Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Penyelesaian Permasalahan Keluarga secara Mediasi Non Litigasi Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif Selinah, Selinah; Dalimunthe, Paisal Ahmad; Ismail, Hidayatullah
Hamalatul Qur'an : Jurnal Ilmu Ilmu Alqur'an Vol. 5 No. 2 (2024): December 2024
Publisher : Pondok Pesantren Hamalatul Qur'an Jogoroto Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/hq.v5i2.277

Abstract

The implementation of non-litigation mediation is very important in the community, considering that the number of family dispute cases brought to religious courts is increasing every day. The implementation of non-litigation mediation in this law results in practice, people in various regions tend to resolve disputes through mediation in accordance with the customs and culture that prevail in their respective environments. This research is a library research. Literature research is a study method that aims to collect information and data by utilizing various material sources available in the library. The results of the study show that from the perspective of Islamic law, mediation is considered an effective tool to resolve disputes in a faster and lower cost way. This process can also help the parties reach a better agreement and fulfill a sense of justice (Shaifullah). Out-of-court consultation refers to Surah An-Nisa verse 35.  Meanwhile, in positive law, conflict resolution methods are known as negotiation, litigation, mediation, and arbitration.  
PANDANGAN IMAM NAWAWI DAN YUSUF AL QARDHAWI TENTANG PEKERJAAN DOMESTIK DALAM KELUARGA PERSPEKTIF TEORI MUBADALAH Kholiq, Abdul; Akbarizan, Akbarizan; Ismail, Hidayatullah; Harmanto, Adi; Pasla, Jimli
HUKUMAH: Jurnal Hukum Islam Vol 7, No 2 (2024): HUKUMAH
Publisher : STAI Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55403/hukumah.v8i2.853

Abstract

Imam Nawawi berpandangan bahwa kewajiban mengerjakan tugas pekerjaan domestik dalam rumah tangga adalah mutlak dibebankan kepada suami. Sebaliknya, Yusuf al Qardhawi berpandangan bahwa tugas pekerjaan domestik tersebut adalah kewajiban seorang istri. Penelitian ini menjadi menarik, sebab kedua pandangan yang berbeda tersebut akan dilihat melalui lensa teori mubadalah yang tengah berkembang dan dianggap sebagai pendekatan yang berparadigma progresif hari ini, dengan rumusan masalah: Bagaimana pandangan imam Nawawi dan Yusuf al Qarhawi prihal kewajiban pekerjaan domestik dalam rumah tangga jika dilihat dalam perspektif mubadalah? Penelitian ini berjenis library research yang dianalisis secara deskriptif-analitis dengan menggunakan teori mubadalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tugas pekerjaan rumah tangga atau domestik dalam perspektif teori mubadalah adalah tanggung jawab bersama atau kewajiban bersama antara suami dan istri yang bersifat fleksibel, alih-alih dominan. Oleh karena itu, pandangan imam Nawawi yang menjadikan suami, secara dominan, sebagai pihak yang berkewajiban mengerjakan tugas-tugas domestik dan istri hanya berkewajiban semata dalam memberikan layanan seksual kepada suaminya adalah tidak selaras dengan pandangan mubdalah. Demikian halnya dengan pandangan Yusuf Al Qardhawi yang menjadikan tugas domestik sebagai kewajiban dominan istri sedangkan suami memiliki kewajiban dominan untuk mencari nafkah adalah tidak sejalan dengan pandangan teori mubadalah.
Hadis – Hadis Tarbawi Tentang Islamisasi Pendidikan dan Perkembangannya Ismail, Hidayatullah; Ma’ali, Dasman Yahya; Novendri , Mochammad
Jurnal Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Kramat Jati Vol 5 No 2 (2024): Jurnal Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Kramat jati
Publisher : Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kramat Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55943/jipmukjt.v5i2.276

