Claim Missing Document
Check
Articles

Biometric Condition of Seurukan Fish (Osteochillus Vittatus Valenciennes, 1842) Exposed to Mercury in Krueng Sabee River Aceh Jaya Indonesia Ilham Zulfahmi; Yunina Rahmi; Arif Sardi; Mahyana Mahyana; Yusrizal Akmal; Rumondang Rumondang; Epa Paujiah
Elkawnie: Journal of Islamic Science and Technology Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/ekw.v7i1.8258

Abstract

Abstract: Mercury is a dangerous contaminant for aquatic organisms. Seurukan fish (Osteochilus vittatus) is a type of fish in the Krueng Sabee river that is vulnerable to mercury exposure. The study's purposes were to investigate the effect of mercury on the biometric conditions of Seurukan Fish in the Krueng Sabee River, Aceh Jaya Regency. A total of 90 Seurukan fish consisting of 50 males and 40 females were collected from 3 research stations. The research stations represent the upstream area (Station 1), median river bodies (Station 2), and the downstream area (Station 3). Fish samples were taken from July to August 2019. The main parameters observed included class interval, sex ratio, length-weight relationship, condition factors, mercury concentration in sediment and liver, and hepatosomatic index. The results showed that the mercury content in the sediments of the Krung Sabee River was increased both spatially and temporally. Station 1, located in the upstream area, has the highest mercury content in the sediment was 6.278 ± 0.987 mg/kg. Mercury content in liver of Seurukan Fish ranged from 0.182 ± 0.100 mg/kg to 0.198±0.152 mg/kg. Mercury contamination in the Krueng Sabee river caused a decrease in biometric conditions of Seurukan Fish. Seurukan Fish exposed to mercury tended to have smaller size, an unbalanced sex ratio, low hepatosomatic index value, and negative allometric growth pattern.Abstrak: Merkuri merupakan salah satu jenis kontaminan berbahaya bagi organisme akuatik. Ikan seurukan (Osteochilus vittatus) merupakan salah satu jenis ikan di sungai Krueng Sabee yang rentan terpapar merkuri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh merkuri terhadap kondisi biometrik ikan seurukan di sungai Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya. Sebanyak 90 ekor ikan Seurukan yang terdiri dari 50 ekor jantan dan 40 ekor betina dikoleksi dari 3 stasiun penelitian. Stasiun penelitian mewakili wilayah hulu (stasiun 1), badan sungai (stasiun 2) dan wilayah hilir (stasiun 3). Pengambilan  sampel ikan dilakukan pada bulan Juli hingga Agustus 2019. Parameter utama yang diamati meliputi selang kelas, nisbah kelamin dan hubungan panjang bobot ikan, faktor kondisi, konsentrasi merkuri pada sedimen dan hati serta indeks hepatosomatik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan merkuri di sedimen Sungai Krung Sabee mengalami peningkatan baik secara spasial dan temporal. Stasiun 1 yang terletak di wilayah hulu memiliki kandungan merkuri dalam sedimen paling tinggi yaitu sebesar 6,278 ± 0,987 mg/kg. Kandungan merkuri pada hati ikan seurukan di Sungai Krueng Sabee berkisar antara 0,182 ± 0,100 mg/kg hingga 0,198 ± 0,152 mg/kg. Kontaminasi merkuri pada sungai Krueng Sabee menyebabkan dampak negatif terhadap kondisi biometrik ikan seurukan. Ikan seurukan yang terpapar merkuri cenderung memiliki ukuran panjang dan bobot yang lebih kecil, nisbah kelamin yang tidak seimbang, dan nilai indeks hepatosomatik yang rendah serta pola pertumbuhan alometrik negatif.
Variasi Morfometrik, Hubungan Panjang Bobot dan Faktor Kondisi Ikan Famili Holocentridae yang Didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Lampulo, Banda Aceh Ilham Zulfahmi; Dwi Yuliandhani; Arif Sardi; Neri Kautsari; Yusrizal Akmal
Jurnal Kelautan Tropis Vol 24, No 1 (2021): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v24i1.9767

