Claim Missing Document
Check
Articles

Inovasi Teknologi Kultur Jaringan untuk Perbanyakan Masal Anggrek Di Chandra Nursery Sukorambi Jember Didik Pudji Restanto; Widya Kristiyanti Putri
Jurnal Pengabdian Masyarakat IPTEKS Vol 8, No 1 (2022): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT IPTEKS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/jpmi.v8i1.7357

Abstract

Nurseri Chandra Orchid merupakan nurseri anggrek berlokasi di Dukuh Krajan, Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember.  Nurseri ini berdiri di tahun 2019 yang dirintis oleh seorang petani yang mempunyai pengalaman dalam bisang anggrek.  Petani ini mempunyai semangat dalam mengembangkan anggrek.  Nurseri yang ditekuni tidak berkembang karena keterbatasan teknologi dan pendanaan untuk mengembangkan diri yang kurang.  Dari hasil observasi di nurseri terdapat beberapa masalah yang dihadapi diantaranya yaitu kurangnya perbanyakan bibit anggrek meskipun sudah memiliki sarana green house dengan sirkulasi udara yang baik dan penyinaran yang cukup untuk pertumbuhan anggrek.  Laboratorium Kultur Jaringan di Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember telah mempunyai teknologi kultur jaringan anggrek yang saat ini telah mengembangkan dan menghasilkan anggrek botolan hasil persilangan (crossing) atau selfing anggrek Phalaenopsis dan  Dendrobium. Tujuan pengabdian ini adalah mendeseminasikan paket teknologi kultur jaringan anggrek kepada mitra agar Nursery Chandra Orchid bisa berkembang lebih pesat dan bisa memproduksi masal bibit anggrek yang berkualitas baik. Produk bibit anggrek dari mitra diharapkan dapat mencukupi permintaan lokal, regional bahkan bisa secara nasional sehingga tidak tergantung pada anggrek impor. Hasil pengabdian menunjukan bahwa setelah berkolaborasi selama 8 bulan nursery sudah mampu untuk pengadaan autoklaf manual yang berkapasitas 40 botol dalam penyediaan media.  Transfer teknologi yang merupakan inovasi utama telah berdampak positif bagi nurseri dalam mengembangkan usahanya yaitu telah banyak menghasilkan anggrek botolan dalam jumlah banyak dan berkualitas baik.
PENGARUH KONSENTRASI 2,4 – DICHLOROPHENOXYACETIC ACID (2,4-D) TERHADAP INDUKSI KALUS TANAMAN SORGUM Rizqi Maulana; Didik Pudji Restanto; Slameto Slameto
JURNAL BIOINDUSTRI (JOURNAL OF BIOINDUSTRY) Jurnal Bioindustri: VOL. 1 NO. 2 (2019)
Publisher : Universitas Trilogi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31326/jbio.v1i2.223

Abstract

Rendahnya keragaman genetik dan produktivitas tanaman sorgum menjadi permasalahan dalam pengembangan tanaman sorgum. Oleh karena itu, dilakukan pendekatan bioteknologi terutama untuk mendapatkan tanaman transgenik. Pendekatan bioteknologi didukung oleh bahan tanam yang baik dengan menggunakan teknik kultur jaringan untuk mendapatkan kalus tanaman sorgum. Perbanyakan kalus dilakukan dengan menggunakan metode kultur jaringan dengan menambahkan konsentrasi zat pengatur tumbuh 2,4-D. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jember. Penelitian ini disusun dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal yaitu pemberian 2,4-D berbagai konsentrasi antara lain A0 (kontrol), A1 2 ppm, A2 3 ppm, A3 4 ppm, A4 5 ppm, dan A5 6 ppm dimana setiap perlakuan diulang 3 kali. Variabel pengamatan yang dilakukan secara kuantitatif yaitu perhitungan kedinian kemunculan kalus, jumlah kalus, dan berat kalus. Variabel pengamatan secara kualitatif yaitu menentukan warna kalus dan tekstur kalus yang diamati secara visual. Hasil dari penelitian ini menunjukkan berbeda sangat nyata pada setiap pengamatan kuantitatif dan menunjukkan hasil terbaik pada pengamatan kualitatif. Perlakuan 2 ppm 2,4-D menunjukkan hasil terbaik dibandingkan perlakuan 2,4-D yang lain yaitu mampu menginduksi kalus tanaman sorgum cenderung lebih cepat yaitu 7,6 HST, presentase jumlah kalus 90%, berat kalus 0,6 gram serta kalus berwarna putih kekuningan (5Y 8/6) dan kalus bersifat friable (remah).
Program Wes Wahaye Petani Sehat (PESAT) Bebas Efek Pestisida (BEST) Berbasis Agronursing di Desa Mayang Kecamatan Mayang Kabupaten Jember Dodi Wijaya; Nurfika Asmaningrum; Kholid Rosyidi Muhammad Nur; Didik Pudji Restanto
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 11 (2022): Volume 5 No 11 November 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i11.7981