Abstract

Pendidikan merupakan upaya manusia untuk tumbuh dan mengembangkan potensi bawaan lahir baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat dan budaya. Namun, pendidikan modern yang cenderung didominasi oleh teori-teori Barat seringkali mengabaikan aspek spiritual dan moral. Dalam konteks ini, pendidikan Islam harus hadir sebagai solusi alternatif pendidikan yang cenderung diwarnai oleh teori-teori dari dunia barat. Pendidikan Islam harus hadir sebagai solusi alternatif permasalahan pendidikan yang diakibatkan oleh sistem pendidikan materialistis. Pendidikan dalam perspektif Islam lebih condong pada ta'dīb untuk penggunaan istilah pendidikan dalam Islam. Istilah ta'dīb dalam struktur konseptualnya mencakup unsur-unsur ilmu (ilm), pengajaran (ta'līm), dan pendidikan budi pekerti yang baik (tarbiyah). Pendidikan Islam berperan sangat penting dalam pembentukan kepribadian Islam karena semua ini tidak terlepas dari tujuan pendidikan Islam yang diinisiasi, yaitu dalam rangka pembentukan kepribadian Islam. Lebih lanjut, bentuk-bentuk Islamisasi pendidikan yang dapat terlihat di Nusantara antara lain seperti wayang, standardisasi pembelajaran/kurikulum, dan halal bi halal.
Standarisasi kewajiban nafkah keluarga dalam Al-Quran dan Hadits Fatah, Nasrul; Ridwan, Ridwan; Ismail, Hidayatullah
Al-Aulia: Jurnal Pendidikan dan Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 10 No. 2 (2024): Al-Aulia: Jurnal Pendidikan dan Ilmu-Ilmu Keislaman
Publisher : Unit Pelaksana Teknis Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (UPT-P4M) STAI Auliaurrasyidin Tembilahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46963/aulia.v10i2.2297

Abstract

A marriage cannot be separated from the consequences of providing maintenance from a husband to his wife and children. At the level of reality, the provision of maintenance is often a polemic and a source of problems in family life. It is even used as an excuse to end the marriage relationship or delay the marriage. The data shows that of the existing number of divorces, the reason for maintenance is one of the highest causes, as well as the decline in marriage rates due to a feeling of lack of stability on the part of prospective husbands. For this reason, this study seeks to explore the theological guidance from the Qur'an and Hadith regarding the standardization of the obligation of maintenance from a husband to his family. This research is conducted with a maudhu'i or thematic interpretation approach. From this research it was found that in the Qur'an and hadith there is no standard provision regarding the amount of nafkah that must be given, but rather adjusts to the ability and condition of the husband. If it is in a spacious situation, then nafkah should be given with a spacious amount. Conversely, if it is in a tight situation, it should be adjusted.  
Tafsir Feminis: Studi Komparatif Pemikiran Zainab Al-Ghazali dan Amina Wadud Terhadap Ayat Ayat Gender RizkyaRahman, MIsa; Ismail, Hidayatullah; Akbar, Ali
Khulasah : Islamic Studies Journal Vol. 7 No. 2 (2025): Khulasah: Islamic Studies Journal
Publisher : LPPM IAI Pangeran Dharma Kusuma Segeran Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55656/kisj.v7i2.347

Abstract

تستند الدراسة إلى الجدل المنهجي في تفسير الآيات المتعلقة بالجندر بين المجموعتين التقليدية والتقدمية والممثلتين بزينب الغزالي وأمينة ودود، حيث تقدم كلتا الشخصيتين منهجيات فريدة في تفسير الآيات القرآنية، خاصة تلك المتعلقة بقضايا الجندر مثل النساء: 1، 11، و34. تهدف الدراسة إلى استكشاف خصائص منهجيات التفسير لدى الشخصيتين، وتحديد أوجه التشابه والاختلاف في تفسيراتهما، وتحليل صلة أفكارهما بالسياقات الاجتماعية والثقافية المعاصرة وخطاب الجندر. تعتمد الدراسة على منهجية نوعية باستخدام البحث المكتبي وتحليل المصادر الأولية مثل كتاب "نظرات في كتاب الله" لزينب الغزالي وكتاب "القرآن والمرأة لأمينة ودود، إضافة إلى المراجع الثانوية ذات الصلة تكشف النتائج أن اختلاف مناهجهما يتأثر بالسياقات الاجتماعية والتاريخية والخلفيات التعليمية أكثر من كونه يتعلق بعوامل الجندر. تميل زينب الغزالي إلى منهج معتدل قائم على الروايات التقليدية، بينما تركز أمينة ودود على التفسير السياقي بهدف تمكين المرأة. وعلى الرغم من اختلاف منهجياتهما، فإن كليهما يشتركان في هدف مشترك يتمثل في تعزيز تمكين المرأة ضمن إطار القيم الإسلامية العالمية
Prinsip Keharmonisan Keluarga Dalam Al Qur’an: Studi Kontekstual Terhadap Tantangan Modern Yuda, M Fikri; Winarko, Arbi; Ismail, Hidayatullah; Husti, Ilyas
QISTINA: Jurnal Multidisiplin Indonesia Vol 4, No 1 (2025): June 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/qistina.v4i1.6479

