Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS INDEKS WORKABILITY PADA DASPAL (DAMAR ASPAL) JABUNG SEBAGAI BAHAN PENGIKAT PERKERASAAN JALAN PENGGANTI ASPAL KONVENSIONAL Ahmad Baihaqi; Ary Setyawan; Djumari Djumari
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 4 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.136 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i4.37239

Abstract

Seiring meningkatnya volume kendaraan akan di ikuti dengan pembangunan jalan raya yang terus meningkat. Saat ini bahan material aspal minyak digunakan dalam pembuatan perkerasan jalan raya, akan tetapi sumber daya alam aspal merupakan bahan material yang tidak dapat diperbarui dan terbatas. Daspal disini sebagai material alternatif pengganti aspal konvensional yang berfungsi sebagai bahan pengikat. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa apakah daspal cukup memiliki Indeks Workability yang baik dalam penerapan pengerjaan dilapangan.Penelitian ini menggunakan metode Cabrera dan Zoorob yang telah di modifikasi dan di kembangkan. Pengujian yang dilakukan adalah pengukuran penurunan ketinggian tiap interval penumbukan (15 tumbukan) untuk mendapatkan porositas dan WI pada empat variasi dengan komposisi campuran yang berbeda. Kadar daspal mulai 8% -12% dengan interval 1 % menggunakan alat manual compactor.Hasil analisis nilai Indeks Workability pada campuran aspal concrete (Laston) dengan bahan pengikat damar aspal (Daspal ) di deskripsikan: variasi A kadar 8%; 9%; 10%; 11%, dan12%, adalah sebesar 5,348; 4,800; 4,644; 5,652; 5,666 untuk variasi B kadar 8%; 9%; 10%; 11%, dan 12%, adalah sebesar 6,956; 6,896; 5,463; 5,579; 4,240 pada variasi C 8%; 9%; 10%; 11%, dan 12%, adalah sebesar 6,707; 6,707; 4,644; 7,703; 7,255 dan variasi D 8%; 9%; 10%; 11%, dan 12%, adalah sebesar 4.464; 7.126; 6.635; 13.676; 15.987, sedangkan pada nilai WI campuran bahan pengikat aspal 5%; 5,5%; 6%; 6,5%, dan 7% adalah sebesar 2,25; 3,23; 3,01; 3,39; 4,59. Analisa antara WI pada daspal dengan WI aspal penetrasi 60/70, menunjukkan daspal memiliki nilai WI yang lebih tinggi
STUDI KARAKTERISTIK DASPAL JABUNG DIMODIFIKASI MENGGUNAKAN LATEKS, DIBANDINGKAN DENGAN SPESIFIKASI ASPAL PENETRASI Aditya Permana; Ary Setyawan; Djumari Djumari
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v5i2.36865

Abstract

Daspal (damar aspal) adalah salah satu jenis bioaspal yang merupakan campuran dengan bahan utamanya merupakan damar sebagai bahan pengikat dan serbuk bata yang dilebur menjadi satu dengan menggunakan minyak kelapa sawit sebagai bahan peleburnya. Salah satu kekurangan dari daspal ini adalah rendahnya nilai daktilitas. Lateks berfungsi untuk membuat daspal menjadi lebih elastis, meningkatkan nilai daktilitas dan menambah kemampuan kohesi atau ikatan antar partikel dari material daspal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan lateks terhadap sifat properties daspal sesuai dengan spesifikasi pengujian aspal keras berdasarkan nilai penetrasi. Variasi penambahan kadar lateks dimulai dari 0%,2%,4%,6%,8% dan 10% dari berat daspal. Penambahan lateks optimum pada campuran daspal adalah pada kadar lateks 6%. Pada kadar lateks optimum terjadi kenaikan nilai titik lembek yaitu dari 57,5oC menjadi 58,5oC, nilai daktilitas bertambah panjang dari 40,5 cm menjadi 114,5 cm, nilai titik nyala dari 245oC menjadi 270oC, dan nilai kekakuan daspal dari 1660 MPa menjadi 7820 Mpa. Penetrasi daspal menjadi lebih keras dari 65 dmm menjadi 26 dmm, dan nilai berat jenis daspal semakin berkurang dari 1,003 gr/cm3 menjadi 0,992 gr/cm3. Nilai kelarutan daspal dalam larutan trichlore ethylene yaitu sebesar 99,84% dan nilai kelekatan daspal pada batuan sebesar 99%. Dari hasil tersebut, daspal belum bisa dikategorikan memiliki karakteristik seperti aspal karena ada beberapa kriteria yang belum memenuhi spesifikasi.
SIFAT-SIFAT MARSHALL DAN RESILIENT MODULUS PADA CAMPURAN LAPIS TIPIS DENGAN PENGGUNAAN POLYMER MODIFIED BITUMEN E60 Verry Maenkar; Ary Setyawan; Suryoto Suryoto
Matriks Teknik Sipil Vol 8, No 1 (2020): Maret
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v8i1.41524

