Claim Missing Document
Check
Articles

Optimasi teknik sterilisasi dan induksi tunas tanaman durian (Durio zibethinus Murr) ‘Kamajaya’ lokal Cimahi Secara in vitro Agung Rahmadi; Noladhi Wicaksana; Bambang Nurhadi; Erni Suminar; Siti Rakhmah Tenrisui Pakki; Syariful Mubarok
Kultivasi Vol 19, No 1 (2020): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.702 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v19i1.24559

Abstract

Sari. Durian ‘Kamajaya’ merupakan salah satu jenis durian lokal yang keberadaanya hampir punah sehingga perlu dilakukan konservasi, salah satunya yaitu dengan perbanyakan menggunakan kultur jaringan. Permasalahan yang muncul dalam kultur jaringan durian ini salah satunya adalah metode sterilisasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode sterilisasi yang tepat untuk perbanyakan tanaman durian ‘Kamajaya’ secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, sejak bulan Mei sampai September tahun 2019. Eksplan yang digunakan adalah tunas muda dari tanaman durian ‘Kamajaya’ yang berasal dari Cimahi. Sterilisasi untuk inisiasi dengan teknik kultur jaringan menggunakan kombinasi air mengalir, detergen, fungisida, bakterisida, alkohol 70%, antiseptik PCMX 10%, surfaktan polysorbate 3 tetes per liter, antiseptik povidone-iodine, clorox (10% dan 20%)  dan HgCl2 0,1%. Hasil penelitian menunjukan bahwa Sterilisasi tunas muda durian ‘Kamajaya’ dengan menggunakan air mengalir, perendaman dalam detergen selama 10 menit, perendaman dalam fungisida selama 10 menit, perendaman dalam clorox 20% + surfaktan polysorbate 3 tetes per L selama 20 menit, perendaman dalam clorox 10% selama 10 menit, serta perendaman dalam HgCl2 0,1% selama 1 menit memiliki presentase kontaminasi terendah yaitu 20 % dan presentasi hidup tertinggi yaitu 80 %.Kata kunci:  Durian ‘Kamajaya’ ∙ Kultur jaringan ∙ Sterilisasi Abstract. Durian 'Kamajaya' is a type of local durian that is almost extinct. Tissue culture is one of the methods that can be used as a plant conservation. However, many problems arise in Durian tissue culture, one of which is the sterilization method. The objective of this study was to obtain an appropriate in vitro sterilization method for the multiplication of Durian 'Kamajaya'. The research was conducted at the Laboratory of Tissue Culture, Faculty of Agriculture, Padjadjaran University, from May to September 2019. The durian buds were used as plant explant sterilized for initiation with tissue culture techniques using different sterilization methods as following running water, detergent, fungicides  , bactericide, alcohol 70% , PCMX antiseptic 10%, polysorbate surfactant 3 drops per L,  clorox (10% and 20%), and  HgCl2 0.1%. The results showed that the sterilization of Durian 'Kamajaya' using water flow + soaking in detergent for 10 minutes +  fungicide for 10 minutes + Clorox 20% and polysorbate surfactant 3 drops per L for 20 minutes + Clorox 10% for 10 minutes + HgCl2 0.1% for 1 minute gave the lowest percentage of contamination (20%) and the highest life presentation(80%).Keywords: Durian 'Kamajaya' ∙ Tissue culture ∙ Sterilization
Multiplikasi tunas mikro pisang (Musa paradisiaca l.) ‘raja bulu’ secara in vitro pada berbagai jenis dan konsentrasi sitokinin Tiara Elma; Erni Suminar; Syariful Mubarok; Anne Nuraini; Nur Budi Ariyanto
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (872.703 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.14917