Abstract

Understanding of morphometric variation, length-weight relationship, and condition factors needed to support fishery resources management and conservation. Therefore, this study aimed to determine the morphometric variation, length-weight relationship, and condition factors of the Holocentridae family landed at the Lampulo Ocean Fishing Port, Banda Aceh. A total of 50 each of the four species of fish (Myripristis berndty, Myripristis murdjan, Sargocentron tieroides and Sargocentron caudimacullatum) were collected during April 2020. Fish samples were obtained from the catch of fishermen who landed at the Lampulo Ocean Fishing Port, Banda Aceh. The parameters analyzed included morphometric variations (12 characters), length and weight frequency distribution, length-weight relationship and condition factors. The results showed that the genus Myripristis had more distinguishing characters than the genus Sargocentron, namely 50.00% and 16.66%, respectively. Myripristis berndty and Myripristis murdjan have 5 distinguishing characters (SL, HL, CPL, HD, PFL and VFL), while Sargocentron tieroides and Sargocentron caudimacullatum only have 2 distinguishing characters (SnL and PFL). The Myripristis genus that were collected tended to more length and heavier compared to the genus Sargocentron. The four spesies of Holocentridae studied had a negative allometric growth pattern (b<3) with condition factor values ranging from 0.787 to 1.417.Pemahaman terkait variasi morfometrik, hubungan panjang bobot dan faktor kondisi sangat diperlukan dalam rangka pengelolaan dan konservasi sumberdaya perikanan. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi morfometrik, hubungan panjang bobot serta faktor kondisi dari ikan Famili Holocentridae yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo, Banda Aceh. Sebanyak masing-masing 50 ekor dari empat jenis ikan (Myripristis berndty, Myripristis murdjan, Sargocentron tieroides dan Sargocentron caudimacullatum) dikoleksi selama bulan April 2020. Sampel ikan diperoleh dari hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo, Banda Aceh. Parameter yang analisis meliputi variasi morfometrik (12 karakter), selang kelas, hubungan panjang bobot dan faktor kondisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genus Myripristis memiliki karakter pembeda yang lebih banyak dibandingkan dengan genus Sargocentron yaitu masing masing sebesar 50.00% dan 16.66%. Myripristis berndty dan Myripristis murdjan memiliki 5 karakter pembeda (SL,HL, CPL, HD, PFL dan VFL), sedangkan Sargocentron tieroides dan Sargocentron caudimacullatum hanya memiliki 2 karakter pembeda (SnL dan PFL). Genus Myripristis yang dikoleksi cenderung memiliki ukuran panjang total dan bobot total yang lebih rendah dibandingkan dengan genus Sargocentron.  Keempat jenis yang diteliti dalam penelitian ini memiliki pola pertumbuhan alometrik negatif (b<3) dengan nilai faktor kondisi berkisar antara 0.787 hingga 1.417
PERUBAHAN STRUKTUR HISTOLOGIS INSANG DAN HATI IKAN NILA (Oreochromis niloticus Linnaeus 1758) YANG TERPAPAR MERKURI Ilham Zulfahmi; Ridwan Affandi; Djamar T.F. Lumban Batu
JESBIO : Jurnal Edukasi dan Sains Biologi Vol 4 No 1 (2015): Jurnal Edukasi dan Sains Biologi
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Almuslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan struktur histologis organ insang, hati dan ginjal ikan nila akibat dari paparan merkuri. Penelitian dilakukan dari bulan Februari hingga Juni 2013. Ikan nila berukuran panjang 11-13 cm dengan bobot rata-rata 20 gram dipaparkan pada konsentrasi sub kronik merkuri klorida (0,164 mgL-1) selama 56 hari. Pembuatan preparat histologis hati dan dilakukan dengan metode histoteknik menggunakan pewarnaan Haemotoxylin dan Eosin. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh negatif pada hati dan ginjal ikan nila akibat dari paparan merkuri. Paparan merkuri pada organ insang menyebabkan terjadinya perubahan struktur histologis berupa perbesaran sel organ (hypertrophy), penambahan jumlah sel (hyperplasia) pembengkokan lamela sekunder (curling of secondary lamella), penghimpitan lamella sekunder (fusion in secondary lamella)  dan kematian sel  (neukrosis). Perubahan histologis pada organ hati berupa perbesaran sel organ (hypertrophy), penambahan jumlah sel (hyperplasia), penciutan inti  sel (shrinkage of hepatocytes), pendarahan (hemorage), dan kematian sel (neukrosis).Kata kunci: merkuri klorida, histologis, hypertrophy, hyperplasia, neukrosis.
PENGARUH SUHU TERHADAP DERAJAT PENETASAN TELUR DAN PERKEMBANGAN LARVA IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus var. sangkuriang) Derli Aidil; Ilham Zulfahmi; Muliari Muliari
JESBIO : Jurnal Edukasi dan Sains Biologi Vol 5 No 1 (2016): Jurnal Edukasi dan Sains Biologi
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Almuslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh suhu terhadap derajat penetasan telur dan perkembangan larva ikan Lele Sangkuriang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan suhu (A: 25 oC; B : 28 oC; C: 30 oC; D: 32 oC) dan 3 pengulangan. Analisis dilakukan terhadap derajat penetasan telur, tingkat kelangsungan hidup danabnormalitas larva.  Analisis statistik menggunakan ANOVA satu arah pada tingkat kepercayaan 95% (p < 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa  derajat penetasan telur tertinggi terdapat  pada perlakuan B (85,67 %)  dan cenderung menurun pada Perlakuan C (67,67 %) dan D (42,67 %). Tingkat kelangsungan hidup tertinggi terdapat pada perlakuan B(82,67%) dan terendah pada perlakuan D(40,00%). Pengaturan suhu pada perlakuan Bmemberikan pengaruh yang nyata terhadap derajat tetas telur, kelangsungan hidup dan abnormalitas larva ikan Lele Sangkuriang(p<0,05). Kata kunci: Derajat penetasan, Tingkat kelangsungan hidup, Abnormalitas larva.
PENGARUH PADAT TEBAR BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH UDANG WINDU (PENAEUS MONODON FABRICIUS, 1798) YANG DIPELIHARA PADA MEDIA BIOFLOK Ilham Zulfahmi
Scientiae Educatia: Jurnal Pendidikan Sains Vol 6, No 1 (2017): June (2017)
Publisher : Tadris Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.198 KB) | DOI: 10.24235/sc.educatia.v6i1.1297