Abstract

Lapis tipis campuran aspal panas (Thin Surfacing Hot Mix Asphalt) merupakan salah satu alternatif yang dapat mengantisipasi masalah ketebalan perkerasan jalan, salah satu teknologi yang sedang dikembangkan sebagai usaha ramah lingkungan untuk perkerasan jalan, namun penggunaan lapis tipis aspal dianggap masih belum maksimal dengan beberapa kelemahan yang masih terdapat pada lapisan ini. Penggunaan lapis tipis aspal, daya lekat aspal yang semakin sedikit juga harus dipertimbangkan. Salah satu cara untuk memperbaiki kualitas aspal adalah dengan menggunakan bahan modifikasi yang telah tersedia di pasaran. Suatu bahan baru yang tersedia di pasaran adalah Starbit E-60. Starbit E-60 adalah sebuah produk aspal Polymer Modified Bitumen yang di formulasikan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan kebutuhan transportasi. Jadi perlu adakan penelitian tentang berapa  kadar aspal optimum lapis tipis aspal panas dan sifat karakteristik aspal dengan menggunakan starbit E-60 dan aspal penetrasi 60/70 optimum pada campuran aspal dengan metode Marshall. Dengan metode eksperimental menggunakan metode Marshall dapat ditentukan nilai stabilitas, kelelahan plastis (flow), berat volume (density), persen rongga, Marshall Quotient (MQ) pada campuran lapis tipis denwtgan starbit E-60 dan aspal penetrasi 60/70, selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan kadar aspal optimum, serta mengetahui sifat karakteristik marshall. Hasil test Marshall dari lapis tipis campuran aspal panas didapatkan kadar starbit optimum sebesar 5,53%, dengan menggunakan gradasi yang sama didapatkan kadar aspal optimum aspal penetrasi 60/70 sebesar 5,84%. Pada uji ITSM campuran aspal starbit E-60  mendapatkan nilai resilient modulus sebesar 5060,05 Mpa pada suhu 200C dan 2479,78 Mpa pada suhu 400C, sedangkan campuran aspal Penetrasi 60/70 mendapatkan nilai resilient modulus sebesar 4667,32 Mpa pada suhu 200C dan 1502,78 Mpa pada suhu 400C.
ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA TAHAP PENGGUNAAN PERKERASAN KAKU RUAS JALAN KABUPATEN (Studi Kasus: Ruas Jalan Kabupaten Sragen) Muhammad Caesayuda Wijaya; Ary Setyawan; Fajar Sri Handayani; Florentina Pungky Pramesti
Matriks Teknik Sipil Vol 8, No 2 (2020): Juni
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.467 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v8i2.45189

