Perempuan saat ini masih dianggap lemah menjadi seorang pemimpin di instansi pemerintahan. Fokus perhatian penelitian ini yaitu wacana kepemimpinan perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perempuan yang tidak ingin berpendidikan tinggi dan menjadi pemimpin, kurang dipercaya menjadi pemimpin, serta mendeskripsikan pengalaman pribadi widyaiswara berjuang mencapai puncak karir dalam kepemimpinan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, analisis wacana kritis model sara mills, media youtube terhadap wacana yang berjudul “Perempuan dan Kesetaraan Gender” yang live pada youtube Sumbar Rancak Bana Padang TV tanggal 26 Maret 2021. Perempuan yang menjadi subjek pencerita, tetapi representasi perempuan dalam berita masih bias. Pembawa acara sebagai subjek sedangkan objek dari tayangan tersebut adalah narasumber (widyaiswara) yang mewakili perempuan yang kurang dipercaya menjadi pemimpin seperti narasumber berperan sebagai wanita karir yang bertugas memberi pelatihan kepada aparatur untuk menghasilkan pemimpin yang cerdas dan berkarakter. Perempuan pada wacana posisinya mendefinisikan dan ia dapat menampilkan dirinya sebagai wanita karir yang berkomitmen menjalankan tugasnya meskipun seorang ibu rumah tangga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa narasumber sangat mendukung perempuan diperlakukan secara adil dalam hal kepemimpinan seperti dirinya yang sukses dalam karir dan ibu rumah tangga. Untuk itu, perempuan diberikan pelatihan untuk menghasilkan kesetaraan gender.Kata-kata kunci: perempuan, kesetaraan gender, analisis wacana kritis, pendidikan dan pelatihan