Abstract

This study aims to determine the optimal stocking density of tiger shrimp seed (Penaeus monodon) were maintained in media biofloc. This study uses a randomized complete design with four treatments and three replications ie, treatment A control (10 tiger shrimp seed / container without the addition bioflok), treatment B (10 tiger shrimp seed / container with the addition bioflok), treatment C (15 tiger shrimp seed / container with the addition bioflok) , treatment D (tiger shrimp seed / container with the addition bioflok). The observed parameters include the specific growth rate (SGR), a daily increase of the absolute length and survival rate (SR) and feed efficiency. The results showed that the stocking density gives significantly effect to increase the daily increase of the absolute length, SGR and feed efficiency value of tiger prawn seed. Values length and SGR growth are highest in treatment C respectively, 3.1 ± 0.06 cm and 1.48 ± 0.041%/day, meanwhile, the value of feed efficiency is highest in treatment D amounted to 47,43 ± 7,26%. There is no significant effect between the stocking density differences of each treatment on the survival of tiger shrimp juvenile Optimal maintenance toward stocking density for tiger shrimp seed using bioflok system is 15 tiger shrimp seed / 10 liters of water.Penelitian ini bertujuan menentukan padat tebar optimal benih udang windu (Penaeus monodon) yang dipelihara dalam media bioflok. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan tiga ulangan yaitu, perlakuan A kontrol (10 ekor/wadah tanpa penambahan bioflok), perlakuan B (10 ekor/wadah dengan penambahan bioflok), perlakuan C (15 ekor/wadah dengan penambahan bioflok), perlakuan D (20 ekor/wadah dengan penambahan bioflok). Parameter yang diamati meliputi kelangsungan hidup (SR), Pertambahan Panjang Mutlak, Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) dan Efisiensi Pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan padat tebar berpengaruh nyata meningkatkan pertumbuhan panjang, SGR dan nilai efisiensi pakan benih udang windu. Nilai pertumbuhan panjang dan SGR tertinggi terdapat pada perlakuan C masing masing sebesar 3,1±0,06 cm dan 1,48±0,041%/hari, sedangkan nilai efesiensi pakan tertinggi terdapat pada perlakuan D sebesar 47,43±7,62%. Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara perbedaaan padat tebar tiap perlakuan terhadap kelangsungan hidup benih udah windu. Padat tebar optimal pemeliharaan benih udang windu dengan menggunakan sistem bioflok adalah 15 ekor/ 10 liter air.
PENGARUH PENAMBAHAN BIOFLOK DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH UDANG WINDU (Penaeus monodon FABRICIUS 1798) Ilham Zulfahmi; Muhammad Syahimi; Muliari Muliari
Al-Kauniyah: Jurnal Biologi Vol 11, No 1 (2018): Al-Kauniyah Jurnal Biologi
Publisher : Department of Biology, Faculty of Science and Technology, Syarif Hidayatullah State Islami

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.889 KB) | DOI: 10.15408/kauniyah.v11i1.4862

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bioflok terhadap pertumbuhan dan kelangsungan benih udang windu. Penelitian dilakukan selama 30 hari dari Juni hingga Juli 2016 di Laboratorium Program Studi Budidaya Perairan Universitas Almuslim Bireuen. Wadah pemelihara-an berupa akuarium berukuran 50x30x40 cm3 bervolume 10 L dengan padat penebaran 15 ekor per wadah. Penelitian dilaksanakan secara eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan terdiri atas perlakuan A (kontrol), yaitu tanpa penambahan bioflok, perlakuan B, yaitu penambahan bioflok 10 mL dan 5% pakan komersil, perlakuan C, yaitu penambahan bioflok 15 mL dan 5% pakan komersil, dan perlakuan D, yaitu penambahan bioflok 15 mL dan tanpa penambahan pakan komersil. Parameter yang diamati pada akhir masa pemeliharaan meliputi laju pertumbuhan rata-rata spesifik harian, pertambahan panjang mutlak, dan kelangsungan hidup, yang kemudian diolah dengan menggunakan analisis variansi satu-faktor dengan taraf nyata 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bioflok berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan rata-rata spesifik harian dan pertambahan panjang mutlak. Perlakuan B menghasilkan laju pertumbuhan rata-rata spesifik harian tertinggi, yaitu 0,55±0,02% per hari, dan pertambahan panjang mutlak tertinggi, yaitu 3,7±0,1 cm. Namun demikian, penambahan bioflok tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kelangsungan hidup benih udang windu.AbstractThis research aims to determine the influence of the addition of biofloc on the growth and survival rate of tiger shrimp juvenile. The research was carried out for 30 days from June to July 2016 in the aquaculture laboratory of Almuslim Bireuen University. The maintenance container used was an aquarium with a size of 50x30x40 cm3 that contains 10 L with stocking density 15 tiger shrimp juvenile per aquarium. The research was carried out experimentally using a complete randomized design with four treatments and three replicates. The treatments consist of treatment A (control) which has no addition of biofloc, treatment B which addition of 10 mL biofloc and 5% of commercial feed, treatment C which addition of 15 mL biofloc and 5% commercial feed, and treatment D which addition of 15 mL biofloc without commercial feed. The parameters observed at the end of the maintenance period include daily specific growth rate, absolute length increase, and survival, which were then analyzed by using a one-factor analysis of variance with a significance level of 0.05. The results showed that the addition of biofloc significantly influenced the daily specific growth rate and the absolute length increase. Treatment B gave the highest daily specific growth rate of 0.55±0,02% per day, and the highest absolute length increase of 3.7±0,1 cm. However, the addition of biofloc has no significant influence on the survival of tiger shrimp seeds.  Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/kauniyah.v11i1. 4862 
BIOREMEDIASI LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN Spirogyra sp Baihaqi Baihaqi; Mujibul Rahman; Ilham Zulfahmi; Muslich Hidayat
Biotik Vol 5, No 2 (2017): JURNAL BIOTIK
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/biotik.v5i2.3021

