p-Index From 2020 - 2025
6.291
P-Index
This Author published in this journals
All Journal HAYATI Journal of Biosciences Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut MEDIA KONSERVASI Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia MANAJEMEN IKM: Jurnal Manajemen Pengembangan Industri Kecil Menengah Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Biospecies Bumi Lestari JOURNAL OF COASTAL DEVELOPMENT ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Jurnal Ilmu Lingkungan Bionatura Torani Journal of Fisheries and Marine Science Jurnal Ilmu Lingkungan Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop Radiasi JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN Microbiology Indonesia Majalah Kedokteran Bandung BIOTROPIA - The Southeast Asian Journal of Tropical Biology Indonesian Journal of Business and Entrepreneurship (IJBE) Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan Journal of Degraded and Mining Lands Management Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Jurnal Tataloka Biopropal Industri Journal of Science and Applicative Technology Omni-Akuatika MAJALAH ILMIAH GLOBE Jurnal Bina Praja Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA) Jurnal Matematika Sains dan Teknologi EnviroScienteae Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis (Journal Of Tropical Fisheries Management) LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia PENDIPA Journal of Science Education Aquasains : Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan Jurnal Riset Akuakultur Bawal : Widya Riset Perikanan Tangkap Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Astonjadro Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Jurnal Iktiologi Indonesia (Indonesian Journal of Ichthyology) Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan JURNAL SUMBER DAYA AIR Jurnal Pembelajaran dan Biologi Nukleus ULIN: Jurnal Hutan Tropis Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Jurnal Laot Ilmu Kelautan PELAGICUS: Jurnal IPTEK Terapan Perikanan dan Kelautan Sustainable Environmental and Optimizing Industry Journal Habitus Aquatica : Journal of Aquatic Resources and Fisheries Management Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam Journal of Science and Science Education (JoSSEd) COJ (Coastal and Ocean Journal) Jurnal Reksabumi: Journal of Urban , Regional, and, Environmental Planning Makara Journal of Science Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan Jurnal Manusia dan Lingkungan Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi Jurnal Teknologi Lingkungan UNMUL Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan Journal of Fisheries & Marine
Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN PERUBAHAN JENIS KELAMIN DAN UKURAN TUBUH IKAN BELUT SAWAH (Monopterus albus) Etty Riani; Yunizar Ernawati
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 11 No. 2 (2004): Desember 2004
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1279.737 KB)

Abstract

Belut (Monopterus albus) bersifat hermaprodit protogini, yang mengalami perubahan jenis kelamin dari betina menjadi jantan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perubahan jenis kelamin dengan ukuran tubuh ikan belut. Penelitian berlangsung di Desa Kahuripan, Kecamatan Tawang, Tasikmalaya, Jawa Barat dari Juni sampai Juli 2002. Pengambilan contoh dilakukan secara acak sebanyak 11 kali, tiga hari sekali pada pukul 20.00 – 04.00 WIB, di tiga stasiun. Dari hasil penangkapan didapat 162 ekor belut, di stasiun I 67 ekor, stasiun II 65 ekor dan stasiun III 30 ekor. Hasil tangkapan paling banyak berukuran 22.8 - 26.7 cm. Hasil tangkapan stasiun I dan II relatif sama sedangkan pada stasiun III berbeda. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa panjang belut yang berukuran kurang dari atau sama dengan 29 cm berjenis kelamin betina namun yang lebih dari 29 cm berjenis kelamin jantan. Belut yang matang gonad pada stasiun I berukuran 24.9 - 28.8 cm, pada stasiun II, 19.0 - 23.1 cm dan 23.2 - 27.3 cm. Sedangkan di stasiun III tidak ditemukan yang matang gonad. Berdasarkan IKG belut yang diperoleh di ketiga stasiun, IKG terbanyak ada pada selang kelas IKG 0.0124 - 0.0873. Fekunditas 35 - 250 butir dengan ukuran telur 0.0265 - 1.2624 mm, dengan pola pemijahan sebagian (partial spawner).Kata kunci: belut, hermaprodit protogini, jenis kelamin, ukuran, IKG, fekunditas. The research was aimed to study body size and sexual changes relationship in a protoginy hermaphrodite species the eel, monopterus albus. This research were conducted in Kahuripan village, district of Tawang, Tasikmalaya, West Java during June to July 2002. Sampling were done at three stations for eleven time, with 3 days interval between 20.00 pm until 04.00 am. The number of eel collected were consisting of 162, ie 67; 65 and 30 from the first, second and third station respectively. The length of the eel were ranged between 22.8 - 26.7 cm. The results showed that the eel less than or equal to 29 cm in length were female, more than 29 cm were male. The mature eel were found in the first and second stations with body size of 24.9 - 28.8 cm, 19.0 - 23.1 cm, respectively. IKG values were varied between 0.0124 - 0.0873, fecundity between 35 - 250 egg, and egg diameter between 0.0265 - 1.2624 mm. Based on egg diameter, eel is considered as partial spawner.Key words: eel, protoginy hermaphrodite, sexuality, body size, IKG and fecundity.
Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup dan Kualitas Larva Udang Windu (Penaeus monodon Fab) Etty Riani; Darnas Dana
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 10 No. 1 (2003): Juni 2003
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1564.561 KB)

