Claim Missing Document
Check
Articles

Prevalensi Stunting pada Siswa SMP Negeri 7 Lhokseumawe Mustika, Sukma; Khairunnisa, Cut; Mardiati, Mardiati
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol 1, No 4 (2022): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - November 20
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v1i4.8907

Abstract

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan adanya malnutrisi zat gizi kronis atau penyakit infeksi kronis maupun berulang yang ditunjukkan dengan nilai Z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari  -2 SD. Dampak yang diakibatkan oleh stunting terbagi menjadi dua, yaitu akibat jangka pendek dan jangka panjang. Beberapa kondisi yang diketahui sebagai faktor risiko dari stunting antara lain faktor genetik, kerentanan terhadap penyakit, status gizi, pendapatan keluarga, pendidikan ibu, dan terbatasnya layanan kesehatan. Data World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia adalah sebesar 30,8%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi stunting pada siswa SMP Negeri 7 Lhokseumawe dengan melibatkan 265 orang siswa. Metode penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan desain cross sectional. Hasil analisis univariat didapatkan karakteristik responden terbanyak usia 14 tahun (31,7%), jenis kelamin laki-laki (52,8%). Gambaran prevalensi stunting pada siswa SMP Negeri 7 Lhokseumawe dengan kategori pendek (25,3%), dan kategori sangat pendek (12,1%). Kesimpulan penelitian terdapat siswa SMP Negeri 7 Lhokseumawe yang mengalami stunting (sangat pendek) sebanyak 12,1%.
HUBUNGAN DERAJAT MEROKOK DENGAN KOMORBIDITAS PPOK DI RSU CUT MEUTIA ACEH UTARA Ritonga, Fauzan Rizqi; Khairunnisa, Cut; Herlina, Nina
Syifa'Medika Vol 14, No 2 (2024): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v14i2.7797

Abstract

 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan kondisi yang menunjukkan ciri-ciri dan keterbatasan pada saluran napas yang tidak sepenuhnya reversibel. PPOK termasuk dalam kategori penyakit tidak menular yang telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Meningkatnya paparan faktor risiko diduga terkait dengan peningkatan kasus PPOK. Konsumsi rokok merupakan salah satu faktor resiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian PPOK. Perilaku merokok yang tinggi di masyarakat Aceh utara pada segala usia ini yang kemungkinan berpengaruh terhadap tingginya kejadian PPOK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan derajat merokok dengan komorbiditas PPOK di RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh utara tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik terhadap 91 sampel yang berusia >18 tahun yang diambil secara purposive sampling. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari derajat merokok menggunakan rumus indeks brinkman serta kategori komorbiditas PPOK. Penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah kategori PPOK tanpa komorbid dengan derajat merokok berat sebesar 73,9%. Hasil analisis statistik menggunakan uji Chi square menunjukkan p value > 0,05. Terdapat derajat merokok yang berat pada kedua jenis komorbiditas PPOK sehingga hasil dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara derajat merokok dengan komorbiditas PPOK di RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara Tahun 2023
Manfaat Ilmu Forensik dalam Hukum Pidana Khairunnisa, Cut; Zulfan
Cendekia : Jurnal Hukum, Sosial dan Humaniora Vol. 1 No. 1 (2023): Cendekia : Jurnal Hukum, Sosial dan Humaniora
Publisher : Lembaga Pusat Studi Sosial dan Humaniora [LPS2H]

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.348 KB)

Abstract

Ilmu kedokteran Forensik merupakan salah satu disiplin ilmu yang menerapkan ilmu kedokteran klinis terhadap manusia khususnya korban kejahatan. Ilmu forensik selalu dikaitkan dengan penegakkan hukum khususnya aspek hukum hukum pidana. Hasil pembahasan ditemukan bahwa manfaat ilmu forensik terhadap penegakan hukum pidana adalah untuk menemukan kebenaran dan keadilan baik terhadap kasus terbaru maupun kasus-kasus yang sudah lama. Dalam ilmu kedokteran Forensik identifikasi merupakan hal yang penting sehingga dengan disiplin ilmu tersebut kasus yang sudah lamapun bisa terungkap. Dalam penyidikan suatu kasus kejahatan, observasi terhadap bukti fisik dan interpretasi dari hasil analisis barang bukti merupakan alat utama dalam penyidikan sehingga mendapatkan informasi dan fakta yang sesungguhnya. Dalam penyidikan, ada beberapa kendala yang dihadapi oleh penyidik misalnya kasus mutilasi, kesulitannya adalah mengidentifikasi korban, penyebab kematian dan lain-lain. Untuk menemukan kebenaran tersebut penyidik membutuhkan ahli forensik.
Kedudukan Informed Consent Dalam Pelayanan Kesehatan di Indonesia Nadira, Cut Sidrah; Khairunnisa, Cut
Cendekia : Jurnal Hukum, Sosial dan Humaniora Vol. 1 No. 1 (2023): Cendekia : Jurnal Hukum, Sosial dan Humaniora
Publisher : Lembaga Pusat Studi Sosial dan Humaniora [LPS2H]