Abstract

Perkerasan jalan merupakan salah satu sarana terpenting dalam kehidupan manusia masa kini. Pada zaman dahulu sebelum ditemukannya alat transportasi yang menggunakan tenaga mesin sebagai penggeraknya, perkerasan jalan sebagai sarana transportasi masih meggunakan batu – batuan pecah maupun tanah dasar , hal tersebut dikarenakan belum ada kemajuan teknologi yang membutuhkan perkerasan jalan seperti sekarang.Fungsi utama pekerasan jalan yaitu menyebarkan beban ke tanah dasar , pada tahap penggunaan, perkerasan jalan berfungsi sebagai sarana transportasi berbagai jenis kendaraan mulai dari motor, truck ,bus maupun kendaraan berat lainnya. Perkembangan zaman dan sarana transportasi berupa jalan yang memadai berdampak pada bertumbuhnya kendaraan yang menimbulkan dampak positif maupun negatif. Dampak positif dari sarana transportasi yang baik yaitu sebagai penopang perekonomian negara dimana dengan sarana tranportasi yang baik maka akan mempercepat serta menambah kualitas pergerakan ekonomi berupa pengiriman barang dan jasa di suatu daerah. Namun dampak negatif dari sarana transportasi yang baik menimbulkan adanya pergerakan kendaraan yang masif menimbulkan konsumsi energi dan emisi yang dihasilkan mempengaruhi lingkungan sekitar. Maka dari itu diperlukan penelitian mengenai seberapa besar konsumsi energi dan emisi bahan bakar kendaraan yang di keluarkan , agar kedepannya dapat dijadikan acuan serta kontrol terhadap penggunaan jalan maupun kendaraan. Selain itu penelitian ini juga meneliti seberapa berpengaruhnya kondisi permukaan jalan terhadap kecepatan kendaraan yang beruhubungan dengan besarnya konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan dan berpengaruh terhadap besarnya konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca (GRK).Pada penelitian ini mengambil sampel ruas Jalan Kabupaten Sragen yaitu ruas Jalan HOS Cokroaminoto dan ruas Jalan KH Agus Salim pada tahap operasional ( use phase ) . Penelitian ini menggunakan pendekatan Life Cycle Assesment (LCA) dengan metode ini akan dihasilkan berupa konsumsi energi dan emisi GRK, setelah itu untuk mendapatkan konsumsi bahan bakar digunakan perasamaan melalui pedoman perhitungan biaya operasional kendaraan (BOK) yang dirilis oleh Balitbang PUPR untuk mengetahui konsumsi Bahan Bakar dan menggunakan pedoman didalam buku metodologi perhitungan tingkat emisi GRK yang dirilis oleh Kementrian Lingkungan Hidup yang berisi database konsumsi energi dan emisi GRK setiap jenis bahan bakar untuk mengetahui besarnya konsumsi energi dan emisi GRK. Untuk mengetahui kondisi fungsional jalan menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI).
STUDI KARAKTERISTIK DASPAL DIBANDINGKAN DENGAN ASPAL PENETRATIONGRADE 60 Muhammad Fachri Nasution; Ary Setyawan; Agus Sumarsono
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 4 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.123 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i4.37222

Abstract

Daspal adalah campuran getah damar, serbuk bata, dan minyak goreng curah kualitas rendah, memiliki daya lekat, dan bersifat viscoleastis. Daspal dibuat dengan maksud digunakan sebagai bahan pengikat campuran perkerasan jalan yang dapat diperbaharui.Penelitian ini adalah experimental murni dengan empat variasi daspal A, B, C, dan D yang divariasikan perbandingan komposisinya sehingga didapatkan daspal penetration grade 60, kemudian hasil analisis dibandingkan dengan aspal penetration grade 60.Hasil analisis uji tekan 206.70 kg/cm2, modulus elastisitas 254.22 Mpa. Komposisi daspal penetration grade 60 dengan berat getah damar, serbuk bata, dan minyak goreng curah: 300 gr, 300 gr, dan 145 gr (A1); 400 gr, 200 gr, dan 150 gr (B2); 450 gr, 150 gr, dan 170 gr (C6); 600 gr, 0 gr, dan 225 gr (D4). Nilai penetrasi berurutan: 69 dmm, 79 dmm, 62 dmm, dan 66 dmm; titik lembek: 70,33 oC, 48,67oC, 59,67oC, 83oC; daktilitas: 7,67 cm, 9,67 cm, 20,33 cm, dan 23 cm; titik nyala: 238 °C, 233 °C, dan 251 °C, dan 255 °C; berat jenis: 1.553 gr/cm3, 1.514 gr/cm3, 1.280 gr/cm3, dan 1.252 gr/cm3; daya lekat semuanya: 99%; kelarutan dalam Trichloethylene: 44,192%, 44,094%, 48,620%, 55,891%.
PEMILIHAN BEBERAPA CAMPURAN LAPIS TIPIS ASPAL PANAS UNTUK APLIKASI DI LAPANGAN. Dicky Faisal; Ary Setyawan; Agus Sumarsono
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 3 (2018): September 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.513 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i3.36547

