Claim Missing Document
Check
Articles

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS DI INSTALASI BEDAH RSUD TUGUREJO SEMARANG PERIODE APRIL 2014 Antoni, Priski; Supadmi, Woro
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Antibiotika merupakan golongan obat yang paling banyak digunakan pada pencegahan infeksi bakteri karena perlakuan bedah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerasionalan penggunaan antibiotika profilaksis dari parameter tepat indikasi, tepat obat, tepat pasiendan tepat dosis dan mengetahui hubungan kerasionalan penggunaan antibiotika dengan lama rawat inap pasien.Metode: Rancangan penelitian ini adalah observasional dengan pengambilan data restropektif. Subyek penelitian ini adalah semua rekam medik pasien di instalasi bedah RSUD Tugurejo Semarang dengan kriteria inklusi rentang usia 20-60 tahun, mendapatkan terapi antibiotika profilaksis, data rekam medik jelas. Data penggunaan antibiotika dianalisis kerasionalannya berdasarkan Pedoman Penggunaan Antibiotika 2011, Clinical Practice Guidelines for Antimicrobial Prophylaxis in Surgery2008, Antibiotic Guidelines 2014-2015 dan Drug Information Handbook 2010.Hasil: penelitian menunjukkan penggunaan antibiotika cefuroxime 10%, cefazoline 44%, ceftriaxone18%, cefotaxime 15% dan ampisiln 13%. Kerasionalan penggunaan antibiotika profilaksis meliputi tepat indikasi 86%, tepat obat 54%, tepat pasien 54% dan tepat dosis 44%. Tidak terdapat hubungan kerasionalan penggunaan antibiotika dengan lama rawat inap pasien (p>0,05).Kesimpulan: Penggunaan antibiotika rasional sebesar 44%, tidak ada hubungan antara kerasionalan penggunaan antibiotika profilaksis dengan lama rawat inap pasien operasi di RSUD Tugurejo Semarang periode April 2014.
Uji Validitas Kuesioner KDQOL-SFTM versi Indonesia pada Pasien Penyakit Ginjal Terminal di RS PKU Muhammadiyah Bantul Nur Shabrina, Atikah; Supadmi, Woro
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 4 No 2 (2019)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.65

Abstract

Penyakit ginjal terminal adalah kerusakan ginjal yang irreversible sehingga mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Pada pengukuran kualitas hidup diperlukan instrumen, salah satunya kuesioner Kidney Disease Quality of Life Short Form KDQOL-SFtm ) versi Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner KDQOL-SFtm versi Indonesia sebagai instrumen alat ukur kualitas hidup pasien penyakit ginjal terminal.Rancangan penelitian ini yaitu observasional diskriptif dengan pendekatan secara cross sectional. Responden pada penelitian adalah pasien penyakit ginjal terminal yang menjalani hemodialisa. Proses validitas meliputi validitas konvergen, validitas diskriminan, known group validity dan uji floor and ceiling effect. Kuesioner memenuhi validitas jika nilai person correlation > 0,40, dan reliabilitas jika nilai cronbach alpha > 0,70. Hasil validitas kuesioner KDQOL-SFtm versi Indonesia terdapat 5 item pertanyaan tidak valid secara konvergen dan diskriminan, 3 item pertanyaan tidak valid secara konvergen dan 5 item tidak valid secara diskriminan. Hasil reliabilitas diperoleh 8 domain dengan nilai cronbach alpha ≤ 0,70. Hasil uji Known Group Validityantara responden laki-laki dengan perempuan pada domain fungsi fisik diperoleh nilai ρ value < 0,05 dan responden usia 41-50 tahun dengan usia 51-60 tahun menunjukkan nilai ρ value ≥ 0,05. Hasil uji floor and ceiling effect pada 8 domain diperoleh selisih persentasenya < 20%. Kesimpulannya adalah kuesioner KDQOL-SFtm versi Indonesia secara keseluruhan dinyatakan valid dan reliabel. Meskipun ada beberapa nomor yang tidak valid dan reliabel, sehingga perludilakukan modifikasi terhadap pertanyaan pada kuesioner KDQOL-SFtm versi Indonesia tersebut.
KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT DAN KUALITAS HIDUP PASIEN HEMODIALISA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERIODE MARET 2015 Endah Karuniawati; Woro Supadmi
Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas (Journal of Pharmaceutical Sciences and Community) Vol 13, No 2 (2016)
Publisher : Sanata Dharma University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.73 KB) | DOI: 10.24071/jpsc.00190

