleksi alat tangkap, skoring, sumberdaya lemuru, teknologi
ANALISIS PEMETAAN JARINGAN PERDAGANGAN IKAN KERAPU HIDUP DI TAMAN NASIONAL WAKATOBI, SULAWESI TENGGARA, (Mapping Analysis of Life Groupers Trade In Wakatobi Marine National Park Southeast Sulawesi Province, Indonesia) Muslim Tadjuddah; Budy Wiryawan; Ari Purbayanto; Eko Sri Wiyono
Buletin PSP Vol. 20 No. 2 (2012): Buletin PSP
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.889 KB)

Abstract

Perdagangan ikan kerapu telah menjadi suatu kegiatan ekonomi yang penting di Asia-Pasifik, yang melibatkan lebih dari 20 negara, dengan nilai komersial diperkirakan US$ 350juta per tahun. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan ikan kerapu telah dimanfaatkan secara berlebihan di banyak negara terutama di Asia Tenggara seperti di Filipina dan Indonesia. Penelitian ini bertujuan menganalisis jaringan perdagangan serta memetakan aktoraktor yang memperoleh keuntungan terbesar dari perdagangan ikan kerapu. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi pemerintah daerah Wakatobi dalam menentukan kebijakan pengelolaan ikan kerapu agar dapat berkelanjutan. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kualitatif field research dengan strategi penelitian studi kasus. Untuk memperoleh data, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi di lapangan. Berdasarkan analisis jaringan perdagangan ikan kerapu dapat dipetakan bahwa keuntungan terbesar dinikmati oleh eksportir, kemudianoleh pedagang besar (ponggawa darat) selanjutnya oleh koordinator (ponggawa laut), Berdasarkan analisis keuntungan setiap aktor yang terlibat dalam jaringan perdagangan ikankerapu di lokasi penelitian semestinya nelayan kerapu masih memungkinkan untuk mendapatkan upah yang lebih besar dari jumlah yang diterimanya, dengan sistem perdaganganseperti inilah, diduga sebagai penyebab tetap miskinnya nelayan kerapu di lokasi penelitian sedangkan pedagang besar dan eksportir menikmati surplus yang jauh lebih besar dariperdagangan ikan ini.Kata kunci: ikan kerapu, pemetaan sosial, pangan ikan karang hidup, Taman NasionalWakatobi
SENSITIVITAS USAHA PERIKANAN GILLNET DI KOTA TEGAL, PROVINSI JAWA TENGAH (Sensitivity of Gillnet Fisheries in Tegal City, Central Java Province) Prabowo Prabowo; Eko Sri Wiyono; John Haluan; Budhi Hascaryo Iskandar
Buletin PSP Vol. 20 No. 2 (2012): Buletin PSP
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.04 KB)

Abstract

Badan Pusat Statistik (2008) menyatakan hanya sekitar 13% usaha skala kecil yang mampu mengakses pembiayaan dari perbankan, dan usaha perikanan skala kecil termasuk gillnet merupakan yang paling rendah. Hal ini karena pengelolaan usaha yang belum baik terutama dari aspek kelayakan finansial dan pengalokasian faktor produksi yang dibutuhkandalam operasi penangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sensitivitas kelayakan usaha dan faktor produksi signifikan dalam operasi perikanan gillnet. Hasil analisis menunjukkan usaha perikanan gillnet di Kota Tegal mempunyai Nilai NPV, Net B/C, IRR, dan ROI berturut-turut Rp 1.993.457.657, 72, 1,09, 75,64%, dan 51,74, sehingga layakdikembangkan dan mendapatkan dukungan pembiayaan. Usaha perikanan gillnet sensitif terhadap penurunan penerimaan (Rp 3.845.549.000 per tahun) hingga 6,9%, peningkatan semua kebutuhan operasional (Rp 2.991.750.000 per tahun) hingga 21,7%, dan peningkatan kebutuhan solar (Rp 1.323.000.000 per tahun) hingga 49,1%. Ukuran jaring, lama trip, stock BBM, stock es, anak buah kapal (ABK), stock air tawar, dan perbekalan signifikan (sig < 0,05) mempengaruhi produksi ikan pada perikanan gillnet di Kota Tegal. Ada kecenderungan produksi ikan meningkat dengan bertambahnya panjang gillnet, stock BBM, stock es, danjumlah ABK yang ikut serta, sedangkan penambahan trip operasi, stock air tawar dan perbekalan tidak menyebabkan peningkatan.Kata kunci: faktor produksi, kelayakan, sensitivitas, dan signifikan
KOMODITI UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP DI TELUK BANTEN (Leading Commodity of Capture Fisheries in Banten Bay) Dwi Ernaningsih; Domu Simbolon; Eko Sri Wiyono; Ari Purbayanto
Buletin PSP Vol. 20 No. 2 (2012): Buletin PSP
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.596 KB)