Abstract

Terbatasnya ketersediaan bibit pisang bermutu di Indonesia disebabkan oleh masih rendahnya jumlah dan kualitas bibit pisang yang dihasilkan melalui metode konvensional. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bibit cukup lama, oleh karena itu digunakan suatu metode perbanyakan untuk menghasilkan bibit dalam waktu yang relatif singkat melalui metode kultur jaringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan salah satu jenis dan konsentrasi sitokinin terbaik dalam meningkatkan laju multiplikasi tunas pisang raja bulu secara in vitro. Percobaan dilaksanakan dari bulan November 2016 sampai bulan Maret 2017 di Laboratorium Kultur Jaringan dan Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran di Jatinangor, Sumedang. Rancangan Acak Lengkap (RAL) digunakan dalam penelitian ini dengan 13 perlakuan, 3 ulangan dan 2 sampel. Media Murashige and Skoog (MS) digunakan sebagai media dasar dengan kombinasi konsentrasi BAP (1; 1,5; 2 and 2,5 mg L-1), Thidiazuron (TDZ) (0,1; 0,3; 0,5 and 0,7 mg L-1) and Kinetin (1,5; 2; 2,5 and       3 mg L-1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa TDZ 0,1 mg L-1 mampu meningkatkan jumlah tunas pisang 'Raja Bulu', oleh karena itu menunjukkan bahwa TDZ 0,1 mg L-1 merupakan jenis sitokinin yang potensial untuk proses multiplikasi tunas pada pisang 'Raja Bulu' secara in vitro. Kata Kunci : BAP, In Vitro, Kinetin, Musa paradisiaca L., TDZ
Peningkatan produktivitas tanaman kedelai kultivar Anjasmoro asal benih terdeteriorasi dengan kompos Trichoderma dan bokashi Sumadi Sumadi; Denny Sobardini Sobarna; Pujawati Suryatmana; Meddy Rachmadi; Erni Suminar
Kultivasi Vol 17, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.751 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i3.18699

Abstract

Sari. Trichoderma spp merupakan golongan fungi yang bersifat antipatogen, khususnya layu kecambah, sedangkan bokashi merupakan kompos yang diperkaya dengan beberapa mikroba yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.Tulisan ini merupakan rangkuman penelitian pot menggunakan kompos Trichoderma spp sebagai pelapis benih terdeteriorasi disertai bokashi kotoran hewan yang dilakukan pada tanah lahan kering dan tanah sawah pada tahun 2014 dan 2017. Percobaan pertama membandingkan efektivitas beberapa agen hayati sebagai pelapis benih pengaruhnya terhadap vigor benih dan hasil tanaman. Hasil percobaan menunjukkan penggunaan kompos Trichoderma hasilnya lebih baik dibandingkan agen hayati lainnya. Hasil percobaan selanjutnya menunjukkan  bahwa pelapisan benih dengan 1 sampai 3 g  kompos Trichoderma spp per 100 butir benih pengaruhnya tidak nyata dibandingkan dengan penggunaan pelapis benih berupa pestisida, baik terhadap vigor  maupun hasil biji per tanaman. Pemberian bokashi sebaliknya secara nyata mampu meningkatkan hasil biji per tanaman . Pemberian bokashi 15 t ha-1menghasilkan biji seberat 19.83 g per tanaman  atau setara dengan 2,379 t ha-1 atau 27,3 % lebih tinggi dari kontrol.Kata kunci : Benih terdeteriorasi, pelapisan benih, Trichoderma, Bokashi Abstract. Trichoderma spp is a group of antipatogenic fungi, especially seedling wilted, while bokashi is a compost enriched with some microbes that are beneficial to plant growth. This paper is a compilation of pot experiment using Trichoderma compost for coating deteriorated seed and accompanied by bokashi on dry land soil and paddy soil in 2014 and 2017 respectively. The first experiment compares the effectiveness of several biological agents as a seed coating of its effect on seed vigor and yield. The results of first experiment showed that the use of 2 g Trichoderma compost 100 seeds-1 was better than other biological agents. However between 1.2 and 3 g of Trichoderma compost per 100 seeds was not significant effect on seed vigor and yield. The results of experiment showed that the coating of seeds with 1 – 3 g of Trichoderma spp compost 100 compared with pesticide seed coatings. Increased of yield only affected bokashi application. Application of bokashi 15 t ha-1 abble to produce 19.83 g seed per plant or equivalent to 2.379 t ha-1 or 27.3% higher than the control.Key words: deteriorated seeds, seed coating, Trichoderma, bokashi
Multiplikasi in vitro stroberi kultivar Tochiotome dengan penambahan jenis dan konsentrasi sitokinin untuk perbanyakan bibit Ega Raisya; Denny Sobardini Sobarna; Anne Nuraini; Syariful Mubarok; Erni Suminar; Masako Akutsu
Kultivasi Vol 19, No 3 (2020): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v19i3.26932