Abstract

ABSTRAK Status kesehatan seringkali di anggap berpengaruh pada produktivitas kerja petani sehingga dengan menurunnya angka kesehatan petani dapat berdampak pada kualitas maupun kuantitas hasil pertanian yang menurun. Untuk meningkatkan perilaku petani melakukan pencegahan efek pestisida bagi kesehatan dalam jangka panjang.Pelatihan dengan strategi ceramah, pemutaran video edukasi, diskusi, tanya jawab, dan praktik. Media yang digunakan antara lain slide power point, video, dan buku panduan kader PESAT.pembentukan kader PESAT dapat meningkatkan pengetahuan petani mengenai efek pestisida bagi kesehatan petani sebesar 72%, sedangkan capacity building dapat meningkatkan perilaku petani untuk mencegah efek pestisida bagi kesehatan petani sebesar 74%. Kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan petani mengenai efek pestisida bagi kesehatan petani dan berhasil meningkatkan perilaku petani untuk mencegah efek pestisida bagi kesehatan petani. Kata Kunci: Petani, Capacity Building, Pestisida, Status Kesehatan  ABSTRACT Health status is often considered to have an effect on farmer's work productivity, so that the decreasing number of farmers' health can have an impact on the quality and quantity of agricultural products that decrease. To improve the behavior of farmers to prevent the effects of pesticides on health in the long term. Training with lecture strategies, educational video screenings, discussions, questions and answers, and practice. The media used include power point slides, videos, and PESAT cadre guidebooks. he formation of PESAT cadres can increase farmers' knowledge about the effects of pesticides on farmers' health by 72%, while Capacity Building can improve farmers' behavior to prevent the effects of pesticides on farmers' health by 74%. This activity succeeded in increasing farmers' knowledge about the effects of pesticides on farmers' health and succeeded in improving farmers' behavior to prevent the effects of pesticides on farmers' health. Keywords : Farmers, Capacity Building, Pesticides, Health Status
Review Artikel: Metode Ekstraksi DNA Genom untuk Tanaman Tinggi Kandungan Polisakarida dan Metabolit Sekunder Vega Kartika Sari; Didik Pudji Restanto
Agroteknika Vol 5 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v5i2.155

Abstract

Ekstraksi DNA merupakan tahap awal yang menentukan kuantitas dan kualitas DNA genom yang diperoleh. Penggunaan daun muda pada tanaman tahunan tidak selalu ada, alternatifnya menggunakan daun agak tua, namun banyak mengandung polifenol dan polisakarida. Tujuan artikel review ini untuk menjelaskan terkait modifikasi metode ekstraksi DNA yang efektif untuk tanaman dengan kandungan tinggi polisakarida dan polifenol. Modifikasi metode ekstraksi DNA tanaman seringkali perlu dilakukan karena tiap tanaman mengandung metabolit yang berbeda sehingga perlu penanganan yang berbeda pula. Terdapat berbagai metode ekstraksi DNA tanaman. Metode CTAB merupakan metode yang paling banyak digunakan dan dikembangkan. Modifikasi metode dilakukan untuk mendapatkan DNA genom yang berkualitas, melalui peningkatan konsentrasi TrisHCL, β-mercaptoethanol, NaCl, dan PVP, pengulangan tahapan purifikasi, ataupun penambahan kemikalia seperti RNAse. Modifikasi dilakukan disesuaikan dengan jenis tanaman yang digunakan, sehingga optimasi diawal perlu dilakukan untuk menentukan metode yang tepat. Perbandingan modifikasi ekstraksi pada beberapa jenis tanaman pada tiap tahapan ekstraksi serta pengaruhnya pada kualitas DNA yang diperoleh dapat menjadi tolak ukur dalam penentuan modifikasi yang akan dilakukan disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan diuji.
Growth and phytochemical properties in differences weight of porang bulbil (Amorphophallus muelleri B.) var. Madiun 1 Widya Kristiyanti Putri; Didik Pudji Restanto; Riza Yuli Rusdiana; Budi Kriswanto
Jurnal Ilmu Pertanian Vol 7, No 3 (2022): December
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada jointly with PISPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ipas.71362

