Claim Missing Document
Check
Articles

Teknik Operasi dan Faktor Risiko Residif Hernia Inguinalis Lateralis di RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara Muhammad Sayuti; Cut Khairunnisa; Elsa Nur Salsabila; Jihan Haura; Rani Aprilita
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 3 (2023): Volume 5 Nomor 3 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i3.8104

Abstract

ABSTRACT Lateral inguinal hernia (HIL) is a protrusion of the contents of the abdominal cavity, which comes out of the peritoneal cavity through the internal inguinal ring which is located lateral to the inferior epigastric vessels. Risk factors for inguinal hernias are increased intra-abdominal pressure due to chronic cough, constipation, ascites or heavy lifting, when there is weakness of the abdominal wall muscles due to old age, pregnancy or prematurity, surgical incisions that cause incisional hernias and the presence of obesity. The principle of management of lateral inguinal hernia is animation and surgery. Operative treatment is the only rational treatment for inguinal hernias, namely carrying out hernia repairs both openly and laparoscopically. The purpose of this study was to determine surgical techniques and risk factors for recurrent lateral inguinal hernias at Cut Meutia Hospital, North Aceh District in 2018–2021. This study used a retrospective descriptive method with a cross sectional approach. The sample in this study were all patients diagnosed with recidive lateral inguinal hernias at Cut Meutia Hospital, North Aceh District recorded in 2018 to 2021 who met the inclusion and exclusion criteria. The results showed that the incidence of recurrent HIL was 8.5%, the most common risk factor was age ≥60 years (73.3%), male sex (100%), obesity (53.3%), history of strenuous activity (100 %), history of chronic cough (60%), history of urinary retention (26.7%), history of constipation (66.67%) and the first surgical technique used in 15 patients with residual HIL was 40% non-mesh graft and 60% with a mesh of corruption. Age, gender, obesity, history of strenuous activity, history of chronic cough, urinary retention and history of constipation are risk factors for recurrent lateral inguinal hernias at Cut Meutia Hospital, North Aceh District in 2018-2021. Keywords: Lateral Inguinal Hernia, Hernia Repair, Risk Factors  ABSTRAK Hernia inguinalis lateralis (HIL) adalah penonjolan isi rongga perut, yang keluar dari rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior.  Faktor risiko terjadinya hernia inguinalis adalah peningkatan tekanan intra-abdominal karena batuk kronis, sembelit, asites atau angkat berat, ketika ada kelemahan otot dinding perut karena usia tua, kehamilan atau prematuritas, sayatan operasi yang menyebabkan hernia insisional dan adanya obesitas. Prinsip penatalaksanaan hernia inguinalis lateralis adalah konservatif dan operatif. Tindakan pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional yaitu melakukan tindakan hernia repair baik secara open maupun laparoskopik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui teknik operasi dan faktor risiko hernia inguinalis lateralis residif di RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2018–2021. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang terdiagnosis hernia inguinalis lateralis residif di RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara yang tercatat pada tahun 2018 sampai 2021 yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi. Hasil penelitian menunjukkan kejadian HIL residif sebesar 8,5%, faktor risiko terbanyak pada usia ≥60 tahun (73,3%), jenis kelamin laki-laki (100%), obesitas (53,3%), riwayat aktivitas berat (100%), riwayat batuk kronis (60%), memiliki riwayat retensio urin (26.7%), riwayat konstipasi (66,67%) dan teknik operasi pertama yang digunakan pada 15 pasien HIL residif adalah 40 % non mesh graft dan 60% dengan mesh graft. Usia, jenis kelamin, obesitas, riwayat aktivitas berat, riwayat batuk kronis, retensio urin serta riwayat konstipasi merupakan faktor risiko hernia inguinalis lateralis residif di RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2018 – 2021. Kata Kunci: Hernia Inguinalis Lateralis, Hernia Repair, Faktor Risiko
Pelaksanaan Informed Consent Dalam Pelayanan Medik Adi Rizka; Cut Khairunnisa; Zikra Ihtasya Annabila; Santri Windiani
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 4 (2023): Volume 5 Nomor 4 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i4.8033