Abstract

Sari Perbanyakan tanaman stroberi secara konvensional dilakukan dengan menggunakan stolon, tetapi kurang efektif serta kualitas bibit yang dihasilkan kurang baik akibat adanya akumulasi penyakit. Budidaya stroberi memerlukan adanya perbanyakan bibit secara massal, tetapi tidak mengubah kualitasnya. Multiplikasi in vitro menjadi solusi untuk penyediaan bibit berkualitas dalam jumlah besar. Upaya untuk mendapatkan tunas in vitro dalam jumlah banyak yakni perlu adanya penambahan zat pengatur tumbuh golongan sitokinin seperti Benzylaminopurine (BAP) atau Thidiazuron (TDZ). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menetapkan jenis serta konsentrasi sitokinin dengan hasil terbaik dalam multiplikasi stroberi kultivar Tochiotome. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari tujuh perlakuan yang diulang lima kali, yaitu: Kontrol (tanpa sitokinin); BAP (0,25 ppm; 0,50 ppm; 0,75 ppm), dan TDZ (0,25 ppm; 0,50 ppm; 0,75 ppm). Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa penambahan sitokinin tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas dan bobot segar planlet. Media perlakuan kontrol dapat menghasilkan jumlah akar lebih banyak dibandingkan dengan media ditambah sitokinin. Penambahan BAP 0,50 ppm  berpengaruh positif terhadap jumlah daun dan dapat menghasilkan runner secara in vitro. Pemberian BAP 0,50 ppm cenderung dapat meningkatkan dan mempercepat produksi bibit tanaman stroberi kultivar Tochiotome.Kata Kunci: Benzylaminopurine (BAP), Thidiazuron (TDZ), Stroberi, Kultur Jaringan AbstractStolon is used for conventional propagation of strawberry, but it is less effective and the quality of the seeds is not good due to the accumulation of disease. In vitro multiplication becomes a solution for the supply of quality seeds in a fast time. The addition of growth regulator cytokinin, such as Benzylaminopurine (BAP) or Thidiazuron (TDZ) can produced the large number of shoot. The objective of this study was to obtain the best type and concentration of cytokinin in the multiplication of strawberry ‘Tochiotome’. The study was conducted at the Plant Tissue Culture Laboratory, Seed Technology, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran. This study used a Completely Randomized Design (CRD) with seven treatments and five replications, that were: Control (without cytokinin); BAP (0.25 ppm; 0.50 ppm; 0.75 ppm), and TDZ (0.25 ppm; 0.50 ppm; 0.75 ppm). The results indicated that addition of cytokinin did not affected increasing number of shoots and fresh weightof plantlets. Control media can produce larger number of roots than those containing PGRs, this might be due to the endogenous auxin concentrations found in strawberry plants. Also, cytokinin inhibited root formations process. Plants treated with BAP 0.50 ppm increased for the number of leaves and produced runners in vitro. This study showed application of BAP with 0.50 ppm increased and accelerated the production of strawberry ‘Tochiotome’ seedlings.Keywords: Benzylaminopurine (BAP), Thidiazuron (TDZ), Strawberry, Tissue Culture
Respons dua mutan tomat terhadap cekaman kekeringan Ayu Ratna Ningrum; Anne Nuraini; Erni Suminar; Syariful Mubarok
Kultivasi Vol 19, No 2 (2020): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v19i2.27095