Abstract

One type of algae that potentially reduces palm oil mill effluent is Spirogyra sp. Spirogyra sp. Has a wide distribution on the coast of Indonesia and is still underutilized by pond farmers. This study aims to test the efficiency of Spirogyra as a bioremediation agent of palm oil liquid waste and to examine the effect of palm oil liquid waste on the growth of Spirogyra. This research was conducted from March to July 2017. The research design consisted of five treatments, treatment A control (0 mL.L-1), B treatment (25 mL.L-1), C treatment (50 mL.L-1) ), Treatment D (75 mL.L-1) and E treatment (100 mL.L-1). Observation parameters include absolute growth, relative growth rate, doubling time and water quality parameters (pH, temperature, salinity, dissolved oxygen and COD). The stastistic analysis used in this study uses one way ANOVA. The obvious different criteria used in this study was at a 95% confidence level (p
Impact of Palm Oil Mill Effluent Towards Phytoplankton Community in Krueng Mane River, North Aceh Muliari Muliari; Ilham Zulfahmi
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 6, No 2 (2016)
Publisher : JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33512/jpk.v6i2.1107

Abstract

Palm oil mill effluent has potential as a pollutant and can reduce the aquatic productivity. One of the organisms potentially affected by palm oil mill effluent is phytoplankton.The study on the phytoplankton community in Krueng Mane river was done from July to September 2016. The objective of the present study was to evaluate the structure of the phytoplankton community in Krueng Mane river due to input palm oil mill effluent. The explorative survey was done at three sampling sites along the river. Sampling sites were determined based on purposive sampling method by looking human activity around the sites. The results show that there are seven classes of phytoplankton. The highest abundance of the phytoplankton was found at sampling site 2 (25.645 individual/liter). The diversity index showed that all of the sampling locations have a moderate degree of diversity, but the stations 2 have unstable community than the other two stations (E = 0.685).Saprobic coefficient indicates that station 2 included into moderate polluted β/α mesosaprobic
Kondisi biometrik ikan nila, Oreochromis niloticus (Linnaeus 1758) yang terpapar merkuri [Biometric condition of nile tilapia, Oreochromis niloticus (Linnaeus 1758) after mercury exposure] Ilham Zulfahmi; Ridwan Affandi; Djamar T.F. Lumban Batu
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 14 No 1 (2014): Februari 2014
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v14i1.94

