Studi ini berangkat dari kesuksesan petahana dalam mempertahankan kemenangan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Probolinggo, Jawa Timur. Penelitian bertujuan menguak proses pelembagaan partai politik dengan mengeksplorasi kekuasaan partai politik, karakter partai politik, serta situasi dan kondisi internal partai politik. Maka dari itu, penelitian ini mengimplementasikan Metodologi kualitatif dengan metode studi kasus dalam kajian partai politik. Dalam studi ini ditemukan bahwa partai politik secara internal mengalami kelemahan kelembagaan hal ini terlihat dari pembagian tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan organisasi tidak seimbang sebab hegemoni pengurus pusat benar-benar kentara dalam pengambilan kebijakan, Partai politik cenderung menjadi pragmatis dan oportunis dalam proses pengambilan keputusan sebab dalam pengambilam pertimbangan menegasikan nilai-nilai ideologis malah cenderung memikirkan keuntungan kekuasaan dan posisi politik pengurusnya sehingga partai politik mengabaikan prinsip yang menjadi dasar perjuangan mereka. Partai Politik kurang internalisasi pada kader. Riset ini memperluas logika kegagalan partai politik dalam membentuk kelembagaan partai. Dalam kajian kepartaian Pelembagaan partai merupakan sebuah usaha untuk penguatan nilai/ideologi terhadap para anggota, proses kaderisasi Institusionalisasi mengaitkan dua aspek bernilai ialah value infusion (nilai pendapatan) serta behavioral routinization (rutinitas pelakon). Value infusion mesti menjadi prioritas partai politik guna mengembangkan legitimiasi, penerimaan di rakyat, serta mengakarnya parpol (party rootedness). Sedangkan behavioral routinization mesti menjadi pertimbangan utama agar terbangun kelembagaan dalam partai politik.