p-Index From 2020 - 2025
10.798
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Kertha Semaya Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam Analisis: Jurnal Studi Keislaman Al-Ulum Islam Futura Religio : Jurnal Studi Agama-agama JIPI (Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi) Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum JURNAL MAHKAMAH Jurnal Akta AL-HUKAMA´ Jurnal Masharif al-Syariah: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Jesya (Jurnal Ekonomi dan Ekonomi Syariah) Istinbath: Jurnal Hukum dan Ekonomi Islam Journal of Humanities and Social Studies Almana : Jurnal Manajemen dan Bisnis An Nadwah JPEK (Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Kewirausahaan) Pena Justisia: Media Komunikasi dan Kajian Hukum JURNAL LENTERA BISNIS Jurnal Ilmiah Mizani: Wacana Hukum, Ekonomi Dan Keagamaan Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam SERAMBI: Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis Islam Qiyas : Jurnal Hukum Islam dan Peradilan SOSIOEDUKASI : JURNAL ILMIAH ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL Jurnal Darma Agung Al-Qadha: Jurnal Hukum Islam dan Perundang-Undangan Al-Manhaj: Jurnal Hukum dan Pranata Sosial Islam Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences El-Qist : Journal of Islamic Economics and Business (JIEB) Jurnal Manajemen Pendidikan dan Ilmu Sosial (JMPIS) Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Perbankan (Journal of Economics, Management and Banking) Jurnal Nuansa Akademik: Jurnal Pembangunan Masyarakat Wasilatuna: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Kontigensi: Jurnal Ilmiah Manajemen Multidiciplinary Output Research for Actual and International Issue (Morfai Journal) Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbankan Syariah (JIMPA) Journal of Islamic Economic and Business Research INTERNATIONAL JOURNAL OF CULTURAL AND SOCIAL SCIENCE Indonesian Journal of Innovation Studies Jurnal Interpretasi Hukum Al-Manahij : Jurnal Kajian Hukum Islam Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak el-Buhuth: Borneo Journal of Islamic Studies Qiyas: Jurnal Hukum Islam dan Peradilan Al-Istinbath: Jurnal Hukum Islam Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi) Journal of Islamic Economics and Business Moneter : Jurnal Keuangan dan Perbankan IIJSE Majapahit Journal of Islamic Finance dan Management Majapahit Journal of Islamic Finance dan Management Nuansa: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam Al-Hukama: The Indonesian Journal of Islamic Family Law IQTISHADUNA: Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita Fajar: Media Komunikasi dan Informasi Pengabdian Kepada Masyarakat
Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Kompilasi Hukum Islam tentang Tipologi Pelaksanaan Hukum Keluarga Islam di Mandailing Natal Nasution, Muhammad Syukri Albani
Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam Vol 9 No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Syariah IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3884.434 KB) | DOI: 10.24090/mnh.v9i1.510

Abstract

Penulisan artikel ini dilatarbelakangi adanya keragaman pelaksanaan hukum perkawinan masyarakat Mandailing. Keragaman tersebut disebabkan karena beragamnya hukum yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan hukum perkawinan masyarakat muslim di Mandailing Natal, bagaimana tipologi pelaksanaan hukum perkawinan di masyarakat muslim di Mandailing Natal tersebut dan untuk mengetahui mengapa ada keragaman pelaksanaan hukum perkawinan masyarakat muslim Mandailing Natal. Model penelitian (mode of inquiry) ini adalah penelitian kualitatif karena kajian ini untuk memahami fenomena pelaksanaan hukum perkawinan dalam suatu setting masyarakat yang alami. Pola pelaksanaan hukum perkawinan masyarakat Mandiling diistilahkan dengan ombar do adat dohot ugamo yang secara harafiah artinya “adat dan agama seiring-sejalan”, yaitu sebuah ungkapan yang cukup sering diucapkan oleh orang Mandailing, baik itu warga masyarakat biasa, tokoh masyarakat, tokoh adat, maupun tokoh agama. Selain itu pengaruh budaya asing juga ambil bagian dalam penyebab beragamnya pelaksanaan hukum perkawinan Mandailing, tidak bisa dipungkuri bahwa kebudayan lain telah masuk dan diserap masyarakat Mandailing, tetapi budaya asing hanya berada di sekitar peraturan teknis seperti upacara perkawinan, pakaian adat, model menyambut undangan dan lain-lain sebaginya.
‘Azal dan Dampaknya dalam Kehidupan Rumah Tangga (Studi terhadap Pandangan Al-Ghazali dalam Kitab Ihya’ Ulum al-Din) Nasution, Muhammad Syukri Albani
Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam Vol 10 No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Syariah IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3900.269 KB) | DOI: 10.24090/mnh.v10i1.918

