p-Index From 2020 - 2025
8.952
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM ANALISIS TINGKAT RAWAN KEKERINGAN LAHAN SAWAH DI KECAMATAN LABAKKANG Muh Jibran Nidhal Fikri; Rosmini Maru
Jurnal Environmental Science Vol 4, No 1 (2021): Oktober
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.339 KB) | DOI: 10.35580/jes.v4i1.24210

Abstract

ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk (1) menentukan agihan tingkat rawan kekeringan lahan sawah di Kecamatan Labakkang pada tahun 2021 dan (2) menganalisis faktor-faktor wilayah yang dominan mempengaruhi tingkat rawan kekeringan lahan sawah di Kecamatan Labakkang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif berjenjang dengan penggabungan data primer citra Google Earth tahun 2021 dan data sekunder penggunaan lahan, kemiringan lereng, tekstur tanah, solum tanah dan curah hujan. Penentuan survei lapangan menggunakan metode stratified sampling yang didasarkan pada satuan lahan.  Hasil dari penelitian ini didapat peta tingkat rawan kekeringan lahan sawah. Lahan sawah di Kecamatan Labakkang memiliki luas 3.675 hektar. Tingkat rawan kekeringan lahan sawah rendah memiliki persebaran di beberapa wilayah yakni Desa Taraweang, Desa Barabatu, Desa Batara, Desa Kassi Loe, Desa Patallassang, Kelurahan Labakkang dan Kelurahan Mangalekkana Tingkat rawan kekeringan lahan sawah rendah memiliki luasan sebesar 842 hektar dengan persentase 22,92% dari seluruh luas lahan sawah, mayoritas berada di satuan lahan sawah beririgasi teknis dengan lereng yang datar. Tingkat rawan kekeringan lahan sawah sedang memiliki persebaran di Desa Taraweang, Desa Pattallassang, Desa Manakku, Desa Kassi Loe, Desa Kanaungan, Desa Gentung, Desa Batara, Desa Bara Batu, Kelurahan Pundata Baji, Kelurahan Mangellakana, Kelurahan Labakkang, Kelurahan Borinasunggu. Klasifikasi tingkat rawan kekeringan sedang memiliki luas wilayah 12.452 hektar dengan persentase 62,34% dari seluruh luas lahan sawah yang ada di kecamatan labakkang dan mayoritas terletak pada satuan lahan sawah beririgasi semi teknis dan tadah hujan dengan lereng datar hingga landai dan bertekstur agak halus dan kasar.  Tingkat rawan kekeringan lahan sawah tinggi memiliki persebaran di wilayah Kelurahan Mangalekkana, Desa Kassi Loe dan Desa Kanaungan. Wilayah dengan tingkat rawan kekeringan lahan sawah tinggi memiliki paling sedikit dibanding yang lain dengan luas sebesar 542 hektar dengan persentase 14,74% dari seluruh luas lahan sawah yang ada di kecamatan labakkang.
PEMETAAN TINGKAT KEKERINGAN LAHAN SAWAH BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN TAKALAR Ulfa Aulia Syamsuri; Nasiah Nasiah; Rosmini Maru
Jurnal Environmental Science Vol 3, No 2 (2021): April
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.546 KB) | DOI: 10.35580/jes.v3i2.20024