Abstract

ABSTRACT Informed consent is a rule that every medical action must obtain the consent of the patient or the patient's family. However, before the approval is given, the doctor has the obligation to provide comprehensive information about the patient's illness, the type of medical action to be carried out, the chances of recovery, the risks of medical action, and the costs required to carry out the treatment. In addition, doctors must also provide opportunities for patients to have a second opinion with another doctor and provide alternative treatments other than what the doctor has suggested. After the doctor provides this information, the patient can decide to accept or reject the medical treatment suggested by the doctor. Informed consent is an embodiment of caution in carrying out medical procedures so that doctors and patients already have an overview of the success or failure of medical action before surgery or medical treatment is carried out. Another benefit, in the aspect of law enforcement, informed consent can be used as evidence in court if there is a lawsuit from either the doctor or the patient, or the patient's family. Keywords: Services, Informed Consent, Medical Services  ABSTRAK Informed consent merupakan suatu aturan dimana setiap tindakan medik harus mendapatkan persetujuan dari pasien atau keluarga pasien. Namun, sebelum persetujuan itu diberikan, dokter mempunyai kewajiban untuk memberikan informasi secara menyeluruh tentang penyakit yang diderita pasien, jenis tindakan medik yang akan dijalankan, peluang kesembuhan, resiko tindakan medik dan biaya yang dibutuhkan dalam menjalankan perawatan tersebut. Selain itu, dokter juga harus memberikan peluang kepada pasien untuk melakukan second opinion dengan dokter lain dan memberikan alternatif pengobatan selain daripada yang sudah disarankan dokter bersangkutan. Setelah dokter memberikan informasi tersebut, pasien dapat memutuskan menerima atau menolak tindakan medik yang disarankan dokter tersebut. Informed consent merupakan perwujudan daripada sikap kehati-hatian dalam menjalankan tindakan medik sehingga dokter dengan pasien sudah mempunyai gambaran keberhasilan atau kegagalan daripada tindakan medik sebelum operasi atau rawatan medik dilakukan. Manfaat lainnya, dalam aspek penegakkan hukum, informed consent dapat dijadikan alat bukti di pengadilan sekiranya ada tuntutan hukum baik dari pihak dokter maupun pasien atau keluarga pasien. Kata Kunci: Pelayanan, Informed Concent, Pelayanan Medik
Karakteristik Penderita Kejang Demam di RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara Afif Ananta Damar; Cut Khairunnisa; Mauliza Mauliza
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol 2, No 2 (2023): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - April 2023
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v2i2.9338

Abstract

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38ºC) yang disebabkan oleh proses ekstrakranial. Beberapa faktor seperti usia dan jenis kelamin turut membentuk pola terjadinya kejang demam. Setiap tahun angka kejang demam di Indonesia selalu mengalami kenaikan, salah satu faktornya adalah sedikitnya informasi mengenai kejang demam. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik kejang demam. Populasi penelitian adalah penderita kejang demam yang dirawat di RSU Cut Meutia sejak Januari 2019 hingga Januari 2020 yang berjumlah 129 anak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang diambil secara purposive sampling yang diambil dari data sekunder menggunakan rekam medik. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan untuk angka kejadian kejang demam paling banyak menyerang anak dengan usia lebih dari 1 tahun sampai dengan kurang dari atau sama dengan 2 tahun yang berjumlah 54 anak (41,8%) dimana dari total 54 anak usia lebih dari 1 tahun sampai dengan kurang dari atau sama dengan 2 tahun sebagian besar mengalami kejang demam simpleks sebanyak 32 anak (59,3%). Mayoritas penderita kejang demam adalah laki-laki berjumlah 75 anak (58,1%) dimana dari total 75 anak laki-laki sebagian besar mengalami kejang demam simpleks sebanyak 42 anak (56%). Mayoritas kejang yang dialami penderita tergolong dalam kejang demam simpleks berjumlah 80 orang anak (62%).
Hubungan Pola Penerapan Feeding rules dengan Status Gizi Balita 6-24 Bulan di Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe Refi Syifa Ghinanda; Mauliza Mauliza; Cut Khairunnisa
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.408 KB)

