Claim Missing Document
Check
Articles

BERPIKIR TEORITIS DALAM ILMU PENGETAHUAN: FONDASI TEORI ILMIAH DAN IMPLIKASINYA Mareta, Angye; Fitrisia, Azmi; Fatimah, Siti
Citizen : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia Vol. 4 No. 4 (2024): CITIZEN: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia
Publisher : DAS Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53866/jimi.v4i4.619

Abstract

Theoretical thinking is at the core of the development of science, serving as a conceptual framework for understanding, explaining, and predicting phenomena. This study uses the literature review study method. So this study aims to examine the role of theoretical thinking in the formation and development of scientific theories and their implications for scientific progress. Using the literature review study method, this study analyzes a variety of academic sources, including journal articles, books, and research reports, to understand the basic principles of scientific theory formation, the logical structure of theories, and their relevance in various disciplines. The results of the study show that theoretical thinking is not only the basis for the development of science, but also plays an important role in driving innovation, identifying research gaps, and integrating various methodological approaches. In addition, the study found that a solid scientific theory is built on a process of critical reflection and iterative analysis, thus ensuring its reliability in contributing to science universally. The implications of these findings include strengthening the relationship between theory and practice, developing a learning model that focuses on theoretical thinking skills, and increasing cross-disciplinary collaboration in building a more holistic theory. This research is expected to be a reference for academics and practitioners to explore the importance of theoretical thinking in building a strong scientific foundation and applying it effectively in various contexts
BERFIKIR TEORITIS DAN GRAND TEORI DALAM ILMU SOSIAL ULFA, SANTI NOFRIA; FITRISIA, AZMI; FATIMAH , SITI
CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 4 No. 4 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/cendekia.v4i4.3737

Abstract

This article discusses critical thinking and grand theory in social sciences and their relationship in the social context of how to think theoretically in its application and development of grand theory in social sciences, writing this article uses a library method or literature study. Theoretical thinking uses a way to analyze, evaluate, and interpret information objectively to explain social phenomena that have the purpose of using abstract concepts and ideologies. Grand theory in social sciences seeks to provide a comprehensive framework of understanding of social structure, power dynamics, and the relationship between individuals and society. This article discusses how critical thinking and grand theory help in research studies or social scientists to analyze the truth and develop more relevant approaches through a review of the main theories in social sciences in the ever-evolving changes. It is concluded that critical thinking is an important element in formulating and developing grand theory in social sciences that can provide in-depth insights into social structure and social change. ABSTRAKArtikel ini membahas terkait berfikir kritis dan grand teori dalam ilmu sosial serta ketarkaitan keduanya dalam konteks sosial bagaimana berfikir teoritis dalam penerapannya dan pengembangan grand teori dalam ilmu sosial, penulisan artikel ini menggunakan motede kepustakaan atau studi literatur. Berfikir teoritis menggunaan cara untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menafsirkan informasi secara objektif untuk menjelaskan fenomena sosial yang memiliki tujuan penggunaan konsep-konsep dan ideologi abstrak. Grand teori dalam ilmu sosial berusaha untuk memberikan kerangka pemahaman yang menyeluruh mengenai struktur sosial, dinamika kekuasaan, serta hubungan antara individu dan masyarakat. Artikel ini membahas bagaimana berpikir kritis dan grand teori membantu dalam kajian penelitian atai ilmuan sosial untuk menganalisa kebenaran dan mengembangkan pendekatan yang lebih relevan melalui tinjauan terhadap teori-teori utama dalam ilmu sosial dalam perubahan yang terus berkembang. Maka disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan elemen penting dalam merumuskan dan mengembangkan grand teori dalam ilmu sosial yang dapat memberikan wawasan mendalam tentang struktur sosial dan perubahan sosial.
PERAN FILSAFAT ILMU DALAM MENGEMBANGKAN METODE PENELITIAN ILMIAH JABAR, SYABRAN; FITRISIA, AZMI; FATIMAH, SITI
CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 4 No. 4 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/cendekia.v4i4.3821