Abstract

Tujuan kajian ini membahas tentang beberapa permasalahan. Pertama, bagaimana hubungan ‘azal dengan pemutusan kelahiran. Kedua, bagaimana pengaruh ‘azal terhadap hubungan seksual suami-isteri. Ketiga, bagaimana pengaruh hubungan seksual melalui ‘azal terhadap kejiwaan menurut al-Ghazali. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif, dengan menggunakan pendekatan kajian pustaka karya al-Ghazali Ihya’ ‘Ulum al-Din. Hasil penelitian menunjukkan bahwa al-Ghazali memperbolehkan ‘azal berdasarkan dalil-dalil dalam nass ajaran Islam. Al-Ghazali menjelaskan pendapatnya dengan mengemukakan bahwa dasar yang pasti untuk melarang ‘azal tidak ada, sebab larangan dalam Islam bisa diterapkan dengan mengemukakan teks asli (nass) yaitu ketentuan yang jelas di dalam al-Qur’an maupun hadis atau membuat qiyas dengan nass tersebut. Menurut pendapatnya, jika ‘azal merupakan suatu bentuk usaha untuk menjaga ekonomi keluarga maka usaha-usaha tersebut merupakan tindakan yang sah menurut hukum Islam.
Tatacara Pemeriksaan Permohonan Dispensasi Kawin Menurut Perma Nomor 5 Tahun 2019 (Analisis Putusan No.0017/Pdt.P/2020/Pa.Lpk) Muhammad Syukri Albani Nasution; Ali Akbar; Maimunah Siagian
AL-HUKAMA Vol. 10 No. 2 (2020): December 2020
Publisher : State Islamic University (UIN) of Sunan Ampel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/alhukama.2020.10.2.271-294

Abstract

Children have the right to choose, whether to marry or not, and when their choice falls to marry, then the biggest thing to be considered is the age, the age that is considered safe and permissible for marriage, from a health perspective, from a psychological perspective, as well as from an economic standpoint. This study aims to see how the judges consideration in deciding marriage dispensation cases, based on the analysis of the judge's decision No.0017 / Pdt.P / 2020 / PA.Lpk. The method used in this research is normative juridical. Indonesia as a State party to the Convention on the rights of the child (Convention on the rights of children) assert, that all actions concerning children undertaken by institutions, social welfare institutions, state or private, courts, administrative authorities or legislative bodies, are implemented in the best interest of the child, to provide protection for children who choose to marry while they are hindered by age
The Network of Ulama and its Role in The Development of Islam in North Sumatra Azhari Akmal Tarigan; Nurhayati Nurhayati; Muhammad Syukri Albani Nasution
Religio: Jurnal Studi Agama-agama Vol. 10 No. 2 (2020): September
Publisher : Department of Religious Studies, Faculty of Ushuluddin and Philosophy, Sunan Ampel State Islamic University Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/religio.v10i2.1337

Abstract

developing science in North Sumatra, then researchers will look at the role of educational institutions in the development of Islam in North Sumatra. And then the researcher wants to know the influence of Ulama in calling Social changes that occur in the people of North Sumatra. The method used in this research is descriptive qualitative research, which aims to understand social problems, events, the role of interaction and community groups. The qualitative approach is used by focusing on the social conditions surrounding the existence of the Ulama who lived in his day, which became the basis in compiling the historical events of the ulama network in the development of Islam in North Sumatra in the XX century. The results of this study are First, the scientific network among fellow North Sumatra scholars is very good, it shows from the shape of the education system. This can be seen in the connection with his teachers in the Middle East. Secondly, the role of Isl?mic boarding schools Musthafawiyah and Maktab Islamiyah is very important, including as a producer of scholars in North Sumatra and a center for the study and development of Islamic Law studies in the midst of society. Third, the Ulema continue to maintain Islamic treasures as a source of answering all problems of social change. As the second answer emphasizes, one of the central roles of the pesantren is to become a center for the study of Isl?mic law studies. Keywords: ulama network, Sumatera, development, the 20th century
Maqāsīd al-Sharīa in the Fatwa of the Indonesian Ulama Council Regarding Congregational Worship During the COVID-19 Pandemic Nurhayati Nurhayati; Muhammad Syukri Albani Nasution
Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum Vol 54, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Sharia and Law - Sunan Kalijaga State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajish.v54i2.895