Abstract

Basic Feeding rules merupakan aturan dasar pemberian makan, yang terdiri dari 3 komponen yaitu jadwal, lingkungan dan prosedur. Aturan dasar pola pemberian makan ini dapat diterapkan pada saat proses pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) yang diberikan pada saat balita sudah berusia 6 bulan. Penerapan Basic Feeding rules ini diharapkan terciptanya ketepatan pola pemberian MPASI yang berfungsi untuk meningkatkan gizi dan pertumbuhan balita. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel penelitian sebanyak 90 balita yang berusia 6-24 bulan yang ditentukan dengan metode Purposive Random Sampling. Metode analisa data pada penelitian ini menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian ini didapatkan pada anak usia 6-24 bulan kategori yang terbanyak adalah Status Gizi Baik yaitu sebanyak 36 balita (40,0%) dan Pola penerapan Basic Feeding rules yang baik sebanyak 35 responden (38,9%). Hasil uji statistic bivariat menunjukkan nilai p=0,001 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pola penerapan basic Feeding rules dengan status gizi balita usia 6-24 bulan di Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe
Gambaran Karakteristik Sosiodemografi Penderita Kusta di Kabupaten Aceh Utara Tahun 2017-2021 Islah Salsabila; Cut Khairunnisa; Wizar Putri Mellaratna
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 11 (2023): Volume 3 Nomor 11 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i11.11481

Abstract

ABSTRACT Introduction: Leprosy is an infectious disease which is still a health problem in Indonesia. Indonesia is ranked third as the country with the most leprosy patients in the world after India and Brazil. In 2021, it was reported that there were 10.976 new cases of leprosy in Indonesia and the prevalence of leprosy in Aceh in 2021 was found to be 321 cases of leprosy. Research objective: to describe the sociodemographic characteristics (age, sex, type of leprosy and level of disability) of leprosy patients in North Aceh District in 2017-2021. Method: descriptive study with a cross-sectional approach to leprosy patients in North Aceh District. Samples were taken by using total sampling technique. Results and Discussion: In this study, it was found that the distribution of leprosy patients based on age was mostly found in the adult age categories, which is 26-45 years with 76 people (44.4%), as many as 100 people with leprosy (58.5%) were men, people with the Multibacillary type was found in 119 people (69.6%) and there were 157 patients with grade 0 disabilities (91.8%). Conclusion: The distribution of leprosy based on age was mostly found in the adult age category (26-45 years), the majority of leprosy patients were male, the most common type of leprosy was Multibacillary leprosy and the majority of leprosy patients have grade 0 defects.  Keywords: Leprosy, Characteristic, Sociodemography  ABSTRAK Pendahuluan: Kusta merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Indonesia menempati peringkat ketiga negara dengan penderita kusta terbanyak di dunia setelah India dan Brazil.  Tahun 2021, dilaporkan terdapat sebanyak 10.976 kasus baru kusta di Indonesia dan prevalensi penyakit kusta di Aceh pada tahun 2021 ditemukan sebanyak 321 kasus kusta. Tujuan penelitian: untuk mengetahui gambaran karakteristik sosiodemografi (usia, jenis kelamin, tipe kusta dan tingkat cacat kusta) penderita kusta di Kabupaten Aceh Utara tahun 2017-2021. Metode: penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional terhadap penderita kusta di Kabupaten Aceh Utara. Sampel diambil dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Hasil dan pembahasan: penelitian ini didapatkan bahwa distribusi penderita kusta berdasarkan usia sebagian besar ditemukan pada kategori usia dewasa, yaitu 26-45 tahun sebanyak 76 orang (44,4%), sebanyak 100 orang penderita kusta (58,5%) adalah laki-laki, penderita penyakit kusta dengan tipe Multibasiler ditemukan sebanyak 119 orang (69,6%) dan terdapat 157 penderita mengalami cacat tingkat 0 (91,8%). Kesimpulan: Distribusi penderita kusta berdasarkan usia paling banyak ditemukan pada kategori usia dewasa (26-45 tahun), mayoritas penderita kusta berjenis kelamin laki-laki, paling banyak ditemukan penderita kusta dengan tipe kusta Multibasiler dan mayoritas penderita kusta mengalami cacat tingkat 0. Kata Kunci : Kusta, Karakteristik, Sosiodemografi
Analisis Terapan Persetujuan Tindakan Medik Pada Pasien Anak dan Dewasa di RSU Cut Mutia Cut Khairunnisa; Nur Fardian; Mauliza Mauliza; Muhammad Bayu Rizaldy
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v8i1.20236