Abstract

Philosophy of science has a crucial role in building a framework of thinking that underlies the development of scientific research methods. This article aims to examine this role by highlighting three main aspects of the philosophy of science, namely ontology, epistemology and axiology, as a basis for the research process. This research uses a qualitative approach with a literature study method, analyzing relevant literature and philosophical theories of science. The study stages include explaining the relationship between philosophy of science and scientific methods, critical evaluation of the contribution of philosophy of science in validating and developing research methods, as well as examining the strengthening of philosophy in contemporary research practice. The results of the discussion show that the philosophy of science helps researchers clarify basic research concepts, determine appropriate paradigms, and ensure coherence between research objectives and the methods used. In addition, the philosophy of science encourages critical reflection on the basic assumptions of research so as to produce methods that are more relevant and adaptive to changes in the scientific context. The main conclusion of this article is that philosophy of science serves not only as a theoretical framework, but also as a practical tool in making methodological decisions, ultimately improving the quality and integrity of scientific research. This article is relevant for academics, researchers and practitioners who wish to deepen their understanding of the relationship between philosophy of science and research methods. ABSTRAKFilsafat ilmu memiliki peran krusial dalam membangun kerangka berpikir yang mendasari pengembangan metode penelitian ilmiah. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji peran tersebut dengan menyoroti tiga aspek utama filsafat ilmu, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi, sebagai landasan dalam proses penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka, menganalisis literatur dan teori-teori filsafat ilmu yang relevan. Tahapan kajian meliputi identifikasi hubungan antara filsafat ilmu dan metode ilmiah, evaluasi kritis terhadap kontribusi filsafat ilmu dalam validasi dan pengembangan metode penelitian, serta penelaahan terhadap implikasi filosofis pada praktik penelitian kontemporer. Hasil kajian menunjukkan bahwa filsafat ilmu membantu peneliti dalam memperjelas konsep dasar penelitian, menentukan paradigma yang sesuai, dan memastikan koherensi antara tujuan penelitian dengan metode yang digunakan. Selain itu, filsafat ilmu mendorong refleksi kritis terhadap asumsi-asumsi dasar penelitian sehingga menghasilkan metode yang lebih relevan dan adaptif terhadap perubahan konteks ilmiah. Simpulan utama dari artikel ini adalah bahwa filsafat ilmu tidak hanya berperan sebagai kerangka teoritis, tetapi juga sebagai alat praktis dalam pengambilan keputusan metodologis, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas dan integritas penelitian ilmiah. Artikel ini relevan bagi akademisi, peneliti, dan praktisi yang ingin memperdalam pemahaman tentang hubungan antara filsafat ilmu dan metode penelitian.
POSITIVISME: KONSEP, PERKEMBANGAN, DAN IMPLEMENTASI DALAM KAJIAN ILMU PENGETAHUAN DAN HUKUM HABIBANI, RHAYSYA ADMMI; FATIMAH, SITI; FITRISIA, AZMI
CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 4 No. 4 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/cendekia.v4i4.3831