Abstract

Dalam penelitian-penelitian Thin Surfacing Hot Mix Asphalt yang telah diakukan sebelumnya telah digunakan beberapa campuran. Campuran yang dibandingkan adalah Thin Surfacing Hot Mix Asphalt dengan campuran  Crumb Rubbrer, Retona Blend E55, Starbit E-55, Ethylene Vinyl Acetate dan Aspal pen 60/70. Setiap campuran memiliki karakterisitik yang berbeda satu sama lain tergantung campuran yang digunakan. Kemudian muncul pertanyaan jenis campuran manakah yang terbaik dari sisi nilai Marshall Quotient untuk diaplikasikan di lapangan? Tujuan penelitian ini adalah membandingkan hasil penelitian Thin Surfacing Hot Mix Asphalt yang terdahulu untuk diseleksi mana yang terbaik yang kemudian akan di aplikasikan di lapangan dan menentukan jumlah gilasan optimum untuk menentukan nilai volumetrik optimum yang kemudian akan diaplikasikan di lapangan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Perbandingan dan Eksperimental. Eksperimental dilaksanakan di Laboratorium Jalan Raya Universitas Sebelas Maret Surakarta dan di desa Madegondo, kecamatan Grogol, kabupaten Sukoharjo.  Adapun benda uji yang dibuat di lapangan adalah berukuran 1m x 3m dengan tebal sekitar 3cm. Variasi gilasan yang dilakukan adalah sebesar 10, gilasan, 15 gilasan dan 20 gilasan.Hasil dari analisis perbandingan campuran menunjukkan campuran Starbit e-55 mempunyai nilai stabilitas terbaik dan digunakan untuk aplikasi di lapangan. Sedangkan dengan jumlah gilasan yang diperbanyak menghasilkan nilai volumetric yang semakin baik namun memiliki nilai yang asimptotik.
KONSUMSI ENERGI DAN EMISI GAS RUMAH KACA (CO2) PADA PROSES PELAKSANAAN PEKERJAAN PERKERASAN JALAN Rusdi Fadholah; Ary Setyawan; Suryoto Suryoto
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.109 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i1.36975

Abstract

Energi merupakan kebutuhan manusia yang semakin diperlukan seiring dengan semakin majunya peradaban. Peningkatan jalan dan pembuatan jalan baru yang dibutuhkan untuk meningkatkan mobilitas manusia selalu memerlukan energi yang tidak sedikit selain juga menghasilkan emisi gas rumah kaca berupa CO2 dan lainnya. Pekerjaan jalan dengan jenis perkerasan yang berbeda yaitu perkerasan lentur, kaku, dan komposit memerlukan energi yang berbeda pula, demikian pula dengan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian untuk memperkirakan jumlah konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca pada proses pelaksanaan ketiga jenis perkerasan tersebut. Tujuannya untuk memberikan estimasi konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca tiap jenis perkerasan sehingga dapat dipilih jenis perkerasan yang paling sesuai dengan kondisi lapangan dengan tetap memperhatikan lingkungan. Lokasi penelitian adalah di 27 ruas jalan yang tersebar di 9 (sembilan) balai Provinsi Jawa Tengah. Metode pengumpulan data adalah dengan wawancara. Data primer berupa dimensi jalan didapatkan dari hasil wawancara dengan pihak DPU Provinsi Jawa Tengah. Data alat berat dan konsumsi bahan bakarnya didapatkan dari hasil wawancara dengan pihak PT Pancadharma Puspawira Surakarta. Metode pengolahan data dilakukan dengan metode tabel energy use and ghg emissions for pavement construction dan metode konversi konsumsi bahan bakar. Analisis data yang digunakan adalah metode komparasi yaitu perbandingan langsung. Hasil analisis kedua metode dicari perbandingannya. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan antara ketiga jenis perkerasan jalan. Proses pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan lentur menghasilkan konsumsi energi 508,61 MJ/m3 dan emisi gas rumah kaca 39,18 kgCO2. Perkerasan jalan kaku menghasilkan konsumsi energi 126,67 MJ/m3 dan emisi gas rumah kaca 9,17 kgCO2. Sedangkan perkerasan komposit menghasilkan konsumsi energi 221,68 MJ/m3 dan emisi gas rumah kaca 16,83 kgCO2. Hasil analisis menunjukkan bahwa konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca (CO2) perkerasan jalan lentur 2,18 kali lipat perkerasan jalan komposit, perkerasan jalan komposit 1,99 kali lipat perkerasan jalan kaku, dan perkerasan jalan lentur 4,84 kali lipat perkerasan jalan kaku.
PERBANDINGAN NILAI MARSHALL DASPAL (DAMAR ASPAL) DI LABORATORIUM DENGAN HASIL CORING DI LAPANGAN SERTA ANALISIS SKID RESISTANCE Satria Lima Santara; Ary Setyawan; Agus Sumarsono
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 4 (2019): DESEMBER
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.913 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v7i4.38485