Abstract

Medical approval is part of the therapeutic agreement that occurs between doctors and patients. Approval of medical procedures is carried out on high-risk medical procedures by doctors such as surgery and anesthesia. After both parties agree, the approval of medical action must be signed by both parties, both doctors and patients. This study aims to analyze the implementation of medical action approval carried out at RSU Cut Mutia, North Aceh Regency. This study involved 30 participants who conducted indept interviews, and the data was analyzed qualitatively. The results of the study found four themes in the application of medical action approval at RSU Cut Mutia, namely: The level of understanding and knowledge that is lacking on the part of patients and their families, the use of medical language or terms by doctors, the clarity of information provided by doctors, the absence of witnesses from the patient in signing medical action approvals.
Gambaran Perilaku Pasien TB Paru terhadap Upaya Pencegahan Penularan TB di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Fauziah Kabupaten Bireuen Farhan, Muhammad; Khairunnisa, Cut; Wahyuni, Hendra
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol 3, No 3 (2024): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - Juni 2024
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v3i3.14114

Abstract

 TB Paru ialah salah satu gangguan kesehatan penyebab utama morbiditas, mortalitas dan kecatatan di dunia. TB Paru adalah suatu penyakit menular yang diakibatkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang paling sering terjadi di paru. Mycobacterium Tuberculosis ditularkan lewat droplet di udara. Besarnya penderita TB Paru yang ada dikarenakan oleh beragam alasan, yaitu keadaan sosial ekonomi masyarakat yang rendah, tindakan pengobatan yang minim, derajat gizi masyarakat yang buruk, dan lingkungan tempat tinggal yang tidak layak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan perilaku pasien TB Paru dalam Upaya Pencegahan Penularan TB Paru di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen. Jenis penelitian ini memakai metode penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Total sampling ialaj Teknik pengambilan data yang diterapkan dengan jumlah sampel 99 penderita. Hasil penelitian ini menunjukkan gambaran upaya pencegahan pasien TB Paru mayoritas berusia 46-60 tahun (35,3%), mayoritas laki-laki (62,6%) mayoritas pekerjaan petani (33,3%), perilaku pasien TB Paru mayoritas memiliki pengetahuan baik (57,6%), sikap baik (63,6%) dan tindakan baik (61,6%). Kesimpulan penelitian ini adalah gambaran perilaku pasien TB paru terhadap Pencegahan Penularan TB di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen yaitu kategori baik
Gambaran Gejala Psikosomatik pada Mahasiswa Universitas Malikussaleh sebelum Mengikuti Ujian Blok Muslim, Zahrawanda Ashfarina; Maulina, Nora; Khairunnisa, Cut
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol 2, No 6 (2023): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - November 20
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v2i6.11874