Abstract

Positivism is a school of philosophy that emphasizes the importance of empirical observation and logic in developing knowledge. In science, positivism is the basis for the development of objective and measurable scientific methods. In law, positivism provides a foundation for understanding law as a system of rules originating from authorized authorities, without involving moral considerations or social values. This article examines the concept of positivism, its historical development, and its implementation in science and law. By conducting a critical analysis of positivist ideas, theoretical foundations, and their application in science and law, it can be concluded that positivism is still relevant as one of the main approaches in science. However, in science, an integrative approach that considers humanistic and multidisciplinary aspects can enrich the positivist method. However, in law, a method that combines moral principles and locality can improve the ability of law to meet the demands of a changing society. Thus, positivism is not the end of the search for knowledge and justice; it is a foundation that continues to develop in discussions with other approaches. Because of this flexibility, positivism is still relevant amidst the challenges and changes of an increasingly complex era. ABSTRAKPositivisme merupakan aliran filsafat yang menekankan pentingnya pengamatan empiris dan logika dalam mengembangkan pengetahuan. Dalam ilmu pengetahuan, positivisme menjadi dasar bagi pengembangan metode ilmiah yang objektif dan terukur. Dalam hukum, positivisme memberikan landasan untuk memahami hukum sebagai sistem aturan yang berasal dari otoritas berwenang, tanpa melibatkan pertimbangan moral atau nilai sosial. Artikel ini mengkaji konsep positivisme, sejarah perkembangannya, serta implementasinya dalam ilmu pengetahuan dan hukum. Dengan melakukan analisis kritis terhadap ide-ide positivis, landasan teoritis, dan penerapannya dalam ilmu pengetahuan dan hukum, dapat disimpulkan bahwa positivisme masih relevan sebagai salah satu pendekatan utama dalam ilmu pengetahuan. Namun, dalam ilmu pengetahuan, pendekatan integratif yang mempertimbangkan aspek humanistik dan multidisipliner dapat memperkaya metode positivis. Namun, dalam bidang hukum, metode yang menggabungkan prinsip-prinsip moral dan lokalitas dapat meningkatkan kemampuan hukum untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang terus berubah. Dengan demikian, positivisme bukan akhir dari pencarian pengetahuan dan keadilan; itu adalah pijakan yang terus berkembang dalam diskusi dengan pendekatan lain. Karena fleksibilitas ini, positivisme masih relevan di tengah tantangan dan perubahan zaman yang semakin kompleks.
TRANSFORMASI DIGITAL DAN FILSAFAT KEPEMIMPINAN DALAM BIROKRASI: TANTANGAN DAN PELUANG DALIMUNTHE, IRA SHANTY; FITRISIA, AZMI; FATIMAH, SITI
CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 4 No. 4 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/cendekia.v4i4.4006

Abstract

Digital transformation in bureaucracy is an unavoidable phenomenon in the current era of globalization and technological advancement. This process not only changes the way the government delivers public services, but also demands fundamental changes in leadership philosophy. In this context, visionary, participatory, and adaptive leadership becomes very important. This study aims to explore the challenges and opportunities faced by the bureaucracy in the digital transformation process, and how leadership philosophy can influence the success of the transformation. Many civil servants are worried about losing their jobs due to automation, which results in resistance to the implementation of new technologies. In addition, inadequate technological infrastructure is a major obstacle to the implementation of effective digital systems. The role of leadership philosophy in this context is crucial. Visionary leadership is able to provide clear direction and motivate employees to adapt to change. Digital transformation in bureaucracy presents interrelated challenges and opportunities. Success in facing these challenges depends heavily on the leadership philosophy applied. With the right approach, the bureaucracy can transform to be more efficient, responsive, and able to meet the needs of this digital society era. This study is expected to provide insight for leaders and policy makers in formulating effective strategies to face digital transformation in the public sector. ABSTRAKTransformasi digital dalam birokrasi merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari di era globalisasi dan kemajuan teknologi saat ini. Proses ini tidak hanya mengubah cara pemerintah dalam menyampaikan layanan publik, tetapi juga menuntut perubahan mendasar dalam filsafat kepemimpinan. Dalam konteks ini, kepemimpinan yang visioner, partisipatif, dan adaptif menjadi sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi tantangan dan peluang yang dihadapi oleh birokrasi dalam proses transformasi digital, serta bagaimana filsafat kepemimpinan dapat mempengaruhi keberhasilan transformasi tersebut. Banyak pegawai negeri yang merasa cemas akan kehilangan pekerjaan mereka akibat otomatisasi, yang mengakibatkan resistensi terhadap penerapan teknologi baru. Selain itu, infrastruktur teknologi yang tidak memadai menjadi penghambat utama dalam implementasi sistem digital yang efektif. Peranan filsafat kepemimpinan dalam konteks ini sangat krusial. Kepemimpinan yang visioner mampu memberikan arahan yang jelas dan memotivasi pegawai untuk beradaptasi dengan perubahan. Transformasi digital dalam birokrasi menghadirkan tantangan dan peluang yang saling berkaitan. Keberhasilan dalam menghadapi tantangan tersebut sangat bergantung pada filosofi kepemimpinan yang diterapkan. Dengan pendekatan yang tepat, birokrasi dapat bertransformasi menjadi lebih efisien, responsif, dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di era digital ini. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi para pemimpin dan pembuat kebijakan dalam merumuskan strategi yang efektif untuk menghadapi transformasi digital di sektor publik.
PEMIKIRAN FILSAFAT POSTMODERN DALAM MEMBANGUN PEMERINTAHAN YANG INKLUSIF HANIFAH, ZARMA; FATIMAH, SITI; FITRISIA, AZMI
CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 4 No. 4 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/cendekia.v4i4.4007

