Fenomena perundungan sering terjadi tidak hanya di Indonesia, bahkan di belahan dunia dan dapat dialami semua orang. Kasus perundungan di Indonesia menarik perhatian banyak kalangan, terutama dalam dunia pendidikan terjadi di lingkungan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebabnya serta dampaknya pada aktivitas belajar siswa. Metode penelitian yang di gunakan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data menggunakan uji kredibilitas dengan teknik tringulasi. Hasil penelitian ini membuktikan perundungan yang terjadi di SMP Negeri 42 Palembang baik secara verbal maupun fisik, faktor di sebabkan karena ketidakmampuan siswa mempertahankan diri, sehingga membuat pelaku perundungan melakukan perbuatan secara terus-menerus. Peran keluarga, pengalaman masa kecil, dan lingkungan sekolah mempunyai dampak berakibat perundungan hingga dalam aktivitaa belajar. Peran guru bimbingan dan konseling dibutuhkan untuk memberikan layanan konseling pada korban maupun pelaku perundungan agar tidak terjadi lagi dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman dilingkungan sekolah.