Artikel ini membahas tentang bagaimana deskripsi takhrījul ḥadīṡ dan penerapan metode takhrīj, guna untuk mengetahui Sejarah, urgent, manfaat maupun metode takhrīj. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif untuk mengeksplorasi hal-hal yang berkaitan dengan takhrījul ḥadīṡ. Sumber data yang digunakan yakni data sekunder yang diambil dari buku, kitab-kitab ḥadīṡ, dan literatur. Hasil dari penelitian yakni takhrījul Ḥadīṡ merupakan kegiatan mengeluarkan ḥadīṡ yang menjadi objek penelitian dengan tujuan untuk menjelaskan satatus sebuah ḥadīṡ, baik itu dari segi kualitas maupun kuantitas, dan menggunakan beberapa metode: 1). Melalui lafadz pertama matan ḥadīṡ, 2). Melalui kata-kata dalam ḥadīṡ, 3). Melalui perawi ḥadīṡ pertama, 4). Melalui tema ḥadīṡ, 5. Berdasarkan status ḥadīṡ. Kesimpulannya yaitu kitab-kitab yang digunakan dalam kelima metode tersebut yaitu kitab al-Jamī’ al-Shaghīr (karang oleh Imam Jalaluddin als-Suyuthi), kitab Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadīṡ al-Nabawī (karangan AJ Wensick, “Corcodance et de La Tradition Musulmane), kitab Tuḥfat al-Asyrāf bi Ma‘rifat al-Athrāf (karangan Abū al-Ḥajjāj Yūsuf bin al-Zakiy ‘Abd al-Raḥmān Al-Mizziy), kitab Kanz al-’Ummāl fī Sunan al-Aqwāl wa al-Af‘āl (karangan Syeikh Imam ‘Ālim Kabīr Muḥaddiṡ ‘Alī ibn Ḥisām al-Dīn ‘Abd al-Malik ibn Qādzī Khan), Shaḥīḥu wa Dha’īfu al Jāmi’ al- Shagīr wa Ẓiyādatuhu (karangan Muḥammad Nāshiruddīn al-Albānī, dan Jalaluddin al-Suyūthi).