Abstract

Udang windu merupakan hewan air yang bersifat nokturnal, sehingga pertumbuhannya di ruangan yang gelap akan lebih baik dibangidngkan di ruangan yang terang benderang. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan, derajat kelangsungan hidupnya serta pengaruhnya terhadap kualitas larva.
KEBIASAAN MAKAN TIRAM MUTIARA Pintada maxima DI PERAIRAN TELUK SEKOTONG, LOMBOK Kasful Anwar; Mozes Toelihere; Ridwan Affandi; Norman Razieb Azwar; Etty Riani
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 11 No. 2 (2004): Desember 2004
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.963 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan tiram mutiara Pintada maxima. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni 2003 sampai Februari 2004 di perairan Teluk Sekotong Propinsi Lombok. Pengambilan contoh fitoplankton di perairan dilakukan setiap 3 jam sekali selama 24 jam antara pukul 06.00 - 03.00 WIB. Pada setiap pemgamatan diambil sebanyak 8 ekor tiram mutiara untuk sekali pengamatan. Untukmemperoleh gambaran kebiasaan makan tiram mutiara dilakukan analisis indeks pilihan. Pintada maxima memakan semua fitoplankton yang ada di lingkungannya. Tiram mutiara tidak melakukan seleksi terhadap jenis makanannya yang terdapat di alam, tetapi menyeleksi makanannya berdasarkan ukuran makanannya. Tiram mutiara menyukai makanan yang memiliki ukuran lebih kecil. Persentase jenis-jenis fitoplanktonyang disukai tiram mutiara berturut-turut adalah kelas Bacillariophyceae, Dinophyceae, Ciliata, Chrisophyta, Cyanophyceae, Chlorophyceae dan moluska.Kata kunci: kebiasaan makan, Pintada maxima, Teluk Sekotong
Pengaruh Hormon Ekdison Terhadap Molting Pada Larva Udang Windu , Penaeus monodon Fab. Ridwan Affandi; Etty Riani; Agus Salim
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 2 No. 1 (1994): Juni 1994
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10.661 KB)

Abstract

Suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh hormon ekdison terhadap molting pada larva udang windu, Penaeus monodon Fab. telah dilaksanakan di Laboratorium PSIK - IPB Anool-Jakarta. Pada peroobaan tersebut larva udang, PL-30 dipelihara di akuarium dan diberi pakan yang mengandung harmon ekdison murni selama 35 hari percobaan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa udang yang diberi pakan yang mengandung harmon 200 ng/g pakan memberikan frekuensi molting yang tertinggi (4,61 kali) dan periode waktu antar molting yang tersingkat (145 jam).Kata-kata kunci : ekdison, molting, larva.
Pengaruh Salinitas Terhadap Derajat Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Sidat (ELVER),Angullia Bicolor bicolor Ridwan Affandi; Etty Riani
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 3 No. 1 (1995): Juni 1995
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10.661 KB)