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.829 KB)

Abstract

Semua orang berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas di Indonesia. Dalam menjalankan pelayanan kesehatan di Indonesia, dokter harus menerapkan prinsip informed consent berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran. Prinsip Informed Consent adalah hak asasi pasien dalam pelayanan kesehatan yang didasarkan kepada Hak Dasar Individu. Hak dasar individu inilah yang ditafsirkan ke dalam Hak atas badan sendiri pasien yaitu hak untuk menentukan tindakan medis apa yang disetujui atau diinginkan oleh pasien. Prinsip informed consent dapat melindungi diri pasien karena dengan menerapkan prinsip Informed Consent pasien sudah mengetahui sejak awal jenis rawatan apa yang dilaksanakan terhadap dirinya. Prinsip informed consent memberikan hak kepada pasien untuk menentukan atau memilih tindakan medis apa yang terbaik bagi dirinya atau pasienlah yang menentukan “nasib” dirinya sendiri berdasarkan informasi-informasi yang diberikan oleh pihak dokter.
The Role of Communication in Health Services in Indonesia Cut Khairunnisa; masriadi, masriadi; Mohd Zamre Mohd Zahir; Muhammad Hatta; Nurarafah
Cendekia : Jurnal Hukum, Sosial dan Humaniora Vol. 1 No. 3 (2023): Cendekia : Jurnal Hukum, Sosial dan Humaniora
Publisher : Lembaga Pusat Studi Sosial dan Humaniora [LPS2H]

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8115983

Abstract

In the principle of informed consent, doctors were obliged to establish communication with patients before carrying out medical treatments. Information from the doctor became a guideline or consideration for patients in making a choice (freedom to choose) and gave approval to the doctor to carry out medical action to them. The obligation of doctors to effectively communicate has been regulated in Article 35 and Article 45 of Law No. 29 of 2004 concerning Medical Practice and further strengthened by Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No. 290/ Menkes/ Per/ III/ 2008 concerning Approval of Medical Measures. The effectiveness of communication in health services was an act of caution in medical treatments. Before the medical treatment was carried out, the patient should already knew about the disease, the chances of healing, the risk of medical treatment and the patients were also given alternative methods of other treatments so that the patients has information about the illness and therapy that doctors would do. If communication between patients and doctors is effective, it could prevent medical malpractice.
Expert Witness against the Crime of Medical Malpractice in Indonesia Mohd Zamre Mohd Zahir; Muhammad Hatta; Khairunnisa, Cut; Yati Nurhayati
Cendekia : Jurnal Hukum, Sosial dan Humaniora Vol. 2 No. 1 (2024): Cendekia : Jurnal Hukum, Sosial dan Humaniora
Publisher : Lembaga Pusat Studi Sosial dan Humaniora [LPS2H]

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10463968

Abstract

In the legal aspect, the position and role of the doctor as an expert witness is very important. Their expert testimony even plays major consideration in the decision of the judges. However, it is not easy to invite doctors as expert witnesses if the suspects are their colleagues. In addition, the doctor, the expert witness, would give less objective testimony in court to protect their colleagues. Also, it is very rare that expert witness points out different medical measures carried out by the suspects. Proof mechanism by using a doctor as an expert witness is a flaw in law enforcement in cases of medical malpractice. Globally, there are some countries such as the Netherlands, Belgium, France and Switzerland that have introduced reversed burden proof systems.
Pembinaan Kader Kesehatan dan Peningkatan Pengetahuan Orang Tua dalam Deteksi Dini Tuberkulosis pada Anak di Desa Reuleut Timu Kabupaten Aceh Utara Khairunnisa, Cut; Juwita Sahputri; Mardiati; Muhammad Kautsar; Aulia Rahman
Jurnal Bina Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2023): Jurnal Bina Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Olahraga dan Kesehatan Bina Guna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55081/jbpkm.v4i1.1609