Abstract

AbstrakKondisi cekaman kekeringan pada tanaman tomat dapat menyebabkan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat menurun. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan perakitan varietas tanaman baru yang tahan terhadap cekaman kekeringan. Beberapa hasil mutasi gen IAA pada tomat mutan Micro-Tom mampu menghasilkan tanaman yang toleran terhadap kondisi stress secara abiotik, yaitu pada galur iaa9-3 dan iaa9-5. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respons pertumbuhan vegetatif pada iaa9-3 dan iaa9-5 dalam kondisi cekaman kekeringan dengan metode in vitro. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan dan Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran pada bulan September sampai Desember 2019. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari dua faktor dan diulang tiga kali. Faktor pertama adalah  mutan, yaitu iaa9-3, iaa9-5 dan Wild-Type Micro-Tom (WT-MT) sebagai kontrol, dan faktor kedua adalah tingkat cekaman kekeringan menggunakan konsentrasi polietilen glikol (PEG) yaitu 0%, 5%, 10%, 15%, 20%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara galur dan tingkat cekaman kekeringan pada parameter tinggi tanaman, jumlah akar, dan panjang akar, sedangkan pada jumlah daun eksplan dipengaruhi oleh galur dan tingkat cekaman secara mandiri. Pada kondisi tercekam, semua galur tomat yang diamati mengalami penurunan pada seluruh parameter pertumbuhan terutama pada galur WT-MT.  Galur iaa9-3 dan iaa9-5 toleran terhadap cekaman kekeringan sampai dengan konsentrasi 5% PEG, sedangkan untuk WT-MT sudah mengalami penurunan yang signifikan pada cekaman kekeringan 5% PEG.Kata Kunci: cekaman kekeringan, auksin, tomat, mutan, polietilen glikolAbstractDrought stress conditionin tomato plants cause the reduction of plant growth and production. One of the effort to resolve  this problem is by assembling new varieties that are tolerant to drought stress. Several IAA gene mutation have been generated to produced tolerant plant under abiotic stress condition, namely iaa9-3 and iaa9-5. This research was conducted to determinerespons of vegetative growth of iaa9-3 and iaa9-5 under drought stress condition by in vitro method. The experiment was conducted at Tissue Culture and Seed Technology Laboratory, Faculty of Agriculture, Universitas Padjajaran from September to December 2019. The experimental design used factorial Randomized Block Design, consisted of two factors and repeated three times. The first factor was tomatoes mutant, namely iaa9-3, iaa-95, and Wild Type Micro-Tom (WT-MT) as a control and the second factor was the level of drought stress of polyethylene glycol (PEG), namely 0%, 5%, 10%, 15%, and 20%. Under drought stress condition, all of tomato lines have a decrease in vegetative growth parameters. The results showed that there was an interaction effect between tomatoes mutant and the level of drought stress on the parameters of plant height, the number of roots, and root length, whereas the number of explant leaves was affected by tomatoes mutant and stress level independently. Lines of iaa9-3 and iaa9-5 were tolerant of drought stress up to a PEG 6000 concentration of 5% PEG, whereas for WT-MT there has been a significant decrease under drought stress of 5% PEG.Keywords : drought stress, auxin, tomato, mutant, poliethylene glycolKondisi cekaman kekeringan pada tanaman tomat dapat menyebabkan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat menurun. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan perakitan varietas tanaman baru yang tahan terhadap cekaman kekeringan. Beberapa hasil mutasi gen IAA pada tomat mutan Micro-Tom mampu menghasilkan tanaman yang toleran terhadap kondisi stress secara abiotik, yaitu pada galur iaa9-3 dan iaa9-5. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respons pertumbuhan vegetatif pada iaa9-3 dan iaa9-5 dalam kondisi cekaman kekeringan dengan metode in vitro. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan dan Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran pada bulan September sampai Desember 2019. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari dua faktor dan diulang tiga kali. Faktor pertama adalah  mutan, yaitu iaa9-3, iaa9-5 dan Wild-Type Micro-Tom (WT-MT) sebagai kontrol, dan faktor kedua adalah tingkat cekaman kekeringan menggunakan konsentrasi polietilen glikol (PEG) yaitu 0%, 5%, 10%, 15%, 20%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara galur dan tingkat cekaman kekeringan pada parameter tinggi tanaman, jumlah akar, dan panjang akar, sedangkan pada jumlah daun eksplan dipengaruhi oleh galur dan tingkat cekaman secara mandiri. Pada kondisi tercekam, semua galur tomat yang diamati mengalami penurunan pada seluruh parameter pertumbuhan terutama pada galur WT-MT.  Galur iaa9-3 dan iaa9-5 toleran terhadap cekaman kekeringan sampai dengan konsentrasi 5% PEG, sedangkan untuk WT-MT sudah mengalami penurunan yang signifikan pada cekaman kekeringan 5% PEG. Kata Kunci: cekaman kekeringan, auksin, tomat, mutan, polyetilen glycol
Pertumbuhan eksplan meristem bawang putih (Allium sativum L.) kultivar tawangmangu pada berbagai komposisi kinetin dan GA3 In Vitro Y. Sholihin; Erni Suminar; Wieny Heriliya Rizky; G. G. Pitaloka
Kultivasi Vol 15, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.412 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v15i3.11769