Abstract

The aims of this study are to examine the changes in biometric variables of nile tilapia caused by mercury exposure. The study was conducted from February to June 2013. Test fish were exposed to 0 mg L-1, 0.164 mg L-1, and 0.196 mg L-1 mercury chloride for 56 days. Analysis was done for the survival rate, growth rate, hepatosomatic index, the relative bile volume, gonadal somatic index, fecundity, and oocyte diameter. The median lethal concentration (96 hrs, LC50) of mercury chloride was calculated as 1.64 mg L-1. The survival rate was highest in the control treatment (46.67%). Mercury chloride with concentration 0.196 mg L-1 shows significant effect to changes HSI and relative bile volume, and oocyte diameter of Nile tilapia (p<0.05). Mercury chloride with a concentration of 0.164 mg L-1and 0.196 mg L-1 have not a significant effect on the growth rate of weight, gonadal somatic index, and fecundity of nile tilapia (p>0.05). AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan beberapa variabel biometrik ikan nila akibat dari paparan merkuri. Penelitian dilakukan dari bulan Februari hingga Juni 2013. Ikan nila berukuran panjang 11-13 cm dengan bobot rata-rata 20 gram dipaparkan pada tiga konsentrasi merkuri klorida (0 mg L-1; 0,164 mg L-1; dan 0,196 mg L-1) selama 56 hari. Analisis dilakukan terhadap tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot, indeks hepatosomatik (HSI), volume empedu relatif, indeks kematangan gonad, fekunditas dan diameter telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai LC50-96 jam merkuri klorida adalah sebesar 1,64 mg L-1. Tingkat kelangsungan hidup tertinggi terdapat pada perlakuan 0 mg L-1 (46,67%) dan terendah pada perlakuan 0,196 mg L-1 (40,00%). Merkuri klorida dengan konsentrasi 0,196 mg L"1 memberikan pengaruh yang nyata terhadap perubahan HSI dan volume empedu relatif serta ukuran diameter telur ikan nila (p<0,05). Namun pada konsentrasi 0,164 mg L-1dan 0,196 mg L-1 merkuri klorida tidak ber-pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan bobot, indeks kematangan gonad (IKG) dan fekunditas ikan nila (p>0,05).
The morphology of Thai mahseer’s Tor tambroides (Bleeker, 1854) axial skeleton (ossa vertebrae) Ilham Zulfahmi; Yusrizal Akmal; Agung Setia Batubara
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 18 No 2 (2018): June 2018
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v18i2.329

