Kurangnya literasi, referensi, akses digital, keterampilan guru, serta dukungan fasilitas teknologi yang memadai dalam penerapan Kurikulum Merdeka menyebabkan guru kesulitan dalam merancang dan mengembangkan asesmen digital yang efektif dan efisien untuk pembelajaran berbasis proyek dan penguatan profil Pelajar Pancasila. Pengabdian penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan yang dihadapi guru dalam penerapan asesmen berbasis proyek pada Kurikulum Merdeka, khususnya terkait penguasaan teknologi, penyusunan soal berbasis High Order Thinking Skills (HOTS), dan pemanfaatan asesmen digital. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan pengumpulan data melalui angket yang mencakup pengalaman mengajar, penggunaan kurikulum, model pembelajaran, dan kendala asesmen. Data dianalisis secara deskriptif untuk mengidentifikasi pola dan tantangan yang dihadapi guru dalam mengintegrasikan asesmen berbasis proyek ke dalam pembelajaran. Hasil Pengabdian penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar guru telah tersertifikasi, namun masih menghadapi tantangan signifikan, seperti keterbatasan waktu, kesulitan pembuatan soal, serta kurangnya fasilitas teknologi. Pengabdian penelitian ini menegaskan pentingnya pelatihan intensif dan berkelanjutan untuk meningkatkan pemahaman guru terkait asesmen digital berbasis proyek, penggunaan teknologi, dan pengembangan soal berbasis HOTS guna mendukung implementasi Kurikulum Merdeka secara optimal. Pengabdian penelitian ini berimplikasi pada perlunya peningkatan kapasitas guru IPA dalam merancang dan mengimplementasikan asesmen digital yang kontekstual, relevan, dan mendukung esensi Kurikulum Merdeka secara menyeluruh.