Abstract

Kebutuhan akan aspal konvensional yang terus meningkat membutuhkan alternatif penggunaan bahan lain sebagai pengganti yang disebut bioaspal. Salah satu bahan yang sedang dikembangkan saat ini adalah daspal (damar aspal). Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan benda uji daspal yang dibuat di laboratorium dengan benda uji hasil coring dari lapangan dengan variasi pemadatan menggunakan pengujian Marshall serta skid resistance. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental di laboratorium dan lapangan. Adapun variasi pemadatan lapangan yang dilakukan yaitu 6 kali, 10 kali, dan 14 kali. Sebelum dilakukan proses coring, pengujian skid resistance dilakukan dengan alat rolling straightedge di lapangan. Coring pada setiap variasi pemadatan dilakukan guna mengambil benda uji untuk pengujian Marshall lapangan. Komposisi penyusun daspal adalah damar serbuk (350 gr), damar bongkahan (100 gr), minyak goreng (205 gr), fly ash (150 gr), dan lateks (4 %). Analisis hasil pengujian Marshall benda uji laboratorium didapatkan nilai stabilitas 1118,519 kg, flow 4,65 mm dan MQ 241,102 kg/mm. Nilai skid resistance 6 kali pemadatan 9,83 mm/m, 10 kali pemadatan 8,83 mm/m, dan 14 kali pemadatan 7,67 mm/m. Nilai stabilitas, flow, dan MQ benda uji yang dibuat di laboratorium lebih besar daripada stabilitas, flow dan MQ benda uji hasil coring dari lapangan dengan semua variasi pemadatan. Semakin besar nilai skid resistance mengindikasikan tekstur permukaan semakin rata.
PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAH (OVERLAY) METODE PD T-05-2005-B DAN METODE SDPJL PADA RUAS JALAN KLATEN-PRAMBANAN Edo Rizkiawan; Ary Setyawan; Slamet Jauhari Legowo
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v5i2.36890

Abstract

Pertumbuhan alat transportasi darat dari tahun ke tahun semakin meningkat berimbas kepada perkerasan jalan yang menjadi rusak akibat terus menerus mendapatkan beban. Perlu adanya metode perbaikan yang baik agar sistem transportasi menjadi baik, prasarananya menjadi aman, nyaman, dan efisien. Salah satu pedomannya adalah dengan cara overlay. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tebal lapis tambah dari metode overlay untuk ruas jalan Klaten-Prambanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Pd-T-05-2005-B dan metode SDPJL. Kedua metode tersebut adalah metode overlay yang menggunakan data lendutan dari alat FWD. Metode Pd-T-05-2005-B adalah metode perhitungan manual, sedangkan metode SDPJL adalah perkembangan dari metode Pd-T-05-2005-B yakni dengan menggunakan software, tanpa perhitungan manual. Dalam penelitian ini selain data lendutan, variabel yang digunakan adalah LHR, RCI, CBR, Temperatur. Tebal lapis tambah yang dihasilkan dari penelitian yakni metode Pd-T-05-2005-B adalah sebesar 16 cm dengan rincian sebagai berikut; 4 cm AC-WC, 12 cm AC-BC, sedangkan metode SDPJL sebesar 13 cm dengan rincian sebagai berikut; 4 cm AC-WC dan 9 cm AC-BC.
ANALISIS PETROGRAFI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON PERKERASAN KAKU Bima Wirawan; Ary Setyawan; Agus Sumarsono
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.875 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i1.37131