Abstract

This study aims to describe the axial skeleton morphology (ossa vertebrae) of Thai mahseer’s,Tor tambroides (Bleeker 1854). A 5 kg of 65 cm fish sample were obtained from fish trader in the Tangse River area of Pidie district.. The axial skeleton preparations processed at the Laboratory of Mathematics and Natural Sciences, Al Muslim University, Bireuen district. The identification of terminology was done at Integrated Biology Laboratory, Biology Department, Faculty of Science and Technology, Ar-Raniry Islamic State University. The keureling’s axial skeleton processed by physically and chemically.. Axial skeleton was arranged into a single piece to analyze every part of it. Every part of axial skeleton documented by using Canon EOS 700D camera and processed by Adobe Photoshop CS3. The labeling of each part of the axial skeleton was done by comparing the similarity of the shape and location of each part of the fish axial skeleton that has been studied previously, either from the same family or from the different family.The results showed that Keureling had four axial vertebrae bones belonging to the weberian apparatus, 19 ossa abdominal vertebrae, 18 pairs ossa costales, 16 ossa caudal vertebrae and one os urostyles vertebrae. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan morfologi tulang belakang (ossa vertebrae) ikan keureling, Tor tam-broides (Bleeker, 1854). Contoh ikan diperoleh dari pedagang ikan di wilayah sungai Tangse Kabupaten Pidie dengan bobot 5 kg dan panjang 65 cm. Tahapan pembuatan preparat tulang belakang dilakukan di Laboratorium Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Al Muslim Kabupaten Bireuen. Identifikasi terminologi tulang belakang ikan dilakukan di Laboratorium Terpadu Biologi, Program studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Pembuatan preparat tulang belakang dilakukan secara fisik dan kimiawi. Tulang belakang yang telah bersih dirangkai menjadi satu kesatuan untuk dianalisis setiap bagian-bagiannya. Pemotretan setiap bagian tulang bela-kang dilakukan dengan menggunakan kamera Canon EOS 700D dan diolah dengan menggunakan Adobe Photoshop CS3. Penamaan setiap bagian tulang belakang dilakukan dengan cara membandingkan kemiripan bentuk dan letak dari setiap bagian tulang belakang ikan yang telah diteliti sebelumnya, baik dari famili yang sama maupun dari famili yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan ikan keureling memiliki empat buah tulang axial vertebrae yang termasuk da-lam tulang Weber (Weberian apparatus), 19 ossa abdminal vertebrae, 18 pasang ossa costae, 16 ossa caudal vertebrae dan satu os urostyles vertebrae.