Abstract

The adherence holds an important role that can affect the success rate of the therapy and increase the life quality of the patients. Quality of life is an ability to reflect the health in the term of physically, psychology, and socially and the satisfaction of the patients functional and control level. Research aims to understand relations compliance treatment with the quality of life can be measured by MMAS and WHOQOL questioners. The research applied descriptive, non experimental and cross-sectional methods. The aim of the research was to find out the relationship between the medication adherence and the life quality of the hemodialysis patients. The medication adherence data was gathered by MMAS (Morisky Medication Adherence Scale) and the life quality was gathered by WHOQOL (World Health Organization Quality of Life) of hemodialysis patients at PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital. The research results showed that from 101 respondents the medication adherence in the level of high 58,42 %, level moderate 8 , 91 % and low 32 , 67 %.) .The quality of life of patients of the domain physical, mental, social and environmental at a high rate and low. Relations adherence the use of a drug with the quality of life of significant (p 0,005) in all the domain. Compliance the use of drugs associated with the quality of life of hemodialysis patients at PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital.
Pharmaceutical Care Training Increases the Ability Pharmacists to Reduce the Incidence of Medication Error Akrom Akrom; Budiyono Budiyono; Woro Supadmi
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 4, No 2: June 2015
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.283 KB) | DOI: 10.11591/ijphs.v4i2.4721

Abstract

The objective of the study was to know the potential incidence of medication errors before and after the training of pharmaceutical care in the Outpatient Pharmacy Unit of general privat hospital in rural area of Yogyakarta. The observational studi used to describe the potential medication errors in prescribing phase and dispensing phase and to determine its completion. This research was conducted prior to the training of pharmaceutical care that is in May and after the training of pharmaceutical care that was in June 2014 at the Outpatient Unit of general privat hospital in rural area Yogyakarta. The data was taken from a book review of prescriptions in outpatient units for the month. The results showed that the number of potential medication errors before the training of pharmaceutical care in prescribing phase (prescribing errors) found 17 cases or 0.21% and the dispensing phase (dispensing error) as many as 36 cases or 0.45%. While the potential for medication errors after the training phase of pharmaceutical care in prescribing phase (prescribing error) is found as many as 115 cases or 1.45% and the dispensing phase (dispensing error) is found as many as 165 cases or 2.10%.
Quality of life in cancer outpatients using the EORTC QLQ-C30 questionnaire at PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital Fitri Ayu Wahyuni; Woro Supadmi; Endang Yuniarti
Farmasains : Jurnal Farmasi dan Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/farmasains.v5i2.15219

Abstract

Cancer is a disease characterized by the uncontrolled growth of abnormal cells in the body, which can be treated using chemotherapy as one of the therapies. However, some of chemotherapy's main side effects, such as nausea, vomiting, and pain, are associated with decreased quality of life. The patient's quality of life is measured from several dimensions: dimensions of physical health, psychological well-being, social and environmental relationships. This study aims to describe the quality of life of cancer patients at PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital. This study used a cross-sectional design with all cancer patients undergoing chemotherapy during the study period who had met the inclusion criteria. The patient's quality of life was measured using the EORTC QLQ-C30 questionnaire. The results showed the quality of life of cancer patients based on a functional scale from the domain of the social function (84.55 ± 24.54), emotional function (79.20 ± 24.08), cognitive function (77.23 ± 27.82), role function (73.98 ± 31.85), and physical function (69.43 ± 29.09), the symptom scale shortness of breath (9.75 ± 18.62), diarrhea (11.38 ± 25.39), financial constraints (23.57 ± 24.99), constipation (25.20 ± 33.15), pain (25.61 ± 30.29), nausea and vomiting (33.33 ± 28.13), insomnia (8.21 ± 41.87), fatigue (45.79 ± 29.93), and loss of appetite (48.78 ± 37.34). The highest score on the functional scale was the social function, and the lowest score was in the physical function. The highest score on the symptom scale was appetite loss, and the lowest score was the shortness of breath.  
KAITAN PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK DAN ANTI INFLAMASI NON STEROID DENGAN KEJADIAN GAGAL GINJAL KRONIK PADA PASIEN HEMODIALISIS DI RSU PKU MUHAMMADYAH YOGYAKARTA Woro Supadmi; Lukman Hakim
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 9 No. 2 (2012): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.vol9.iss2.art2