Abstract

Abstract: The implementation of worship in the time of the COVID-19 pandemic, especially congregational worship, has led to a debatable problem among Muslims, including Muslims in Indonesia. Various Islamic groups in Indonesia share different opinions and views on the practice of worship during the pandemic. On the one hand, some groups reinforce that the COVID-19 pandemic should not become a barrier or hinder the religious practices. On the other hand, some others insisted that the practice of worship during the COVID-19 period must comply with predetermined health protocols. If necessary, it must be temporarily stopped to avoid the spread of the COVID-19 cases. In this regard, the Indonesian Ulama Council (MUI) issued fatwa number 14/2020 concerning the implementation of worship in the COVID-19 outbreak situation. This article examines and explores the basis and considerations of the MUI in establishing a fatwa regarding the implementation of worship during the COVID-19 pandemic. Using qualitative analysis methods and the theory of maqāsīd al-sharīa, this research concludes that restrictions on the implementation of worship during the pandemic - or even prohibiting the practice of congregational worship for prone areas COVID-19 transmission - are based on considerations of benefit,. which is the essence of maqāsīd al-sharīa. The aim is to ensure five primary things (faith, soul,  mind,  offspring, and wealth). Hence, anything that can interfere with or threaten the existence of these five things must be avoided. Abstrak: Pelaksanaan ibadah di era pandemi COVID-19, khususnya ibadah yang dilakukan secara berjamaah, telah menjadi persoalan tersendiri di kalangan umat Islam, dan tidak terkecuali untuk umat Islam di Indonesia. Berbagai kalangan memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda-beda. Sebagian mereka berpandangan bahwa pandemi COVID-19 tidak boleh menjadi penghalang atau menghalangi pelaksanaan ibadah. Pada sisi lain, tidak sedikit juga yang berpandangan bahwa pelaksanaan ibadah di masa COVID-19 harus diatur sedemikian rupa dan jika perlu dihentikan sementara untuk menghindari semakin merebaknya kasus COVID-19. Berkenaan dengan hal tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan Fatwa Nomor 14/2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah dalam Situasi Wabah COVID-19. Artikel ini mengkaji dan mengeksplorasi dasar dan pertimbangan MUI dalam menetapkan fatwa tentang penyelenggaraan ibadah di masa pandemi COVID-19 tersebut. Dengan menggunakan metode analisis kualitatif dan teori maqāsīd al-sharīa  penelitian ini menyimpulkan bahwa pembatasan pelaksanaan ibadah di masa pandemi—atau bahkan pelarangan pelaksanaan ibadah secara berjamaah untuk daerah-daerah yang yang memiliki potensi tinggi dalam penularan COVID-19—didasarkan pada pertimbangan kemaslahatan yang merupakan inti dari maqāsīd al-sharīa. Tujuannya adalah menjamin perlindungan lima hal primer (agama, akal, jiwa, keturunan dan harta). Segala sesuatu yang potensial menganggu atau mengancam eksistensi kelima hal tersebut harus dihindari.
The Practice of Implementing Aqiqah by Buying Ready Stock in Bajenis Subdistrict, Tebing Tinggi City in the View of Syafi'i's School Muhammad Syukri Albani Nasution; Ramadhan Syahmedi Siregar; Nurul Arif El Hakim
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 3, No 4 (2020): Budapest International Research and Critics Institute November
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v3i4.1309