Abstract

The increase of Indonesian’s porang export has led into a new opportunity for better prosperity of local farmers. Thus, the demand for porang’s bulbil/ katak has risen due to its function for vegetative propagation. This study aimed to observe the growing and phytochemicals properties of porang tubers from bulbil with 10 bulbil weight categories samples, which were 0.5 g, 1 g, 1.5 g, 2 g, 2.5 g, 3 g, 3.5 g, 4 g, 4.5 g, and 5 g. The parameters observed were statistically analyzed in PAST 4.03. This study was conducted for three months and the results showed that samples from bulbil weighing 5 g had significant higher value than the others for the plant height, crown diameter, and stem diameter, but bulbil samples with other weights did not show any significant difference in porang tuber growth. Phytochemical’s analysis for dissolved protein resulting in 0.5 g weight sample was the best of all but random results for carbohydrate, antioxidants, polyphenol, and saponin.
Growth and phytochemical properties in differences weight of porang bulbil (Amorphophallus muelleri B.) var. Madiun 1 Widya Kristiyanti Putri; Didik Pudji Restanto; Riza Yuli Rusdiana; Budi Kriswanto
Jurnal Ilmu Pertanian Vol 7, No 3 (2022): December (In Press)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada jointly with PISPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ipas.71362

Abstract

The increase of Indonesian’s porang export has led into a new opportunity for better prosperity of local farmers. Thus, the demand for porang’s bulbil/ katak has risen due to its function for vegetative propagation. This study aimed to observe the growing and phytochemicals properties of porang tubers from bulbil with 10 bulbil weight categories samples, which were 0.5 g, 1 g, 1.5 g, 2 g, 2.5 g, 3 g, 3.5 g, 4 g, 4.5 g, and 5 g. The parameters observed were statistically analyzed in PAST 4.03. This study was conducted for three months and the results showed that samples from bulbil weighing 5 g had significant higher value than the others for the plant height, crown diameter, and stem diameter, but bulbil samples with other weights did not show any significant difference in porang tuber growth. Phytochemical’s analysis for dissolved protein resulting in 0.5 g weight sample was the best of all but random results for carbohydrate, antioxidants, polyphenol, and saponin.
APLIKASI KITOSAN TERHADAP PERTUMBUHAN ANGGREK DENDROBIUM SONIA PADA TAHAP AKLIMATISASI Raisah Bani; Parawita Dewanti; Didik Pudji Restanto; Laily Ilman Widuri; Firdha Narulita Alfian
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 22 No 2 (2022)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jppt.v22i2.2264

Abstract

Dendrobium orchid is one of the ornamental plants with high economic value. Public interest in orchids, especially Dendrobium species is quite high and dominates the markets which make the seedling request also getting higher. The critical stage in determining the success of orchid seedling growth is also determined by acclimatization techniques. Differences in environmental conditions at the acclimatization stage can cause transpiration and interfere with nutrient absorption of plantlets. Chitosan as a natural organic material is a simple derivative of chitin which can function as a biofertilizer and bioimmuner. The purpose of this study was to determine the response of orchid seedling growth to the application of chitosan for the success of the acclimatization stage. The research method used a completely randomized design (CRD) with one factor, concentration of chitosan. The acclimatization stage using chitosan application with concentrations of 0 ppm, 2 ppm, 2.5 ppm, 3 ppm, 3.5 ppm, 4 ppm, 4.5 ppm and 5 ppm. The data obtained were then analyzed for variance with the F test at the 5% level. The treatment with significant effect was further tested with Duncan Multiple Range Test (DMRT) at 95% level. The results showed that the application of chitosan with a concentration of 3 ppm had a significant effect in increasing the parameters of plant growth percentage, plant height, number of leaves, leaf width, leaf length, root length, number of roots, and fresh weight of Dendrobium sonia orchid plants at the acclimatization stage.
Induksi Somatic Embriogenesis dan Kultur Suspensi Sel Pada Tanaman Porang (Amorphophallus muelleri Blume) Didik Pudji Restanto; Veronenci Yuliarbi Farlisa; Parawita Dewanti; Kacung Hariyono; Tri Handoyo
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 6 No 2 (2022): SEPTEMBER
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v6i2.448