Abstract

Suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh salinitas terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan sidat ( elver) telah dilaksanakan di laboratorium. Benih ikan sidat berukuran 7-10 cm dan berat 125-167 mg dipetihara pada akuariumakuarium yang diisi 10 I air selama 42 hari. Media dengan salinitas 0, 7, 14, dan 21 0/00 digunakan sebagai perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salinitas 7 0 / 00 merupakan medium yang terbaik dan memberikan derajat kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang tinggi.Kata-kata kunci : salinitas, benih, derajat kelangsungan hidup.
PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS PROSTAGLANDIN F-2 a P ADA BERBAGAI TEMPAT PENYUNTIKAN TERHADAP OVULASI UDANG WINDU (Penaeus monodon Fab) AFKIR Etty Riani; H M Sjarif Hitam; H M Eidman
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 3 No. 1 (1995): Juni 1995
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10.661 KB)

Abstract

Induk udang windu yang sudah sekali bertelur, sudah dinyatakan alkir. Udang alkir ini umumnya berovulasi secara parsial. Dengan pemberian prostaglandin dosis 750-1000 ,ug/kg bobot tubuh udang aik.ir ini mampu berovulasi secara sempurna dengan kematangan dan Diameter telur yang normal. Tempat penyuntikan prostaglandin yang paling efektif adalah pada kaki jalan ke tiga. Interaksi antara penyuntikan pada kaki jalan ke tiga dengan dosis 1000 ltg/kg bobot tubuh memberikan hasil terbaik dibanding yang lainnya.Kala-kala kunci : Udang windu afkir ,ovulasi, prostaglandin F-2 a
Pengaruh Dosis dan Waktu Penyuntikan Prostaglandin F-2a Terhadap Ovulasi Udang Windu , Penaeus Monodon Fab, Afkir Etty Riani; H M Sjarif Hitam; H M Eidman
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 3 No. 2 (1995): Desember 1995
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10.661 KB)

Abstract

Induk udang windu yang sudah sekali bertelur, sudab dinyatakan afk.ir. Udang afkir ini umumnya berovulasi secara parsial. Dengan pemberian prostaglandin dosis 750-1000 !lg/kg bobot tubuh pada malam hari, udang afkir ini mampu berovulasi secara sempurna dengan kematangan dan diameter telur yang normal. Untuk udang afkir yang telab sekali memijah, interaksi antara waktu penyuntikan pukul 20.00 WIB dengan dosis 1000 ug/kg bobot tubuh memberikan hasil yang lebih baik dibanding yang lainnya.Kata-kata kunci: udang afkir, prostaglandin, pukul 20.00 WIB, ovulasi
KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN IKAN KERAPU (SERRANIDAE) DI DAERAH RESERVASI (ZONA INTI) DAN NON-RESERVASI (ZONA PEMUKIMAN) TAMAN NASIONAL LAUT KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA Jimmi .; Etty Riani H; Ridwan Affandi
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 17 No. 1 (2011): Juni 2011
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.576 KB)