Abstract

Bawang putih merupakan komoditas penting di Indonesia. Indonesia merupakan negara terbesar pengimpor bawang putih. Permasalahan yang dihadapi dalam teknik produksi benih secara konvensional menjadi salah satu faktor pembatas tidak optimalnya pengembangan dan penyebaran benih tersebut. Produksi benih  in vitro dapat dijadikan sebagai metode alternatif dalam perbanyakan benih sumber kultivar unggul. Penelitian ini bertujuanuntuk mendapatkan komposisi kinetin dan GA3 terbaik pada media dasar MS untuk regenerasi eksplan meristemsecara in vitro.Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur JaringanBalai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman Pasir Banteng, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, yang berlangsung dari bulan April hingga Juli 2015. Eksplan yang digunakan adalah meristem bawang putih kultivar Tawangmangu. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 12 perlakuan dan 3 ulangan. Media yang digunakan adalah Murashige dan Skoog (MS) dengan penambahan zat pengatur tumbuh Kinetin (0,0 mg L-1; 1,5 mg L-1; 3,0 mg L-1; 4,5 mg L-1) dan GA3 (0,0 mg L-1; 0,5 mg L-1; 1,0 mg L-1).Perlakuan komposisi Kinetin dan GA3 pada media MS memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan bawang putih kultivar Tawangmangu in vitro, dan perlakuan yang terbaik diperoleh pada perlakuan 4,5 mg L-1 Kin + 1,0 mg L-1 GA3 untuk peubah jumlah daun, tetapi perlakuan media tanpa kinetinmemberikan pengaruh yang lebih baik terhadap tinggi tunas, jumlah akar, dan panjang akar pada pertumbuhan eksplan meristem bawang putih Kultivar Tawangmangu in vitro.Kata Kunci:Bawang Putih Kultivar Tawangmangu, Eksplan Meristem, GA3, In Vitro, Kinetin, Media MS
Pertumbuhan tunas kunyit tinggi kurkumin pada berbagai jenis sitokinin dan auksin secara in vitro Erni Suminar; Denny Sobardini Sobarna; Syariful Mubarok; Sulistyaningsih Sulistyaningsih; Ade Setiawan
Kultivasi Vol 20, No 1 (2021): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v20i1.30705

