Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : MAHESA : Malahayati Health Student Journal

Pengaruh Puasa Terhadap Kadar Kolesterol Pada Hewan Mencit (Mus Musculus) Hiperkolesterolemia Isman, Thalhah Bin; Makmun, Armanto; Ningsih, Iin Widya; Mukhtar, Shulhana; Murfat, Zulfitriani
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 5 (2024): Volume 4 Nomor 5 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i5.14574

Abstract

ABSTRACT Cholesterol is an important fat component for the body. But if excessive, cholesterol can cause hypercholesterolemia. Hypercholesterolemia can form atherosclerotic plaque. This is the main cause of increasing deaths in Indonesia every year. This condition is often caused by an unhealthy lifestyle. On the other hand, Muslims have a worship service called fasting. This study aims to examine the effect of fasting on hypercholesterolemia in mice. Mice were chosen because this animal's genome is very similar to humans. Using true experimental research with a Pre-Test and Post-Test Control Group Design research design. The total number of mice used was 30 mice. Before treatment, mice will be given food and drink twice a day (morning and evening) with the same type of food and drink for 1 week. The feed in question is high cholesterol feed consisting of 100g of PTU medication, 100g of beef brain and 100g of quail egg yolk. After one week, the mice were divided into three groups. The first group fasted for 12 hours during the day. The second group fasted 12 hours at night. The third group does not fast. All mice were given high-cholesterol feed orally or fed every two days. Measurement of cholesterol levels in mice was carried out before and after treatment. As a result, research shows that fasting for 12 hours day and night has a significant effect on reducing weight and cholesterol levels in mice. The mice's total cholesterol levels dropped drastically in the second week of fasting intervention. This indicates the effectiveness of fasting on these health indicators. Thus, it can be concluded that fasting is an effective solution for reducing cholesterol levels in the body.  Keywords: Mice, Fasting, Hypercholesterolemia  ABSTRAK Kolesterol merupakan komponen lemak yang penting bagi tubuh. Tetapi jika berlebihan, kolesterol dapat menimbulkan hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia bisa membentuk plak aterosklerosis. Ini adalah penyebab utama peningkatan kematian di Indonesia setiap tahunnya. Kondisi ini banyak disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat. Di sisi lain, umat muslim memiliki ibadah yang disebut puasa atau shaum. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh puasa terhadap kondisi hiperkolesterolemia pada mencit. Mencit dipilih karena genome hewan ini sangat mirip dengan manusia.  Menggunakan penelitian true experimental dengan desain penelitian Pre-Test and Post-Test Control Group Design. Total mencit yang digunakan adalah 30 ekor. Sebelum perlakuan, mencit akan diberikan makan dan minum 2 kali sehari (pagi dan sore) dengan jenis makanan dan minuman yang sama selama 1 minggu. Pakan yang dimaksud adalah pakan tinggi kolesterol yang terdiri dari obat PTU 100gr, 100gr otak sapi dan 100rg kuning telur puyuh. Setelah satu minggu, mencit dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama puasa 12 jam di siang hari. Kelompok kedua puasa 12 jam di malam hari. Kelompok ketiga tidak berpuasa. Seluruh mencit diberikan pakan tinggi kolesterol secara oral atau disonde setiap dua hari sekali. Pengukuran kadar kolesterol pada mencit dilakukan sebelum dan setelah diberi perlakuan. Hasilnya, penelitian menunjukkan puasa 12 jam siang dan malam berpengaruh signifikan terhadap penurunan berat badan dan kadar kolesterol mencit. Kadar kolesterol total mencit turun drastis di minggu kedua intervensi puasa. Ini menandakan efektivitas puasa terhadap indikator kesehatan tersebut. Dengan demikian, bisa diambil kesimpulan bahwa puasa merupakan salah satu solusi yang efektif untuk menurunkan tingkat kolesterol di dalam tubuh. Kata Kunci: Mencit, Puasa, Hiperkolesterolemia
Pengaruh Puasa 12 Jam Terhadap Kadar Asam Urat pada Mencit (Mus Musculus) Hiperurisemia Fakhirah, Muthiah Raghdah; Makmun, Armanto; Ningsih, Iin Widya; Kartika K, Irna Diyana; Murfat, Zulfitriani
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 7 (2024): Volume 4 Nomor 7 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i7.14700