Abstract

Kawasan perlindungan laut berperan dalam melindungi dan mempertahankan keanekaragaman dan kelimpahan ikan-ikan target. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komunitas dan karakteristik habitat dari ikan kerapu di zona inti kawasan lindung dan di kawasan non-lindung (zona pemukiman), Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu; menganalisis faktor lingkungan yang mempengaruhi keanekaragaman dan kelimpahan kerapu; dan untuk menganalisis efektivitas penetapan daerah reservasi (zona inti) ditinjau dari perspektif perikanan kerapu. Data keanekaragaman dan kelimpahan kerapu dan karakteristik bentik diperoleh melalui observasi bawah laut dan membuat perangkap ikan. Data pada daerah lindung dibandingkan dengan data pada lokasi penangkapan ikan intensif. Karakteristik bentik di daerah lindung tidak berbeda nyata dengan daerah penangkapan intensif dan pengelompokan bentik tidak mencerminkan adanya status perlindungan, sehingga menunjukkan ketidakefektifan kawasan lindung dalam mempertahankan kondisi terumbu karang. Populasi kerapu di kawasan lindung memiliki kelimpahan dan keanekaragaman yang lebih tinggi (ikan berukuran besar) dibanding kawasan non-lindung. Kawasan lindung cukup efektif dalam menjaga populasi kerapu, namun belum optimal karena dari beberapa parameter yang diamati seperti CPUE, rata-rata panjang, dan distribusi frekuensi panjang belum menunjukkan adanya perbedaan antara kerapu di daerah lindung dan non-lindung. Kelimpahan kerapu berkorelasi yang erat dan signifikan dengan tekanan penangkapan, sedangkan keanekaragaman ikan dipengaruhi oleh persen penutupan karang hidup. Oleh sebab itu, disarankan untuk lebih mengefektifkan pengelolaan kawasan lindung yang ada serta mengkaji ekologi reproduksi dari spesies ikan kerapu sebagai pengelolaan berbasis ekologi perikanan kerapu di Kepulauan Seribu.Kata kunci: habitat bentik, kawasan lindung laut, keanekaragaman, kelimpahan, kerapu, manajemen
Distribusi Ukuran Spasial-Temporal dan Berdasarkan Tingkat Kematangan Gonad Rajungan (Portunus pelagicus Linnaeus 1758) di Teluk Lasongko, Buton Tengah, Sulawesi Tenggara Abdul Hamid; Yusli Wardiatno; Djamar T.F. Lumban Batu; Etty Riani
Journal Omni-Akuatika Vol 12, No 2 (2016): Omni-Akuatika November
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (857.817 KB) | DOI: 10.20884/1.oa.2016.12.2.101

Abstract

The aim of the study was to reveal spatial-temporal distribution of the blue swimming crab(Portunus pelagicus Linnaeus 1758) in terms of size and gonad maturity stage of both male andfemale. Sampling of crab was conducted with a gill net from April 2013 until March 2014 inLasongko Bay. Of the whole population the mean size of male was smaller than that of females.Spatially smaller crabs (juveniles and young ones) inhabited mostly inner side of the bay, whilemedium size crabs occurred in the middle part of the bay. Big crabs were mostly found in theouter side of the bay. In terms of time, big sise of male and female crabs were collected inperiod of October to November and September to March, respectively. Small size of male andfemale occurred in February to September and in April, respectively. Related to gonad maturity,the sizes of both sexes with mature stages were variable. Ovigerous female (OF) was presencewidely in the bay, but the size of ovigerous females living in the shallow part of the bay wassmaller than those living in the deeper part. Keywords: blue swimming crab, size distribution, carapace width, spatial-temporal, gonadmaturity 
The Quality of Water of the Downstream of the Siak River, Riau Province, Based on Tidal Condition Yuliati Yuliati; Etty Riani; Bambang Pramudya N. Pramudya N.; Achmad Fahrudin
Journal Omni-Akuatika Vol 13, No 1 (2017): Omni-Akuatika May
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.257 KB) | DOI: 10.20884/1.oa.2017.13.1.276

