Realitas transportasi publik di Kota-kota besar di Indonesia sudah menunjukkan kerumitan persoalan transportasi publik. Kerumitan persoalan itu menyatu dengan vaspek pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat, jumlah kendaraan bermotor yang bertambah melebihi kapasitas jalan, dan perilaku masyarakat yang masih mengabaikan peraturan berlalu lintas di jalan raya. Kota Makassar sebagai kota terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di Kawasan Timur Indonesia. Kota Makassar, menjadi pusat pelayanan di Kawasan Timur Indonesia (KTI), dengan berperan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatan industri, pusat kegiatan pemerintahan, simpul jasa angkutan barang dan penumpang baik darat, laut maupun udara sekaligus sebagai pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan. Keberadaan angkutan umum jenis Bus yang pernah berlangsung pada beberapa koridor, dalam operasionalnya mengalami pengurangan baik jumlah koridor maupun jumlah armada, hal ini akibat karena kurangnya minat masyarakat yang ingin menggunakan angkutan umum bus. Berdasar hasil-hasil penelitian sebelumnya bahwa kurangnya minat masyarakat diakibatkan pengguna tidak merasakan kepuasan dengan tingkat pelayanan dalam opersional bus tersebut. Penerapan kembali operasional pada bus angkutan umum Maminasata, setelah beberapa bulan operasionalnya, peneliti merasa tertarik pada bagaimana minat masyarakat pada aspek biaya atau tarif dan operasional pelayanan terhadap pengguna. Tujuan penelitian, 1) Menganalis tanggapan masyarakat terhadap Tarif dan 2) menganalisis layanan operasionan terhadap minat pengguna mengunakan Bus Mamminasata. 3) menganalisis kelayakan financial operasional Teman Bus. Metode penelitian Analisis Kulitatif melalui model persamaan regeresi dan Benefit Cost ratio (B/C) Hasil yang diproleh1) 97% pengguna sepakat dengan aspej tariff, 2) Kepuasan atas layanan berpengaruh positif terhadapminat maasyarakatm da 3) Nilai Kelayakan infestasi B/C > 1,234 masuk kategori layak.