Abstract

The development of inclusive governance is both a challenge and a necessity in Indonesia, a country marked by immense cultural, religious, and ethnic diversity. This article analyzes the application of postmodern philosophical principles, such as pluralism and deconstruction, in fostering more inclusive governance. Using a qualitative approach and literature review, the study explores how decentralization and bureaucratic reform in Indonesia can adopt postmodern values to enhance representation and public participation. The findings indicate that while these principles are relevant, their implementation faces obstacles, including social inequality, limited infrastructure, and centralized policy dominance. Thus, strengthening local government capacities, systematic monitoring, and equitable resource distribution are essential for the successful adoption of postmodernism-based inclusive governance in Indonesia. This article aims to contribute theoretically and practically to the development of public policies adaptive to societal diversity. ABSTRAKPembangunan pemerintahan inklusif menjadi tantangan sekaligus kebutuhan di Indonesia yang memiliki keberagaman budaya, agama, dan etnis yang sangat tinggi. Artikel ini menganalisis penerapan prinsip-prinsip filsafat postmodern, seperti pluralisme dan dekonstruksi, dalam membangun pemerintahan yang lebih inklusif. Melalui pendekatan kualitatif dan studi pustaka, artikel ini mengeksplorasi bagaimana desentralisasi dan reformasi birokrasi di Indonesia dapat mengadopsi nilai-nilai postmodern untuk meningkatkan keterwakilan dan partisipasi masyarakat. Temuan menunjukkan bahwa penerapan prinsip-prinsip ini, meskipun relevan, masih menghadapi tantangan berupa ketimpangan sosial, keterbatasan infrastruktur, dan dominasi kebijakan terpusat. Oleh karena itu, diperlukan penguatan kapasitas pemerintah daerah, pengawasan yang sistematis, serta dukungan sumber daya yang lebih merata untuk memastikan keberhasilan implementasi pemerintahan inklusif berbasis postmodernisme di Indonesia. Artikel ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoretis dan praktis dalam pengembangan kebijakan publik yang adaptif terhadap keberagaman masyarakat.
STUDI LITERATUR : ILMU PENGETAHUAN BERDASARKAN KONSEP, CIRI, STRUKTUR, DAN HAKIKAT ILMU ERIZONA, WAWAN; FITRISIA, AZMI; FATIMAH, SITI
CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 4 No. 4 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/cendekia.v4i4.4008