Abstract

The aim of this study to find out the practice of implementing Aiqaah by buying ready stock in Bajenis district. The approach used in this study is a qualitative approach. The result of the study shows that there is no intention of aqiqah at the time of slaughtering animals. Meanwhile, according to the Syafi'i mazhab, when the aqiqah animal is slaughtered, it must be intended for the aqiqah of the child. Communities in Bajenis district does not know anything about the shape of the aqiqah animal, whether the meat of the animal purchased in the market has a defect or not. Meanwhile, according to the Syafi'i mazhab, aqiqah animal must be protected from disgrace or disability. Regarding the problem of the dose of aqiqah animal, the community in Bajenis district , no longer refer to Islamic rules especially according to the Syafi'i school of thought and it is not known whether the meat comes from the same animal or has been mixed with other animal meat which is also sold by the market traders. In addition, it is not known whether the animal is old enough or not. Meanwhile, according to the Shafi'i school, the measure of aqiqah animal is two for boys and one for girls and if the animal is a camel, then it is at least five years old, if the animal is a cow, then at least two years old, if the animal is a goat, then at least one year old.
Fiqh Fardhu Kifayah for the City of Covid-19 According to the Fatwa of MUI and Permenkes Number 413 (Maqashid Syariah Analysis) Muhammad Syukri Albani Nasution; Wulan Dayu
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 3, No 4 (2020): Budapest International Research and Critics Institute November
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v3i4.1323

Abstract

Maqashid al-syari'ah is an important discussion in Islamic Law that does not escape the attention of scholars and experts in Islamic law. Some of the scholars put it in the discussion of ushul fiqh, and other scholars discussed it as an adult and extensive material in the philosophy of Islamic Law. If you examine all the commands and prohibitions of Allah in the Qur'an, as well as the commands and prohibitions of the Prophet SAW in the sunnah formulated in fiqh, it will be seen that all of them have a specific purpose and nothing is in vain. The provisions that are currently used in the momentum of rules or regulations in implementing worship during the ongoing COVID-19 pandemic. Likewise with the scholars, including the MUI, which issued fatwa Number 18 of 2020 concerning Guidelines for the Management of the Body (tajhiz al-jana'iz) of Muslims infected with Covid-19 determined that: Muslims who died because of the COVID- 19 outbreak in the view of syara 'include the category of martyrdom in the hereafter and the rights of the corpse must be fulfilled, namely to be bathed, dipped in, and buried, the safety of which is mandatory for the safety of the officer under the provisions of the medical protocol. Regarding this condition, the author tries to find answers to these questions by using qualitative research methods with related results and sources, namely the fatwas issued by the Indonesian Ulama Council as the main research instrument. In the case that is explicit or explicit by the text of the Koran, the benefits can be traced in both sources. If an explicit and explicit maslahat is in the text, then that benefit is used as a benchmark for legal determination, and scholars are commonly referred to by the term al-mashlahah al-mu'tabarat.
Hukum Pacak dalam Usaha Pengembangbiakan Kucing Anggora ditinjau dari Maqhasid Syari’ah Muhammad Syukri Albani Nasution; Aziz Bagaskara; Annisa Sativa
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol 8, No 02 (2020): Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/am.v8i02.811

Abstract

ABSTRAKPerkembangan jenis dan bentuk muamalah yang dilaksanakan manusia sejak dulu sampai saat ini terus berkembang sejalan dengan perkembangan kebutuhan dan pengetahuan manusia itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan masing-masing. Kegiatan sewa menyewa atau ijarah sperma hewan pejantan dapat dikategorikan sebagai transaksi sewa menyewa atau ijarah yang mengandung unsur gharar karena objeknya yang tidak dapat diketahui secara pasti berapa jumlahnya. Bila dianalisis lebih jauh terhadap akad dari kesepakatan pacak kucing antara pemilik kucing betina dan pemberi jasa pacak kucing berdasarkan ilmu Maqasid Syariah dengan pendekatan حفظ المال (mendapatkan harta) maka dalam proses perkawinan berdasarkan sifat alami kucing sebelum terjadinya perkawinan biasanya kucing akan saling memilih pasangannya secara alami, dan biasanya secara alami kucing pejantan akan bersifat agresif terhadapap kucing betina dan begitu sebaliknya yaitu kucing betina akan lebih agresif terhadap kucing jantan. Maka apabila sifat agresif kucing jantan mampu mengalahkan keagresifan kucing betina maka akan terjadi perkawinan namun bila kucing betina lebih agresif maka berdasarkan sifat alami kucing jantan akan meninggalkan kucing betina sehingga proses perkawinan pun gagal. Sehingga berdasarkan Penjelasan dari pendapat Ibnu Qayyim jika syarat-syarat ijarah tidak terpenuhi yaitu Objek dari ijarah tidak dapat langsung diserahkan terimakan dan tidak dapat dimanfaatkan langsung oleh penyewa pacak kucing, maka ijarah tersebut dilarang dikarenakan dapat menyebabkan munculnya penipuan dan penghianatan. Key Word : Muamalah, Maqashid Syari’ah
REALISASI PERSIDANGAN MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (eLitigation ) DI PENGADILAN AGAMA( Studi Tentang PERMA No. 1 Tahun 2019 dan Pelaksanaannya di Pengadilan Agama Rantauprapat ) Amal Tuyadiah; Muhammad Syukri Albani; Elvira Dewi Ginting
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol 8, No 02 (2020): Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/am.v8i02.946