Abstract

Psikosomatik adalah gangguan fisik yang terjadi akibat dari adanya kegiatan psikologis yang berlebihan dalam mereaksi gejala emosi negatif seperti adanya stres. Gejala fisik yang muncul dapat berupa peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, peningkatan ekskresi keringat pada telapak tangan dan kaki, peningkatan frekuensi napas dan pelepasan hormon stres. Mahasiswa Fakultas Kedokteran cenderung berpotensi memiliki gejala psikosomatik yang dipicu oleh timbulnya stres karena beban kuliah yang berat dengan sistem pembelajaran yang berbeda dan frekuensi ujian yang sering jika dibandingkan dengan fakultas yang lain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persentase gejala psikosomatik yang muncul pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional dengan menggunakan teknik total sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan melalui pengisian Bradford Somatic Inventory (BSI) berdasarkan kelompok klasifikasi Pakistani. Hasil penelitian ini adalah gejala panik paling banyak dialami responden dengan persentasi 100% responden dan gejala perubahan frekuensi paling sedikit dialami responden dengan persentasi 52% responden. Kesimpulan penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FK UNIMAL Angkatan 2022 mengalami gejala psikosomatik sebelum mengikuti Ujian Blok berdasarkan kelompok klasifikasi Pakistani Bradford Somatic Inventory.
Gambaran Pengetahuan Masyarakat dalam Upaya Pencegahan Penyakit Menular Pasca Banjir di Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara Umri, Saskia Hadisti; Khairunnisa, Cut; Utariningsih, Wheny
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol 2, No 6 (2023): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - November 20
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v2i6.12230

Abstract

Bencana merupakan peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam, faktor non alam dan faktor manusia. Sedangkan bencana alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor. Banjir diartikan sebagai bencana yang sering terjadi di wilayah Indonesia. Banjir dapat menyebabkan risiko timbulnya penyakit menular, oleh sebab itu masyarakat perlu mengetahui beberapa upaya pencegahan penyakit menulai pasca banjir. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang upaya pencegahan penyakit menular pasca banjir di Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara. Metode penelitian menggunakan desain deskriptif observasional, dengan responden sebanyak 364 orang dan pengambilan data menggunakan kuesioner melalui wawancara langsung. Hasil penelitian menunjukkan 48,9% responden mayoritas remaja akhir, 53,3% responden mayoritas berjenis kelamin perempuan, 51,9% responden mayoritas berasal dari perguruan tinggi, 26,6% responden mayoritas berasal dari guru, 99,2% responden mayoritas memiliki pengetahuan baik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit menular pasca banjir di Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara sebagian besar miliki penegetahuan yang baik.
Gambaran Kualitas Tidur pada Penderita Migrain di Poli Saraf RSUD Cut Meutia Kharimah, Akhlakul; Khairunnisa, Cut; Zara, Noviana
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol 1, No 4 (2022): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - November 20
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v1i4.8908