Abstract

Tekanan yang cukup besar di daerah pesisir Teluk Banten mengakibatkan kerusakan lingkungan, di antaranya adalah pencemaran perairan. Hal ini berakibat kepada penurunanhasil tangkapan nelayan. Pengembangan wilayah penangkapan sangat dibutuhkan untuk mengurangi tekanan penangkapan di wilayah pesisir. Pengembangan kawasan (wilayah) berbasis komoditas unggulan merupakan salah satu konsep pengembangan wilayah yang ada. Kawasan Teluk Banten dapat dikatakan kawasan yang memiliki daya saing. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghitung bionomi sumber daya ikan; (2) menentukan komoditas unggulan perikanan tangkap di Teluk Banten. Model bionomi Gordon-Schaefer digunakan untuk menganalisis bionomi sumber daya ikan, dan komoditi unggulan dianalisis dengan metode skoring, nilai Location Quotient (LQ) dan indeks spesialisasi (IS) untuk menentukan keunggulan komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak seluruh jenis ikan menguntungkan secara ekonomi. Kembung, cumi-cumi, teri, tongkol, dan lemuru, merupakan jenis ikan pelagis yang layak dikembangkan. Adapun dari kelompok ikan demersal adalahrajungan, kakap merah, udang, kuwe, bawal hitam, ekor kuning, dan beloso. Berdasarkan metode skoring diperoleh bahwa rajungan, teri, dan cumi-cumi merupakan ikan yang dapat diunggulkan, hal ini juga sesuai dengan hasil perhitungan nilai LQ yang ketiganya bernilai lebih dari satu. Nilai IS sebesar 0,42 menunjukkan tingkat spesialisasi komoditi unggulan rendah di kawasan Teluk Banten, berarti konsentrasi komoditi unggulan cukup merata di kawasan Teluk Banten.Kata kunci: bionomi, komoditi unggulan, perikanan tangkap
PERSEPSI SOSIAL STAKEHOLDER PERIKANAN TANGKAP DI PPN PRIGI, TRENGGALEK Agustin Ross; Eko Sri Wiyono; Tri Wiji Nurani
Buletin PSP Vol. 20 No. 3 (2012): Buletin PSP
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengelolaan perikanan bertujuan untuk mencapai manfaat optimal dan berkelanjutan. Konsep perikanan berkelanjutan memiliki tiga aspek penting yaitu ekologi, ekonomi dan sosial, dimana kebijakan berfungsi untuk mengatur keseimbangan ketiga aspek tersebut. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan melihat kecenderungan persepsi sosial  stakeholder perikanan terkait tiga aspek tersebut. Persepsi ini diperlukan untuk memahami karakteristik stakeholder agar mudah untuk membangun visi bersama mengenai perikanan tangkap yang berkelanjutan untuk kemudian dijadikan landasan dalam perumusan strategi. Metode yang digunakan untuk melihat kecenderungan persepsi stakeholder adalah analisis diskriminan ganda dengan hasil perceptual map. Persepsi sosial antar stakeholder (nelayan, bakul/pedagangdan pihak pengelola) memiliki kemiripan dimana faktor usia, pendidikan dan pekerjaan menjadi acuan dalam menggolongkan persepsi  stakeholder.  Kata kunci: perikanan tangkap, persepsi, PPN Prigi
POLA OPERASI PENANGKAPAN IKAN NELAYAN CILAUTEUREUN DALAM MERESPON PERUBAHAN LINGKUNGAN DI SEKITARNYA Eko Sri Wiyono; Putri Dewi Jayanti
Buletin PSP Vol. 21 No. 2 (2013): Buletin PSP
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.046 KB)

Abstract

Kegiatan penangkapan ikan skala kecil mempunyai ketidakpastian yang tinggi, sehingga sering dikategorikan sebagai usaha yang beresiko tinggi. Keberadaan ikan yang berubah sepanjang waktu, sementara teknologi dan modal usaha yang terbatas mengakibatkan nelayan skala kecil tidak mampu untuk melakukan penangkapan ikan pada daerah penangkapan yang sesuai. Mereka cenderung berburu pada area yang terbatas. Disisi lain kondisi sumberdaya ikan semakin berkurang sedangkan jumlah armada penangkapan ikan terus bertambah, menyebabkan nelayan semakin terpuruk dalam kemiskinan. Nelayan melakukan berbagai bentuk adaptasi sebagai respon atas perubahan hasil tangkapan yang tidak menentu yang berdampak terhadap penghasilan rumah tangga nelayan, sebagaimana penduduk miskin lainnya. Untuk mempelajari bagaimana nelayan melakukan adaptasi terhadap perubahan yang ada di sekitarnya, telah dilakukan penelitian di Cilauteureun, Garut Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi pola-pola adaptasi/strategi nelayan dalam merespon perubahan sumberdaya ikan yang ada di sekelilingnya, dan mencoba untuk menerapkannya sebagai alternatif pemecahan masalah yang ada. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pola operasi nelayan berbeda, ditentukan oleh kepemilikan modal usaha dan keterampilan. Disisi lain, pola operasi penangkapan ikan juga berubah antar musim menyesuaikan kondisi alam dan kelimpahan sumberdaya ikan.
DINAMIKA PERIKANAN TUNA LONG LINE INDONESIA (STUDI KASUS TUNA SIRIP BIRU SELATAN) Novia Tri Rahmawati; Sugeng Hari Wisudo; Eko Sri Wiyono; Tri Wiji Nurani
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 4 No 2 (2013): NOVEMBER 2013
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.239 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.4.113-122