Abstract

The quality of water in a river is affected by its natural condition and pollutant input originated from activities conducted around the river. In the Siak river, however, the black water effect influences thedistribution of the pollutant in general. To understand the quality of water in the black water affected by an area, a study was conducted from December 2015 to July 2016. The water was sampled during lowand high tides, in 8 sampling sites that were distributed along the river, from the mouth of the river in Siak Sri Indrapura Regency to upstream in Palas Village, Kampar Regency (around 180 km from the mouth ofthe river). The results showed that in the downstream of the Siak river, the quality of water during the low and high tides was worse than the 3rd Class Water Quality Standard issued by the Government Regulation (GR No. 82 / 2001) except for the concentration of nitrate, total coliform, Hg, oil and fat. The BOD was 14-39.2 mg/L (the high tide) and 17-45.6 mg/L (the low tide), COD was 51.76-80.62 mg/L (thehigh tide) and 51.76-69.12 mg/L (the low tide), NH3-N was 0.03-1.09 mg/L (the high tide) and 0.03-0.92 mg/L (the low tide), while the NO2-N was 0.13-0.17 mg/L (the high tide) and 0.13-0.22 mg/L (the low tide). Based on the Storet Index, the water of the downstream in the Siak river during the low and the high tide can be categorized as heavily polluted (score -52 to -70), and it tends to decline during the high tide.
Co-Authors . Waluyo Abdul Hamid Abdul Hamid Abdul Hamid Abdullah Hisam bin Omar Achmad Fahrudin Achmad Fahrudin Achmad Selamet Aku Achyani, Ratno Adhi Susilo Agnes P Sudarmo Agnes Puspita Sudarmo agung riyadi Agus Salim Agus Susanto Agus Susanto Agus Susanto Ahmad Fachrudin Ahyar Ismail Amalia Zahroh Andy Rasyadi Anna Rejeki Simbolon Anna Rejeki Simbolon Annisa Putri Nandini Anton Pramono Bambang Trihardiyanto Ardianto, Luky Ari Purbayanto Arie Prabawa Arief Wicaksono ASEP SAEFUDDIN Asmara, Hadun Bakeri, Samsul Bambang Indriyanto Bambang Mulyana Hermanto Bambang Pramudya Bambang Pramudya Bambang Pramudya Bambang Pramudya Bambang Pramudya Bambang Pramudya N. Pramudya N. Bayu Pamungkas Benny Setiyadi BIBIANA W LAY Bintoro, Sigit Budhi H Iskandar Budhi H Iskandar Bunasor Sanim Charles Parningotan Haratua Simanjuntak D. Djoko Setiyanto Daniel Djoko Setiyanto Darnas Dana Dedy Tri Hermanto Derry Muharam Dewayany Sutrisno, Dewayany Dewi, Mariena Dian Harjuna Sukma Dietriech Geoffrey Bengen Djamar Tumpal F. Lumbanbatu Dodi Iskandar Dwi Kartika Asih Hasibuan Dwiputra, Mohammad Ashari E Gumbira-Sa’id - Edward Nixon Pakpahan Efin Muttaqin Ema Hastarini Erliza Noor Esrahwati, Esrahwati Fahrudin, Achmad Farah Diana Fatah, Khoirul Fathar, Imam Rozali Fitria Rahmayanti Franciscus Edi Priyono Fredinan Yulianda Gatot Yulianto Gema Wahyudewantoro, Gema Ghinarrahmi Afiyatillah Gondo Puspito Gumbira-Sa'id, E H M Eidman H M Sjarif Hitam Hadi Susilo Arifin Hadun Asmara Hamzah Hamzah Harald Asmus Harpasis S. Sanusi Harpasis Slamet Sanusi Harpasis Slamet Sanusi Harry Sudrajat Johari Harry Sudrajat Johari Hefni Effendi Hera Ledy Melindo Hesti Hesti Hurip Pratomo