Abstract

Science has a very important role in the development of human civilization, both in providing an understanding of the world and in creating solutions to social, economic, and technological problems. This study aims to analyze the concept, characteristics, structure, and nature of science by referring to various recent studies. The results of the study indicate that science not only functions as a tool to obtain objective and testable knowledge, but also as a means to respond to ever-growing social needs. Through the application of systematic scientific methodology, science can contribute innovation and practical solutions that are beneficial to society. The discussion in this study emphasizes that science, with all its characteristics, must continue to develop to face new challenges that arise along with the progress of the times. In addition, this study also reveals the importance of the role of the structure of science consisting of various interrelated disciplines, creating a collaborative space to produce a more holistic understanding. In conclusion, a deep understanding of the concept, characteristics, structure, and nature of science is very important to strengthen its application in social life, as well as provide a positive impact in creating better social change.  ABSTRAKIlmu pengetahuan memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan peradaban manusia, baik dalam memberikan pemahaman terhadap dunia maupun dalam menciptakan solusi terhadap masalah sosial, ekonomi, dan teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep, ciri, struktur, dan hakikat ilmu pengetahuan dengan mengacu pada berbagai penelitian terkini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan yang objektif dan dapat diuji, tetapi juga sebagai sarana untuk merespons kebutuhan sosial yang terus berkembang. Melalui penerapan metodologi ilmiah yang sistematis, ilmu pengetahuan dapat menyumbangkan inovasi dan solusi praktis yang bermanfaat bagi masyarakat. Pembahasan dalam penelitian ini menekankan bahwa ilmu pengetahuan, dengan segala karakteristiknya, harus terus berkembang untuk menghadapi tantangan baru yang muncul seiring dengan kemajuan zaman. Selain itu, penelitian ini juga mengungkap pentingnya peran struktur ilmu pengetahuan yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan, menciptakan ruang kolaborasi untuk menghasilkan pemahaman yang lebih holistik. Kesimpulannya, pemahaman yang mendalam mengenai konsep, ciri, struktur, dan hakikat ilmu pengetahuan sangat penting untuk memperkuat penerapannya dalam kehidupan sosial, serta memberikan dampak positif dalam menciptakan perubahan sosial yang lebih baik.
TAKSONOMI ILMU PENGETAHUAN : ILMU ITU BERANEKA RAGAM SPESIALISASI DAN DISIPLIN INTERDISIPLINER JULIANTI, JULIANTI; FITRISIA, AZMI; FATIMAH, SITI
CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 4 No. 4 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/cendekia.v4i4.4010

Abstract

This article discusses the significance of the taxonomy of knowledge as a framework for classifying and organizing the diverse and ever-evolving disciplines of science. The taxonomy of knowledge functions as a systematic tool that maps the relationships between disciplines, facilitates interdisciplinary collaboration, and provides a foundation for education and research. In an increasingly complex and interconnected world, the role of knowledge taxonomy is more relevant than ever, particularly in addressing global challenges such as climate change, health crises, and digital transformation. This study employs a library research approach, collecting and analyzing relevant literature. The findings reveal that knowledge taxonomy not only helps in understanding the diversity of specializations but also fosters innovation through interdisciplinary collaboration. This article also highlights the strategic role of knowledge taxonomy in education, particularly in developing structured curricula, as well as in research to identify knowledge gaps that may lead to new discoveries. Ultimately, the taxonomy of knowledge plays a crucial role in integrating various disciplines to create comprehensive and innovative solutions. By continuously developing adaptive classification frameworks, knowledge taxonomy is expected to support the holistic and timely advancement of science. ABSTRAKArtikel ini membahas pentingnya taksonomi ilmu pengetahuan sebagai kerangka untuk mengelompokkan dan mengorganisasi berbagai disiplin ilmu yang terus berkembang. Taksonomi ilmu berfungsi sebagai alat sistematis yang memetakan hubungan antar disiplin, memfasilitasi kolaborasi lintas bidang, dan memberikan landasan bagi pendidikan serta penelitian. Dalam dunia yang semakin kompleks dan terhubung, peran taksonomi ilmu semakin relevan, terutama dalam menjawab tantangan global seperti perubahan iklim, krisis kesehatan, dan transformasi digital. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan, dengan mengumpulkan dan menganalisis berbagai literatur yang relevan. Hasil kajian menunjukkan bahwa taksonomi ilmu tidak hanya membantu memahami keragaman spesialisasi, tetapi juga mendorong inovasi melalui kolaborasi interdisipliner. Artikel ini juga menyoroti peran strategis taksonomi ilmu dalam pendidikan, khususnya dalam pengembangan kurikulum yang terstruktur, serta dalam penelitian untuk mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan yang berpotensi menghasilkan temuan baru. Pada akhirnya, taksonomi ilmu memainkan peran penting dalam mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu untuk menciptakan solusi yang komprehensif dan inovatif. Dengan terus mengembangkan kerangka klasifikasi yang adaptif, taksonomi ilmu diharapkan mampu mendukung kemajuan ilmu pengetahuan secara holistik dan relevan dengan kebutuhan zaman.
Filsafat dan Ilmu Pengetahuan: Literature Review Sarjayadi, Sarjayadi; Fitrisia, Azmi; Ofianto, Ofianto
Jurnal Ilmiah Ekotrans & Erudisi Vol. 3 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : LPPM Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69989/gp2wvm90