Abstract

Sakit kepala sebelah (migrain) merupakan sesuatu situasi kronik yang bersifat episodik dan tidak mengancam nyawa, namun kondisi ini bisa mempengaruhi kesehatan psikologis dan hubungan sosial. Data World Health Organization (WHO) pada tahun 2018 menerangkan sebesar 50-75% orang berusia umur 18-65 tahun di dunia menderita sakit kepala, sepanjang satu tahun terakhir 10% dari populasi manusia mengidap sakit kepala sebelah selama 15 hari atau lebih setiap bulan. Migrain diakibatkan oleh sebagian aspek seperti hormon, nutrisi, cuaca, tekanan pikiran, emosi, kualitas tidur, permasalahan sensori (pewangi, asap rokok serta lain-lain). Kualitas tidur buruk dapat terjadi pada siapa saja. Kualitas tidur yang buruk pada pasien migrain sering terjadi, yang diakibatkan dari serangan migrain karena dapat mengubah proses modulasi nyeri sehingga lebih peka terhadap nyeri yang menjadi mekanisme terjadinya kualitas tidur yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas tidur pada penderita migrain di Poli Saraf RSUD Cut Meutia dengan melibatkan 53 responden penderita migrain. Metode penelitian ini adalah deskriptif observasional. Hasil analisis univariat didapatkan karakteristik responden terbanyak jenis kelamin perempuan sebanyak 32 responden (60,4%) dan usia terbanyak kategori dewasa awal sebanyak 16 responden (30,2%). Gambaran kualitas tidur responden terbanyak yaitu kategori buruk sebanyak 47 responden (88,7%). Gambaran kualitas tidur buruk dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 31 responden (96,9%), dan kualitas tidur buruk dengan usia dewasa awal sebanyak 15 responden (93,8%). Kesimpulan penelitian ini gambaran kualitas tidur pada pasien penderita migrain terbanyak yaitu kategori buruk sebanyak 47 responden (88,7%).
Co-Authors Abi Fauzan Pulungan Adi Rizka Adi Rizka Afif Ananta Damar Agus Dwi Cahya Al Muqsith Al-Muqsith Amirah Amirah Amri Amri Amriviana, Mazaya P. Andi Saputra Anindya Tsabitah Prayudi Aprillya, Asri Aryandi Darwis Asmaul Husna, Cut Atika Fadhilla Aulia Rahman Baluqia Iskandar Putri Chika Nihaayah Elzan Cut Asmaul Husna Cut Nadiya Kalasta Cut Sidrah Nadira Cut Sidrah Nadira Elfrida Santy Purba Elsa Nur Salsabila Epsilandri Septyarini Finaldi Aziro Adha Ghinanda, Refi Syifa Islah Salsabila Jihan Haura Julia Fitriany Juwita Sahputri Juwita Sahputri Kania Wiritanaya Munthe Kharimah, Akhlakul Kurnia, Deki Kusuma Chandra Kirana Leni Maulinda, Leni Luqman Abdillah Jundana M. Fikri Fadli M. Hafizd Fadhri Mardiati Mardiati Mardiati Masriadi, Masriadi Maulana Ikhsan Maulina Debbyousha Mauliza Mauliza Mauliza Mauliza Mauliza Mauliza Mauliza Mauliza, Ade Mauliza, Mauliza Meriatna Meriatna Meutia Maulina Mohd Zamre Mohd Zahir Muhammad Bayu Rizaldy Muhammad Dzaky Hanif Muhammad Farhan Muhammad Hatta Muhammad Kautsar Muhammad MT Muhammad Rizky Simanjuntak Muhammad Sayuti Muhammad Sayuti Mulyati Sri Rahayu Mulyawan, Rizka Muslim, Zahrawanda Ashfarina Mustika, Sukma Nadira, Cut Sidrah Natasya Dewanti Saputri NINA HERLINA Nina Herlina Nora Maulina Nora Maulina, Nora Noviana Zara Nur Fardian Nur Fardian Nur Fardian, Nur Nurarafah Nya'Intan Faiza Oriza Rifki Ramadhan Pohan, Adli Kurniawan Purba, Elfrida Santy Putri Mellaratna, Wizar Rahmi Inayati Raida, Raidatul Aufa Rani Aprilita Refi Syifa Ghinanda Refi Syifa Ghinanda Ridhalul Ikhsan Ritonga, Fauzan Rizqi Rizka Sofia Santri Windiani Santri Windiani Sasongko, Teguh H. Septiani, Indriyana Shabrina Shabrina Sidrah Nadira, Cut Siswandi, Afna Adelya Sri Wahyuni Suryati Suryati Susi Elvina Sari Teuku Yudi Afrizal Umri, Saskia Hadisti Utariningsih, Wheny Vera Novalia Vinny Shafanida Wahyuni, Hendra Wilda Fiola winda aprilia Wizar Putri Mellaratna Yati Nurhayati Yuziani Yuziani Yuziani, Yuziani Zikra Ihtasya Annabila Zubir Zubir Zulfan