Abstract

ABSTRACT Gout is one condition that is categorized as a metabolic disease and is rather common in both developed and developing nations. Uric acid can accumulate in tissues and blood due to gout, a common inflammatory disease. The term hyperuricemia refers to the state in which an individual has an excess of uric acid in their blood, surpassing the upper limit of normal, which is 6.8 mg/dl. If the uric acid level in a man is more than 7 mg/dl, and more than 6 mg/dl in a woman, it is considered hyperuricemia. One of the religious practices that Muslims follow at Allah SWT's command is fasting. Blood levels of uric acid, cholesterol, and glucose can all be lowered by fasting. According to the research's results the patient had a uric acid level of 7.7 mg/dl prior to fasting, whereas men's normal uric acid levels are less than 7 mg/dl. It turned out that the same person's uric acid dropped to 6.6 mg/dl in the first ten days. The 21st day saw another drop in his uric acid level to 6.2 mg/dl. It was not specified, though, what kind of fasting was done based on this research. Thus, more thorough research is required to determine the best kind of fasting to lower blood levels of uric acid. Mice (Mus musculus) are mammals and are polyestrus animals, which means that over a period of one year there is a repeated reproductive cycle. Mice (Mus musculus) from their external shape are more practical and efficient for research in the laboratory. Analyze and determine the effect of 12 hours of fasting for 14 days on uric acid levels in hyperuricemic mice (Mus musculus). This type of research is true experimental research with a Pre-Test and Post-Test Control Group Design research design. Measurement of uric acid levels in mice (Mus musculus) was carried out before and after treatment. The population in this study were mice (Mus musculus) aged 6 - 8 weeks with a body weight of 20 - 40 grams. All mice were given food and drink twice a day with the same food and drink for 1 week. Then the mice were induced with potassium oxonate at a dose of 300 mg/kgBW or 6 mg/20gBW in the intravenous area. Mice were divided into 3 groups. Group 1 (Control), namely mice that did not fast 12 hours for 14 days. The second group, namely mice, fasted 12 hours during the day for 14 days. The third group, namely mice, fasted 12 hours at night for 14 days. This treatment was carried out for 14 days by providing the same type of food and drink. Mice uric acid levels were measured after being induced by potassium oxonate and on the last day of fasting. Mice blood was collected from the tail vein using a blood lancet. From the research results, it was found that there were insignificant changes in the control group of mice and significant changes in the group of mice with nighttime fasting intervention. The results of the study also showed a significant relationship in the three groups of mice after treatment. Then the group of mice that fasted at night was the group of mice that experienced the most significant changes in uric acid levels. From this research, the results showed that there were significant changes in the uric acid levels of mice before and after fasting for 12 hours at night for 14 days.  Keywords: Fasting, Gout, Mice, Research  ABSTRAK Salah satu penyakit yang memiliki prevalensi cukup tinggi di Negara berkembang bahkan di Negara maju yang tergolong kedalam penyakit metabolik adalah penyakit gout. Gout merupakan penyakit inflamasi yang umum terjadi dan memungkinkan terjadinya penumpukan asam urat dalam darah dan jaringan. Kondisi ini disebut dengan hiperurisemia yaitu kondisi seseorang yang mengalami kelebihan asam urat di dalam darah, yang mana asam uratnya melampaui batas atas normal yaitu 6,8 mg/dl. Pada laki-laki dikatakan hiperurisemia apabila kadar asam uratnya > 7 mg/dl dan pada perempuan apabila kadarnya > 6 mg/dl. Puasa adalah salah satu ibadah yang dilakukan oleh orang islam atas perintah Allah SWT. Puasa dapat menurunkan kadar glukosa, kolesterol, dan asam urat dalam darah. Berdasarkan hasil penelitian, sebelum puasa kadar asam urat pada pasien sebesar 7,7 mg/dl dimana nilai normal dari kadar asam urat untuk laki-laki yaitu dibawah 7 mg/dl. Ternyata dalam 10 hari pertama pada orang yang sama, asam uratnya mengalami penurunan menjadi 6,6 mg/dl. Pada hari ke-21, asam uratnya turun lagi menjadi 6,2 mg/dl. Namun, berdasarkan penelitian tersebut tidak disebutkan jenis puasa yang dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang lebih mendalam terkait jenis puasa yang tepat untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah. Mencit (Mus musculus) merupakan hewan mamalia dan termasuk hewan poliestrus yang artinya dalam periode satu tahun terjadi siklus reproduksi yang berulang-ulang. Mencit (Mus musculus) dari bentuk luarnya lebih praktis dan efisien untuk penelitian di laboratorium. Menganalisis dan mengetahui pengaruh puasa 12 jam selama 14 hari terhadap kadar asam urat pada mencit (Mus musculus) hiperurisemia. Jenis penelitian ini adalah penelitian true experimental dengan desain penelitian Pre-Test and Post-Test Control Group Design. Pengukuran kadar asam urat pada mencit (Mus musculus) dilakukan sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Populasi pada penelitian ini adalah mencit (Mus musculus) yang berusia 6 - 8 minggu dengan berat badan 20 – 40 gram. Semua mencit diberikan makan dan minum dua kali sehari dengan makanan dan minuman yang sama selama 1 pekan. Kemudian mencit diinduksikan dengan kalium oksonat dosis 300 mg/kgBB atau 6 mg/20gBB di daerah intravena. Mencit dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok 1 (Kontrol), yakni mencit yang tidak berpuasa 12 jam selama 14 hari. Kelompok kedua, yakni mencit yang berpuasa 12 jam siang hari selama 14 hari. Kelompok ketiga, yakni mencit yang berpuasa 12 jam malam hari selama 14 hari. Perlakuan ini dilakukan selama 14 hari dengan memberikan jenis makanan dan minuman yang sama. Pengukuran kadar asam urat mencit dilakukan setelah diinduksi kalium oksonat dan hari terakhir dipuasakan. Pengambilan darah mencit dilakukan pada pembuluh darah bagian ekornya dengan menggunakan blood lancet. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat perubahan yang tidak signifikan pada kelompok mencit kontrol dan perubahan signifikan pada kelompok mencit dengan intervensi puasa malam hari. Hasil penelitian juga menunjukkan hubungan yang signifikan pada ketiga kelompok mencit setelah perlakuan. Kemudian kelompok mencit pada puasa malam hari merupakan kelompok mencit yang mengalami perubahan kadar asam urat paling signifikan. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa terdapat perubahan signifikan pada kadar asam urat dari mencit sebelum dan sesudah berbuasa 12 jam di malam hari selama 14 hari. Kata Kunci: Puasa, Asam Urat, Mencit, Penelitian
Co-Authors Abdillah, Andi Rachmat Afrayani, Wirna Ahyar, Muammar Aisyah, Windi Nurul Akbar, A. Muh. Alamanda Irwan, Andi Aminuddin Aminuddin Andi Mappaware, Nasrudin Anugrah, Iqra Ardiansar, Abdul Mubdi Arsa, Sri Asmawati Aryanti Aryanti Ashlihati, Munifah Asmi, Muh. Nurul Avisha, Mirah Awalia, Awalia Bamahry, Aryanti Bamahry, Aryanti R. Bazith, Akhmad Bukhari, Agussalim Burhanuddin Bahar Cahyani, Pramesty Regita Daeng Kanang, Indah Lestari Dahlia Dahlia Dahlia Dahliah, Dahliah Darma, Sidrah Dase, Jerny Dewi M, Anna Sari El Firman, Andi Mappaita Faisal Syamsu, Rachmat Fakhirah, Muthiah Raghdah Ferry Sandra Gani, Azis Beru Hadi, Santriani Hamsah, Hamsah Hamsah, Muhammad Hamzah, Firmansyah Hamzah, Pratiwi Nasir Hilman, Feisal Ida Royani Indarwati, Rezky Putri Isman, Thalhah Bin Kamaluddin, Irna Diyana Kartika Kamaruddin, M Yusril Karim, Marzelina Kartika K, Irna Diyana Kartika, Andy Visi Khoirunnisa, Nur Kurniyanti, Novia Latief, Shofiyah M, Nasrudin A Mangarengi, Yusriani Mappaware, Nasrudin Andi Mathius, Denny Mayo, Abbas Ali Mochtar, Shulhana Mokhtar, Shulhana Mokhtar, Sulhana Muhammad Irsan Muhammad Jabal Nur, Muhammad Jabal Mukhtar, Shulhana Mursyid, Muhammad MW. Pettawali, Sitti Ainun Nasruddin, Hermiaty Nesyana, Nesyana Ningsi, Iin Widya Ningsih, Iin Widya Nissatuljannah, Syarifah Fatimah Novriansyah, Zulfikri Khalil Nur Intan, Nur Nurdin, Abbas Zavey Nurwahyuni Ode Arli, Rosmelidian Safari Palloge, Salahuddin Andi Palo, Nurul Aisyah Parningan, Zherant Paulus Paulus Prema Hapsari Purnama, Indah Dian Putra, Fadil Mula Rachmat Faisal Syamsu, Rachmat Faisal Rachmat, Rizqah Aulyna Rasfayanah, Rasfayanah Rianti, Riska Riyanti, Nabilah Satria, Anna Shamad, Muhammad Ishaq Solly Aryza Sommeng, Faisal Sri Vitayani Sudirman, Farah Zhafirah Sulvita Karsa, Nevi Sumarni Sumarni Surdam, Zulfiyah Syamsu Rijal Syamsu, Rachmat Syamsul Rijal Syamsul, Racmat Faisal Syatirah, Andi Bau Taslim, Nurpudji Astuti Thahir, Ilyas Thahira, Yugni Maula Trika Irianta Ulfa, Nura Usmiah Musa, Amelia Utami, Nurfika Wardayani Wardayani, Wardayani Wijaya, Fanny Yani, Siti Nurindah Yanti, A Kartini Eka Yasid, Nurul Wahidah Yuniar, Andi Irma Yusril, Moh. Yusuf, Andini Zahra Nizrina, Alfiyya Zulfa, Atria Putri Zulfahmidah, Zulfahmidah Zulfitriani Murfat