Abstract

Anak merupakan kelompok usia yang sangat rentan untuk terinfeksi tuberkulosis, mengingat fungsi imunitas tubuh yang masih belum berkembang secara optimal. Temuan semakin meningkatnya jumlah kasus TB dewasa di Kabupaten Aceh Utara semakin beresiko bagi anak-anak untuk tertular penyakit yang sama. Oleh karena itu, pada kegiatan pengabdian ini akan dilakukan pembinaan terhadap kader kesehatan dan orang tua sebagai mitra yang akan dididik untuk membantu tenaga kesehatan dalam upaya deteksi dini tuberkulosis pada anak. Mekanisme pelaksanaan berupa mempersiapkan kader dengan memberikan edukasi tentang deteksi dini tuberkulosis pada anak. Pelaksanaan intervensi melalui pemberian edukasi menggunakan media audio-visual, serta dilakukan juga monitoring dan evaluasi untuk menjalin hubungan dan mengetahui perkembangan kemitraan dalam melaksanakan deteksi dini tuberkulosis pada anak di desa Reuleut Timu. Pada akhir kegiatan pengabdian diperoleh kesimpulan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan pada kader dan orang tua tentang tuberkulosis baik upaya pencegahan, gejala yang timbul, upaya pengobatan dan tatacara deteksi dini tuberkulosis. Berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa intervensi edukasi kesehatan yang diberikan memiliki pengaruh dalam meningkatkan pengetahuan kader dan orang tua.
Karakteristik tuberkulosis paru pada anak di Rumah Sakit Cut Meutia Aceh Utara Raida, Raidatul Aufa; Khairunnisa, Cut; Mardiati, Mardiati
Buletin Kedokteran & Kesehatan Prima Vol. 2 No. 2 (2023): September
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/bkkp.v2i2.4186

Abstract

Anak-anak merupakan salah satu kelompok populasi yang rentan tertular penyakit tuberkulosis. Beberapa tahun terakhir telah terjadi peningkatan prevalensi TB pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik anak yang menderita tuberkulosis paru. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Cut Meutia Aceh Utara. Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan menetapkan kriteria inklusi berupa pasien TB paru yang berusia 0-14 tahun. Data penelitian diperoleh dari data rekam medik periode Februari 2022 hingga Februari 2023. Data dianalisis berdasarkan karakteristik pasien TB paru berdasarkan jenis kelamin, usia, status gizi, keteraturan kunjungan, riwayat pengobatan dan hasil pengobatan. Hasil studi menunjukkan bahwa kejadian tuberkulosis paru pada anak didominasi oleh anak berjenis kelamin perempuan (52,5%). Sebagian besar subjek berusia 5-14 tahun (54,2%). Berdasarkan status gizi, mayoritas responden memiliki status gizi kurang (30,5%). Sebagian besar responden merupakan pasien baru/kasus baru (81,4%). Mayoritas subjek melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan sesuai jadwal pengobatan (67,8%) dan telah mendapatkan pengobatan yang lengkap (22,0%). Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk rutin memberikan edukasi dan promosi kesehatan mengenai faktor risiko dan pengobatan TB pada orang tua agar dapat mencegah timbulnya kasus baru.
Hubungan Pola Penerapan Feeding rules dengan Status Gizi Balita 6-24 Bulan di Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe Ghinanda, Refi Syifa; Mauliza, Mauliza; Khairunnisa, Cut
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2022): 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v6i1.3314

Abstract

Basic Feeding rules merupakan aturan dasar pemberian makan, yang terdiri dari 3 komponen yaitu jadwal, lingkungan dan prosedur. Aturan dasar pola pemberian makan ini dapat diterapkan pada saat proses pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) yang diberikan pada saat balita sudah berusia 6 bulan. Penerapan Basic Feeding rules ini diharapkan terciptanya ketepatan pola pemberian MPASI yang berfungsi untuk meningkatkan gizi dan pertumbuhan balita. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel penelitian sebanyak 90 balita yang berusia 6-24 bulan yang ditentukan dengan metode Purposive Random Sampling. Metode analisa data pada penelitian ini menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian ini didapatkan pada anak usia 6-24 bulan kategori yang terbanyak adalah Status Gizi Baik yaitu sebanyak 36 balita (40,0%) dan Pola penerapan Basic Feeding rules yang baik sebanyak 35 responden (38,9%). Hasil uji statistic bivariat menunjukkan nilai p=0,001 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pola penerapan basic Feeding rules dengan status gizi balita usia 6-24 bulan di Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe
Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Status Gizi Balita Usia 6-24 Bulan Di Puskesmas Banda Sakti Tahun 2021 Cut Khairunnisa, Cut Khairunnisa; Ghinanda, Refi Syifa
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2022): 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v6i1.3412