Abstract

ABSTRAKKekeringan merupakan bencana alam yang disebabkan akibat distribusi air hujan yang tidak merat yang terjadi pada suatu wilayah yang kehilangan sumber pendapatan akibat gangguan pada sektor pertanian, dalam hal ini berupa penggunaan lahan seperti sawah Kekeringan dapat diantisipasi dengan melakukan pemetaan zonasi rawan kekeringan lahan sawah menggunakan sistem informasi geografis di Kabupaten Takalar. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu (1) Mengetahui tingkat rawan kekeringan lahan sawah di Kabupaten Takalar, (2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat rawan kekeringan lahan sawah di Kabupaten Takalar. Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kuantitatif dengan metode pendekatan deskriptif kuantitatif dengan prosedur analisis berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini berupa deskriptif spasial dan menggunakan analisis SIG. Metode analisis tumpang tindih berjenjang digunakan untuk mengetahui tingkat rawan kekeringan lahan sawah dengan melakukan overlay pada empat parameter yang menjadi penentu tingkat rawan kekeringan lahan sawah, yaitu penggunaan lahan sawah, curah hujan, tekstur tanah, dan solum tanah. Hasil dari penelitian ini diperoleh dua tingkat rawan kekeringan lahan sawah di Kabupaten Takala, yaitu tingkat kerawanan rendah dengan luas 2288.407 ha (12%) dan tingkat kerawanan kekeringan sedang dengan luas 16804.615 ha (88%). Adapun faktor yang paling berpengaruh ialah faktor curah hujan dan penggunaan lahan sawah.
Persepsi Dan Respon Masyarakat Terhadap Budidaya Ulat Sutera di Kabupaten Soppeng Rusdi Rusdi; Rosmini Maru; Syukri Nyompa; Rusman Rasyid; Arfandi Arfandi; Fatimah Basram
Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2021 : PROSIDING EDISI 3
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.267 KB)

Abstract

Abstrak. Kabupaten soppeng merupakan salah satu penghasil sutera terbaik di Sulawesi Selatan, namun seiring dengan perkembangan budidaya ulat sutera mengalami penurunan kualitas dan kuantitas. Untuk meningkatkan budidaya ulat sutera di masa yang akan datang perlu mengetahui persepsi dan respon masyarakat. Untuk menilai persepsi masyarakat dan respon terhadap budidaya ulat sutera, wawancara dan pengamatan mendalam dilakukan di daerah budidaya dan luar budidaya di Kabupaten Soppeng. Berdasarkan pengamatan lapangan awal, beberapa wilayah diidentifikasi sebagai pusat pengembangan ulat sutera yaitu di Kec Donri-Donri. Masyarakat di Kabupaten Soppeng khususnya di kecamatan Donri-donri mempersepsikan bahwa budidaya Ulat sutera masih memiliki nilai ekonomi yang tinggi dibandingkan usaha tani lainnya. Budidaya ulat sutera dijadikan sebagai mata pencaharian utama, sedangkan perkebunan dan peternakan sebagai mata pencaharian sampingan. Sistem kelembagaan terbagi menjadi dua yaitu petani berkelompok dan petani individu, begitu juga dengan sistem pemasaran yaitu pemasaran individu dan pemasaran kolektif. Kata Kunci: Budidaya Ulat Sutera, Persepsi, Respon Masyarakat
Analisis Kepadatan Penduduk dengan Tingkat Kemiskinan di Kota Makassar Sukri Nyompa; Rosmini Maru; Amal Amal
Seminar Nasional LP2M UNM SEMNAS 2019 : PROSIDING EDISI 8
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.262 KB)

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keterkaitan tingkat kepadatan penduduk dengan tingkat kemiskinan di Kota Makassar. Data diperoleh melalui studi pustaka. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif dan analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang terus bertambah dari tahun ke tahun akan berpengaruh terhadap penduduk miskin dan kepadatan penduduk di kota Makassar apalagi luas kota Makassar tidak pernah bertambah bahkan lahan yang ada semakin sempit karena digunakan untuk berbagai pembangunan sarana dan prasarana dan fasilitas lainnya. Dengan padatnya penduduk berdampak juga terhadap pertumbuhan angkatan kerja dan kesempatan kerja bahkan dapat menimbulkan pengangguran dan kemiskinan. Kepadatan penduduk setiap tahun meningkat di kota Makassar dari tahun 2014 hingga tahun 2018. Disisi lain ternyata jumlah penduduk miskin di kota Makassar menurun. Kata Kunci : Jumlah penduduk, Kepadatan dan Kemiskinan
Sebaran Jaringan Penakar Hujan di DAS Jeneberang Menggunakan Metode Polygon Thiessen Haris Haris; Nasrul Nasrul; Muhammad Arib Musba Amalul; Sulaiman Ziddiq; Misdar Amda; Medar M. Nur; Rosmini Maru
Sainsmat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam Vol 12, No 2 (2023): September
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/sainsmat122523242023