Abstract

Komposisi agregat dalam beton berkisar antara 75%-90% dari volume total. Karena jumlahnya yang dominan, kualitas sifat agregat memberikan pengaruh terhadap kekuatan beton. Karakteristik petografi merupakan salah satu sifat agregat yang menjelaskan tentang kandungan dan tekstur mineral yang menyusun agregat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik petrografi dan korelasinya dengan nilai kuat tekan dan kuat lentur beton perkerasan kaku. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode eksperimen dan dianilisis menggunakan analisis korelasional. Setelah pengujian berat jenis, penyerapan air, abrasi, aggregate impact value, soundness test agregat, dan petrografi agregat dibuat benda uji berupa kubus dan balok untuk mencari nilai kuat tekan dan lentur beton dengan variasi faktor air semen 0,4; 0,45 dan 0,5. Analisis petrografi agregat menunjukkan bahwa agregat eks. Ampel tergolong sebagai jenis basalt yang mengandung mineral plagioklas (40%), piroksen (8%), hornblende (2%), Kalsium feldspar (5%), mineral opak (10%) dan massa dasar gelas volkanik (35%). Sedangkan agregat eks. Kramat tergolong sebagai jenis andesit yang mengandung mineral plagioklas (40%), piroksen (15%), mineral opak (3%) dan massa dasar gelas volkanik (42%). Berdasarkan kandungan mineral agregat serta pengaruhnya terhadap sifat fisik agregat, dapat disimpulkan bahwa beton pada nilai faktor air semen terbaik (0,4) yang menggunakan agregat jenis basalt memiliki nilai kuat tekan 3,49% lebih baik dan nilai kuat lentur 22,44% lebih besar bila dibandingkan dengan kekuatan beton yang menggunakan agregat jenis andesit.
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abdallh Lhwaint, Abdallh Abdulhakim Mustafa Elshawesh Abdurrohim, Yahya Aditya Martien Nugroho Aditya Permana Aditya Permana Aditya Permana AGUS SUMARSONO Agus Wahyudi Ahmad Alhashmi Salam Abuseta Ahmad Baihaqi Ahsan Musthafa Shidiq Akhmad, Amirudin Aloysius Ardy Widya Pradana Amirudin Akhmad Anang Prasetyo Andrean, Regi Andriani, Rizki Mega Andyas Nur Wicaksono Ardhyanto, Dhani Aredha Putra, Himawan Nur Arif Budiarto Arya Surya Baskara Asep Yudha Wirajaya Baihaqi, Ahmad Baktiar Widhianto Bambang Setiawan Bima Wirawan Budi Widhiharjo Budi Yulianto Daryanto Ari Prabowo Dewi Ismoyowati, Dewi Dewi Widowati Diar Kurnia Sari Dicky Faisal Djoko Sarwono Djoko Sarwono Djumari Djumari Djumari Djumari Dyah Ratih Kusumastuti Edo Rizkiawan Eka Nugraha, Sadu Januar Emha, Fieza Abraham Fadholah, Rusdi Faisal, Dicky Fajar Sri Handayani Fakhri Muhammad Fakhri Muhammad, Fakhri Faraj Muftah M Akash Fariza, Muhammad Febrianto, Nugroho Fieza Abraham Emha Florentina Pungky Pramesti Fouad M. Ali Bin Ghasheir Fouad M. Ali Bin Ghasheir, Fouad Gabriel Kusumo Hendrianto Galih Fajar Sujatmiko Hafid Riyan Purnomo Handayani, Fajar Sri Hanung Triyono, AR. Hendrianto, Gabriel Kusumo Hery Widijanto Hidayat, Haris Himawan Nur Aredha Putra