Abstract

Porang adalah tanaman yang tumbuh di daerah  tropis dibawah tegakan hutan. Porang termasuk tanaman komersial banyak diminati oleh masyarakat karena mengandung glukomanan yang cukup tinggi. Kebutuhan bibit melalui katak dan umbi relative mahal dalam budidaya porang sehingga dengan pendekatan kultur jaringan melalui Somatic Embryogenesis (SE) dan suspensi sel untuk perbanyakan masal bibit porang sangat memungkinkan.  Hasil SE digunakan untuk kultur suspensi sel agar menghasilkan bibit dalam jumlah banyak. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan SE dalam jumlah banyak sebagai bahan kultur suspensi sel. Perbanyakan SE menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL) factorial, factor pertama konsentrasi NAA dengan konsentrasi 0,5 ppm, 1 ppm, dan 1,5 ppm. Factor kedua konsentrasi 2,4-D konsentrasi 1 ppm dan 2 ppm sehingga terdapat 6 kombinasi perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Hasil SE terbaik selanjutnya dikultur suspensi sel menggunakan hormon NAA 0,25 ml di-shaker selama 8 minggu diinkubasi pada kondisi gelap. Parameter pengamatan terdiri dari kedinian munculnya kalus, persentase kalus, struktur, warna kalus, proliferasi kalus, histologi kalus, respon hasil suspensi, proliferasi kalus hasil kultur suspensi.  Data dianalisis menggunakan DMRT pada taraf 5%, sedangkan parameter suspensi sel dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian SE terbaik pada perlakuan kombinasi 1 ppm NAA + 2 ppm 2,4-D menghasilkan persentase kalus tertinggi yaitu 90%, warna kalus dengan skoring 5Y 8/6 berwarna putih susu yang remah. Hasil kultur suspensi menggunakan hormon NAA dengan konsesntrasi 0,25 ppm menunjukkan pertumbuhan kalus tertinggi yaitu dengan menghitung volume endapan kalus terjadi pada fase eksponensial (7 minggu inkubasi) mencapai 3,67 ml. 
Terapi Komplementer Keperawatan (Keripik Belimbing) Untuk Perawatan Tekanan Darah Di Wilayah Pertanian Daerah Jember Kushariyadi Kushariyadi; Murtaqib Murtaqib; Didik Pudji Restanto; Arnis Budi Susanto
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA Vol. 2 No. 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat : BERKARYA DAN MENGABDI
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.098 KB) | DOI: 10.33086/snpm.v2i1.1004

Abstract

Permasalahan yang ada di mitra Desa Rowosari yaitu banyak tanaman belimbing yang tumbuh di tiap lahan pekarangan masyarakat yang buahnya masih belum dioptimalkan secara maksimal. Belimbing masih menjadi buah biasa untuk dikonsumsi oleh masyarakat mulai dari usia anak-anak sampai dengan lansia. Masyarakat masih belum banyak mengetahui manfaat buah belimbing terutama untuk kesehatan. Belimbing masih belum dikreasikan menjadi produk olahan yang berkualitas dan bermanfaat secara maksimal terutama terhadap kesehatan yaitu untuk menurunkan tekanan darah terutama pada masyarakat lansia. Desa Rowosari merupakan daerah agraris dan masyarakatnya bekerja sebagai petani karena secara geografis terletak di dataran tinggi. Pekerjaan petani dilakukan oleh laki-laki dan perempuan untuk mendukung keadaan ekonomi, sehingga pendapatan yang diperoleh masih terbatas. Pemberdayaan terhadap perempuan di Desa Rowosari masih belum ada. Banyak masyarakat petani perempuan setelah selesai bekerja di sawah tidak melakukan aktivitas lain yang dapat menunjang tambahan penghasilan perekonomian. Metode yang digunakan focus group discussion (FGD). Hasil pengabdian meliputi pembentukan kelompok social peduli hipertensi; penyuluhan tentang hipertensi, pelatihan pengembangan ekonomi lokal desa (membuat keripik belimbing), kesehatan, lingkungan dan pemberdayaan perempuan; pendampingan kelompok perempuan sebagai kelompok utama dalam menyelesaikan masalah mitra; evaluasi program dan keberlanjutannya. Kesimpulan yaitu terbentuknya peningkatan peran serta masyarakat dalam mengatasi hipertensi, terbentuknya kepedulian masyarakat dalam pelayanan social.
INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI MORFOLOGI TANAMAN GARUT (Maranta arundinaceus L.) DI KABUPATEN JEMBER Kacung Hariyono; Vega Kartika Sari; Riza Yuli Rusdiana; Indri Fariroh; Widya Kristiyanti Putri; Didik Pudji Restanto; Luluk Noviana
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 22 No 3 (2022)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jppt.v22i3.2257