Abstract

Sungai Jeneberang mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 860 km2. Sedangkan luas wilayah sungai mencapai 9.331 km2 dengan potensi air permukaan 13.229 Juta/tahun dan potensi air tanah 1.504 Juta/tahun. Jaringan penakar hujan di pengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor curah hujan sehingga diperlukan pendataan stasiun jaringan penakar. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya pemetaan jaringan penakar hujan dan nilai optimun stasiun hujan. Penelitian ini menggunakan metode Polygon Thiessen dengan berdasarkan prinsip statistic yang kemudian disajikan melalui peta dari olahan data menggunakan Arcgis 10.8. Dari hasil perhitungan data rerata curah hujan DAS Jeneberang dengan metode polygon thissen, curah hujan rata rata daerah pada tahun 2011- 2020 adalah 2.958,83 mm dan didapat stasiun hujan di daerah DAS Jeneberang dengan luas 133.2183 km2 seharusnya terdapat 6,1 stasiun dan dilapangan terdapat 6 stasiun.Abstrak: Jaringan penakar hujan, Das Jeneberang, Polygon Thiessen.
Sebaran Jaringan Penakar Hujan di DAS Jeneberang Menggunakan Metode Polygon Thiessen Haris Haris; Nasrul Nasrul; Muhammad Arib Musba Amalul; Sulaiman Ziddiq; Misdar Amda; Medar M. Nur; Rosmini Maru
Sainsmat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam Vol 12, No 2 (2023): September
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/sainsmat122523242023

Abstract

Sungai Jeneberang mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 860 km2. Sedangkan luas wilayah sungai mencapai 9.331 km2 dengan potensi air permukaan 13.229 Juta/tahun dan potensi air tanah 1.504 Juta/tahun. Jaringan penakar hujan di pengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor curah hujan sehingga diperlukan pendataan stasiun jaringan penakar. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya pemetaan jaringan penakar hujan dan nilai optimun stasiun hujan. Penelitian ini menggunakan metode Polygon Thiessen dengan berdasarkan prinsip statistic yang kemudian disajikan melalui peta dari olahan data menggunakan Arcgis 10.8. Dari hasil perhitungan data rerata curah hujan DAS Jeneberang dengan metode polygon thissen, curah hujan rata rata daerah pada tahun 2011- 2020 adalah 2.958,83 mm dan didapat stasiun hujan di daerah DAS Jeneberang dengan luas 133.2183 km2 seharusnya terdapat 6,1 stasiun dan dilapangan terdapat 6 stasiun.Abstrak: Jaringan penakar hujan, Das Jeneberang, Polygon Thiessen.
STRATEGI ADAPTASI PETANI SAWAH DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM DI KABUPATEN MAROS Rosmini Maru; Alimato Alimato; Sukri Nyompa; Nasrul Nasrul; Arfandi Arfandi; Misdar Amda
Jurnal Environmental Science Vol 6, No 1 (2023): Oktober
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/jes.v6i1.52038

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi, kapasitas adaptif, dan strategi adaptasi petani sawah dalam menghadapi perubahan iklim di Kabupaten Maros. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan kuesioner. Analisis data menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas petani sawah di Kabupaten Maros memiliki persepsi yang baik tentang perubahan iklim. Rata-rata skor persepsi mencapai 47.99 mengindikasikan bahwa petani secara umum menyadari dampak perubahan iklim. Petani sawah di Kabupaten Maros juga memiliki tingkat kapasitas adaptif yang baik dalam menghadapi perubahan iklim. Rata-rata skor kapasitas adaptif adalah 46.61 menunjukkan bahwa petani secara umum mampu beradaptasi dengan perubahan iklim. Petani sawah di Kabupaten Maros memiliki strategi mengurangi risiko perubahan iklim. Strategi-strategi ini meliputi pemilihan varietas unggul, penjadwalan masa tanam, dan penggunaan irigasi yang lebih baik. Kesimpulannya, penelitian ini menunjukkan bahwa petani sawah di Kabupaten Maros memiliki persepsi yang baik tentang perubahan iklim, tingkat kapasitas adaptif yang memadai dan mayoritas mengadopsi strategi adaptasi yang sesuai dengan kondisi lokal. Faktor-faktor seperti pendidikan, akses terhadap informasi, pengalaman, dan sumber daya finansial berperan dalam mempengaruhi persepsi, kapasitas adaptif, dan strategi adaptasi petani sawah.
Pemberdayaan Masyarakat Kelompok Tani Sagu Iwai di Kampung Kabuow Kabupaten Teluk Wondama Melalui Pelatihan Pengolahan Sagu Secara Mekanis Bertha Mangallo; Abadi Jading; Paulus Payung; Selmi Dedi; Bakhrani A. Rauf; Muhammad Ardi; Rosmini Maru; Yasdin
CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2022): Desember
Publisher : Ilin Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31960/caradde.v5i2.1847