Abstract

As the member of Commission for The Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT), Indonesia shall follow the quota measure of SBT fishing that has determined. Therefore, good management and rules were needed for SBT exploitation in Indonesia in order to align with measures and international regulation that has agreed by Indonesia as part of CCSBT. The objectives of this research wereto determine catch composition, productivity of Indonesia tuna longline fisheries especially that doing SBT fishing activity; to estimatesfishing season; and to determine mean size at capture of SBT in Indonesia. Theresult showedthat catch composition of tuna longline has the smallest percentage value for the type of SBT. Trend of SBT production percentage was increase every year in 19 years period. Fishing season of SBT in Indonesia was in August to March that assumed same with nursery season of SBT. Mean size at capture of SBT (L50%)was 145 cm FL. This size that assumed has feasible to be caught or has beyond spawning period.
DINAMIKA DAN KARAKTERISTIK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI KABUPATEN PACITAN, JAWA TIMUR Yusuf Fathanah; Eko Sri Wiyono; Darmawan Darmawan; Yopi Novita
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 4 No 2 (2013): NOVEMBER 2013
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.985 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.4.139-147

Abstract

Unit fishing and operation in Pacitan very varied, these variations complicated the management of fisheries. Understanding on fishing unit dynamic and characteritic is very important in fisheries management. The purpose of this research is to analyze characteristic of fishing unit, fishermen, fishing ground, and also to classify the fishing operational patterns. This research was conducted in February, April and May 2013 in Pacitan District, East Java Province. The data collection were conducted by personal interview and observation. The data were analysed by descriptive table and cluster analysis. The results showed that fishing activities scattered along the Pacitan coastal area. Fishing gear were operated inboard, outboard, and without engine. Outboard engine reach 84 percent from population. On the other hand, fishing gear which operated in Pacitan are traps, hooks, gillnet, seine net, purse seine, and liftnet. Using four parameters (length of ship, engine power, crews, and fishing gear) the cluster analysis resumed 6 patterns of fishing operation type. Variation of fishing patterns caused by capital ability and fishermen’s skills. This research concluded that the fishing unit in Pacitan is varied and dominated by outboard engine that has 6 fishing operation patterns.
PENGARUH LAMA MELAUT DAN JUMLAH HAULING TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN PADA PERIKANAN GILLNET SKALA KECIL DI PEKALONGAN JAWA TENGAH Eko Sri Wiyono
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 3 No 2 (2012): NOVEMBER 2012
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.836 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.3.57-64

Abstract

Tingginya kompetisi antar nelayan mengakibatkan hasil tangkapan nelayan semakin menurun. Untuk menjamin kelangsungan kegiatan penangkapannya, nelayan melakukan berbagai macam strategi diantaranya adalah menambah lama trip penangkapan ikan di laut dan menambah jumlah hauling. Untuk mengkaji dampak kedua faktor tersebut telah dilakukan penelitian perikanan gillnet skala kecil (<10GT) di PPN Pekalongan. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa lama trip penangkapan ikan sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan baik secara total maupun per species. Meskipun berlayar menangkap ikan lebih lama, ternyata berdasarkan penelitian ini tidak mempengaruhi harga ikan. Disisi yang lain hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah atau frekuensi hauling ternyata tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan baik secara total atau per species.
PERUBAHAN STRATEGI OPERASI PENANGKAPAN IKAN NELAYAN KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH Eko Sri Wiyono; Tasrif Kartawijaya
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 3 No 2 (2012): NOVEMBER 2012
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.622 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.3.65-73