Abstract

Gagal ginjal kronik merupakan masalah kesehatan, sosial dan ekonomi dengan peningkatan insidensi, prevalensi dan morbiditas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada kaitan dan nilai odds ratio antara penggunaan analgetik dan OAINS dengan kejadian GGK di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan rancangan case control, kelompok kasus adalah pasien gagal ginjal kronik yang melakukan hemodialisa dan kelompok kontrol adalah pasien yang melakukan rawat inap tidak terdiagnosa GGK. Data sekunder diperoleh dari rekam medik pasien, data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dengan panduan lembar pertanyaan. Data dianalisis dengan tabel 2x2 chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan analgetik tidak berkaitan dengan kejadian GGK (OR 0,1;p>0,05;CI 0,018-0,366). Penggunaan OAINS berkaitan dengan kejadian GGK (OR 4,4; p<0,05;CI 0,906-21,97). Penggunaan analgetik dan OAINS berkaitan dengan kejadian GGK (OR 5,1;p<0,05;CI 1,057-24,78). Lama penggunaan analgetik tidak berkaitan dengan kejadian GGK (OR 1,4;p>0,05;CI 0,307-5,94), jumlah tablet penggunaan analgetik berkaitan dengan kejadian GGK (OR 23;p<0,05;CI 3,981-131). Lama penggunaan OAINS tidak berkaitan dengan kejadian GGK (OR 0,4;p>0,05;CI 0,018-7,29), jumlah tablet penggunaan OAINS berkaitan dengan kejadian GGK (OR 12;p<0,05;CI 0,936-153). Lama penggunaan analgetik dan OAINS tidak berkaitan dengan kejadian GGK (OR 0,6;p>0,05;CI 0,036-6,9), jumlah tablet penggunaan analgetik dan OAINS tidak berkaitan dengan kejadian GGK (OR 1,1;p>0,05;CI 0,138-7,934).Kata kunci : analgetik, faktor risiko, GGK (Gagal Ginjal Kronik), OAINSABSTRACTChronic renal failure is a matter of health, social and economi with increasing incidence, prevalence and morbidity. This study was aimed to observe assosiation between the used of analgesics and NSAIDs and calculate odds ratio of chronic renal failure incidence at PKU Muhammadiyah Hospital in Yogyakarta. The study used analytical observation with case control desingn,group of case cosisted as chronic renal failure patients who do hemodialysis and group of control who are not diagnosed with chronic renal failure. Secondary data were obtained from patient’s medical records, the primary data were obtained through indepth interview by guided questionnaire. Data analysis was using the 2x2 table and analyzed with chi square test to find out the correlation and the odds ratio between the use of analgesics and NSAIDs of chronic renal failure incidance. The used of analgesics not assosiation of chronic renal failure incidence (OR 0.1;p>0.05;CI 0.018 to 0,366). The used of NSAIDs assosiation of chronic renal failure incidence (OR 4.4;p< 0,05;CI 0.906 to 21.97). The used of analgesics and NSAID assosiation of chronic renal failure incidence (OR 5.1;p<0.05;CI 1.057 to 24.78). Duration of the used of analgesics not assosiation of renal failure incidence (OR 1.4;p>0.05;CI 0.307 to 5.94), the used total tablets analgesics correlation of chronic renal failure incidence (OR 23;p<0.05;CI 3.981 to 131). Duration of the used of NSAIDs was not assosiation of chronic renal failure incidence (OR 0.4;p>0.05;CI 0.018 to 7.29), number of totals tablets NSAIDs assosiation of chronic renal failure incidence (OR 12;p<0.05;CI 0.936 to 153). Duration of the used of analgesics and NSAIDs were not assosiation of chronic renal failure incidence (OR 0.6;p>0.05;CI 0.036 to 6.9), number of totals tablets to the used of analgesics and NSAIDs were not assosiation of chronic renal failure incidence (OR 1.1;p>0.05;CI 0.138 to 7.934).Keywords: analgesics, chronic renal failure, NSAIDs, risk factors
EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS DI INSTALASI BEDAH RSUD TUGUREJO SEMARANG PERIODE APRIL 2014 Priski Antoni; Woro Supadmi
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.1