Abstract

Artikel ini merupakan tinjauan pustaka yang mengkaji hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan. Meskipun terdapat perbedaan dalam pendekatan dan tujuan keduanya, hubungan yang erat antara filsafat dan ilmu pengetahuan telah menjadi subjek perdebatan yang menarik. Tujuan dari artikel ini adalah untuk menyelidiki kontribusi filsafat terhadap pemahaman dan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam tinjauan pustaka ini, kami menyelidiki pandangan berbagai filosof terkemuka tentang ilmu pengetahuan. Pertama, artikel ini membahas positivisme logis yang menekankan pentingnya metode ilmiah dan verifikasi empiris dalam memperoleh pengetahuan yang sahih. Selanjutnya, pemikiran falsifikasionis Popper juga dieksplorasi, yang menekankan pentingnya menguji hipotesis dan menolak klaim yang tidak terbukti. Melalui peninjauan literatur ini, kami mengharapkan dapat menggali pemahaman yang lebih mendalam tentang interaksi dan kontribusi filsafat terhadap ilmu pengetahuan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan ini, kita dapat mendorong kolaborasi yang lebih produktif antara filsuf dan ilmuwan, menghasilkan pendekatan yang lebih holistik dan berkelanjutan dalam pengembangan pengetahuan.
Fenomena Rekrutmen Artis Sebagai Calon Legislatif Ditinjau dari Perspektif Aksiologi Yulanda, Aseng; Fitrisia, Azmi; Ofianto, Ofianto
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 7 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/titian.v7i1.25809

Abstract

Analyzing the Phenomenon of the Recruiting Asrtists As Legislative Candidates Examined from the Perspective of Axiology, Politic Parties tend to use the popularity of artists in general election being one of the strategy by a lot of politic parties in Indonesia. This research used a qualitative approach using literature review. The results of the analysis in this article can be viewed in two sides. The first side, the thing can be understood, because the artists are popular in sociecty. In the other side, the phenomenon can be a risk for quality of the candidates, due to not all artists have have great capacity and competency for being a legislator. The phenomenon affects discussion in the public space and it implicates the society's sovereignty as the main sovereignty in the democratic state and the benefits that will be felt by the society of Indonesia. Therefore, researchers are interested in conducting research on this phenomenon.  Abstrak Menganalisis  Fenomena rekrutment Artis sebagai calon legislatif ditinjau dari perspektif Aksiologi, kecendrungan Partai Politik memanfaatan popularitas yang dimiliki oleh calon artis dalam pesta demokrasi menjadi salah satu satu strategi oleh mayoritas partai politik di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui penelitian literatur kepustakaan. Hasil analisis dalam artikel ini adalah fenomena rekrutmen artis sebagai calon legislatif dapat dilihat dari dua sisi. Di satu sisi, hal ini dapat dianggap positif, karena artis memiliki popularitas di masyarakat. Di sisi lain, hal ini dapat menimbulkan risiko terhadap kualitas calon legislatif yang diusung, karena tidak semua artis memiliki kapasitas dan kompetensi yang memadai untuk menjadi seorang legislator. fenomena tersebut berdampak  terhadap diskusi di ruang publik serta implikasinya terhadap kedaulatan rakyat sebagai pemegang kedaulatan utama dalam Negara demokrasi dan kebermanfaatan yang akan dirasakan oleh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, peneliti menjadi tertarik melakukan penelitian tentang fenomena tersebut.