Abstract

Karakteristik ibu sangat berpengaruh dalam proses pemberian makan balita, MPASI atau Makanan Pendamping Air Susu Ibu yang diberikan pada saat balita sudah berusia 6 bulan dengan pengetahuan yang baik oleh ibu diharapkan terciptanya ketepatan pola pemberian MPASI yang berfungsi untuk meningkatkan gizi dan pertumbuhan balita. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 1460 balita yang berusia 6-24 bulan pada wilayah kerja Puskesmas Banda Sakti dan sampel penelitian sebanyak 90 responden yang ditentukan dengan metode purposive random sampling. Metode analisa data pada penelitian ini menggunakan uji kolmogrov smirnov. Hasil penelitian ini didapatkan pada anak usia 6-24 bulan kategori yang terbanyak adalah status gizi baik yaitu sebanyak 36 balita (40,0%), usia ibu terbanyak adalah 26-35 tahun sebanyak 55 responden(61,1%), pendidikan ibu terbanyak adalah perguruan tinggi yaitu 35(38,9%), pada pekerjaan mayoritas ibu yang tidak bekerja sebanyak 76 responden (84,4%), dan pada pendapatan rumah tangga terbanyak yaitu Rp.750.000-2.500.000 sebanyak 42 responden (46,7%). Hasil uji statistik bivariat menunjukkan nilai p=0,000 sehingga ditemukan hubungan antara karakteristik ibu dengan status gizi balita usia 6-24 bulan di Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe.
Co-Authors Abi Fauzan Pulungan Adi Rizka Adi Rizka Afif Ananta Damar Agus Dwi Cahya Al Muqsith Al-Muqsith Amirah Amirah Amri Amri Amriviana, Mazaya P. Andi Saputra Anindya Tsabitah Prayudi Aprillya, Asri Aryandi Darwis Asmaul Husna, Cut Atika Fadhilla Aulia Rahman Baluqia Iskandar Putri Chika Nihaayah Elzan Cut Asmaul Husna Cut Nadiya Kalasta Cut Sidrah Nadira Cut Sidrah Nadira Elfrida Santy Purba Elsa Nur Salsabila Epsilandri Septyarini Finaldi Aziro Adha Ghinanda, Refi Syifa Islah Salsabila Jihan Haura Julia Fitriany Juwita Sahputri Juwita Sahputri Kania Wiritanaya Munthe Kharimah, Akhlakul Kurnia, Deki Kusuma Chandra Kirana Leni Maulinda, Leni Luqman Abdillah Jundana M. Fikri Fadli M. Hafizd Fadhri Mardiati Mardiati Mardiati Masriadi, Masriadi Maulana Ikhsan Maulina Debbyousha Mauliza Mauliza Mauliza Mauliza Mauliza Mauliza Mauliza Mauliza, Ade Mauliza, Mauliza Meriatna Meriatna Meutia Maulina Mohd Zamre Mohd Zahir Muhammad Bayu Rizaldy Muhammad Dzaky Hanif Muhammad Farhan Muhammad Hatta Muhammad Kautsar Muhammad MT Muhammad Rizky Simanjuntak Muhammad Sayuti Muhammad Sayuti Mulyati Sri Rahayu Mulyawan, Rizka Muslim, Zahrawanda Ashfarina Mustika, Sukma Nadira, Cut Sidrah Natasya Dewanti Saputri NINA HERLINA Nina Herlina Nora Maulina Nora Maulina, Nora Noviana Zara Nur Fardian Nur Fardian Nur Fardian, Nur Nurarafah Nya'Intan Faiza Oriza Rifki Ramadhan Pohan, Adli Kurniawan Purba, Elfrida Santy Putri Mellaratna, Wizar Rahmi Inayati Raida, Raidatul Aufa Rani Aprilita Refi Syifa Ghinanda Refi Syifa Ghinanda Ridhalul Ikhsan Ritonga, Fauzan Rizqi Rizka Sofia Santri Windiani Santri Windiani Sasongko, Teguh H. Septiani, Indriyana Shabrina Shabrina Sidrah Nadira, Cut Siswandi, Afna Adelya Sri Wahyuni Suryati Suryati Susi Elvina Sari Teuku Yudi Afrizal Umri, Saskia Hadisti Utariningsih, Wheny Vera Novalia Vinny Shafanida Wahyuni, Hendra Wilda Fiola winda aprilia Wizar Putri Mellaratna Yati Nurhayati Yuziani Yuziani Yuziani, Yuziani Zikra Ihtasya Annabila Zubir Zubir Zulfan