Abstract

Latar belakang: Antibiotika merupakan golongan obat yang paling banyak digunakan pada pencegahan infeksi bakteri karena perlakuan bedah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerasionalan penggunaan antibiotika profilaksis dari parameter tepat indikasi, tepat obat, tepat pasiendan tepat dosis dan mengetahui hubungan kerasionalan penggunaan antibiotika dengan lama rawat inap pasien.Metode: Rancangan penelitian ini adalah observasional dengan pengambilan data restropektif. Subyek penelitian ini adalah semua rekam medik pasien di instalasi bedah RSUD Tugurejo Semarang dengan kriteria inklusi rentang usia 20-60 tahun, mendapatkan terapi antibiotika profilaksis, data rekam medik jelas. Data penggunaan antibiotika dianalisis kerasionalannya berdasarkan Pedoman Penggunaan Antibiotika 2011, Clinical Practice Guidelines for Antimicrobial Prophylaxis in Surgery2008, Antibiotic Guidelines 2014-2015 dan Drug Information Handbook 2010.Hasil: penelitian menunjukkan penggunaan antibiotika cefuroxime 10%, cefazoline 44%, ceftriaxone18%, cefotaxime 15% dan ampisiln 13%. Kerasionalan penggunaan antibiotika profilaksis meliputi tepat indikasi 86%, tepat obat 54%, tepat pasien 54% dan tepat dosis 44%. Tidak terdapat hubungan kerasionalan penggunaan antibiotika dengan lama rawat inap pasien (p>0,05).Kesimpulan: Penggunaan antibiotika rasional sebesar 44%, tidak ada hubungan antara kerasionalan penggunaan antibiotika profilaksis dengan lama rawat inap pasien operasi di RSUD Tugurejo Semarang periode April 2014.
INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI BANGSAL HEMODIALISIS RUMAH SAKIT HAPPYLAND YOGYAKARTA Jumiati; Woro Supadmi
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.22

Abstract

Latar belakang: Pasien gagal ginjal kronik menyebabkan penurunan fungsi ekskresi sehingga dapat menyebabkan kadar obat dalam darah meningkat. Penggunaan obat lebih dari satu meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi obat. Interaksi obat dapat menyebabkan kerugian pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase pasien hemodialisa yang mengalami kejadian interaksi obat potensial, obat-obat yang sering berinteraksi, serta kajian interaksi obat berdasarkan tingkat signifikansi, onset, dan severity. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pengumpulan data secara prospektif. Subjek penelitian adalah rekam medik pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialysis di Rumah Sakit Happyland Yogyakarta. Data diperoleh dengan cara survei langsung terhadap data terapi dan hasil pemeriksaan pasien Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 8,7% (8 pasien) dari 92 pasien hemodialisis berpotensi mengalami interaksi obat. Jenis obat yang sering berinteraksi adalah ranitidine dan antasida. Kejadian interaksi obat yang paling banyak terjadi adalah pada tingkat signifikansi 4 terdapat 4 kasus (50%), onset yaitu delayed sebesar 7 kasus (87,5%), dan severity yaitu moderate sebesar 5 kasus (62,5%). Kesimpulan: Persentase potensi interaksi obat pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis sebesar 8,7%, dengan interaksi yang sering terjadi adalah obat ranitidin dan antasida, dan kejadian interkasi terbanyak adalah pada tingkat signifikansi 4.
IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN AUTIS DI RUMAH SAKIT X KOTA YOGYAKARTA Ruri Renggani Sandra; Della Midi Wardhani; Woro Supadmi
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.52