Ibnu Setiadi Indra Iskandar Irfansyah, Permana Adi Irvan Kusdiantoro Iskandar, Indra Isna Aulia Salsabila Ivan Fadhila Izzudin Izzudin Jamhari Jamhari Jolis Nainggolan Koosdaryani Soeryodarundio Kusno Adi Sambowo Kusno Adi Sambowo Labib, Naufal Makarim Legowo, Slamet Jauhari Legowo, Slamet Jauhari Leny Noviani Maenkar, Verry Mafruhah, Izza Maharani, Devita Putri Mahardhika Yusuf Maharyono, Prima Anugerah Mamok Suprapto Manuel Simeon Marpaung Marpaung, Manuel Simeon Maulana Andhika Pratama Ilyas Michael Michael Mohammed A. A. Almahdi, Mohammed Mohammed Almahdi Mohmed Alshekh A. M. Hmade1, Mohmed Alshekh Muhammad Ardian, Muhammad Muhammad Caesayuda Wijaya Muhammad Fachri Nasution Muhammad Wildan Ma’arif Mutia Ramadani Hidayah Nailina Safira Cinta Karinova Nandiwardhana, Dionisius Pramudita Nasution, Muhammad Fachri Naufal Akbar Muzaky Naufal Iman Adzhan Naufal Makarim Labib Niken Silmi Surjandari Nugraheni, Novia Ayu Nugraheni, Novia Ayu Nugroho Febrianto Nugroho, Aditya Martien Nurul Istiqomah Okta Valencia, Ramadhan Omar Muhamed Kabbash Omar Muhamed Kabbash1, Omar Muhamed P.Wulan, Cahya Esther Perdana, Dian Noor Citra Permana Adi Irfansyah Pinasthi Nugroho Prabowo, Daryanto Ari Pramesti, Florentina Pungky Pramesti, Florentina Pungky Pramesti, Pungky Pranolo, Sunu Herwi Prasetyo, Handy Pratama Ilyas, Maulana Andhika Pratama, Daniel Aviyanto Pratiwi, Sekar Arum Pratomo, Eko Putro Pratomo, Eko Putro Pungky Pramesti Purnomo, Hafid Riyan Putra, Heri Cahyono Putro, Firman Asto Ramadhana, Muhammad Regi Andrean Rizki Mega Andriani Rizkianto, Tito Rizkiawan, Edo Rochim, Rochim Rochmadi, Andi Rusadi, Indra Putra Rusadi, Indra Putra Rusdi Fadholah Ryan Kurniawan Ryan Kurniawan Santara, Satria Lima Sanusi Sanusi SANUSI SANUSI Sari, Diar Kurnia Sari, Fitria Munita Sari, Fitria Munita Sarjiyanto Satria Lima Santara SATRIYAS ILYAS Setiadi, Ibnu Setiono Setiono Setyowati, Sutari Setyowati, Sutari Shidiq, Ahsan Musthafa Sholihin As’ad Sistra, Mawid Dwi Slamet Jauhari Legowo Sobriyah Sobriyah Soniel Zai, Aroman Karsensyah Sri Widyastuti Stefanus Adi Kristiawan Sudarsana Sudiyono Sudiyono Sugiyarto Sugiyarto Sugiyarto Sugiyarto Sujatmiko, Galih Fajar Sukmana, Salvatore Sumarsono, Agus Sumarsono, Agus Supriadi, Andy Supriadi, Andy Suryoaji, Yusuf Suryoto Suryoto Syafina Anindiyasari Syukriyya Zuhrotul Endang Purwaningsih Thathit Bimo Luhung, Thathit Bimo Tito Rizkianto Tora K., W. Alpha Tuhana Verry Maenkar Wahyuningsih Tri Hermani, Wahyuningsih Tri Wibowo Wibowo Wibowo, Wibowo - Wicaksono, Andyas Nur Wicaksono, Anjar Wido Widhianto, Baktiar Widhiharjo, Budi Widya Pradana, Aloysius Ardy Wijaya, Muhammad Caesayuda Winny Astuti Wiranto, Edi Wiranto, Edi Wirawan, Bima Yahya Abdurrohim Yhudianto, Bondan Yhudianto, Bondan Yudhi Prasetyo, Rhobertus Mahadi Yudhi Prasetyo, Rhobertus Mahadi Yudi Rinanto Yusep Purwana Muslih Yusuf Suryoaji Yusuf, Mahardhika Zulianto, Yusuf Zulianto, Yusuf