Co-Authors Abass, Kasim Sakran Adian Aristia Anas Afdhaly, Luthvia Affan, Junaidi M Afriani, Sari Agung Setia Batubara Agus Putra AS agustina, imelda Aidil, Derli Akhyar Akhyar Al Isna, Nadia Alfasyimi, Muhammad Ali Sarong Alvi Rahmah Alvi Rahmah Anggi Audila Apriani, Rachmawati Arif Sardi Audila, Anggi Ayu Nirmala Sari Batubara, Agung Setia Chairun Nisa Chaliluddin Chaliluddin Cut Mutia Sena Devi Dawami, Muhammad Derli Aidil Dewi Nola Nasution Djamani Rianjuanda Djamani, Rianjuanda Djamar Tumpal F. Lumbanbatu Dwi Yuliandhani Edy Miswar Edy Miswar, Edy Epa Paujiah Epa Paujiah, Epa Ernita Ernita Fadhilah, Raudhatul Falah Nasution , Dhiyaul Fatmawati Saifuddin Fatmawati Saifuddin Feizia Huslina Fina, Musda Firdus Firdus Firdus Firdus Firman M Nur Firman M Nur Firman Muhammad Nur Fitria Nelda Fautama Furqan Maghfiriadi Furqan Maghfiriadi Hajisamae, Sukree Hamama, Rosi Hanum Hanum Hanum Herpandi . Humairani, Rindhira Husain Latuconsina Husaini Husaini Ichsan Setiawan Ichsan Setiawan Imelda Agustina Ira Mawaddah Irfannur Irfannur Irfannur Irfannur Irfannur Irwan Iwan Hasri Jayawarsa, A.A. Ketut julismi, Al Junaidi M. Affan Junaidi M. Affan Kamaliah Kamaliah Kamaliah Kavinta Melanie Khairun Nisa M. Ali Sarong M. Ali Sarong M. F. Rahardjo M. Muliari Maghfiriadi, Furqan Mahyana Mahyana Makwiyah A. Chaliluddin Mandasari Maulizar, Siti Meria, Resi Mochamad Syaifudin, Mochamad Muammar Yulian Muhammad Muhammad Muhammad Arif Muhammad Muhammad Muhammad Nasir Muhammad Reza Muhammad Syahimi Mujibul Rahman Muliari Muliari Muliari Muliari Muliari Muslich Hidayat Muslim Nafis, Badratun Nafis, Badratus Nazlia, Suraiya Neri Kautsari Nur, Firman M Nur, Firman M. Nuri Aslami Nuzlia, Cut Perdana, Adli Waliul Perdana, Adli Waliul Plumeriastuti , Hani Prajaputra, Vicky Purnama, Nanda Rizki R Nurlian R Nurlian Rahimi, Sayyid Afdhal El Ramadani, Nofa Ratna Mutia Aprilla Ratna Mutia Aprilla Razali Thaib Razali Thaib Razali Thaib Rena Marlinda Resti Faumi Rhindira Humairani Rian Djuanda Rianjuanda Rianjuanda Rianjuanda, Rianjuanda RIDWAN AFFANDI Rindhira Humairani Rindhira Humairani Rindhira Humairani Rindhira Humairani Rizki Nanda Rizki, Ayana Rizqi, Rahmat Roesa Nellyana Roza, Zultira Harina Rudy Agung Nugroho Said Ali Akbar Said Ali Akbar Sayyid Afdhal El Rahimi Sayyid Afdhal El Rahimi Siti Maulida Siti Rahmah Siti Sundari Suhardiansyah Suraiya Nazlia Suraiya Nazlia Syahputra, Hidayat Syamsul Arifin Syamsul Rizal Syamsul Rizal Syarifah Meurah Yuni Teuku Muhammad Ashari Thaib Rizwan Thaib Rizwan Thaib Rizwan, Thaib Vicky Prajaputra Widya Puspitasari Wulan Agustria Yeni Dhamayanti Yulizar Yunina Rahmi Yunus , Muchammad Yusrizal Akmal