Abstract

Pengolahan empulur pohon sagu secara tradisional yang dilakukan oleh petani sagu Iwai dengan cara tokok sagu membutuhkan waktu kerja minimal sekitar 7 hari dan menghasilkan pati sagu bermutu lebih rendah. Solusi atas permasahan mitra tersebut adalah dengan memberikan pelatihan dan pendampingan pengolahan sagu secara semi mekanis menggunakan mesin parut sagu serta bantuan mesin parut sagu melalui program Kosabangsa. Kegiatan pelatihan dan pendampingan pengolahan sagu secara semi mekanis sangat membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Mitra. Hasil evaluasi kegiatan ini menunjukkan bahwa kelompok petani sagu Iwai telah terampil dalam menerapkan teknologi pengolahan empulur sagu secara semi mekanis menggunakan mesin parut sagu sehingga pekerjaan mereka lebih efisien waktu serta meningkatkan kuantitas dan kualitas pati sagu. Penggunaan mesin parut sagu sangat mempermudah dan mempercepat pekerjaan mitra dalam mengolah empulur sagu menjadi pati sagu. Keberhasilan kegiatan ini yaitu adanya peningkatan sebesar 100% kemampuan mitra dalam mengolah empulur sagu secara mekanis, peningkatan sebesar 90% kemampuan mitra dalam mengoperasikan dan merawat mesin parut sagu, serta peningkatan sebesar 100% jumlah empulur sagu yang terolah.
Analisis Data Curah Hujan Wilayah untuk Mengurangi Resiko Terjadinya Banjir di Kota Makassar Rusdi, Rusdi; Haris, Haris; Nyompa, Sukri; Musyawarah, Rahma; Amda, Misdar; Nasrul, Nasrul; Nur, Medar M; Maru, Rosmini
Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2023 : PROSIDING EDISI 7
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Kota Makassar merupakan salah satu wilayah yang cukup rentan akan kejadian atau bencana hidrometeorologis, khususnya banjir yang umumnya disebabkan oleh intensitas curah hujan dan penggunaan lahan yang setiap tahun mengalami perubahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui intensitas curah hujan agar dapat melakukan antisipasi mengurangi resiko terjadinya banjir di Kota Makassar. Adapun metode yang digunakan yaitu studi literatur mengenai konsep curah hujan wilayah, analisis data dan pemetaan untuk mengetahui upaya yang sesuai untuk mengurangi resiko banjir. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa curah hujan tertinggi berada pada kawasan kecamatan dengan persentase yang berbeda dan diperoleh hasil bahwa hampir seluruh wilayah Kota Makassar Memiliki curah hujan yang cukup tinggi, terlebih wilayah tersebut seluruhnya merupakan daerah dataran rendah yang berpotensi tergenang saat curah hujan yang turun besar. Tahun 2018 Kota Makassar telah mengalami perubahan penggunaan lahan menjadi kawasan terbangun sekitar 75% dari luas wilayah Kota Makassar. Untuk itu upaya yang tepat untuk daerah dengan intensitas curah hujan yang tinggi dan telah mengalami perubahan lahan yaitu dengan melakukan penyediaan fasilitas pengendalian banjir yang memadai dan memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal pemanfaatan lahan serta pentingnya kesadaran diri sejak kini.  Kata Kunci: Hidrometeorologis, banjir, curah hujan, kawasan terbangun
Pelatihan Inventarisasi Jaringan Irigasi Menggunakan Software GIS Berbasis Android Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Majene Mannan, Abdul; Rusdi, Rusdi; Maru, Rosmini; Nyompa, Syukri; Hasriyantii, Hasriyati
Humanis Vol. 22, No. 2 Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/humanis.v22i2.54627