Abstract

Artikel ini membahas prinsip keharmonisan keluarga dalam perspektif Al-Qur’an, dengan pendekatan kontekstual terhadap tantangan modern. Keharmonisan keluarga ideal dijelaskan melalui konsep sakīnah, mawaddah, dan rahmah sebagaimana termaktub dalam Qs. Ar-Rūm ayat 21. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya ketakwaan dan nilai spiritual sebagai pondasi, serta bagaimana musyawarah (syūra) dan etika komunikasi Islami memperkuat hubungan keluarga di era digital yang penuh tantangan, seperti penyalahgunaan media sosial dan dominasi gawai. Metode yang digunakan berupa studi kepustakaan dengan analisis deskriptif kualitatif dari tafsir kontemporer, jurnal mutakhir, dan praktik keluarga Muslim modern. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa pendidikan karakter Qur’ani, penguatan nilai akhlak di rumah, strategi penanaman nilai Islami pada anak, serta dukungan sekolah dan masyarakat menjadi faktor penopang ketahanan keluarga. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah perlunya sinergi antara orang tua, lembaga pendidikan, dan komunitas dalam mewujudkan keluarga Qur’ani yang harmonis, tangguh, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Pola Asuh Islami dalam Al-Qur’an: Kajian Kontekstual Terhadap Tantangan Pendidikan Anak di Era Digital Abror, Mhd; Kiman, M; Ismail, Hidayatullah
JCE (Journal of Childhood Education) Vol 9 No 1 (2025): JCE (Journal of Childhood Education) Maret - Agustus 2025
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/jce.v9i1.2464

Abstract

The rapid advancement of technology today presents significant new challenges across various aspects of life, particularly in the field of child education. Easy access to information through the internet and social media makes children increasingly vulnerable to exposure to negative content that can erode their moral and ethical values. In this context, an appropriate parenting model becomes crucial in safeguarding and shaping children's character in accordance with noble values. This study aims to examine the relevance of Islamic parenting principles found in the Qur’an in relation to the contemporary challenges faced by Muslim families in the digital era. The research employs a library research method using a thematic interpretation (tafsīr maudhū‘ī) approach to explore Qur'anic verses related to parenting. The findings indicate that Islamic parenting principles—such as role modeling, monotheism (tauhid), effective communication, social control, and compassion—hold strong relevance in addressing modern-day challenges. Although parenting methods may evolve in form to suit the current context, the essence of Qur’anic values must be preserved as a foundational guide in educating children amidst the complex realities of the digital age.
IMPLEMENTASI KONSEP MAWADDAH WA RAHMAH DALAM KELUARGA ISLAM MODERN Almadison, Almadison; Anla Pater, Rizki; Ismail, Hidayatullah; Husti, Ilyas
ANDREW Law Journal Vol. 4 No. 1 (2025): JUNI 2025
Publisher : ANDREW Law Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61876/alj.v4i1.66