Abstract

Abstrak. Kunyit merupakan salah satu tanaman yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan baku obat tradisional, bumbu dapur, serta zat pewarna alami, sehingga kebutuhannya mengalami peningkatan setiap tahunnya. Penyediaan bibit yang memiliki produktivitas tinggi dalam jumlah banyak dapat dilakukan dengan metode kultur in vitro, namun perlu optimasi media yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mencari komposisi zat pengatur tumbuh yang dapat memberikan pertumbuhan planlet yang lebih vigor. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan terdiri dari penggunaan sitokinin dan auksin pada eksplan kunyit yang diulang tiga kali. Media Murashige and Skoog (MS) digunakan sebagai media dasar dengan perlakuan kombinasi antara tipe dan konsentrasi sitokinin (9  mg L-1 benzyl amino purine; 1,0  mg L-1 Thidiazuron; 0,1 mg L-1 Zeatin) dengan auksin (0,01 mg L-1 dan 1  mg L-1  Naphthalene Acetic Acid). Pengamatan dilakukan terhadap perubah jumlah tunas, tinggi tunas, dan jumlah daun pada 12 minggu setelah tanam. Hasil percobaan menunjukkan bahwa 9 mg L-1 benzyl amino purine + 0,1 mg L-1 Naphthalene Acetic Acid berpengaruh terhadap tinggi tunas dan jumlah daun.  Media dengan penambahan 1,0 mg L-1 Thidiazuron + 0,1 mg L-1 Naphthalene Acetic Acid menghasilkan jumlah tunas yang lebih banyak, dan plantlet dari media 1,0 mg L-1 Thidiazuron + 0,01 mg L-1 Naphthalene Acetic Acid memiliki jumlah stomata yang tertinggi.Kata Kunci: BAP, In vitro, Kunyit, NAA, TDZ, Zeatin Abstract. Turmeric is a plant that is widely used as raw material for traditional medicines, spices, and natural dye, so that their needs increased every year. Supply of high productivity seedlings in large quantities can use in vitro culture, but it is necessary to optimize the appropriate media. This study aims to find the composition of plant growth regulators that can provide vigorous plantlet growth. The experimental design used completely randomized design. The treatments consisted of cytokinins and auxins in turmeric explants which were repeated three times. Murashige and Skoog (MS) media were used as base media. The treatments were combination of cytokinin types and concentrations (9 mg L-1 benzyl amino purine; 1.0 mg L-1 Thidiazuron; 0.1 mg L-1 Zeatin) with auxin concentrations (0.01 mg L-1 and 1 mg L-1 Naphthalene Acetic Acid). Observations were made on changes in the number of shoots, shoot height, and number of leaves at 12 weeks after planting. The results showed that 9 mg L-1 benzyl amino purine + 0.1 mg L-1 Naphthalene Acetic Acid affected shoot height and leaves number. Media with the addition of 1.0 mg L-1 Thidiazuron + 0.1 mg L-1 Naphthalene Acetic Acid produced a higher number of shoots. Media of 1.0 mg L-1 Thidiazuron + 0.01 mg L-1 Naphthalene Acetic Acid  gave the highest planlet stomata.Keywords: BAP, In vitro, NAA, TDZ, Turmeric
Aplikasi chitosan untuk meningkatkan hasil benih kentang G0 (Solanum tuberosum l.) kultivar granola pada berbagai jenis media tanam Anne Nuraini; Jajang Sauman Hamdani; Erni Suminar; Dian Ardiansyah
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (889.668 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.14374