Abstract

Reef fishery is one of the main activities of fishermen in the tropic area. Changing of economy and ecology has resulted in changes in revenue and operating strategies of fishing. Fishermen have used a variety of strategies to maintain their activity. To examine this problem, we conducted the reseach in Karimunjawa, Central Java. The results of this study suggest that fish composition, fishing gear productivity and fishing gear which used by fishermen have changed over the period 2003 - 2005 and from 2009 to 2011. When during period of 2003 - 2005 fising trip of gear was dominated by muroami, then in the period 2009 - 2011 fishing trip dominated by speargun (arrows). These changes, thought to be caused by changes in market demand especially yellow tail (Caesio sp), the fishing operations cost and catches both in number and composition of fish.
Co-Authors . Carles . Ihsan Affandi, Fahri - Agnes P. Sudarmo Agus Santoso Agustin Ross Aji Hermawan Akhmad Muhriz Haqiqi Akhmad Solihin Alfi Alfi Am Azbas Taurusman Amita Nucifera Nida Silmi Anggawangsa, Regi Fuji Anna K. Ngamel Arcahya Dinda Kasihannisa Ari Prasetyo Ari Purbayanto Astrid Wijayanti Bambang Herry Bambang Murdiyanto Bambang Murdiyanto Bangun, Tri Nanda Citra Benardo Nababan Benardo Nababan Benediktus Jeujanan Brewon, Marianus O. Budhi Hascaryo Iskandar Budi Hascaryo Budiarti, Tri Wahyu Budy Wiryawan Catur Sarwanto Clara M Kusharto D. Ernaningsih Daniel R Monintja Daniel R. Monintja Darmawan, Darmawan Dea Amanda Noventri Deca Febriantika Dedy Putra Wahyudi Deni A. Soeboer Deni Achmad Soeboer Deni Pebriansyah Dina Putri Dermawan Domu Simbolon Drama Panca Putra Dwi Ernaningsih Elvanri Anggi Widianti Erizal, Arief Fadmiar Nibras Assilmi Fayakun Satria Feni Aprilias Dewi Firmansyah, Aldi Furqan Furqan Gondo Puspito Hapsari, Rianti Dyah Himelda Himelda Hufiadi Hufiadi Hutagalung, Revica Rosye Ihsan Ihsan Iin Solihin Iin Solihin Iin Solikhin Irwan Limbong Jamhari Jamhari John Haluan John Haluan John Haluan John Haluan Julia Eka Astarini Juni Viona Nurayuni Karina Rachma Suryani Khoerunnisa, Nurani Khoirunnisa Rizki Dwi Jayati Koharudin Koharudin Laitupa, Jufri Pachri Laksono, Arief Bayu Lana Izzul Azkia, Lana Izzul Lilik Sulistyowati Lina Warlina Lisa Nur Hidayah Lukman Hakim Marwan Adam Melianti Melianti Mella Sari Meyske Angel Rahantoknam Mochammad Riyanto Mohamad Toha Mohammad Imron Mokhamad Dahri Iskandar MS. Baskoro Muhammad Dahri Iskanda Muhammad Fedi Alfiadi Sondita Mulyono S. Baskoro Musa Hubies Muslim Tadjuddah Mustaruddin Ngangun, Tati Atia Nimmi Zulbainarni Nora Akbarsyah Notanubun Julianus Novia Tri Rahmawati Nurani Khoerunnisa Nurhidayat Nurhidayat P Machfud Pentury, Frischilla Picaulima, Simon M. Prabowo Prabowo Prihatin Ika Wahyuningrum Putra, Demo Buana Putri Dewi Jayanti Putri, Aprilia Syah RA Hangesti Emi Widyasari Rahmad, Adrul Ratna Mutia Aprilia Regi Fiji Anggawangsa Retno Muninggar Rian Hidayat Rian Hidayat Rianti Dyah Hapsari Rikhie Supriyadi Rinda Noviyanti Ronny I. Wahju Roza Yusfiandayani RR. Ella Evrita Hestiandari Santi Sejati Sekar Ayu Khairunnisa Shafira Nur Sadrina Shandathyana Nisabillah Shella Putri Intan Sabak Aji Shella Shella Siti Oftafia Wijayanti Siti Oftafia Wijayanti Sitompul, Nabila Khairiyah Solly Aryza Sudarmo, Agnes Puspitasari Sugeng H. Wisudo Sugeng Hari Wisodo Sugeng Heri Suseno Sulaeman Martasuganda Sutadi Sutadi Syafril Fauzi Syahputra, Jasnur T. P. Pangesti Tasrif Kartawijaya Tiara, Tiara Titien Sofiati Toharo, Kasab Tri Wahyu Budiarti Tri Wiji Nurani Triono P Pangesti Triono Probo Pangesti Umi Chodriyah Vatria, Belvi Victor P. H Nikijuluw Violitta, Susanti Rahayu Vita Rumanti Kurniawati Wahida Kartika Sari Welem Waileruny Wudianto Wudianto Wudianto Wudianto Wudianto Wudianto Wudianto Wudianto, Wudianto Yolanda M.T.N Apituley Yopi Novita Yusuf Fathanah Zulkarnain Zulkarnain