Abstract

Inventarisasi jaringan irigasi merupakan Langkah awal dalam proses pendataan jaringan irigasi, hal ini diperlukan untuk pengelolaan dan pengembangan jaringan irigasi yang terpadu dan berkelanjutan. Metode Inventarisasi Jaringan  irigasi menggunakan software berbasis android merupakan mtode yang praktis, murah dan efisien sehingga hasil collecting data tersebut dapat langsung diintegrasikan dengan software SIG (system Informasi Geografi) berbasis windows untuk memudahkan user dalam Analisa data geospasial tingkat lanjut. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan softskill kepada  peserta dalam melakukan invetarisasi jaringan irigasi menggunakan software berbasis android. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah workshop dan praktikum langsung di lapangan. Mitra dalam kegiatan ini adalah. PNS di lingkup bidang Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Majene yang berjumlah 20 orang. Evaluasi kegiatan dilakukan melalui assessment terhadap peserta dalam Menyusun indicator inventarisasi, penggunaan software, pengolahan data hasil survey serta penyajian data hasil inventarisasi jaringan irigasi berupa data tabuar, data grafik dan peta jaringan irigasi.hasil  kegiatan pelatihan menunjukkan 90% peserta mengalami peningkatan keahlian para peserta dalam melakukan survey jaringan irigasi serta Menyusun  hasil inventarisasi dalam format data geospasial (.shp, .kml, .jpg,  dan .pdf) Abstract. Irrigation network inventory is the initial step in the process of collecting data for irrigation networks. This is necessary for the integrated and sustainable management and development of irrigation networks. The method of Irrigation Network Inventory using Android-based software is a practical, cost-effective, and efficient approach, allowing the collected data to be directly integrated with Windows-based Geographic Information System (GIS) software to facilitate advanced geospatial data analysis. The purpose of this activity is to provide participants with knowledge and soft skills in conducting irrigation network inventory using Android-based software. The methods used in this activity include workshops and direct field practicums. The partners in this activity are civil servants (PNS) in the field of Water Resource Management (PSDA) from the Public Works Agency (PU) of Majene District, totaling 20 individuals. The evaluation of the activity is carried out through assessments of participants in compiling inventory indicators, software usage, processing survey data, and presenting irrigation network inventory data in the form of tabular data, graphical data, and irrigation network maps. The results of the training activity show that 90% of participants have improved their skills in conducting irrigation network surveys and compiling inventory results in geospatial data formats (.shp, .kml, .jpg, and .pdf).