Abstract

Salah satu kendala dalam produksi kentang di Indonesia adalah rendahnya mutu benih yang digunakan. Untuk mengatasi hal tersebut penyediaan benih kentang dilakukan dengan kultur jaringan, dengan menghasilkan benih Go. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui efek aplikasi chitosan  terhadap hasil benih kentang G0 kultivar Granola pada berbagain jenis media tanam. Percobaan dilaksanakan dari  Februari 2012 sampai Mei 2012 di screen house Kebun Percobaan Ciparanje  Faperta UNPAD, Jatinangor, dengan ketinggian tempat ±750 m dpl. Percobaan memakai  Rancangan Petak Terbagi  dengan tiga ulangan. Petak utama adalah komposisi  media tanam terdiri dari empat  taraf, yaitu tanah + sekam, tanah + sekam + pupuk kotoran hewan (kohe) ayam , tanah + sekam + pupuk kohe sapi , tanah + sekam + kascing dengan perbandingan 2:1:1. Anak petak adalah konsentrasi chitosan  terdiri dari empat taraf, yaitu 0%, 0,2 % , 0.4% , dan 0.6%. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pengaruh chitosan tidak bergantung pada jenis media terhadap pertumbuhan dan hasil benih G0. Secara mandiri perlakuan pupuk kohe sapi dan kascing menghasilkan pertumbuhan dan hasil benih terbaik,Kata kunci :  chitosan, kotoran hewan sapi, kotoran hewan ayam, kascing, hasil benih
Pengaruh pemberian zat retardan terhadap pertumbuhan dan hasil ubi pada dua kultivar kentang (Solanum tuberosum L.) di dataran medium Sumadi Sumadi; Erni Suminar; Murgayanti Murgayanti; Anne Nuraini
Kultivasi Vol 14, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.466 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v14i2.12067

Abstract

Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai kulti-var kentang dan jenis serta konsentrasi zat retardan yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan serta kuantitas dan kualitas hasil ubi bibit kentang di dataran medium. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Petak terpisah. Perlakuan terdiri dari petak utama yaitu kultivar yaitu kultivar Nadia dan Granola, dan anak petak yaitu jenis dan konsentrasi zat retardan dengan penggunaan paklobutrazol ( 0; 40; 120 mg L-1 ) atau coumarin (45; 90; 135 mg L-1). Hasil percobaan menun-jukkan bahwa jenis kultivar dan zat retardan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan per-kembangan bibit kentang. Terjadi interaksi pada peubah bobot ubi per tanaman, sedangkan peubah tinggi tanaman, kandungan klorofil, jumlah ubi per tanaman, bobot ubi per petak dan persentase jumlah ubi kentang per tanaman berdasarkan pengkelasan ubi bibit tidak terjadi interaksi antara kultivar dan zat retardan.  Penggunaan zat retardan pada kultivar Nadia menghasilkan bobot ubi per tanaman lebih tinggi daripada kultivar Granola sedangkan untuk kelas ubi ukuran S dan M dihasilkan lebih tinggi pada kultivar Granola daripada kultivar Nadia. Kata kunci : Kentang ∙ Ubi ∙ Dataran medium ∙ Zat retardan 
Penghambatan Respons Etilen pada Mawar Potong Melalui Modifikasi Larutan Perendam, 1-MCP, dan Sitokinin Syariful Mubarok; . Nursuhud; Erni Suminar; Venny Revia Viola
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 23 No. 1 (2018): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.816 KB) | DOI: 10.18343/jipi.23.1.60