Abstract

ABSTRACTPenelitian ini dilatar belakangi oleh adanya penetapan Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik menyebutkan bahwa teknologi informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi. Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 tahun 2018 sebelumnya memiliki ruang lingkup pelayanan yang hanya mencakup pendaftaran (e-filing), pembayaran (e-payment),dan pemanggilan/pemberitahuan (e-summons) secara elektronik, namun berdasarkan peraturan Makhamakh Agung RI nomor 1 Tahun 2019 telah menambahkan ruang lingkup persidangan (e-litigation) yang dapat dilakukan secara elektronik. Subjek penelitian ini adalah Staff dan Pengawai Pengadilan Agama Rantauprapat, sedangkan objek penelitian adalah Realisasi Persidangan melalui Media Elektronik (E-Litigation) di Pengadilan Agama (Studi tentang Perma No. 1 tahun 2019 dan pelaksanaannya di Pengadilan Agama Rantauprapat). Penelitian ini disusun dengan rumusan masalah yang sistematis berdasarkan Studi tentang Perma No. 1 tahun 2019 dan pelaksanaannya. Jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Informan penelitian berjumlah 2 orang hakim dan 1 panitera di Pengadilan Agama Rantauprapat serta 5 orang masyarakat. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang kemudian hasil data tersebut dianalisis dengan teknik analisis kualitatif. Penelitian ini menemukan bahwa Realisasi Persidangan melalui Media Elektronik (E-Litigation) di Pengadilan Agama (Studi tentang Perma No. 1 tahun 2019 dan pelaksanaannya di Pengadilan Agama Rantauprapat) yaitu berdasarkan ketentuan dan pelaksanaan persidangan media elektronik (e-litigation) dalam perma no. 1 tahun 2019 serta faktor-faktor pendukung dan penghambat penerapan perisdangan media elektronik (e-litigation) di Pengadilan Agama Rantauprapat. Kata Kunci : Realisasi, Persidangan, Media Elektronik ( e-litigation)
PELAKSANAAN IHDAD BAGI ISTERI YANG DI TINGGAL MATI MENURUT MAZHAB SYAFI’I (STUDI KASUS DI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG) Muhammad Syukri Albani Nasution; Hasbullah Ja'far; Ismail Marjuki Harahap
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol 8, No 02 (2020): Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/am.v8i02.968