Abstract

Makna dan Pemahaman Konsep Mawaddah wa Rahmah dalam Al-Qur’an, Konsep mawaddah wa rahmah dalam QS. Ar-Rum ayat 21 menggambarkan fondasi spiritual dan emosional dalam relasi suami istri. Mawaddah mencerminkan cinta yang aktif dan penuh perhatian, sedangkan rahmah adalah kasih sayang yang melahirkan empati dan pengorbanan. Kedua nilai ini tidak hanya merupakan anugerah ilahi, tetapi juga menjadi prinsip moral yang menuntun relasi pasangan agar tidak semata-mata bersifat fisik atau kontraktual, melainkan transendental dan berorientasi pada ketenangan batin (sakinah). Implementasi Nilai Mawaddah wa Rahmah dalam Kehidupan Keluarga Islam Modern, Dalam konteks keluarga Islam kontemporer, nilai mawaddah wa rahmah dapat diimplementasikan melalui komunikasi yang empatik, pembagian peran yang adil, dan penciptaan ruang spiritual bersama seperti shalat dan diskusi keagamaan. Meskipun tantangan zaman membuat relasi rumah tangga menjadi lebih kompleks, pasangan yang menjadikan cinta dan kasih sayang sebagai nilai utama akan lebih mampu membangun keluarga yang harmonis, resilien, dan religius. Tantangan dan Strategi Penguatan Nilai Mawaddah wa Rahmah, Tantangan utama yang dihadapi keluarga Muslim masa kini meliputi pengaruh teknologi digital, perubahan peran gender, tekanan ekonomi, dan melemahnya pendidikan spiritual. Strategi penguatan yang dapat dilakukan antara lain melalui pendidikan pranikah berbasis nilai Qur’ani, komunikasi keluarga yang sehat, pemanfaatan dakwah digital, serta peran aktif lembaga agama dan negara dalam mendukung ketahanan keluarga. Dengan pendekatan yang adaptif dan berbasis nilai ilahiah, mawaddah wa rahmah tetap relevan sebagai fondasi keluarga harmonis di era kontemporer.
Kurikulum Qur’ani Pendidikan Dasar ditinjau dari Periodesasi Makiyah Ismail, Hidayatullah; Fatah, Nasrul
POTENSIA: Jurnal Kependidikan Islam Vol 9, No 2 (2023): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/potensia.v9i2.26138

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan yang bertujuan membahas konsep kurikulum pendidikan dalam al-Qur’an pada periode Makiyah. Kurikulum Qur’ani yang dimaksud adalah sebuah panduan atau konsep kurikulum pendidikan yang didasarkan pada tuntunan al-Qur’an dan penjelasan langsung dari Rasulullah saw. Keberhasilan kurikulum Qur’ani telah terbukti dengan lahirnya generasi hebat dimasa awal perkembangan Islam yaitu para sahabat yang menjelma menjadi pemimpin dunia. Makiyah dan Madaniyah tidak hanya tentang periodesasi turunya al-Qur’an, melainkan juga memiliki makna dan tujuan serta kurikulum pengajaran bagi para aktor pelaku sejarah pada masa turunnya. Kurikulum Qur’ani pada periode Makiyah merupakan hasil turunan dari karakteristik ayat-ayat Makiyah. Secara umum kurikulum Makiyah memiliki beberapa tema substantif yaitu: Orientasi pada pondasi keimanan, pembiasaan ibadah, penanaman akhlak terpuji, sederhana, mengesankan dan intens, pendekatan dengan kisah dan alam semesta. Mengingat periode Makiyah adalah periode awal turunya al-Qur’an, maka kurikulum Makiyah sesuai untuk jenjang pendidikan awal atau pendidikan dasar.
THE ROLE OF MEDIATION IN MUSLIM FAMILY DISPUTE RESOLUTION: QURANIC PERSPECTIVE AND CONTEMPORARY LEGAL PRACTICE Mustafid; Safrizal, Safrizal; Ismail, Hidayatullah
Syakhsia Jurnal Hukum Perdata Islam Vol 26 No 1 (2025): Januari-Juni
Publisher : Islamic Civil Law Departement of Shari'a Faculty at Islamic State University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37035/syaksia.v26i1.12281

Abstract

Mediation is one of the dispute resolution methods recommended in Islam and implemented in the contemporary legal system, including in the resolution of Muslim family disputes. This study aims to analyze the role of mediation in resolving Muslim family conflicts based on the perspective of the Qur'an and the legal practices applicable in religious courts. This research is a literature study with a qualitative approach through juridical-normative and sociological methods. Primary data include the Qur'an, Hadith, and regulations related to mediation, such as Law No. 7 of 1989. Secondary data are in the form of books, journals, and scientific articles. Data collection is carried out through text review and analyzed descriptively analytically.This study shows that mediation (Ishlah) in Islam is considered the best solution to resolve disputes, as emphasized in the Qur'an. However, its effectiveness is still hampered by low success, lack of awareness, and limited regulations and facilities. Although it has a strong foundation in Islam and positive law, its implementation needs to be strengthened to reduce the divorce rate. The synergy between legal institutions, mediators, and the community is required to increase awareness and improve the mediation system to be more effective in resolving Muslim family disputes reasonably and harmoniously.