Abstract

Autism spectrum disorders (ASD) adalah gangguan perkembangan saraf dengan penyebab yang kompleks dari banyak fakor Penggunaan obat pada pasien autis harus dimonitoring untuk mencegah terjadinya drug related problems. Intervensi farmasis dengan mengidentifikasi kejadian drug related problem adalah kegiatan pelayanan asuhan kefarmasian untuk meningkatkan keberhasilan terapi. Penelitian ini adalah observasional dengan pengumpulan data secara retrospektif berdasarkan data rekam medik. Evaluasi kejadian drug related problems meliputi indikasi yang tidak diterapi, terapi tanpa indikasi, pemilihan obat yang tidak tepat, overdosis, under dosis, adverse drug reactions dan interaksi obat. Literatur yang digunakan sebagai acuan adalah Drug Information Handbook, 18thed, Stockley Drug Interaction, Drugs Interaction Facts 2001, dan Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach 2005 dan jurnal yang relevan. Hasil penelitian diperoleh pasien dengan jenis kelamin laki-laki 20 pasien (77%), perempuan 6 pasien (23%). Usia antara 6-11 tahun yaitu 15 pasien (58%), 1-5 tahun terdapat 9 pasien (34%), usia <1 tahun dan 12-17 tahun masing-masing sebanyak 1 pasien (4%). Penyakit penyerta ISPA merupakan kasus yang paling banyak terjadi, terbanyak kedua adalah epilepsi dan gastroenteritis akut (GEA). Kejadian DRPs Indikasi tidak diterapi 9%, Terapi tanpa indikasi 9%, Pemilihan obat tidak tepat 9%, Over dosis 31%, Under dosis 33% dan interaksi obat 9%. Terdapat 24 pasien ( 92,3%) yang mengalami DRPs potensial dan 2 pasien (7,7%) yang tidak mengalami. Kriteria DRPs dengan persentase tertinggi adalah under dosis sebanyak 33% dan over dosis sebanyak 31%.
Uji Validitas Kuesioner KDQOL-SFTM versi Indonesia pada Pasien Penyakit Ginjal Terminal di RS PKU Muhammadiyah Bantul Atikah Nur Shabrina; Woro Supadmi
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 4 No 2 (2019)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.65