Abstract

ABSTRACTIslamic law provides a firm statement about a woman who has to undergo a period of ihdad as a sign of grieving for a specified time, in Article 170. In this case, the concept of ihdad and the consequences associated with it, has created problems in its application, as happened. in the Swimming Village, Percut Sei Tuan District, Deli Serdang Regency. In the community of Kolam Village, Percut Sei Tuan District, Deli Serdang Regency, the application of ihdad has been ignored by various kinds of arguments from the community. The steps used in this research are starting from data collection, both primary and secondary. These data will be traced in the literature deemed relevant. After the researchers analyzed, it was concluded that the implementation of ihdad for women whose husbands died in the district. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang varies among them because of: a) Going out of the house and making decorations because of work demands. and stay at home and do not make up if you do not work for a month. b) Going out of the house and making decorations because of the demands of work. and remain at home and do not make up if not working, but less than a month, c) Going out of the house and make up because of the demands of work. and going out of the house and decorating as usual even if not while working for less than a month. Understanding the concept of ihdad for women whose husbands died in the Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang, including: a) Religion, b) Economic conditions, c) Conditions of employment (SOP), d) Community Habits (Urf) and d) Psychology.Keyword: Ihdad, Syafi'i School, Kab. Deli Serdang.
Co-Authors Adliya Muchni Muharrama Aep Kusnawan, Aep Afendi, Hazrul Ahmad Kholil Ahmad Muhaisin B. Syarbaini Ahmad Tamami Akbar , Ali Ali Akbar Ali Hardana Alwy Akbar Amal Tuyadiah Andiyanto, Sakti Andri Soemitra Annisa Sativa Arifin Fauzi Lubis Arisandy, Danil Putra Asmuni Asmuni Asyrofulmuttaqin, Asyrofulmuttaqin Atika Atika Azhari Akmal Tarigan Aziz Bagaskara Azmy, Azmy Azwir Azwir Batubara, Maryam Chanda Chansa Thelma Chuzaimah Batubara Dhiauddin Tanjung Fadhillah Lubis, Muhammad Arif Faisar Ananda Arfa, Faisar Ananda Ginting, Elvira Dewi Hafsah Hafsah Hafsah Hafsah Hakim, Muhammad Luqman El Harahap, Arifuddin Muda Harahap, Faisal Hamdani Harahap, Muhammad Ikhsan Harahap, Rahmat Daim Haris Fadillah Hasan Matsum Hasan Matsum Hasanuddin Hasanuddin Hasbullah Ja'far Hasibuan, Mahlia Putri Hasibuan, Malkan Hasibuan, Reni Ria Armayani Hasnah Nasution Heldani, Shella Utari Hendra Harmain Herlina Herlina Hidayah, Widyatul Ihsan Ihsan Imam El Islamy Imam Yazid Imsar Ismail Effendi Nasution Ismail Marjuki Harahap Ismudin Ismudin Japakiya, Ismail Lutfi Julhaidir Purba Khadijah Binte Mahfuh, Siti Khalid Khalid M. Iqbal Maimunah Siagian Manurung, Sakinah Halim Margolang, Alifiah Marliyah Marliyah, Marliyah Maulana, Irsyad Meha, Nurmala Lutfi Mhd. Eko Nanda Siregar Mhd. Ulul Azmi Mhd. Yadi Harahap Muhammad Hakim Sitompul Muhammad Idris Nasution Muhammad Iqbal Nasution Muhazir Muhazir, Muhazir Mukhlis Mukhlis Nasir, Ahmad Nasution, Jumanah Nasution, Muhammad Irwan Padli Nauval, Ahmad Zaky Nur Ahmadi Bi Rahmani Nur Aisyah Nurbaiti Nurbaiti Nurbaiti Nurhayati Nurhayati Nurhayati Nurhayati Nurhayati, Nurhayati Nurhayati, Sucinta Tri Nuri Aslami Nurul Arif El Hakim OK Muhammad al fadli Pagar Pagar Panggabean, Nurul Huda Pirmansyah Nasution Purba, Julhaidir Purba, Sa’iful Husairi Putri, Andini Eka Putri, Ararya Nabilah Putri, Kennadem Kurnia Rahma, Nopita Rahmadani, Gema Rahmi Syahriza, Rahmi Ramadhan Syahmedi Ramadhan Syahmedi Siregar Ramadhana, Rizki Resha Khofila Riska Febrianti Aulia Ritonga, Mawaddah Humaira Roro Retno Wulan Sari Sahmiar Pulungan Sahmiar Pulungan, Sahmiar Sahnaz Kartika Siagian , Maimunah Sihotang, Mhd Rifani Siregar, Cai Siregar, Ramdhan Syahmedi Sugianto Syafran Arrazy Syafruddin Syam Syafruddin Syam Syah, Muhammad Farras Syahrial Arif Hutagalung Tanjung, Dhiauddin Tarigan, Dinda Pratiwi Telaumbanua, Ita Ayu Anggina Tuseno, Tuseno Tuti Anggraini Warohmah, Mawaddah Windari Wulan Dayu Wulan Dayu YENNI SAMRI JULIATI NASUTION, YENNI SAMRI JULIATI Zikra, Alfiandi Zulfikar Abdul Aziz