Abstract

The aim of this study is to identify the arrowroot morphology characters and its distribution pattern in Jember District, East Java Province. Plant inventory was carried out in 6 sub-districts, i.e. Arjasa, Sumbersari, Silo, Tanggul, Semboro, and Wuluhan from July to October 2021 using survey method. The sampling technique was done by accidental sampling. The results of dendogram analysis based on morphological characters showed that Sumbersari, Wuluhan, and Arjasa were sub-district areas with a lot of arrowroots, if compared to other 3 sub-districts. Three main groups were formed based on the similarity of arrowroot morphological characters, accessions from geographically adjacent sub-district or village had greater morphological similarities. Leaf length has a close relationship with leaf width, leaf sheath length, and leaf petiole diameter. The distance between stem segments has a correlation with stem height. The longest fibrous roots and stem diameter contributed less to arrowroot diversity. The number of internodes positively correlated with tuber circumference, tuber length, and tuber weight. Arrowroot plant accessions grew in groups according to certain morphological characteristics, which was also showed a close relationship between these accessions. Keywords: accession, arrowroot, genetic relationship, morphological characteristic
Co-Authors . Usmadi Adinda, Intan Dwi Agnes Natalia Wijaya Aji, Seto Purnomo Alfarisy, Fariz Kustiawan Anang Syamsunihar Antono, Moh Nuri Aprila Iga Mufidah Arsyika, Izna Arya Wiranegara Azizah, Kunti Anis Bambang Kuswandi Bambang Sugiharto Bintoro, Jatmiko Hardi Budha, Al Sura Tri Budi Kristanto Budi Kriswanto Budi Kriswanto Budi Kriswanto Budi Kriswanto Budi Kriswanto, Budi Calista, Zalza Candra Prayoga, Mohammad Darah Pertami, Rindha Rentina Dinata, Gallyndra Fatkhu Dodi Wijaya Dwi Erwin Kusbianto Dwika Nano Hariyanto Endah Cahyani Simamora Farlisa, Veronenci Yuliarbi Fenny Irawati Fifteen Aprila Fajrin Firdauzi, Sandy Al Firdha Narulita Alfian Hadi Paramu Haliza, Nurhayadatul Handayani, Etty Hanifah, Fairuz Luthfi HARDIAN SUSILO ADDY Harsanti, Restiani Sih Indraloka, Aldy Bahaduri Kacung Hariyono Ketut Anom Wijaya Khozim, Mohammad Nur Khozin, Mohammad Nur Kriswanto, Budi Kushariyadi Kushariyadi Laily Ilman Widuri, Laily Ilman Laksono Trisnantoro Luluk Noviana Lutfi Pramukyana Mochammad Wildan Jadmiko Mohammad Nur Khozim Mohammad Nur Khozin Mohammad Nur Khozin Mona, Muhammad Dima Say Muhammad Dima Say Mona Muhammad Nur, Kholid Rosyidi Munandar, Denna Eriani Murtaqib Murtaqib Nafisah Iqmatullah Natasha Florenika Nur Lailin Nafiah Nurfika Asmaningrum Nurhasna, Rifqi Pamungkas, Wahyu Eka Parawita Dewanti Parawita Dewanti Parawita Dewanti Poppy Hartatie Hardjo Popy Hartatie Hardjo Prayoga, Mohammad Candra Putri, Widya Kristyanti Rahmawati Rahmawati Raisah Bani Ratnasari, Tri Refa Firgiyanto Refa Firgiyanto Resti, Ricke Windi Rizqi Maulana Rusdiana, Riza Yuli Saputro Gumelar, Bachtiar Setiyono Setiyono Sholeh Avivi Sigit Soepardjono Sigit Soeparjono Slameto . Slameto Slameto Slameto Slameto Slameto Slameto Sri Hartatik Suliswanto, Eko Nur Sundahri, Sundahri Susanto, Arnis Budi Thohirin, Ahmad Nazmi Thongiratama, Michael Anthony Tri Agus Siswoyo TRI HANDOYO Tri Handoyo Tri Ratnasari Tri Rini Kusparwanti, Tri Rini Tri Widyastuti Ubaidillah, Mohammad Vega Kartika Sari Veronenci Yuliarbi Farlisa Wahyu Indra Duwi Fanata Widya Kristiyanti Putri Widya Kristiyanti Putri Wildan Muhlison, Wildan Wulanjari, Distiana Yuli Witono Zahro, Fauziatuz