Abstract

Roses (Rosa hybrida Hort.) are the popular flowering plants in Indonesia, however, some problems on postharvest cut roses are faced, such as short of flower longevities. The freshness or longevity of cut flowers can be maintained for a longer time by using vase solution, inhibition of ethylene responses ie with the use of 1-Methylcyclopropene (1-MCP) and cytokinin. The objective of this study is to determine the effect of 1-MCP and cytokinin combined with in a vase solution on the flower longevity dan quality of cut roses. The experiment was conducted using a Completely Randomized Design consisting of nine treatments, cinsisting of: control; combination of sucrose + NaOCl + cytokines (1% + 0.01% + 20 ppm; 2% + 0.01% + 20 ppm; 1% + 0.05% + 20 ppm; and 2% + 0.05% + 20 ppm) and combination of sucrose + NaOCl + cytokinin (1% + 0.01% + 1 ppm; 2% + 0.01% + 1 ppm; 1% + 0.05% + 1 ppm; and 2% + 0.05% + 1 ppm). The results showed that the composition of 1% sucrose + 0.05% NaCl + cytokinin solution 20 ppm gave the best results in maintaining the angle of petals, reducing the increase of flower diameters, retaining flower petal colors, and making flower longevities up to 11.56 days.
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Ade Ismail Ade Ismail Ade Ismail Ade Ismail Ade Setiawan Agung Rahmadi Agung Rahmadi Agus Purwito Alin Robiah Al Adawiyah Alvianto, Muhamad Amalia, Inneke ANNE NURAINI Anne Nurani ANNE NURBAITY Anni Yuniarti Arin Rosmala Ariyanto, Nur Budi Ayu Ratna Ningrum Ayuwardani, Novi Azizah, Annisa Nanda Nur Bambang Nurhadi Bella Dian Ratnasari. Bella Dian Ratnasari., Bella Dian Camelia Andriani Citra Bakti, Citra Denny Sobardini Denny Sobardini Denny Sobardini Denny Sobardini Sobarna Denny Sobardini Sobarna Denny Sobardini, Denny Dian Ardiansyah Dian Ardiansyah Dikdik Kurnia Dilla Nitra Gustiana Dinnur Afiifah Dinnur Afiifah, Dinnur Dirga Sapta Sara Dwi Hastuti Edi Pramono Ega Raisya Ega Raisya Elma, Tiara Elok Zubaidah Endah Yulia Erizon, Meisyela Salsabila Eva Aprilia Fadhillah, Maya Farida Damayanti Farida Farida Fauzia Khaerunnisa Millenia Fitri Widya Fitriatin Fitri Widya Lestari Fitrianti Widya Lestari G. G. Pitaloka G. G. Pitaloka, G. G. Ganjar Herdiansyah Gina Gustiani Pitaloka Gumilar, Roni H. Apriyanto H. Apriyanto, H. Hapizhah Hapizhah Hapizhah Hapizhah, Hapizhah Hiroshi Ezura Hiroshi Ezura Inneke Amalia Intan Ratna Dewi Anjarsari Iwan Setiawan Jajang Sauman Hamdani Kusumadewi, Vira Kusumiyati Lamro Purba Lindung Tri Puspasari Marhan Nurullia Maritha, Vevi Masako Akutsu Meddy Rachmadi Meisyela Erizon Mia Munggarani Mira Ariyanti Mita Indriani Muhamad Alvianto Muhamad Kadapi Muhamad kadapi, Muhamad Muhammad Abdillah Hasan Qonit Muhardiono, Iman Murgayanti Murgayanti Mustika Arsri Na’im, Aidi Nita Suswati Endah Rini Noladhi Wicaksana Noor Istifadah Nur Azizah Romadhoni Nur Budi Ariyanto Nursuhud Nursuhud Pamungkas, Barolym Tri Pujawati Suryatmana Rahmad, Sukardi Sugeng Rahmat Budiarto Rahmawati, Vira Raisya, Ega Rani Andriani Budi Kusumo Reginawanti Hindersah Rezaldi, Firman Rifkarosita Putri Ginaris Rija Sudirja RIKA MELIANSYAH Roni Gumilar Rosniawati, Santi Rubaekah, Siti Sarah Rufaidah, Fathi S Sumadi Santi Rosniawaty Santika Sari SIska Rasiska, SIska Siti Julaeha, Siti Siti Rakhmah Tenrisui Pakki Siti Rakhmah Tenrisui Pakki Siti Sarah Rubaekah Sobir Sobir Sri Hartati Suci Azima, Nuzula Sudarjat Sudarjat Sudarjat Sulistyaningsih Sulistyaningsih Sulistyaningsih Sulistyaningsih Sumadi Sumadi Sumadi Sumadi Sumadi Sumadi Sumadi Sumadi SUMADI SUMADI SYARIFUL MUBAROK Tiara Elma Toto Sunarto Trisnawati, Desi Venny Revia Viola Vevi Maritha Vijaya Isnaniawardhani Wawan Sutari Wieny Heriliya Rizky Wieny Heriliya Rizky, Wieny Heriliya Wieny Marma Jaya Wieny Rizky Wiharti, Nabila Ragil Y. Sholihin Y. Sholihin, Y. Yayat Rochayat Suradinata Yenny, Ratna Fitry Yudianto, Tri Yudithia Maxiselly, Yudithia Yulianto, Fiky