Co-Authors . Nasaruddin A Nurul Istiana A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abadi Jading Abadi Jading Abdul Malik Agustan, Andi Tenri Pada Agustang, Andi Ali, Mutmainnah Alief Saputro Alimato Alimato Amal Amal Amal Amal Amal Arfan, Amal Amda, Misdar Amdah, Misdar Amin Nur Syafitri Amir Muhiddin, Amir Ananda, Wangi Suci Andi Tenri Pada Agustang Andi Zulkifli Nusri Anshari . Anugrah Isromi Ardin, Hardiani Arfandi Arfandi Arfandi Arfandi Arfandi Arfandi Arfandi, Arfandi Aryuni, Vrita Tri Asmini, Asmini Aulia Diar Hasja B, Sahrul Bakhrani A. Rauf BAKHRANI RAUF Bakhrani Rauf Beatus M. Laka Beatus M. Laka, Beatus M. Bertha Mangallo Bertha Mangallo Bunga, Imanuel Allo Dita Eka Nur Evita Evita Faiqah, Naura Faizin, Syuura Annisa Fatimah Basram GS, Supianti Haris Haris Haris Haris Haris Haris Haris, Haris Hasja, Aulia Diar Hasja, Ulfah Diar Hasrin, Sri Wahyuni Hasriyanti Hasriyantii, Hasriyati Hilda Karim Ibrahim Abbas Ibrahim Abbas Ibrahim Abbas, Ibrahim Ichsan Invanni Baharuddin Indriana, Ayu Irma Silviani Irwansyah Sukri Islami, Andi Widia Anugrah Ismail Ismail Ismail Ismail Iswan Iswan Jamiludin, Nurfitri Juanda, Muhammad Faisal Kausarani, Rini Kusuma, Ananda Trio M Nur, Medar Maddatuang Maddatuang . Maddatuang Maddatuang Makkulau, Batari Bau Mannan, Abdul Medar M Nur Medar M Nur Medar M. Nur Mega Mustikasari, Mega Misdar Amda Misdar Amda Misdar Amdah Mudinillah, Adam Mufiana, Ita Muh Jibran Nidhal Fikri Muhammad Ardi Muhammad Ardi Muhammad Arib Musba Amalul Muhammad Faisal Juanda Muhammad Ikhsan Muhammad Luthfi Muhammad Raiz Muhammad Riadi, Muhammad MUHAMMAD YUSUF Muhammad Yusuf Muhammad, Zakiyudaulah Mukhsin Mukhsin Mulianti Mulkisam, Mutia Nahdawati, Nahdawati Nasiah Nasiah Badwi Nasiah Nasiah Nasrul Nasrul , Nasrul Nasrul Nasrul Nasrul Nasrul Nasrul Nasrul Ningsih, Isna Sulistia Nur Afni Nur aidhilah ma'rufi amiruddin Nur Aisyah Nur Alwiyah, Tri Nur Fatima Basram Nur Fatimah Basram Nur, Ali Rahmat Muhammadiyah Nur, Medar M Nur, Medar M. Nurdalwah Makkasau Nurfadilah Nurfadilah Nurfadilah Nurfadilah Nurfadilah Nurfadilah Nurfatimah Nurfatimah Nurviana, Siti Nurwijayanti Nuryadi Nuryadi Nuryadin, Muhammad Taufan Nuryulianti, Nuryulianti Nyompa, ukri Paulus Payung Paulus Payung Pratama, Muhammad Faiz Putri Risna, Nur Afifa Qaiyimah, Dinil R, Rifaldi. Rabi'ah, Rabi'ah Rahma Musyawarah Rahma Musyawarah Rahma Musyawarah, Rahma Rahmah, Wde Nur Rais Abidin Ramli Umar Ramli Umar Rasjusti, Rasjusti Rasul, Mat Rasyid, Angriani Rasyid, Rasdyanti Rasyid, Rusman Reskianti Reskianti Rezky, A. Muh. Rifaldi.R, Rifaldi.R Rini Kausarani Riska Riska Rosdiana Ngitung Ruliana Ruliana, Ruliana Rusdi Rusdi Rusdi Rusdi Rusdi Rusdi Rusdi, - Sahruni, Sahruni Samputri, Salma Sanjaya, Amir Santriyani Saud, Syukur Selmi Dedi Slamet Widodo Soamole, Handri St Nuradryani Sudirman Sudirman Sudjud, Suratman Suhartono Nurdin Sukri Nyompa Sukri Nyompa Sulaiman Zhiddiq Sulaiman Zhiddiq, Sulaiman Sulaiman Ziddiq Sulistia Ningsih, Isna Sumiati Side Sumiati Side Suprapta Suprapta, Suprapta Susiyanti, Susiyanti Syafruddin Side Syakirah, Adinda Triyana Syamsidah, Syamsidah Syarifuddin Syarifuddin Syukri Nyompa Tripaldi, Agus Uca Uca Uca, Uca Ulfa Aulia Syamsuri Utami, Rahmi Diah Vera, Melda Wahyuni, Rara Sri Wardiman, Wardiman Yaqin, Ahmad Ainil Yasdin, Yasdin Zulkifli, Sofyan