Abstract

Penyakit ginjal terminal adalah kerusakan ginjal yang irreversible sehingga mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Pada pengukuran kualitas hidup diperlukan instrumen, salah satunya kuesioner Kidney Disease Quality of Life Short Form KDQOL-SFtm ) versi Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner KDQOL-SFtm versi Indonesia sebagai instrumen alat ukur kualitas hidup pasien penyakit ginjal terminal.Rancangan penelitian ini yaitu observasional diskriptif dengan pendekatan secara cross sectional. Responden pada penelitian adalah pasien penyakit ginjal terminal yang menjalani hemodialisa. Proses validitas meliputi validitas konvergen, validitas diskriminan, known group validity dan uji floor and ceiling effect. Kuesioner memenuhi validitas jika nilai person correlation > 0,40, dan reliabilitas jika nilai cronbach alpha > 0,70. Hasil validitas kuesioner KDQOL-SFtm versi Indonesia terdapat 5 item pertanyaan tidak valid secara konvergen dan diskriminan, 3 item pertanyaan tidak valid secara konvergen dan 5 item tidak valid secara diskriminan. Hasil reliabilitas diperoleh 8 domain dengan nilai cronbach alpha ≤ 0,70. Hasil uji Known Group Validityantara responden laki-laki dengan perempuan pada domain fungsi fisik diperoleh nilai ρ value < 0,05 dan responden usia 41-50 tahun dengan usia 51-60 tahun menunjukkan nilai ρ value ≥ 0,05. Hasil uji floor and ceiling effect pada 8 domain diperoleh selisih persentasenya < 20%. Kesimpulannya adalah kuesioner KDQOL-SFtm versi Indonesia secara keseluruhan dinyatakan valid dan reliabel. Meskipun ada beberapa nomor yang tidak valid dan reliabel, sehingga perludilakukan modifikasi terhadap pertanyaan pada kuesioner KDQOL-SFtm versi Indonesia tersebut.
Co-Authors . Fitriyani Adnan Adnan Adnan, Adnan Adrian A. Kaptein Adrian A. Kaptein Ajeng Diantini Akrom Akrom Akrom, Akrom Ambar Yunita Nugraheni Anak Agung Gede Sugianthara Andriana Sari Andriana Sari Antoni, Priski Ardhiani, Menit Ardiansyah, Ryan Aristia, Bella Fevi Atikah Nur Shabrina Aulia Kurniapuri Auliya A. Suwantika Azis Ikhsanudin Bambang Purwoko Boisi, Cici Feronika Budiyono Budiyono Candradewi, Susan Fitria Chong, Rockie Cut Fatia Ulfa Cut Fatia Ulfa Damayanti, Elok Della Midi Wardhani Dwi Hastuti Dwi Hastuti Dwi Sulisworo Dyah A. Perwitasari Dyah A. Perwitasari Dyah Aryani Perwitasari Ela Fadilah Pramsa Endah Karuniawati Endang Darmawan Endang Yuniarti Endang Yuniarti Endang Yuniarti Endang Yuniarti Endang Yuniarti Endang Yuniarti Endang Yuniarti Endang Yuniarti Esty Elvinda Fahrian Hipmi, Ahmad Farid, Yandira Mifta Fasyir, Syaima’ Rihan Fatkhiya, Musa Fitri Fatma Nuraisyah, Fatma Firman Firman Fitri Ayu Wahyuni Fitri Nur Mahmudah Fitri Qoriawaty Fitriana, Elinda Fitriyani Fitriyani Fitriyani, Fitriyani Gailea, Astrimulyana Giatna, Sifak Gita Husna Rahmadani Gustinanda, Rizky Haafizah Dania Hadiq, Shabran Hanindia Riyani Hariadi Wijaya, Made Hasniah Hasniah Hendra Darmawan Hendy Ristiono Herjanti Ratnawiningsih Hesty Riza Oktastika Hidayah Apriliawan Hidayati, Ana Iin Ike Ardiani Ilham Bintang Agung Imaniar Noor Faridah Imaniar Noor Faridah Joko Sudibyo Jumiati Kanindya Nur P Kaptein, Adrian A. Kartikasari, Ayu Lifia Nur Khairi, Sabiah Kurniyati, . Kurniyati, . Lalu Muhammad Irham Lolita Lukman Hakim Maharani, Fadya Bella Suci Malihi, La Mashita, Siti Masita Sari Dewi Ma’ruf, Muhammad Monica, Lia Mufidah, Syarifatul Muh Muhlis Muhammad Muhlis Muhammad Muhlis Muhammad MuMuhlis Muhammad Thesa Ghozali Muhammad Yusron Maulana El-Yunusi Muhartati, Sri Aisyah Muhlis, Muh Murwiningsih Murwiningsih Novita, Sisri Nugraha, Media Fitri Isma Isma Nur Rahmatiya Abas, Siti Nur Shabrina, Atikah Nurfadilasari, Ulfa Mustofa Perwitasari, Dyah A. Pranata, Satria Priski Antoni Purwanto , Barkah Djaka Purwanto, Barkah Djaka Puspitaningrum, Anisa Nova Puspitasari, Kartini Qarriy 'Aina Urfiyya Rahmar Qifari Nasrun Rahmiati, Siti Rahmmawati, Rini Rassyifa, Aloina Jean Ratna R. Rendy Kurniawan Restu Pranandari Riat El Khair Rikifani, Shoma Rizky Budi Santoso Rumambi, Tita Yulianti Ruri Renggani Sandra Saputri, Ginanjar Zukhruf Sari, Prita Anggraini Kartika Sary, Mega Indah Seseray, Yuliana Ludia Shoma Rikifani Siswanto, Lalu Muhammad Harmain Siti Rahmiati Siti Rahmiati Sri Aisyah Muhartati Sri Aisyah Muhartati Sri Awalia Febriana Sri Sulistyorini Stefy Muliyani Muljabar Sudibyo, Joko Sugiyarto Surono, Sugiyarto Sulastri Sulastri Sulastri Sulastri Susan Fitria Candradewi Susilo, Rinto Suwantika, Auliya Abdurrohim Tina Rostinawati Triandika, Rifaldy Trisna , Yulia Trisna, Yuliana Triyo Nova Wibowo, Anisa Devi Kharisma Wigatiningtyas, Ariska Wijaya, Made Hariadi Wirawan Adikusuma Yulia Indah Widianti Yuni Lestari Yuptarol Mujahidah Zukhruf Saputri, Ginanjar