ICHSAN EFFENDIE Ida Ayu Putu Sri Widnyani IIN SITI DJUNAIDAH Indrawati Gandjar intan pramudita rachmawati Irianto, Dedy Cahyadi Irman Firmansyah Isdradjad Setyobudiandi Ismail Ismail Ita Djuwita Ita Djuwita Ita Djuwita J. P, M.Yanuar Jalius , Jalius Jalius Jimmi . Joko Rianto Kasful Anwar Khaswar Syamsu Khaswar Syamsu - KHUSNUL YAQIN Komar Sumantadinata Komar Sumantadinata Leons Rixson Lina Warlina M. Syamsul Maarif M. Yanuar J Purwanto M. Yanuar Joko Purwanto M. Zairin Junior Ma'rifatul Hidayah Machfud Machfud Majariana Krisanti Maman Rumanta Manuwoto Manuwoto Margareth Rosalinda Sapulete Marimin , Matius Paundanan, Matius Maya Lukita Metti Wiradika Charolyna Sinambela Mirna Dwirastina Moh. Yani Mohamad Samsul Maarif Mohamad Syamsul Ma’arif Mohammad Ashari Dwiputra MOZES TOELIHERE Muhammad Aris Muhammad Reza Cordova Muhammad Reza Cordova Muhammad Reza Cordova Muhayatun Santoso Muis Muis, Muis Mukhlas Ansori Munandar Munandar Musa Hubeis N adiarti N, Bambang Pramudya Nadiarti Nadiarti, Nadiarti Nadiarti Nurdin Nadira Fakoubun Nastiti S. Indrasti Nastiti S. Indrasti, Nastiti S. Nazori Djazuli Nendia Nurisni Neri Kautsari Neviaty P. Zamani Nia Istiani Wahid Norman Razieb Azwar Noverita Dian Takarina Dian Takarina Nunik Gerda Nurfitri Triramdani Nurhasanah Nurhasanah Nurhasanah Nurhasanah Nurlisa Alias Butet Nurmawati, Subekti Nurul Najmi Nuryani Zainuddin Perdini, Maharani Pramono, Anton Priyadi Kardono Purwanto, M. Yanuar Joko R. Ruswandi Rahmat Kurnia Rahmat Pangestu Ratih Ismayasari Rida Oktorida Khastini RIDWAN AFFANDI Ridwan, Iriadi Rifardi Rinda Noviyanti Rinda Noviyanti, Rinda Rita Nurmalina Rita Rostika Rodiah Nurbaya Sari Rosalina Hasan ROSALINA HASAN, ROSALINA Rugaya H. Serosero Rumanta , Maman Sandra Sukmaning Adji Sarifah Nurjanah Sehtawarta Br Sitepu Seiichi Watanabe Sigid Hariyadi Sigid Hariyadi Sjaifuddin Sjaifuddin Sjaifuddin, Sjaifuddin Sonja Kleinertz Sri Haryati Sri Mahendra Satria Wirawan Sri Suryo Sukoraharjo Srihadi Agungpriyono Sudarmo, Agnes P Sudarmo, Agnes Puspitasari Sugeng A. Putranto Sugeng Budiharsono Sugeng Budiharsono Sugeng Hartono Sugeng Putranto Sugeng Putranto Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistyo Ariebowo Djajusman Sunarto Zulkifli Suprihatin - Suprihatin Suprihatin Suprihatin Suprihatin Supriyadi Supriyadi Supriyadi Supriyadi Supyan Supyan Surjono H. Sutjahjo Susan Maphilindawati Noor Susilowati, Dwi Indah Suwari Syafri Mangkuprawira Syafrudin Raharjo Syahminan Syahminan Syahril Nedi Syaiful Anwar Syaiful Anwar Tagor Alamsyah Harahap Tarsim Tarsim Taryono Taslim Arifin Taslim Arifin Tia Rostaman Tri Handayani Tri Hastuti Kurniati Tri Prartono Tuah N. M. Wulandari TUBAGUS HAERU RAHAYU Tun Tedja Tun Tedja, Tun TUTI L YUSUF Uju Uju Veybi Djoharam Wahid, Nia Istiani Waluyo Waluyo Warih Hardanu Warih Hardanu, Warih Wawan Wahyudi Wellyzar Sjamsuridzal Wibowo Mangunwardoyo Wibowo Mangunwardoyo Wike Ayu Eka Putri Wiwik Handayani Wulandari, Tuah N. M. Yahya, Nurul Musyariafah Yandra Arkeman Yoga, Gunawan Pratama Yonvitner - Yuliati Yuliati Yunizar Ernawati Yunizar Ernawati Yusli Wardiatno Zaenal Abidin Zulferdi, Zulferdi